Uma Sekaran 2017 Objek
Uma Sekaran 2017 Objek
Menurut Uma sekaran (2017) menyatakan bahwa objek penelitian merupakan apa
pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai dan nilai tersebut
bisa pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang
Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dapat membantu
analisis regresi berganda yang bertujuan untuk melihat pengaruh Audit Internal dan
29
30
penelitian dan merupakan elemen yang penting dalam desain penelitian. Unit
analisis dalam penelitian ini adalah individu. Unit analisis tersebut akan
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil dari
menghitung maupun pengukuran baik secara kualitatif dan kuantitatif dari suatu
karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Menurut
kejadian atau hal minat yang ingin diinvestigasi oleh peneliti. Populasi pada
penelitian ini adalah Pengelola Anggaran setiap satuan kerja sebanyak 4 orang dari
keabsahannya. Menurut Uma Sekaran dan Roger Bouige (2017) data dapat
diperoleh dari sumber primer atau sekunder. Data primer mengacu pada informasi
yang diperoleh langsung (dari tangan pertama oleh peneliti terkait dengan variabel
dengan menggunakan kuisioner. Menurut Uma Sekaran dan Roger Bougie (2017)
dimana responden akan mencatat jawaban mereka, biasanya dalam alternative yang
Menurut Uma Sekaran dan Roger Bougie (2017) variabel terikat merupakan
Menurut Uma Sekaran dan Roger Bougie (2017), variabel bebas yaitu
(Uma Sekaran dan Roger Bougie, 2017). Variabel terikat dipengaruhi oleh
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Skala Butir
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Pertanyaan
Audit Internal 1. Standar a. Visi, Misi, Tujuan, Interval 1
(X1) Umum Kewenangan dan
(PERMENPAN Tanggungjawab
RB b. Independensi dan 2
No.Per/05.MEN/2 Objektifitas
008) 2. Standar a. Perencanaan Interval 3
Pelaksanaan b. Pengumpulan dan 4
Pengujian Bukti
c. Pengembangan 5
Temuan
d. Dokumentasi 6
3. Standar a. Kewajiban Membuat Interval 7
Pelaporan Laporan
b. Cara dan Saat 8
Pelaporan
c. Bentuk dan Isi 9
Pelaporan
d. Kualitas Laporan 10
e. Tanggapan Auditi 11
f. Penerbitan dan 12
Distribusi Laporan
4. Standar a. Komunikasi Dengan Interval 13
Tindak Auditi
Lanjut b. Prosedur 14
Pemantauan
c. Status Temuan 15
d. Ketidakpatuhan 16
Terhadap Peraturan
Perundang-
Undangan dan
Kecurangan
Whistleblowing 1. Aspek a. Berkomitmen untuk Interval 17
System (X2) Struktural melaporkan setiap
(KNKG, 2008) menemukan atau
melihat adanya
pelanggaran
b. Memiiki kebijakan
terhadap 18
33
perlindungan
pelapor pelanggaran
c. Memiliki unit
independen yang
mengelola 19
whistleblowing
system
d. Memiliki sumber
daya yang
berkualitas dan 20
jumlah personil
sebagai fasilitas
pelaporan
pelanggaran
2. Aspek a. Memiliki media Interval 21
Operasional khusus untuk
penyampaian
laporan pelanggaran
b. Melakukan
sosialisasi kepada 22
seluruh karyawan
maupun pihak lain
yang melihat
tindakan kecurangan
agar segera
melaporkannya
c. Menjamin
kerahasiaan pelapor
pelanggaran 23
3. Aspek a. Melakukan pelatihan Interval 24
Perawatan dan pendidikan
kepada seluruh
karyawan
wisthleblowing
system
b. Adanya komunikasi 25
antara perusahaan
dengan karyawan
mengenai hasil
penerapan
wisthleblowing
system.
c. Memberikan insentif
atau penghargaan 26
wisthleblowing
system.
Kecurangan 1. Tekanan a. Hindari tekanan Interval 27
(Y) eksternal yang
akan membuat
pegawai akunting
34
pengukuran dalam bentuk kuisioner yang memenuhi pernyataan tipe skala likert.
Menurut Sugiyono (2015), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
36
1. Uji Validitas
Uji validitas (validity test) digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuisioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali,
skor masing-masng item. Suatu item yang memiliki korelasi yang signifikan dengan
skor totalnya dapat diartikan bahwa item tersebut memiliki arti mampu memberikan
dukungan dalam mengungkapkan apa yang ingin diteliti oleh peneliti (Wibowo,
2012). Rumus yang digunakan untuk menguji validitas dalam penelitian ini adalah
N (XY ) (XY )
r
NX 2
(X ) 2 NY 2 (Y ) 2
37
Keterangan :
Kriteria diterima dan tidaknya suatu data valid atau tidak, jika :
signifikan terhadap skor total item tersebut, maka item dinyatakan valid.
2. Jika rhitung < rtabel , maka item-item pada pertanyaan dinyatakan tidak
software SPSS 20 for Windows. Setelah dinyatakan valid maka skor-skor tersebut
2. Uji Reliabilitas
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Uji reliabel bertujuan untuk mengetahui dan mengukur tingkat konsistensi
reliabilitasnya > 0,60. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas
K r
A
1 ( K 1) r
Keterangan :
A = koefisien reliabilitas
1 = bilangan konstan
Kriteria diterima atau tidaknya suatu data reliabel atau tidak dapat dilihat
dengan menggunakan nilai batasan penentu (Wibowo, 2012). Nilai yang kurang
dari 0,60 dianggap memiliki reliabilitas yang kurang, sedangkan nilai 0,70 dapat
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
normal, mendekati normal atau tidak (Husein, 2009). Model regresi yang baik
adalah jika distribusi data normal atau mendekati normal. Cara untuk mendeteksi
normalitas adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
4. Uji Multikolinieritas
regresi terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas. Jika ada
korelasi yang tinggi antar variabel bebas, maka hubungan antara variabel bebas
“1. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1,
maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Semakin tinggi
VIF, maka semakin rendah tolerance.
2. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel bebas kurang dari
0,70, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. Jika lebih
dari 0,70 maka diasumsikan terjadi korelasi (interaksi hubungan) yang
sangat kuat antar variabel bebas sehingga terjadi multikolinearitas.
3. Jika nilai koefisien determinasi, baik nilai R 2 maupun adjusted R2 di atas
0,60, namun tidak ada variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel
terikat, maka diasumsikan model terkena multikolinearitas.”
5. Uji Heteroskedastisitas
yang lain (Kurniawan, 2014). Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Jika varians residual
menggunakan uji scatterplot. Scatterplot adalah grafik yang biasa digunakan untuk
melihat suatu pola hubungan antara 2 variabel (Sudjana, 2002). Model yang baik
didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di
tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila
kd (r ) 2 100%
41
Keterangan :
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independent dengan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependent apabila
Y’= a + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2
Keterangan :
dilakukan dengan menggunakan alat bantu aplikasi software SPSS versi 20.
2. Menghitung Uji t
r√n−2
t hitung =𝑥 =
√(1−𝑟 2 )
Dimana :
t = Probabilitas
43
r = Koefisien Korelasi
Keterangan :
sebagai berikut:
R2 / (k)
Keterangan : Fhitung = (1− R2 )/ (n−(k−1))
R2 = Koefisien determinasi
44
n = Jumlah sampel
a. Jika fhitung > ftabel maka Ho ditolak, artinya secara statistik data yang
b. Jika fhitung< ftabel maka Ho diterima, artinya secara statistik data yang
keterangan:
yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% atau 0,05 karena dinilai
signifikansi 0,05 artinya adalah kemungkinan besar dari hasil penarikan kesimpulan