Anda di halaman 1dari 9

C.

Surat Ibrahim Ayat 24-27

C.1 Redaksi dan Terjemah Ayat


Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ؕ‫ُتۡؤ ِتۤۡى ُاُك َلَها ُك َّل ِح ۡي ٍۢن ِبِاۡذ ِن َر ِّبَها‬٢٤ ‫َاَلۡم َتَر َك ۡي َف َض َرَب ُهّٰللا َم َثاًل َك ِلَم ًة َطِّيَبًة َك َش َج َرٍة َطِّيَبٍة َاۡص ُلَها َثاِبٌت َّو َفۡر ُع َها ِفى الَّس َم ٓاِۙء‬
‫َو َم َثُل َك ِلَم ٍة َخ ِبۡي َثٍة َك َش َج َرٍة َخ ِبۡي َثٍةۨ اۡج ُتَّثۡت ِم ۡن َفۡو ِق اَاۡلۡر ِض َم ا َلَها ِم ۡن َقَر اٍر‬٢٥ ‫َو َيۡض ِر ُب ُهّٰللا اَاۡلۡم َثاَل ِللَّناِس َلَعَّلُهۡم َيَتَذ َّك ُر ۡو َن‬
‫ّٰظ‬
‫ُيَثِّبُت ُهّٰللا اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۡو ا ِباۡل َقۡو ِل الَّثاِبِت ِفى اۡل َح ٰي وِة الُّد ۡن َيا َو ِفى اٰاۡل ِخ َرِةۚ َو ُيِض ُّل ُهّٰللا ال ِلِم ۡي َن‬٢٦ ۙ ‫َو َيۡف َعُل ُهّٰللا َم ا َيَشٓاُء‬٢٧

Artinya :

24. Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik1 seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,

25. (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan
Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.

26. Dan perumpamaan kalimat yang buruk1 seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut
akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.

27. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh 1 (dalam
kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan
Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.

C.2 Mufrodat Surat Ibrahim Ayat 24-27

1.

2.

4.

5.

C.3 Asbabun Nuzul Surat Ibrahim

Dalam surat Ibrahim ayat 24-27 yang sekarang ini kita kaji, ada salah satu ayat yang
memiliki asbabun nuzul. Didalam tafsir Al-Misbah (Shihab, 2002, hal. 54), tafsir Al-Maragi
(Al-Maragi, 1992, hal. 279) dan tafsir Ibnu Katsir (Abdullah, 2004, hal. 538) bahwa dalam
tafsirnya pada ayat 24 merupakan periwayatan perumpamaan pada pohon yang baik, berdasar
pada satu riwayat yang menyatakan (Abdullah) putra ‘Umar ra berkata : bahwa suatu ketika
kami berada disekeliling Rasulullah saw, lalu beliau bersabda: “Beritahulah aku tentang
sebuah pohon yang serupa dengan seorang muslim, memberikan buahnya pada setiap
musim!” Putra ‘Umar berkata: “Terlintas dalam benakku bahwa pohon itu adalah pohon
kurma tetapi Aku lihat Abu Bakar dan Umar tidak berbicara, maka aku segan berbicara.” Dan
seketika Rasulullah saw tidak mendengar jawaban dari hadirin, beliau bersabda: “Pohon itu
adalah pohon kurma.” Setelah selesai pertemuan dengan Rasulullah saw itu, aku berkata
kepada ayahku Umar: “Wahai Ayahku! Demi Allah telah terlintas dalam benakku bahwa
yang dimaksud adalah pohon kurma,” beliau berkata: “ Mengapa engkau tidak
menyampaikannya?” aku menjawab: aku tidak melihat seorang pun berbicara maka akupun
segan berbicara.” Umar ra berkata: “seandainya engkau menyampaikannya maka sungguh itu
lebih kusukai dari ini dan itu” HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan lain-lain. Maka setelah
adanya periwayatan itu, pohon yang baik yang digambarkan dalam ayat ini merupakan pohon
kurma dan terjadi turun ayat ini, menjadikan perumpamaan terhadap pohon yang menurut
Allah baik.1

C.4 Pendapat Para Mufassir

1.Ayat 24

Tafsir Jalalain: ‫( َأَلْم َتَر‬Tidakkah kamu perhatikan) memperhatikan ‫َك ْيَف َض َر َب ُهَّللا َم َثاًل‬
(bagaimana Allah telah membuat perumpamaan) lafal matsalan ini dijelaskan oleh badalnya,
yaitu ‫( َك ِلَم ًة َطِّيَبًة‬kalimat yang baik) yakni kalimat laa ilaaha illallaah/tiada Tuhan selain Allah,

‫( َك َش َج َرٍة َطِّيَبٍة‬seperti pohon yang baik) yaitu pohon kurma ‫( َأْص ُلَها َثاِبٌت‬akarnya teguh) menancap
dalam di bumi ‫( َو َفْر ُع َها‬dan cabangnya) ranting-rantingnya ‫( ِفي الَّس َم اِء‬menjulang ke langit).

Tafsir Ibnu Katsir: Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman
Allah: ‫( َم َثاًل َك ِلَم ًة َطِّيَبًة‬Perumpamaan kalimat yang baik) ia mengatakan: “Yaitu kalimat laa
ilaaHa illallaaH”. ‫( َك َش َج َرٍة َطِّيَبٍة‬seperti pohon yang baik) yaitu orang mukmin; ‫َأْص ُلَها َثاِبٌت‬
(akarnya teguh).

Ia mengatakan: “Tidak ada ilah yang haq selain Allah” dalam hati orang mukmin: ‫َو َفْر ُع َها ِفي‬
‫( الَّس َم اِء‬Dan cabangnya [menjulang] ke langit) ia mengatakan: “Dengan kalimat thayyibah itu,
amal perbuatan orang mukmin diangkat ke langit”.

Adh-Dhahhak, Sa’id bin Jubair, Ikrimah, Mujahid dan mufassir lainnya juga mengatakan,
bahwa hal itu adalah perumpamaan amal perbuatan, perkataan yang baik dan amal shalih
orang mukmin dan bahwa orang mukmin itu bagaikan pohon kurma; Amal baik orang
mukmin itu senantiasa diangkat baginya pada setiap saat, pada setiap kesempatan, pada
waktu pagi maupun petang. Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata: “Kami
sedang berada di samping Rasulullah saw, lalu beliau bersabda: “Sebutkanlah sebuah pohon
yang serupa atau seperti orang muslim yang daunnya tidak berjatuhan pada musim panas dan
musim dingin dan menghasilkan buah setiap saat dengan izin Rabbnya”.

Tafsir Quraish Shihab: Tidak tahukah engkau, wahai manusia, bagaimana Allah membuat
permisalan kalimat yang baik dan kalimat yang buruk. Dia memisalkan kalimat yang baik
bagaikan pohon yang banyak manfaatnya.

1
Rijki ramdani,asbabun nuzul surat ibrahim(14) : 24 – 27,
Pangkalnya tertanam kokoh dengan akar-akarnya di dalam tanah, sedang pucuk-pucuknya
menjulang tinggi ke angkasa. Kalimat yang baik ini termasuk di dalamnya kalimat tauhid:
pengesaan Allah dengan kalimat Lâ Ilâh Illâ Allâh.

2.Ayat 25

Tafsir Jalalain: ‫( ُتْؤ ِتي‬Pohon itu memberikan) membuahkan ‫( ُأُك َلَها‬buahnya) buah-buahannya
‫( ُك َّل ِح يٍن ِبِإْذ ِن َر ِّبَها‬pada setiap musim dengan seizin Rabbnya) dengan kehendak-Nya demikian
pula kalimat iman tertanam di dalam kalbu orang mukmin sedangkan amalnya naik ke langit
kemudian memperoleh berkah dan pahala amalannya itu setiap saat.

‫( َو َيْض ِر ُب‬dan dibuatkan) dijelaskan ‫( ُهَّللا اَأْلْم َثاَل ِللَّناِس َلَعَّلُهْم َيَتَذ َّك ُروَن‬oleh Allah perumpamaan-
perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat) mau mengambil pelajaran
daripadanya kemudian mereka mau beriman karenanya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: ‫( ُتْؤ ِتي ُأُك َلَها ُك َّل ِح يٍن‬Pohon itu memberikan buahnya pada
setiap musim) Tampak dari susunan kalimat tersebut bahwa orang mukmin itu seperti sebuah
pohon yang selalu berbuah pada setiap waktu, pada musim panas dan musim dingin, baik
pada malam hari maupun pada siang hari.

Demikian pula seorang mukmin yang senantiasa diangkat baginya amal perbuatan yang baik
sepanjang malam dan di penghujung siang pada setiap waktu, setiap saat. ‫( ِبِإْذ ِن َر ِّبَها‬Dengan
seizin Rabbnya) yakni secara sempurna, banyak, bagus dan penuh berkah.

‫( َو َيْض ِر ُب ُهَّللا اَأْلْم َثاَل ِللَّناِس َلَعَّلُهْم َيَتَذ َّك ُروَن‬Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia supaya mereka selalu ingat)

Tafsir Quraish Shihab: Dengan kehendak penciptanya, pohon itu selalu berbuah pada
waktu-waktu tertentu. Demikian juga kalimat tauhid: tertanam kokoh dalam hati orang
Mukmin, dan amalannya naik menuju Allah. Dia selalu mendapatkan berkah dan balasannya
pada setiap waktu.

Demikianlah, Allah telah menerangkan permisalan kepada manusia dengan mendekatkan


makna-makna abstrak melalui benda-benda inderawi, agar mereka dapat mengambil
pelajaran lalu beriman.

3.Ayat 26

Tafsir Jalalain: ‫( َو َم َثُل َك ِلَم ٍة َخ ِبيَثٍة‬Dan perumpamaan kalimat yang buruk) yaitu kalimat
kekafiran ‫( َك َش َج َرٍة َخ ِبيَثٍة‬seperti pohon yang buruk) yaitu pohon hanzhal yang buahnya sangat
pahit ‫( اْج ُتَّثْت‬yang telah dicabut) telah dibongkar sampai ke akar-akarnya.

‫( ِم ْن َفْو ِق اَأْلْر ِض َم ا َلَها ِم ْن َقَر اٍر‬dari permukaan bumi, ia tidak dapat tetap sedikit pun) artinya tidak
mempunyai tempat untuk berpijak lagi, maka demikian pula keadaan kalimat kekafiran tidak
mempunyai tempat berpijak, tidak mempunyai ranting dan pula tidak ada keberkahannya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: ‫( َو َم َثُل َك ِلَم ٍة َخ ِبيَثٍة َك َش َج َرٍة َخ ِبيَثٍة‬Dan perumpamaan kalimat
yang buruk seperti pohon yang buruk) ini merupakan perumpamaan kekafiran orang kafir
yang tidak memiliki dasar dan keteguhan, bagaikan pohon al-hanzhal (yang buahnya pahit
dan menyebabkan mencret) atau dinamakan juga asy-syaryan.
Firman Allah: ‫( اْج ُتَّثْت‬yang telah dicabut dengan akar-akarnya) diambil sampai akar-akarnya;
‫( ِم ْن َفْو ِق اَأْلْر ِض َم ا َلَها ِم ْن َقَر اٍر‬Dari permukaan bumi tidak dapat tetap [tegak] sedikit pun)
Maksudnya, pohon itu tidak lagi punya akar dan tidak bisa berdiri tegak dan teguh.

Demikian pula kekafiran, ia tidak punya dasar, tidak punya cabang dan amal orang kafir tidak
dapat diangkat dan sama sekali tidak diterima Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Sedangkan kalimat yang buruk, adalah bagaikan pohon yang buruk
pula. Pohon itu tercabut dari akarnya dan roboh di atas tanah karena tidak tertancap dengan
kokoh. Dan begitulah kalimat yang jelek, mudah disanggah, karena tidak kuat dan tidak
didukung oleh alasan yang kuat.2

4.Ayat 27

Tafsir Al-Muyassar : Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan ucapan yang benar
lagi kuat, yaitu persaksian bahwa sesungguhnya tidak ada yang berhak diibadahi kecuali
Allah dan bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah dan apa yang dibawanya adalah
agama yang haq. Allah meneguhkan mereka dengannya di kehidupan dunia dan ketika
mereka akan meninggal dengan husnul khatimah, dan ketika di alam kubur, tatkala
menghadapi pertanyaan dua malaikat, dengan memberinya petunjuk kepada jawaban yang
benar. Dan Allah akan menyesatkan orang-orang zhalim dari jalan kebenaran di dunia dan di
akhirat. Dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki, untuk memberikan taufik kepada
orang-orang beriman dan mengabaikan penganut kekafiran dan orang-orang yang melampaui
batas.

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah :

Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan perkataan yang benar, yaitu kalimat
syahadat ‘laa ilaaha illaa Allah, Muhammad Rasulullah’. Allah meneguhkan mereka di dunia
ketika kematian saat dua malaikat menanyai mereka dalam kubut, dan di hari kiamat
meneguhkan mereka dari kengerian pada hari itu.

Dan Allah menyesatkan orang-orang kafir sehingga mereka tidak mendapat petunjuk kepada
kebenaran dan jawaban yang benar. Allah berbuat terhadap hamba-hamba-Nya dengan
kehendak-Nya sesuai dengan keadilan dan kemurahan-Nya.

Dari al-Barra’ bin ‘Azib, Rasulullah bersabda: “Seorang muslim jika ditanya dalam kuburnya
maka akan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan
Allah; dan itulah maksud dari firman Allah:

‫يثبت هللا الذين ءامنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي اآلخرة‬

C.5 Metode Pendidikan Dalam Surat Ibrahim Ayat 24-27


2
M Resky S, Surat Ibrahim Ayat 24 – 26 ; Terjemah dan Tafsir Qur’an, 2020
Dalam proses pendidikan, metode mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan, karena ia menjadi
sarana yang membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam
kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau
diserap oleh anak didik menjadi pengertian-pengertian dan fungsional
terhadap tingkah lakunya. Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan
dapat berproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan dalam kegiatan
belajar mengajar menuju tujuan pendidikan.131 Karena bagaimanapun baik
dan sempurnanya suatu pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa
apabila tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam
mentransformasikannya kepada peserta didik.
Metode pendidikan yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang
kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak tenaga dan
waktu yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu, metode yang ditetapkan oleh
seorang guru dapat berdaya guna dan berhasil, jika mampu dipergunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Metode merupakan salah satu unsur penting dalam proses
melaksanakan kegiatan pendidikan yaitu dalam proses belajar mengajar.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwasanya metode merupakan cara yang digunakan
dalam melaksanakan pendidikan agar dapat tercapai
segala hal yang menjadi tujuan pendidikan. Adapun macam-macam
metode yang terdapat dalam surat Ibrahim ayat 24- 27, yaitu:
a. Metode Demonstrasi
Untuk menentukan metode, penulis menganalisis peristiwa yang
terdapat dalam surat Ibrahim ayat 24-27 tersebut, diantaranya yaitu:
Ayat ini mengajak siapa pun yang dapat melihat yakni merenung dan
memerhatikan, dengan menyatakan: Tidakkah kamu melihat, yakni
memerhatikan, bagaimana Allah telah membuat perumpamaaan kalimat
yang baik? Kalimat itu seperti pohon yang baik, akarnya teguh
menghunjam ke bawah sehingga tidak dapat dirobohkan oleh angin dan
cabangnya tinggi menjulang ke langit, yakni ke atas. Ia memberikan
buahnya pada setiap waktu, yakni musim, dengan seizin Tuhannya
sehingga tidak ada satu kekuatan yang dapat menghalangi pertumbuhan
dan hasilnya yang memuaskan.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan, yakni
memberi contoh dan permisalan untuk manusia supaya dengan demikian
makna-makna abstrak dapat ditangkap melalui hal-hal konkrit sehingga
mereka selalu ingat. Setelah memberi perumpamaan tentang kalimat yang
baik, dilanjutkan dengan memberi perumpamaan kalimat yang buruk, yaitu
Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang
telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat
tetap tegak sedikitpun. Demikianlah keadaan kalimat yang buruk, walau
kelihatan ada wujudnya tetapi itu hanya sementara lagi tidak akan
menghasilkan buah.134
Sebagian ulama membahas pohon apakah yang dimaksud sebagai
perumpamaan kalimat yang baik itu. Ada yang berpendapat bahwa ia
adalah pohon kurma. Berdasar satu riwayat yang menyatakan (Abdullah)
putra Umar ra. Berkata bahwa suatu ketika kami berada di sekeliling Rasul Saw lalu beliau
bersabda: beritahulah aku tentang sebuah pohon
yang serupa dengan seorang muslim, memberikan buahnya pada setiap
musim putra Umar berkata: terlintas dalam benakku bahwa pohon itu
adalah pohon kurma, tetapi aku lihat Abu Bakar dan Umar tidak berbicara
maka aku segan berbicara. Dan seketika Rasul Saw tidak mendengar
jawaban dari hadirin, beliau bersabda: pohon itu adalah pohon kurma.
Setelah selesai pertemuan dengan Rasul Saw itu, aku berkata kepada
ayahku Umar: Wahai Ayahku, Demi Allah telah terlintas dalam benakku
bahwa yang dimaksud adalah pohon kurma. Beliau berkata: Mengapa
engkau tidak menyampaikannya? aku menjawab: Aku tidak melihat
seorang pun berbicara maka aku pun segan berbicara. Umar ra berkata:
Seandainya engkau menyampaikannya maka sungguh itu lebih kusukai
dari ini dan itu.135
Pohon kurma manfaatnya banyak, kalorinya tinggi, buahnya rindang
mudah dipetik, dimakan dalam keadaan mentah atau matang, serta dapat
dijadikan minuman yang lezat. Akarnya terhunjam ke bawah dan langsung
menyerap air dari bumi, dan hujan pun menyiraminya dari langit.
Demikian pendapat sementara ulama. Ada lagi yang berpendapat bahwa
pohon yang dimaksud adalah pohon kelapa. Pelepah, sabut, tempurung, isi,
dan airnya pun bermanfaat, dan demikianlah keadaan seorang beriman.
Ulama berbeda pendapat tentang apa yang dimaksud dengan kalimat
yang baik. Ada yang berpendapat bahwa ia adalah kalimat tauhid, atau
iman, bahkan ada yang memahaminya menunjuk kepada pribadi seorang
mukmin. Iman terhunjam ke dalam hatinya, seperti terhunjamnya akar
pohon, cabangnya menjulang ke atas, yakni amal-amalnya diterima oleh
Allah, buahnya yakni ganjaran Ilahi, pun bertambah setiap saat. Thahir Ibn
Asyur memahaminya dalam arti Al-Qur‟an dan petunjuk-petunjuknya.
Thabathaba‟i memahaminya dalam arti kepercayaan yang haq. Makna-makna di atas
semuanya dapat bertemu. Agaknya, secara singkat kita dapat
menyatakan bahwa ia adalah kalimat Tauhid.136
Kalimat Tauhid adalah pusat yang berkeliling di sekitarnya kesatuan-
kesatuan yang tidak boleh dilepaskan dari pusat itu, seperti planet-planet
tata surya yang berkeliling disekitar tata surya. Kesatuan-kesatuan itu,
antara lain kesatuan alam raya, kesatuan dunia akhirat, kesatuan natural
dan supranatural, kesatuan ilmu, kesatuan sumber agama-agama samawi,
kesatuan kemanusiaan, kesatuan umat, kesatuan kepribadian manusia, dan
lain-lain.
Kalimat yang buruk pun diperselisihkan seperti apa ia, yang jelas ini
adalah contoh bagi keyakinan orag-orang kafir. Ia tidak memiliki pijakan
yang kuat , sangat mudah dirobohkan, amal-amalnya tidak berbuah.
Alhasil kebalikan dari orang-orag yang beriman.
Ayat yang lalu menyatakan bahwa kalimat Thayyibah atau kalimat
yang baik serupa dengan pohon yang baik yang terhunjam akarya ke bumi.
Sebagaimana teguhnya akar pohon itu, Allah juga meneguhkan hati orang-
orang yang beriman dengan ucapan yang teguh, yakni kalimat Thayyibah,
itu ke dalam hati mereka sehingga mereka selalu konsisten menghadapi
segala ujian cobaan di dunia dan di akhirat. Dan sebaliknya, Allah
menyesatkan orang-orang yang zalim karena mereka memilih pegangan
yang bagaikan pohon yang buruk sehingga selalu terombang ambing tidak
tahan menghadapi godaan dan cobaan dan Allah berbuat apa yang Dia
kehendaki.137
Salah satu hasil pemantapan itu adalah apa yang diinformasikan oleh
Rasul Saw bahwa di dalam kubur, apabila seorang muslim ditanya, dia
akan bersyahadat atau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah Rasul Allah. Itulah makna firman Allah: “Allah meneguhkan orang-orang
yang beriman dengan ucapan yang teguh di
dunia dan di akhirat”.138
Dari peristiwa tersebut dapat digolongkan sebagai metode
demonstrasi. Dimana dalam pembelajaran demonstrasi seorang pendidik
memperagakan tentang suatu proses atau situasi yang menjadi bahan
pembelajaran dan peserta didik memperhatikannya. Disini Nabi
Muhammad Saw sebagai seorang pendidik yang bertugas untuk
memperagakan, sedangkan Abdullah putra Umar sebagai peserta didik
yang bertugas memperhatikan apa yang diperagakan oleh Nabi
Muhammad Saw.
Agar metode demonstrasi yang digunakan dapat berjalan dengan
efektif dan mencapai sasaran, maka hendaklah direncanakan secara
matang salah satunya yaitu dengan merumuskan tujuan yang ingin
dicapai.139 Dalam proses pembelajaran ini memiliki tujuan untuk membina
akhlak umar dari kesombongannya menjadi rendah hati (tawadhu) dan
sabar dalam situasi bagaimanapun. Sehingga dengan akhlak yang baik itu
diharapkan dapat mempertebal keimanannya kepada Allah Swt.
Sebelum menentukan metode pembelajaran, seorang pendidik harus
mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik yang
berbeda-beda yang dipegaruhi oleh latar belakang kehidupan sosial,
ekonomi, budaya, tingkat kecerdasan dan watak yang berlainan sehingga
menjadi pertimbangan pendidik dalam memilih metode apa yang terbaik
digunakan dalam mengkomunikasikan materi pelajaran kepada peserta
didik.140
Dengan menggunakan metode ini maka banyak nilai-nilai positif yang
dapat diambil sebagai kelebihan dari metode ini, diantaranya yaitu:

1) Dengan menggunakan metode demonstrasi peserta didik tidak hanya


mendengar materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik tetapi
juga melihat peristiwa yang terjadi dalam proses pembelajaran.141
Dalam kisahn ini Abdullah putra Umar diperlihatkan secara langsung
materi pembelajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw
dari berbagai macam peristiwa yang terjadi.
2) Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.142 Dari
hasil pengamatan kisah Nabi Muhammad Saw dengan Abdullah putra
Umar sesuai dengan syariat dan pengetahuan yang ia miliki. Karena
Abdullah putra Umar mengetahui jawaban atas pertanyaan yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw.
3) Perhatian peserta didik dapat diarahkan kepada hal-hal yang dianggap
penting oleh pendidik, sehingga hal-hal yang penting itu dapat diamati
seperlunya. Dengan demikian, perhatian peserta didik dapat lebih
terpusatkan dalam proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain.143
Dalam pembelajaran ini Nabi Muhammad Saw mengarahkan
Abdullah putra Umar untuk berpikir mengumpamakan tentang sebuah
pohon yang serupa dengan seorang muslim, yang memberikan
buahnya pada setiap musim.
4) Menanamkan, memupuk dan mengembangkan rasa ingin tahu.
Dengan melihat sendiri objeknya, timbullah dalam diri peserta didik
keinginan untuk mengetahui lebih dalam dan terinci mengenai segala
sesuatu yang dipertunjukkan kepadanya.144 Begitupun yang dialami
Abdullah putra Umar, dengan perumpamaan yang ditanyakan Nabi
Muhammad Saw di sinilah mencul ketidaksabaran dan keingintahuannya bisa dilihat dari
responnya yang ingin menjawab pertanyaan dari Nabi Muhammad Saw.
Selain memiliki kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki
kekurangan, Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa di antara
kekurangan metode demontrasi ialah dapat menimbulkan kekeliruan
tanggapan dan pengertian mengenai objek yang diamati.145
Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan metode pembelajaran
yang digunakan oleh Nabi Muhammad Saw yaitu metode demonstrasi.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya, “metode demonstrasi
adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.”146
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab yang terdapat dalam surat Ibrahim ayat 24-27 ini
di tunjukkan ketika Nabi Muhammad Saw bersabda: “Beritahulah aku
tentang sebuah pohon yang serupa dengan seorang muslim, memberikan
buahnya pada setiap musim” putra Umar berkata: “Terlintas dalam
benakku bahwa pohon itu adalah pohon kurma, tetapi aku lihat Abu Bakar
dan Umar tidak berbicara maka aku segan berbicara.” Dan seketika Rasul
Saw tidak mendengar jawaban dari hadirin, beliau bersabda: “Pohon itu
adalah pohon kurma.” Setelah selesai pertemuan dengan Rasul Saw itu,
aku berkata kepada ayahku Umar: “Wahai Ayahku, Demi Allah telah
terlintas dalam benakku bahwa yang dimaksud adalah pohon kurma.”
Beliau berkata: “Mengapa engkau tidak menyampaikannya?” aku
menjawab: “Aku tidak melihat seorang pun berbicara maka aku pun segan
berbicara.” Umar ra berkata: “Seandainya engkau menyampaikannya maka
sungguh itu lebih kusukai dari ini dan itu.
Dalam metode pembelajaran pada dasarnya ada dua jenis pertanyaan
yang perlu diajukan, pertama, yakni pertanyaan ingatan, dimaksudkan
untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada
peserta didik. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada “apa, kapan, di
mana, berapa dan yang sejenisnya”. Kedua, yakni pertanyaan pikiran,
dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak
dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai
dengan kata “mengapa, bagaimana.”147
Dengan menggunakan metode tanya jawab akan merangsang
pertumbuhan akal anak dan meluaskan wawasannya. Sebab, dengan tanya
jawab anak dapat mengungkapkan apa yang terlintas dalam benaknya, dan
sangat mungkin baginya menanyakan berbagai hal yang belum
diketahuinya.148
Ketika metode demonstrasi dilakukan secara tidak langsung hal ini
merangsang Abdullah putra Umar untuk bertanya. Karena apa yang
ditanya oleh Nabi Muhammad Saw kepada umat yang berada di sekeliling
Nabi pada saat itu, telah dapat dipahami oleh Abdullah putra Umar, namun
Abdullah segan untuk menjawab karena yang tidak ada yang berbicara.
Dan seketika Rasul Saw tidak mendengar jawaban dari hadirin, beliau
bersabda: “Pohon itu adalah pohon kurma.” Setelah selesai pertemuan
dengan Rasul Saw itu, aku berkata kepada ayahku Umar: “Wahai Ayahku,
Demi Allah telah terlintas dalam benakku bahwa yang dimaksud adalah
pohon kurma.” Beliau berkata: “Mengapa engkau tidak
menyampaikannya?” aku menjawab: “Aku tidak melihat seorang pun
berbicara maka aku pun segan berbicara.”
Dalam peristiwa tersebut telah terjadi proses pembelajaran dengan
menggunakan metode tanya jawab. Dalam metode tanya jawab,
pertanyaan yang diajukan bukan hanya dari pihak pendidik kepada peserta didik, namun
sebaliknya peserta didik juga dapat memberikan pertanyaan
kepada pendidik mengenai hal-hal yang belum atau ingin diketahuinya.
Menurut Abdul Majid, proses tanya jawab terjadi apabila ada
ketidaktahuan atau ketidakpahaman akan suatu peristiwa.149 Dan adapun
tujuan metode tanya jawab adalah memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengajukan pertanyaan kepada pendidik terkait masalah yang
belum dipahaminya.150
Dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan metode pembelajaran yang digunakan oleh Rasulullah Saw
yaitu metode tanya jawab. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Armai Arief,
“metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama bagi pendidik kepada peserta
didik atau sebaliknya dari peserta didik kepada pendidik.”151

Anda mungkin juga menyukai