Anda di halaman 1dari 3

Nama : Seftia Rahmayani

Nim : 012022038
Hal : 101/105

Dahan,kenyamanan kehidupan,serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan


keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.
7. Mewujudkan indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri,maju,kuat,dan berbasiskan
kepentingan nasional.indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri dapat diwujudkan
dengan menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah agar pembangunan
indonesia berorientasi kelautan.pemerintah dapat mengupayakan peningkatan kapasitas
sumber daya manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kelautan.pengelolaan wilayah laut nasional perlu diperhatikan dan dilakukan
dengan baik untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran.pembangunan ekonomi
kelautan dapat dilakukan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut berkelanjutan.
8.Mewujudkan indonesia yang memiliki peran penting dalam pergaulan dunia
internasional.peran penting dalam pergaulan dunia internasional.peran penting dalam
pergaulan dunia internasional dapat dilakukan pemerintah dengan cara memantapkan
diplomasi indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional.pemerintah dapat
melanjutkan komitmen indonesia terhadap pembentukan identitas serta pemantapan integrasi
internasional dan regional.selain itu,pemerintah haruslah aktif dalam mendorong kerja sama
internasional,baik regional maupun bilateral antar masyarakat,antar kelompok,dan antar
lembaga di berbagai bidang.
Kurun waktu Rencana Pembangunan Jangka Panjang(RPJP)Nasional adalah 20 (dua
puluh)tahun.pelaksanaan RPJP Nasional 2005-2025 terbagi atas tahap-tahap perencanaan
pembangunan dalam periodisasi perencanaan pembangunan jangka menengah nasional
5(lima) tahunan.pelaksanaan pembangunan tersebut dituangkan dalam RPJM Nasional 1
Tahun 2005-2009,RPJM Nasional ll Tahun 2010-2014,RPJM Nasional lll Tahun 2015-
2019,dan RPJM Nasional lV Tahun 2020-2024,RPJP Nasional digunakan sebagai pedoman
dalam menyusun RPJM Nasional.Tahapan rencana pembangunan nasional disusun dalam
masing-masing periode RPJM Nasional sesuai dengan visi,misi,dan program presiden yang
dipilih secara langsung oleh rakyat.RPJM Nasional memuat strategi pembangunan
nasional,kebijakan umum,program kementrian/lembaga dan lintas
kementerian/lembaga,kewilayahan dan lintas kewilayahan,serta kerangka ekonomi makro
yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh.gambaran perekonomian yang
dimaksud juga termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJM tersebut dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah(RKP) yang
merupakan rencana pembangunan tahunan nasional.RKP memuat prioritas pembangunan
nasional,rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian
secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal.sebagaimana RPJM Nasional,RKP juga
harus memuat program kementerian/lembaga ataupun lintas kementerian/lembaga
kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.Dengan
begitu,terdapat upaya yang harus dilakukan dalam rangka menjaga kesinambungan
pembangunan dan menghindarkan kekosongan pembangunan nasional.Presiden yang sedang
memerintah pada tahun terakhir pemerintahannya diwajibkan menyusun RKP dan rancangan
anggaran pendapatan dan belanja negara(RAPBN) pada tahun pertama periode pemerintahan
presiden berikutnya,yaitu pada tahun 2010,2015,2020,dan 2025.Namun demikian,presiden
terpilih periode berikutnya tetap mempunyai ruang gerak yang luas untuk menyempurnakan
RKP dan APBN pada tahun pertama pemerintahannya,yaitu tahun 2010,2015,2020,dan
2025.penyempurnaan RKP dan APBN dilakukan melalui mekanisme perubahan APBN
(APBN-P) sebagaimana diatur dalam UU NO.17 Tahun 2003 tentang keuangan
negara.dengan adanya kewenangan untuk menyusun RKP dan RAPBN sebagaimana
dimaksud di atas,jangka waktu keseluruhan RPJPN adalah 2005-2025.
Dalam orasi pengukuhan sebagai guru besar tetap di Fh UI pada tanggal 18 maret 2006,Satya
Arinanto menyampaikan,
“Pembangunan hukum nasional merupakan salah satu bidang pembangunan yang
penting,yang juga memerlukan perhatian dan penanganan secara intensif sebagaimana
bidang-bidang pembangunan lainnya.dari tinjauan historis tampak bahwa terjadi
permasalahan yang terkait dengan inkonsistensi dan tumpang tindihnya berbagai peraturan
dalam berbagai bidang.inkonsistensi dan tumpang tindihnya berbagai peraturan ini
menyebabkan upaya pembangunan hukum nasional menjadi agak sulit dilakukan.sehubungan
dengan hal tersebut dibutuhkan suatu politik pembangunan hukum nasional yang
komprehensif untuk memperbaiki dan menyempurnakan tatanan hukum dalam era pasca
reformasi.permasalahan utama politik pembangunan hukum nasional antara lain adalah
sebagai beriku: (1)Memperbarui atau mengganti peraturan hukum dari masa kolonial yang
masih berlaku melalui aturan peralihan UUD 1945;dan (2)Menciptakan hukum baru yang
secara utuh bersumber pada pancasila dan UUD 1945 (termasuk perubahan-
perubahannya),sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat pada tingkat
lokal,nasional,regional,dan internasional dalam era global.”
Data tahun 1992 menunjukan ada sekitar 400(empat ratus) peraturan dari masa
kolonial yang masih berlaku hingga saat ini.menurut satya arianto,belum ada langkah-
langkah tindak lanjut yang signifikan untuk melakukan penggantian secara progresif terhadap
peraturan perundang-undangan kolonial hingga saat ini.Menurut sunaryati hartono,masih
banyak peraturan perundang-undangan dari masa hindia belanda yang sebenarnya sudah tidak
sesuai lagi dengan kebutuhan dan perkembangan zaman saat ini.dengan perkataan lain masih
banyak peraturan perundang-undangan masa lalu yang sebenarnya tidak mencerminkan cita
cita bangsa dan kurang responsif terhadap kebutuhan masa kini.akan tetapi mengubah
peraturan lama menjadi peraturan yang baru membutuhkan waktu,tenaga,dan dana yang
besar.
Dalam pandangan bagir manan,usaha-usaha memperbarui hukum kolonial tidak
hanya terbatas pada pembentukan peraturan perundang-undangan,tetapi juga putusan
hakim.terlebih pasca perubahan konstitusi,UUD NRI Tahun 1945 saat ini tidak lagi memiliki
penjelasan.oleh karena itu mahkamah konstitusi yang salah satu fungsinya adalah penafsir
konstitusi (the final interpreter of the constitution) berperan untuk mengisi kekosongan tafsir
konstitusi dan melakukan upaya pembaruan hukum kolonial melalui putusan-putusannya.
Berkaitan dengan fungsinya sebagai penafsir konstitusi,mahkamah konstitusi
merupakan lembaga yang memutuskan pengujian undang undang terhadap UUD NRI Tahun
1945.putusan dari berbagai permohonan pengujian undang-undang yang diajukan oleh
masyarakat harus diperhatikan sebagai upaya pembangunan hukum nasional,khususnya
perubahan peraturan perundang-undangan.putusan mahkamah konstitusi yang memuat
elemen politik hukum jelas menjadi sangat penting untuk diakomodasi kedalam dokumen
perencanaan hukum nasional.putusan mahkamah konstitusi acap kali memberikan panduan
bagi pembentuk undang-undang tentang cara dan arah pembangunan hukum nasional
dilaksanakan.hal ini dipandang sebagai konvergensi antar sistem hukum karena dewasa ini
ada kecenderungan kuat untuk memberi peran yang lebih besar pada undang-undang
sebagaimana lingkungan negara-negara dalam sistem civil law yang menganut sistem judge
made law.sebaliknya,ada pula keinginan untuk memperbesar peran pengadilan sebagai
institusi pembentuk hukum dilingkungan civil law.
Upaya perwujudan sistem hukum nasional yang harus dilanjutkan dalam era reformasi
mencakup beberapa hal.pertama,pembangunan substansi hukum,baik hukum tertulis maupun
hukum tidak tertulis,telah mempunyai mekanisme untuk membentuk hukum nasional yang
lebih baik sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan aspirasi
masyarakat.kedua,penyempurnaan struktur hukum yang lebih efektif terus
dilanjutkan.ketiga,pelibatan seluruh komponen masyarakat yang mempunyai kesadaran
hukum tinggi untuk mendukung pembentukan sistem hukum nasional yang dicita-citakan.

BAB 5
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
A. PERMASALAHAN PEMBENTUKAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan bagian dari aktivitas yang
mengatur masyarakat sehingga perancangan dan pembentukan peraturan perundang-
undangan harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian,cermat,dan adil.hal tersebut
dilakukan agar masyarakat tidak dirugikan dan hak asasi warga negara tidak
dilanggar.bagaimanapun juga pembentukan peraturan perundang-undangan mengandung
visi,misi,dan nilai yang ingin ditransformasikan oleh pembentuk peraturan perundang-
undangan kepada masyarakat dalam suatu bentuk aturan hukum.
Dalam rangka pembentukan tertib hukum nasional yang demokratis,partisipasi
masyarakat dalam pembentukan peraturan perundang-undangan pada eraa reformasi terasa
meningkat seiring dengan situasi politik yang semakin terbuka untuk mewujudkan
demokratisasi di indonesia.namun belakangan ruang-ruang publik untuk berpartisipasi
dalam pembentukan peraturan perundang-undangan semakin dipersempit dan dipersulit
aksesnya setelah 25 tahun berlalu dari reformasi 1998.mengapa partisipasi masyarakat
menjadi topik yang menarik dalam kajian demokrasi,khususnya pembentukan perundang-
undangan?mengapa sebagian masyarakat keberatan terhadap revisi dan pengesahan
sejumlah undang-undang?misalnya,UU komisi pemberantasan korupsi (UU KPK),UU
mineral dan batu bara (UU Minerba),UU mahkamah konstitusi (UU MK),UU cipta
kerja,UU ibu kota negara (UU IKN),dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai