Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dini Arifah

NIM : 1196000051

Kelas : A

Tauhid Zikir Dasar


Manusia diberikan status, kadar, dan kualitas kemakhlukan yang berbeda dengan makhluk
yang lainnya. Beberapa hal yang bisa dijadikan jastifikasi tentang kemuliaan manusia, menurut
A.H. Dabana antara lain :

a. Carry of lofty, mulia karena bawaan.


b. Cause of lofty, mulia karena sebab.
c. Prima of lofty, mulia karena utama.
d. Natural of lofty, mulia karena alami.
e. Original of lofty, mulia karena asal penciptaan.
f. Logical of lofty, mulia karena akal takwanya.

Imam Ghazali merumuskan tiga tahapan utama proses bermakrifat kepada Allah :

a. Takholli, mengosongkan (membersihkan) diri.


b. Tahalli, mengisi/menghiasi diri dengan kebaikan, amal soleh, dan kebajikan.
c. Tajalli. Melebur diri. (1) Fana, menyatu lebur dengan Allah, (2) Ittihad, menyatu secara
eksistensi dengan Allah, (3) Ittishal, terhubung langsung dengan Allah.

Ketiga urusan ini urusannya dengan hati. Bagaimana membina hati, itulah zikir (mengingat
Allah) sebagai kekuatan dasar dalam bermakrifat dengan Allah, seperti zikir dasar ini :

a. Astaghfirullah. Mengucap Astaghfirullah merupakan takholli dengan cara mengosongkan


diri dan menyesali dosa-dosa.
b. Subhanallah. Merupakan proses tahalli, yakni menghilangkan diri dan menghadirkan
Allah dengan merasakan kehebatan dan getaran Allah dalam tanda kebesaran-Nya.
c. Alhamdulillah. Merupakan proses tahalli, dengan senantiasa bersyukur kepada Allah.
d. Allahuakbar. Proses tajalli, yakni menghilangkan kesombongan diri.
e. Laa Ilaaha Illallah. Proses tajalli, memfanakan diri, mengesakan Allah. Merupakan
puncak nilai zikir paling tinggi.
Zikir dasar ini bisa memberikan implikasi yang luar biasa dalam kehidupan seseorang,
seperti :

a. Tauhid Kesadaran Tutur


Kebiasaan membaca kalimat-kalimat toyyibah, ucapan yang baik, membawa implikasi
positif pada kebiasaan berbicara sopan, optimis, samangat, bahagia, dan mencerahkan.
Ucapan positif yang dilakukan berulang-ulang akan mempengaruhi kebaikan perilaku
fisik seseorang.
b. Tauhid Kesadaran Tadabbur
Memahamkan ucapan subhanallah yang diulang terus-menerus bisa menyebabkan
seseorang merasa takjub dengan apa yang ada dalam realitas kehidupan. Ketika manusia
tahu begitu banyak ragamnya kehidupan makhluk di dunia dari yang nampak oleh kasat
mata dan ada yang harus menggunakan alat bantu pembesar karena kecilnya makhluk,
semakin menggugah kesadaran betapa besarnya Allah.
c. Tauhid Kesadaran Tafakkur
Upaya memahamkan ucapan Allahu Akbar, Subhanallah, Alhamdulillah, benar-benar
bisa terhindar dari sikap sombong, angkuh, munafik, pendendam, penipu, pelaknat, dan
pengkhianat. Dengan zikir-zikir tersebut dapat menggugah dan mengubah jiwa menjadi
lebih tenang, mampu rendah hati, tulus, ikhlas, rela, ridha, dan bakti dalam ketaatan
kepada Allah. Dengan kebesaran yang Allah miliki, sangat malu, bila ilmu yang kita
miliki menyebabkan kesombongan, karena tak sebanding dengan keluasan ilmu-Nya.
d. Tauhid Kesadaran Tasyakkur
Syukur atas nikmat Allah yang tak terbatas luasnya sebagai kekuatan tauhid akan
melahirkan refleksi kesadaran tentang : (1) Rezeki yang hakiki hanyalah bersumber dari
Allah, (2) Menghadirkan rasa kasih saying Allah, (3) Mengundangkan kemudahan rezeki,
sebab bagi yang bersyukur akan dilipatgandakan oleh Allah.
e. Tauhid Kesadaran Tadzakkur
Manusia senantiasa mengikatkan dirinya pada Allah, dengan ikatan yang kuat. Dengan
kesadara ini, telah mengaktivasi potensi zikir menjadi kekuatan nyata. Zikir mengingat
Allah, baik dalam keadaan berbaring, duduk, dan berdiri yang dilakukan pagi, siang, sore,
dan malam (QS. Al-Imran : 190-191). Tadzakkur tentu saja bukan hanya dalam bentuk
lisan, tulisan, atau perbuatan tetapi mencakup perbuatan hati, amal qolb, dan bakti jiwa
yang sejati.

Anda mungkin juga menyukai