Artinya :
24. Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik1 seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,
25. (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan
Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.
26. Dan perumpamaan kalimat yang buruk1 seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut
akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.
27. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh 1 (dalam
kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan
Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
1.
2.
4.
5.
Dalam surat Ibrahim ayat 24-27 yang sekarang ini kita kaji, ada salah satu ayat yang
memiliki asbabun nuzul. Didalam tafsir Al-Misbah (Shihab, 2002, hal. 54), tafsir Al-Maragi
(Al-Maragi, 1992, hal. 279) dan tafsir Ibnu Katsir (Abdullah, 2004, hal. 538) bahwa dalam
tafsirnya pada ayat 24 merupakan periwayatan perumpamaan pada pohon yang baik, berdasar
pada satu riwayat yang menyatakan (Abdullah) putra ‘Umar ra berkata : bahwa suatu ketika
kami berada disekeliling Rasulullah saw, lalu beliau bersabda: “Beritahulah aku tentang
sebuah pohon yang serupa dengan seorang muslim, memberikan buahnya pada setiap
musim!” Putra ‘Umar berkata: “Terlintas dalam benakku bahwa pohon itu adalah pohon
kurma tetapi Aku lihat Abu Bakar dan Umar tidak berbicara, maka aku segan berbicara.” Dan
seketika Rasulullah saw tidak mendengar jawaban dari hadirin, beliau bersabda: “Pohon itu
adalah pohon kurma.” Setelah selesai pertemuan dengan Rasulullah saw itu, aku berkata
kepada ayahku Umar: “Wahai Ayahku! Demi Allah telah terlintas dalam benakku bahwa
yang dimaksud adalah pohon kurma,” beliau berkata: “ Mengapa engkau tidak
menyampaikannya?” aku menjawab: aku tidak melihat seorang pun berbicara maka akupun
segan berbicara.” Umar ra berkata: “seandainya engkau menyampaikannya maka sungguh itu
lebih kusukai dari ini dan itu” HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan lain-lain. Maka setelah
adanya periwayatan itu, pohon yang baik yang digambarkan dalam ayat ini merupakan pohon
kurma dan terjadi turun ayat ini, menjadikan perumpamaan terhadap pohon yang menurut
Allah baik.1
1.Ayat 24
Tafsir Jalalain: ( َأَلْم َتَرTidakkah kamu perhatikan) memperhatikan َك ْيَف َض َر َب ُهَّللا َم َثاًل
(bagaimana Allah telah membuat perumpamaan) lafal matsalan ini dijelaskan oleh badalnya,
yaitu ( َك ِلَم ًة َطِّيَبًةkalimat yang baik) yakni kalimat laa ilaaha illallaah/tiada Tuhan selain Allah,
( َك َش َج َرٍة َطِّيَبٍةseperti pohon yang baik) yaitu pohon kurma ( َأْص ُلَها َثاِبٌتakarnya teguh) menancap
dalam di bumi ( َو َفْر ُع َهاdan cabangnya) ranting-rantingnya ( ِفي الَّس َم اِءmenjulang ke langit).
Tafsir Ibnu Katsir: Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman
Allah: ( َم َثاًل َك ِلَم ًة َطِّيَبًةPerumpamaan kalimat yang baik) ia mengatakan: “Yaitu kalimat laa
ilaaHa illallaaH”. ( َك َش َج َرٍة َطِّيَبٍةseperti pohon yang baik) yaitu orang mukmin; َأْص ُلَها َثاِبٌت
(akarnya teguh).
Ia mengatakan: “Tidak ada ilah yang haq selain Allah” dalam hati orang mukmin: َو َفْر ُع َها ِفي
( الَّس َم اِءDan cabangnya [menjulang] ke langit) ia mengatakan: “Dengan kalimat thayyibah itu,
amal perbuatan orang mukmin diangkat ke langit”.
Adh-Dhahhak, Sa’id bin Jubair, Ikrimah, Mujahid dan mufassir lainnya juga mengatakan,
bahwa hal itu adalah perumpamaan amal perbuatan, perkataan yang baik dan amal shalih
orang mukmin dan bahwa orang mukmin itu bagaikan pohon kurma; Amal baik orang
mukmin itu senantiasa diangkat baginya pada setiap saat, pada setiap kesempatan, pada
waktu pagi maupun petang. Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata: “Kami
sedang berada di samping Rasulullah saw, lalu beliau bersabda: “Sebutkanlah sebuah pohon
yang serupa atau seperti orang muslim yang daunnya tidak berjatuhan pada musim panas dan
musim dingin dan menghasilkan buah setiap saat dengan izin Rabbnya”.
Tafsir Quraish Shihab: Tidak tahukah engkau, wahai manusia, bagaimana Allah membuat
permisalan kalimat yang baik dan kalimat yang buruk. Dia memisalkan kalimat yang baik
bagaikan pohon yang banyak manfaatnya.
1
Rijki ramdani,asbabun nuzul surat ibrahim(14) : 24 – 27,
Pangkalnya tertanam kokoh dengan akar-akarnya di dalam tanah, sedang pucuk-pucuknya
menjulang tinggi ke angkasa. Kalimat yang baik ini termasuk di dalamnya kalimat tauhid:
pengesaan Allah dengan kalimat Lâ Ilâh Illâ Allâh.
2.Ayat 25
Tafsir Jalalain: ( ُتْؤ ِتيPohon itu memberikan) membuahkan ( ُأُك َلَهاbuahnya) buah-buahannya
( ُك َّل ِح يٍن ِبِإْذ ِن َر ِّبَهاpada setiap musim dengan seizin Rabbnya) dengan kehendak-Nya demikian
pula kalimat iman tertanam di dalam kalbu orang mukmin sedangkan amalnya naik ke langit
kemudian memperoleh berkah dan pahala amalannya itu setiap saat.
( َو َيْض ِر ُبdan dibuatkan) dijelaskan ( ُهَّللا اَأْلْم َثاَل ِللَّناِس َلَعَّلُهْم َيَتَذ َّك ُروَنoleh Allah perumpamaan-
perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat) mau mengambil pelajaran
daripadanya kemudian mereka mau beriman karenanya.
Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: ( ُتْؤ ِتي ُأُك َلَها ُك َّل ِح يٍنPohon itu memberikan buahnya pada
setiap musim) Tampak dari susunan kalimat tersebut bahwa orang mukmin itu seperti sebuah
pohon yang selalu berbuah pada setiap waktu, pada musim panas dan musim dingin, baik
pada malam hari maupun pada siang hari.
Demikian pula seorang mukmin yang senantiasa diangkat baginya amal perbuatan yang baik
sepanjang malam dan di penghujung siang pada setiap waktu, setiap saat. ( ِبِإْذ ِن َر ِّبَهاDengan
seizin Rabbnya) yakni secara sempurna, banyak, bagus dan penuh berkah.
( َو َيْض ِر ُب ُهَّللا اَأْلْم َثاَل ِللَّناِس َلَعَّلُهْم َيَتَذ َّك ُروَنAllah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia supaya mereka selalu ingat)
Tafsir Quraish Shihab: Dengan kehendak penciptanya, pohon itu selalu berbuah pada
waktu-waktu tertentu. Demikian juga kalimat tauhid: tertanam kokoh dalam hati orang
Mukmin, dan amalannya naik menuju Allah. Dia selalu mendapatkan berkah dan balasannya
pada setiap waktu.
3.Ayat 26
Tafsir Jalalain: ( َو َم َثُل َك ِلَم ٍة َخ ِبيَثٍةDan perumpamaan kalimat yang buruk) yaitu kalimat
kekafiran ( َك َش َج َرٍة َخ ِبيَثٍةseperti pohon yang buruk) yaitu pohon hanzhal yang buahnya sangat
pahit ( اْج ُتَّثْتyang telah dicabut) telah dibongkar sampai ke akar-akarnya.
( ِم ْن َفْو ِق اَأْلْر ِض َم ا َلَها ِم ْن َقَر اٍرdari permukaan bumi, ia tidak dapat tetap sedikit pun) artinya tidak
mempunyai tempat untuk berpijak lagi, maka demikian pula keadaan kalimat kekafiran tidak
mempunyai tempat berpijak, tidak mempunyai ranting dan pula tidak ada keberkahannya.
Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: ( َو َم َثُل َك ِلَم ٍة َخ ِبيَثٍة َك َش َج َرٍة َخ ِبيَثٍةDan perumpamaan kalimat
yang buruk seperti pohon yang buruk) ini merupakan perumpamaan kekafiran orang kafir
yang tidak memiliki dasar dan keteguhan, bagaikan pohon al-hanzhal (yang buahnya pahit
dan menyebabkan mencret) atau dinamakan juga asy-syaryan.
Firman Allah: ( اْج ُتَّثْتyang telah dicabut dengan akar-akarnya) diambil sampai akar-akarnya;
( ِم ْن َفْو ِق اَأْلْر ِض َم ا َلَها ِم ْن َقَر اٍرDari permukaan bumi tidak dapat tetap [tegak] sedikit pun)
Maksudnya, pohon itu tidak lagi punya akar dan tidak bisa berdiri tegak dan teguh.
Demikian pula kekafiran, ia tidak punya dasar, tidak punya cabang dan amal orang kafir tidak
dapat diangkat dan sama sekali tidak diterima Allah.
Tafsir Quraish Shihab: Sedangkan kalimat yang buruk, adalah bagaikan pohon yang buruk
pula. Pohon itu tercabut dari akarnya dan roboh di atas tanah karena tidak tertancap dengan
kokoh. Dan begitulah kalimat yang jelek, mudah disanggah, karena tidak kuat dan tidak
didukung oleh alasan yang kuat.2
4.Ayat 27
Tafsir Al-Muyassar : Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan ucapan yang benar
lagi kuat, yaitu persaksian bahwa sesungguhnya tidak ada yang berhak diibadahi kecuali
Allah dan bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah dan apa yang dibawanya adalah
agama yang haq. Allah meneguhkan mereka dengannya di kehidupan dunia dan ketika
mereka akan meninggal dengan husnul khatimah, dan ketika di alam kubur, tatkala
menghadapi pertanyaan dua malaikat, dengan memberinya petunjuk kepada jawaban yang
benar. Dan Allah akan menyesatkan orang-orang zhalim dari jalan kebenaran di dunia dan di
akhirat. Dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki, untuk memberikan taufik kepada
orang-orang beriman dan mengabaikan penganut kekafiran dan orang-orang yang melampaui
batas.
Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan perkataan yang benar, yaitu kalimat
syahadat ‘laa ilaaha illaa Allah, Muhammad Rasulullah’. Allah meneguhkan mereka di dunia
ketika kematian saat dua malaikat menanyai mereka dalam kubut, dan di hari kiamat
meneguhkan mereka dari kengerian pada hari itu.
Dan Allah menyesatkan orang-orang kafir sehingga mereka tidak mendapat petunjuk kepada
kebenaran dan jawaban yang benar. Allah berbuat terhadap hamba-hamba-Nya dengan
kehendak-Nya sesuai dengan keadilan dan kemurahan-Nya.
Dari al-Barra’ bin ‘Azib, Rasulullah bersabda: “Seorang muslim jika ditanya dalam kuburnya
maka akan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan
Allah; dan itulah maksud dari firman Allah:
يثبت هللا الذين ءامنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي اآلخرة