Surat Keputusan (SK) Pembentukan Tim Audit Kasus Stunting
1. Q : Bagaimana jika di kabupaten/kota tidak tersedia
jabatan wakil bupati/ wakil walikota, siapa yang menandatangani SK pembentukan Tim Audit Kasus Stunting? A : SK Tim Audit Kasus Stunting dapat ditandatangani oleh bupati/ walikota dengan menugaskan penanggungjawabnya adalah wakil bupati/wakil walikota atau siapa yang menjadi ketua pelaksana TPPS 2. Q : Apakah SK pembentukan Tim Audit Kasus Stunting dapat ditandatangani oleh Bupati/ Walikota? A : SK Tim Audit Kasus Stunting dapat ditandatangani oleh bupati/ walikota dengan menugaskan penanggungjawabnya adalah wakil bupati/wakil walikota atau siapa yang menjadi ketua pelaksana TPPS 3. Q : Apakah yang dicantumkan nama jabatan atau nama orang dalam SK SK pembentukan Tim Audit Kasus Stunting? A : Nama jabatan yang dicantumkan dalam SK SK pembentukan Tim Audit Kasus Stunting 4. Q : Masa berlaku SK Tim Audit Kasus Stunting berlaku sampai dengan kapan? A : Masa berlaku SK diupayakan selama 2,5 tahun sejak tanggal SK ditetapkan 5. Q : Penetapan SK Tim Audit Kasus Stunting sesuai dengan tanggal dibuat SK atau per tanggal dan bulan tertentu? A : Penetapan SK Tim Audit Kasus Stunting sesuai dengan tanggal dibuat SK 6. Q : Daftar nama tim pakar merupakan rekomendasi atau ketetapan bagi kabupaten/kota untuk dimasukkan kedalam SK Tim Audit Kasus Stunting? A : Daftar nama tim pakar merupakan rekomendasi bagi kabupaten/kota 7. Q : SK tidak dapat ditandatangani oleh wakil bupati/ wakil walikota, karena yang bersangkutan bukan merupakan subyek hukum termasuk tidak memiliki otoritas terhadap anggaran sesuai petunjuk panduan. Apakah bupati/ walikota dapat menandatangani SK Tim Audit Kasus Stunting? A : SK Tim Audit Kasus Stunting dapat ditandatangani oleh bupati/ walikota dengan menugaskan penanggungjawabnya adalah wakil bupati/wakil walikota atau siapa yang menjadi ketua pelaksana TPPS 8. Q : Buku saku dan template SK Audit Kasus Stunting dapat diunduh melalui link apa? A : https://linktr.ee/AuditKasusStunting 9. Q : Apakah SK Tim Audit Kasus Stunting tetap harus dibuat jika nama-nama tim sudah terncantum dalam SK TPPS tingkat kabupaten/kota? A : Iya. SK Tim Audit Kasus Stunting tetap harus dibuat 10. Q : Apakah dalam SK Tim Audit Kasus Stunting untuk Tim Pakar perlu menyebutkan nama, misalnya untuk dr. SPOG, psikolog dst? A : Tim Pakar harus disebutkan Namanya di dalam SK Tim Audit Kasus Stunting. Sedangkan untuk Tim Teknis dapat disebutkan NAMA JABATANnya di dalam SK Tim Audit Kasus Stunting. 11. Q : Apakah Struktur Keanggotaan Tim Audit Stunting harus di isi semua atau sesuai kebutuhan? A : Tim audit kasus stunting dibentuk di tingkat kabupaten dan kota melalui Surat Keputusan (SK) Wakil Bupati/Wakil Walikota. Tim Audit Kasus Stunting terdiri atas Penanggung jawab, Ketua, Wakil Ketua, Tim Teknis dan Tim Pakar. Masing-masing posisi memilki tugas dan tanggung jawab berbeda sehingga harus terpenuhi semua.
12. Q : Apa hubungan kerja satgas dengan tim audit kasus
stunting? A : Satgas berfungsi memastikan kegiatan 4 langkah Tim audit kasus stunting terlaksana dan monitoring dan evaluasi disemua jenjang. 13. Q : Bagaimana pembagian posisi di dalam Tim Audit Kasus Stunting karena terdapat Kepada OPDKB dan Kepala FKTP/Puskesmas?
A : Kepala OPDKB adalah Ketua Tim Audit Kasus Stunting
yang bertugas mengkoordinasikan dan memastikan pelaksanaan audit kasus stunting berjalan lancar sesuai dengan pedoman dan target waktu yang telah ditetapkan. Sementara itu, Kelapa FKTP adalah Tim Teknis yang bertugas melakukan persiapan pelaksanaan audit kasus stunting, melaksanakan dan mengkoordinasikan audit kasus stunting khususnya dengan tim pakar.
Pernyataan Komitmen
1. Q : Siapa yang menandatangani pernyataan komitmen?
A : Diutamakan Tim Pakar membuat dan menandatangani
pernyataan komitmen (setiap orang)
Sumber Pembiayaan
1. Q : Biaya pelaksanaan audit kasus stunting di
kabupaten/kota dibiayai dari sumber manakah? A : DAK NonFisik atau BOKB 2 Q : Berapakah pembiayaan pelaksanaan audit kasus . stunting di kabupaten/kota ? A : Pembiayaan 2 (volume) x Rp. 20.000.000 (harga satuan). Total Rp. 40.000.000 3 Q : Apa perbedaan alokasi pendanaan pelaksanaan audit . kasus stunting di kabupaten/kota dan perwakilan provinsi? A : Alokasi pendanaan pelaksanaan audit kasus stunting di kabupaten/kota bersumber dari DAK NonFisik atau BOKB sedangkan pendanaan pelaksanaan audit kasus stunting di perwakilan provinsi bersumber dari APBN 4 Q : Berapakah pembiayaan pelaksanaan audit kasus . stunting di provinsi? A : Harap berkoordinasi dengan BKKBN Perwakilan Provinsi setempat 5 Q : Bagaimana mekanisme anggaran untuk melaksanakan . Audit Kasus Stunting terikait operasional dan honorarium Tim Pakar? A : Khusus pendanaan merujuk Perban tentang BOKB. Terdapat tiga item pendanaan BOKB; Honor narasumber, Konsumsi kegiatan, dan transport peserta dan bisa dilengkapi oleh APBN yang dikelola oleh bidang KB masing-masing Provinsi.
Pelaksanaan Audit Kasus Stunting
1. Q : Kegiatan audit kasus stunting meliputi apa saja?
A : 1. Pembentukan Tim Audit Kasus Stunting 2. Pelaksanaan Audit Kasus Stunting dan Manajemen Pendampingan Keluarga (Identifikasi potensi dan seleksi kasus audit, Kajian dan Rencana Tindak Lanjut, Hasil kajian dituangkan dalam Kertas Kerja Audit 3. Diseminasi Audit Kasus Stunting 4. Evaluasi Rencana Tindak Lanjut 2. Q : Pelaksanaan audit kasus stunting di kabupaten/kota (BOKB) diperuntukkan untuk kegiatan apa saja? A : Diseminasi Audit Kasus Stunting yang dilakukan sebanyak 2 kali
3. Q : Pelaksanaan audit kasus stunting di provinsi
diperuntukkan untuk kegiatan apa saja? A : Membiayai kegiatan audit kasus stunting yang tidak dibiayai oleh BOKB 4. Q : Apa peran provinsi terhadap pelaksanaan audit kasus stunting yang dibiayai BOKB di kabupaten/kota? A : Pemantauan dan pendampingan 5. Q : Apa peran provinsi terhadap pelaksanaan audit kasus stunting yang dibiayai provinsi? A : Pemantauan dan pendampingan 6. Q : Bagaimana jika Tim Pakar tidak tersedia di kabupaten/kota? A : Kabupaten/kota dapat berkoordinasi dengan organisasi profesi di tingkat provinsi 7. Q : Apakah obgyn bisa diganti oleh bidan? A : Tenaga obgyn tidak bisa diganti oleh bidan 8. Q : Apakah dewan pakar bisa diambil dari luar kabupaten yang dimaksud? A : Bisa saja sesuai dengan penugasan organisasi profesinya 9. Q : Apakah dapat dilaksanakan pengkodean kasus audit kasus stunting seperti pada audit maternal perinatal dan siapa yang melakukan pengkodean? A : Pengkodean audit kasus stunting dapat dilakukan. Tim Teknis bisa melakukan pengkodean tersebut.
10. Q : Apabila kabupaten/kota diperbolehkan jika memilih
tim pakar psikolog? A : Untuk penyikapan hasil audit yang perlu ada konsensus dari organisasi profesi sebaiknya yang ditugaskan oleh organisasi profesi Atau Setidaknya tenaga psikolog tersebut anggota dari HIMPSI 11. Q : Bagaimana Bentuk intervensi kepada Bayi dan Balita yang sudah didiagnosa stunting? A : Setelah bayi atau balita dinyatakan stunted atau berisiko stunting, intervensi yang dilakukan sesuai dengan penyebab masalahnya. Jika kasus tersebut tidak mengalami perbaikan akan dilakukan audit kasus stunting. Dalam penentuan kasus yang ingin di audit oleh Tim Audit Kasus Stunting terdapat 3 pertimbangan; - Kasus tidak menunjukan perubahan setelah diberikan intervensi. - Kasus stunting yang tinggi pada wilayah tertentu dan data yang lengkap. - Setelah itu dilakukan kajian dan rencana tindak lanjut oleh Tim Audit Kasus Stunting untuk menentukan risiko, penyebab dan rekomendasi dengan pertimbangan aspek klinis dan manajemen pendampingan keluarga. 12. Q : Bagimana penjelasan dan realita di lapangan tentang istilah over and under diagnostic dalam melakukan audit stunting? A : Dalam mendiagnosa kasus di Audit kasus stunting membutuhkan data kasus sasaran yang diperoleh dari Tim Teknis bersumber dari surveilance rutin (Elsimil, PK 21, e-ppgbm) dan rekam medis FKTP/FKRTL. Data tersebut akan dikaji oleh Tim Pakar. Tim pakar dan Tim teknis akan berdiskusi dan berkoordinasi terkait menentukan diagnosa kasus Audit Stunting untuk disusun Rencana Tindak Lanjut. 13. Q : Adakah kriteria identifikasi audit kasus stunting yg lebih spesifik? A : Seleksi kasus audit dilakukan terhadap identifikasi potensi kasus audit dengan pertimbangan, antara lain: a). Kasus yang tidak menunjukkan perbaikan setelah diberikan intervensi; dan b) Kasus stunting yang tinggi pada wilayah tertentu. C). Kelengkapan data. 14. Q : Berapa persen lokus Audit dari jumlah desa di kabupaten? A : Tidak ditentukan lokus kasus. Untuk tahap awal pelaksanaan audit kasus stunting sampai bulan Juli ditentukan Kasus Stunting untuk 1 kecamatan 1 desa/kelurahan 15. Q : Apakah ada batasan minimal dan maskimal jumlah kasus dalam pelaksanaan audit kasus stunting? A : Tidak ada batasan minimal. Namun diharapkan ada reprensentasi kasus untuk Catin, Ibu Hamil, Ibu Nifas, Baduta dan Balita sehingga kita bisa mengenali faktor risiko dari masing-masing sasaran. 16. Q : Siapa yg memastikan atau mendiagnosa stunting. Apakah harus dokter/tenaga Kesehatan? A : Diagnosa stunting diberikan berdasarkan kriteria pertumbuhan dan perkembangan. Saat ini hanya bisa mendiagnosa Anak tersebut pendek (stunted). Diagonosa kasus pada audit kasus stunting dibuat oleh Tim Pakar dan Tim Teknis.
17. Q : Bagaimanakah rencana tindak lanjut dalam
pembagian peran dalam penanganannya dari semua kasus yang diaudit? A : RTL diidentifikasi berdasarkan hasil kajian pakar dan dibagi ke para PIC dinas yang memiliki tusi (tugas fungsi) 18. Q : Bagaimana penelusuran kasus yang selain sampel dari masing sasaran (anak balita, catin, ibu hamil dan paska bersalin)? A : Melalui surveilans rutin
Pengisian Kertas Kerja Audit Kasus Stunting
1. Q : Siapa yang mengisi kertas kerja audit kasus
stunting? A : Tim Teknis bersama dengan Tim Pakar 2. Q : Pengisian kertas kerja audit kasus stunting bersumber dari mana saja? A : Data kajian bersumber dari surveillance rutin (e‐ PPBGM, Elsimil, KKA, Pendataan Keluarga dan Pemutakhiran Basis Data Keluarga, sumber lainnya yang disepakati) dan rekam medis dari FKTP/Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan FKRTL/ Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
3. Q : Sejauh mana hasil rekomendasi audit kasus
stunting dalam usulan program kegiatan ? A : Tim teknis dan tim pakar selanjutnya membahas dan mengisi formulir rencana tindak lanjut berdasarkan kertas kerja audit. Dalam Rencana Tindak Lanjut akan dibuat kegiatan berdasarkan kelompok sasaran, indikator keberhasilan kegiatan, urgensi apakah sifatnya segera atau terencana, waktu, sumber dana dan penanggung jawab pelaksana kegiatan. Selanjutnya Rencana Tindak Lanjut dilaporkan kepada penanggung jawab untuk mendapatkan persetujuan.
Pelaporan
1. Q : Pelaporan pelaksanaan audit kasus stunting di
kabupaten/kota disampaikan kemana? A : Pelaporan dapat diupload pada morena.bkkbn.go.id 2 Q : Pelaporan pembentukan Tim Audit Kasus Stunting . dapat dilaporkan kemana? A : Pelaporan pembentukan Tim Audit Kasus Stunting melalui tautan https://bit.ly/LaporanPembentukanTimAKS 3 Q : Laporan audit kasus stunting di tingkat kabupaten, . dilaporkan kepada siapa? A : morena.bkkbn.go.id sesuai dengan template