Anda di halaman 1dari 2

SYIRIK

Oleh : Drs. Juz’an M. Hum

Peningkatan kualitas pribadi bertumpu pada luasnya wawasan, karena


semakin banyak segmen yang dapat dirangkul. Muhammadiyah, bergerak
untuk meningkatkan kualitas hidup melalui perluasan wawasan keagamaan.
Pada sisi lain, ada nada kejumudan dalam pemikiran theologis, karena kita
merasa terpuaskan dengan mengulang-ulang pelajaran dari ustadz.

Syirik, dikikis, namun pemahaman akan hakikat syirk belum disentuh,


sehingga penjelasan dan contoh tentang syirik hanya muter-muter sekitar:
membakar kemenyan dan pasang sesaji di tempat keramat, berdoa di
kuburan, ritual pedesaan dan tradisional. Mengakui keberadaan santet
dianggap syirik, memasangkan singgul (dlingo-bengle) pada balita yang
sering rewel tak terkendali di malam hari dianggap syirik. Secara kasar, hal
tersebut tidak sepenuhnya salah.

Syirik adalah dosa yang pekat (dhulmun ‘adhim), yang tak tersembuhkan
           
        
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni syirik, dan Dia mengampuni
selainnya (syirik) itu, bagi siapa yang menghendaki. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (al-Nisa;
48).
Ampun, diampuni: menghapus, mengabaikan, melindungi dari keburukan.
Ghafara; menutup, al-ghafuru; tanaman obat luka.

Syirik; membuat tandingan bagi Allah, dalam penerimaan sesembahan dan


kewenangan. Pada hakikatnya yang kita jadikan sebagai penanding adalah
“Aku” bukannya jin, karena tidak seorang pun dengan suka rela menyembah
jin; kecuali ada maksud-maksud tertentu. Orang membuat ritual sesaji
menyembah jin, pasti ada permintaan yang harus dipenuhi oleh jin.
Aku menandingi dalam hal penerimaan sanjung-puja; dengan merekayasa
kepribadian dan lingkungan agar selainku memujiku, bentuk syirik semacam
ini misalnya sum’ah, riya dst.
Aku menandingi kewenangan Allah, menetapkan siapa yang disembah dan
tatacaranya, menganggap diri punya kekuatan dan kewenangan, bentuk
syirik ini misalnya: takabur.

Kesalahletakan dan kesalahpahaman tentang syirik berakibat ada perilaku


syirik, namun diyakini sebagai syar’iyah, Misalnya ruqyah syar’iyah. Ruqyah
yaitu pembacaan ayat-ayat tertentu dari al-Qur’an untuk penyembuhan,
berarti kita meyakini bahwa suara kita memiliki kekuatan tertentu untuk
menyembuhkan. Pengalaman justru menunjukkan terjadinya kekacauan
pasca pasien di-ruqyah.
        
         
  
akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan
mereka mempersekutukan Allah dengan yang Allah sendiri tidak
menurunkan kewenangan tentang itu. Tempat kembali mereka neraka; dan
itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim (Ali ‘imran; 151).

Ada sakit yang tak tersembuhkan kecuali dengan merubah cara pandang;
yaitu: isin, gelo. Syirik adalah mengkonsepsikan tuhan, menurut jangkauan
akal penalaran kita. Ketika kita tahu dan sadar bahwa konsepsi kita keliru;
betapa malunya apabila menghadap. Kisah Umar bin Khathab; yang
menangis dan tersenyum sendiri ketika beliau ingat ketika masih jahiliyah.

Sebagai pengacau konsep:


Pertanyaan; misalnya berdoa untuk anak. Untuk apa anak didoakan agar
berhasil?
a. Bila anak sukses, kita dirujuk/disanjung sebagai orang yang sukses dalam
mendidik anak. Anak sebagai property untuk mendukung keluhuran kita.
b. Bentuk sayang pada sesama (menjalankan peran kekhalifahan dan
rahmatan lil ‘alamin).

Anda mungkin juga menyukai