Anda di halaman 1dari 2

KALAM

Oleh: Firdan Fadlan Sidik


Mahasiswa S2 Ankara Social Science University

Gambar: Cover Wakaf Haseki-Huerrem-Sultan- Jerusalem


“Dan tidak ada suatu binatang melata Motivasi utama dari program
pun di bumi melainkan Allah-lah yang wakaf ini adalah bentuk amal
memberi rezekinya.” [Qs. Hud, 11: 6] ibadah dan amal sosial-
kemanusiaan. Motivasi ini adalah
Demikianlah ayat suci al-Qur'an
sumber motivasi utama yang
yang diungkapkan oleh Evliya Celebi,
mendorong wakaf. Tidak hanya di
seorang penjelajah masyhur asal Turki
kalangan umat Muslim Utsmani,
Utsmani Ketika berpetualang ke
terdapat ibadah yang serupa
Istanbul. Ia berkelana lebih dari 40 tahun
dengan wakaf juga dalam tradisi
dan mencatat perjalanannya dalam
Yahudi dan Nasrani era Kesultanan
buku yang berjudul “Seyahatname”.
Utsmani. Masyarakat Yahudi
Dalam bukunya ia memuji kemegahan
me n a ma in ya “ H e k de sh ” da n
institusi imaret (dapur umum) Istanbul
N a s r a n i m e n a m a i n y a “ Pi a e
dengan mengungkapkan ayat al-Qur'an
Causae”. Meski serupa, namun
di atas. Kehadiran Imaret Istanbul itu
dalam aplikasinya berbeda. Yahudi
seolah menjadi bukti keberhasilan umat
dan Nasrani “mewakafkan” harta
manusia menunaikan perintah Allah
mereka untuk kepentingan
untuk menyebar rezeki kepada sesama.
komunitas keagamaan mereka
Wakaf adalah amal ibadah yang sendiri, sedangkan wakaf dalam
menjadi budaya bagi masyarakat Islam harus ditujukan untuk publik
Utsmani. Karena selain sebagai amal secara umum.
ibadah, banyak faktor lainnya yang mendorong masyarakat untuk
Karena ketat dan luasnya
berwakaf, di antaranya adalah untuk menghindari kewajiban
jangkauan wakaf dalam Islam,
membayar pajak, menjaga kelestarian kepemilikan harta wakaf,
maka Qadi (hakim) Kesultanan
menjauhi perselisihan bagi waris, hingga meningkatkan prestisi
Utsmani kala itu tidak
sosial. Oleh karena itu, masyarakat berlomba-lomba untuk berwakaf.
mengkategorikan amalan Yahudi
Bentuk wakaf yang dibangun pada masa itu adalah masjid, dan Nasrani sebagai wakaf dan
madrasah, klinik kesehatan, hingga dapur umum (public kitchen). tetap dikenai pajak. Maka dari itu
Yahudi dan Nasrani ikut serta
Pada artikel ini penulis akan mengulas bentuk wakaf yang jarang
mempraktikan wakaf sesuai
sekali ditemukan di tanah air, yaitu Dapur Umum. Penyebutan nama
dengan aturan Islam tanpa dipaksa
instansi Dapur Umum ini berbeda dari berbagai wilayah Utsmani:
oleh Qadi. Selain itu, dalam hukum
imaret, ashane, darul-it'am, dan daru'z-ziyafe. Istilah yang lebih
Nasrani tidak terdapat hukum
popular digunakan adalah imaret.
waris sehingga sering terjadi
Wakaf Imaret telah berkembang di kesultanan Utsmani sejak perebutan warisan ketika seorang
abad ke-14. Pada tahun 1330-an telah berdiri imaret pertama di Nasrani kaya raya wafat. Dengan
Kesultanan Utsmani yang terletak di Iznik dan Bursa yang didirikan demikian, motivasi lain orang
oleh Orhan, sultan ke-2 Utsmani. Perkembangan Imaret ini sangat Nasrani ikut berwakaf secara Islam
pesat sehingga tahun 1530-an tidak kurang dari 83 imaret telah adalah untuk melindungi hartanya
berjalan. Jumlah ini belum termasuk yang di kota besar lainnya dari perebutan.
seperti Istanbul, Cairo, dan Hijaz.

MAJALAH TABLIGH EDISI NOMOR 5/XXI BULAN SYAWAL 1444 H / MEI 2023 M
KALAM
Asal Usul Wakaf Imaret Imaret dan Aplikasi Nilai Islam
Dapat dibayangkan bagaimana dampak Imaret adalah sebuah unit dalam instansi
wakaf yang telah menjadi budaya masyarakat wakaf yang menjangkau banyak penerima
Utsmani kala itu. Setiap orang berlomba-lomba manfaat, seperti jama'ah masjid, pelajar di
untuk berwakaf masjid, madrasah, rumah madrasah, fakir miskin, yatim piatu, pasien
sakit, jalan raya, dan aset publik lainnya. Tentu rumah sakit, orang yang sedang bepergian
akan banyak bangunan-bangunan sosial (musafir), bahkan penduduk umum. Dana yang
berserakan di mana-mana. Maka dari itu ada menyokong kegiatan pemberian makan gratis ini
bentuk wakaf yang kemanfaatannya disalurkan bersumber dari pasar yang menyewakan
secara harian, terus-menerus, dan merupakan rukonya, hasil pertanian, dan industri yang
kebutuhan asasi manusia, yaitu makan. Tidak dikelola oleh lembaga wakaf. Instansi Imaret
ada manusia yang tidak membutuhkan makan. pada umumnya berkembang di kota-kota besar
seperti Istanbul, Jerusalem, Bursa, dan Edirne.
Sultan Sulaiman al-Qanuni adalah Sultan
Para Sultan secara khusus mewakafkan hartanya
Utsmani yang berkontribusi besar mewarnai
untuk Imaret.
wajah kesultanan, tidak terkecuali di wilayah
Palestina. Ia telah mempercantik wajah Baytul Menu makanan yang dibagikan adalah soup
Maqdis menjadi lebih indah, baik dari sisi nasi di pagi hari dan soup bulgar (gandum halus)
infrastruktur maupun sosialnya. Termasuk di sore hari dengan teman roti sebagai bahan
salah satunya adalah wakaf imaret ini. pokok utama di setiap makan. Selain itu juga ada
Khasseki Sultan Hurrem atau Roxelana, Istri menu penutup berupa yoghurt dan jus buah.
Sulaiman al Qanuni, membangun sebuah Adapun setiap malam Jumat, malam Asyura, Idul
institusi wakaf bernama Takiyya, yang di Fitri, idul Adha dan hari-hari besar keagamaan
dalamnya terdapat masjid, madrasah, lainnya terdapat menu yang lebih istimewa.
penginapan, dan imaret. Setiap harinya ia Sajian dane (daging kambing dicampur nasi) dan
membagikan makanan gratis kepada 500 orang zerde (nasi yang dimaniskan dengan madu dan
sebanyak dua kali sehari. Tidak kurang dari kunyit) disediakan bagi semua orang di hari raya.
1.000 buah roti tersebar setiap harinya. Semua elemen masyarakat mulai dari Sultan
hingga penduduk biasa menyantap menu yang
Motivasi di balik lahirnya wakaf imaret ini
sama.
terinspirasi dari kisah masyhur Khalifah Umar
bin Khattab tentang kepedulian pada Hal yang inspiratif dari imaret ini adalah
rakyatnya. Suatu Ketika beliau berkeliling kota implementasi prinsip sosial kemanusiaan yang
dan mendapati sebuah rumah yang terlihat tinggi disertai menjaga adab Islam terhadap
kompornya menyala. Dari pondok itu juga makanan, yaitu berhemat dan menghindari
terdengar tangisan anak-anak. Umar bin mubadzir. Tidak ada sisa makanan dalam setiap
Khattan kemudian mendatangi rumah itu untuk sajian kecuali diberikan kepada fakir dan miskin.
mengetahui kondisi sebenarnya. Beliau Selain makan di tempat, mereka mendapatkan
melihat seorang ibu yang sedang memasak dan makanan tembahan untuk dibawa pulang jika
anak-anaknya mengelilingi ibu itu sembari ada sisa.
menangis. Ternyata panik yang dimasak ibu itu
Budaya Wakaf era Kesultanan Utsmani ini
adalah air dan batu.
merupakan sebuah rekaman sejarah kejayaan
Sang ibu berharap anak-anaknya sebuah dinasti yang terlahir dari gagasan nilai-
kelelahan menunggu masakannya matang nilai Qur'ani yang teraplikasikan dalam
hingga mereka tertidur. Selama tiga hari ke kehidupan sehari-hari. Inspirasi kisah Umar bin
belakang, bahan makanan di rumah mereka Khattab menjadikan referensi bagi para Sultan
sudah habis. Umar bin Khattab lantas pergi ke untuk memakmurkan rakyatnya. Tidak hanya itu,
Baitul Mal dan membawa bahan makanan untuk budaya wakaf ini juga menarik perhatian umat
mereka. Kisah yang masyhur ini menjadi Yahudi dan Nasrani untuk ikut berwakaf sesuai
inspirasi yang mengilhami lahirnya wakaf dengan kaidah Islam. Lebih menariknya lagi, ini
Dapur Umum. Kebutuhan makan yang bersifat bukanlah sekadar cerita khayalan, melainkan
asasi ini dipandang sebagai amalan yang tidak berdasarkan sumber sejarah Utsmani berupa
akan sia-sia karena berkaitan dengan hajat Sijills (dokumen yang terangkum di Pengadilan
utama. Syariah Kesultanan Utsmani). []

MAJALAH TABLIGH EDISI NOMOR 5/XXI BULAN SYAWAL 1444 H / MEI 2023 M

Anda mungkin juga menyukai