Di susun oleh :
A. LATAR BELAKANG
Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan,
kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan
gizi.
Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan
gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang
dikonsumsi akan mempengaruhi asupan gizi sehingga akan mempengaruhi kesehatan
individu dan masyarakat.
Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan
fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi baik membuat
berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas
kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini.
Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit
tidak menular terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah
konsumsi gizi seimbang. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu
dan masyarakat.
Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk, dan meningkatkan
risiko penyakit infeksi, dan penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular
(penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker yang
merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Lebih separuh dari semua kematian di
Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.
B. TUJUAN
Tujuan umum :
Meningkatkan status gizi masyarakat wilayah puskesmas rembang 2
Tujuan khusus :
a. Masyarakat dapat mengetahui apa itu gizi seimbang
b. Masyarakat mengetahui gizi untuk berbagai kelompok mulai ibu hamil, ibu
menyusui,Bayi, BADUTA, BATITA,BALITA , remaja, dan kelompok usia
lanjut
c. Orang tua mampu berperan aktif untuk tumbuh kembang anak menimbang
tiap bulan sesuai KMS
d. Masyarakat mampu dan mau berperan aktif dalam memberikan ASI Eklusif.
e. Meningkatkan dukungan kebijakan peningkatan KADARZI dari para
pengambil keputusan di pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
f. Meningkatkan aksi nyata berbagai komponen masyarakat untuk menumbuh
kembangkan perilaku KADARZI.
g. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga yang sadar gizi
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Pelayanan yang digunakan untuk memenuhi gizi seimbang di lakukan didalam gedung dan
di luar gedung.
Pelayanan yang digunakan untuk memenuhi Penggunaan KMS di lakukan didlam gedung
dan di luar gedung
D. BATASAN OPERASIONAL
Agar mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan remaja, ibu
hamil,bayi,balita
NO ISTILAH PENJELASAN
1 BGM Bawah garis merah adalah BB balita hasil penimbangan yang di
titikkan dalam KMS dan berda dibawah garis merah
2 Gizi buruk Keadaan gizi yang ditandai dengan 1 atau lebih tanda berikut,
sangat kurus, oedema, minimal pada kedua punggung kaki,
BB/PB ,LILA < 11,5 cm
3 Anemia Keadaan dimana hemoglobin anak sekolah dan wanita dewasa
< 12 g % yang di tandai dengan 5 L
4 KEP Kurang energy protein atau kurang kalori protein adalah keadaan
kurang gizi pada anak yang di sebabkan oleh kurangnya asupan
energy dan protein
5 ASI EKLUSIF Adalah pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan apapun
usia 0- 6 bulan.kecuali obat.
6 Garam Diperiksa dengan yodium,yang dibutuhkan tubuh Untuk
beryodium membuat hormon yang mengatur pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan
14 Angka suatu nilai acuan kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi
Kecukupan Gizi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh, aktivitas fisik untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
15 Tenaga Gizi setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi
sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan.
E. LANDASAN HUKUM
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBERDAYA MANUSIA
Idealnya petugas gizi yang lulusan dari D3 gizi atau S1 Gizi namun dalam
pelaksanaannya di puskesmas rembang 2 mempunyai karyawan yang sangat terbatas dan
mempunyai tugas masing-masing yang tidak sama banyak karyawan yang merangkap 2-4
program kebetulan yang memegang program gizi dirangkap tenaga lain. Dalam kegiatan
ini juga melibatkan sektor terkait yaitu Camat,PKK,UPT KB,Diknas,Agama,Pertanian dan
sektor lainnya dibidang kesehatan.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Menyiapkan tenaga medis Puskesmas/ Tim Kesehatan, terdiri atas:
Tim Inti :
Dari puskesmas induk 1 orang (pemegang progamsebagai penanggung jawab program )
Tim Pendukung :
Dari tiap- tiap pustu 1 orang
Tim promosi kesehatan :
Pemegang progam dibantu oleh masing –masing pustu di puskesmas rembang 2
.
2. Status Pegawai :
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Dalam hal ini segala ketentuan dan pola pengaturan tenaga PNS diatur tersendiri dengan
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Pegawai Non PNS terdiri dari :
Pegawai Wiyata Bakti : adalah tenaga yang diangkat oleh Kepala Puskesmas Rembang
2 untuk masa kerja selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali apabila
tenaganya masih dibutuhkan oleh pihak Puskesmas Rembang 2. Apabila pegawai tidak
tetap mengundurkan diri selama masa kontrak, maka diwajibkan mengembalikan honor
yang telah diterima sesuai masa kontrak yang telah dijalani.
Pegawai Tidak Tetap : Dalam hal ini segala ketentuan tenaga PTT diatur tersendiri
dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
Namun kenyataan Dipuskesmas rembang 2 belum ada.
C. JADWAL KEGIATAN
Dalam gedung
No Kegiatan Keterangan
1 Pojok gizi Seminggu sekali (kamis)
2 Pojok laktasi Seminggu sekali (kamis)
Luar gedung
No Kegiatan Keterangan
1 Pemantauan status gizi BALITA Sebulan sekali di desa
2 Pemberian Vit A 6 bulan sekali (feb/ agustus)
3 Penyuluhan AE 1 bulan sekali posyandu/
kelas bumil
4 Distribusi tablet Fe ibu hamil 1 bulan sekali ibu hamil
5 Penyuluhan tentang anemi dan Distribusi tablet Fe 6 bulan sekali
remaja
6 Pendistribusi MP ASI Bila ada progam
7 Distribusi biscuit ibu hamil Bila ada progam
8 Pendataan KADARZI 1 tahun sekali
9 Penyuluhan dan pemeriksaan GAKY di sekolah Bila ada progam
10 Penyuluhan dan pemeriksaan GAKY untuk ibu 1 bulan sekali
hamil
Jadwal kegiatan dibuat 1 bulan sekali,3 bulan sekali,6 bulan sekali sesuai dengan
kegiatan yang ada ( rutin ) serta kerjasama dengan lintas terkait yang ada dalam
pelaksanaan kegiatan biar berjalan dengan baik.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Menurut ketentuan denah ruang untuk gizi tidak ada namun tetap menyesuaikan
lingkungan dan tempat yang ada sesuai dengan keadaan
BAB IV
TATALAKSANA UPAYA
A. GIZI SEIMBANG
PRINSIP GIZI SEIMBANG
a. Empat Pilar Gizi Seimbang
Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955
merupakan realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992.
Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah diperkenalkan
sejak tahun 1952 namun sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi.
Diyakini dengan mengimplementasikan Pedoman Gizi Seimbang secara benar, semua
masalah gizi dapat diatasi. Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada
dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar
dan zat gizi yang masuk dengan memantau berat badan secara teratur.
Oleh karena itu Gizi Seimbang untuk ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi
untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin. Prinsip pertama
Gizi Seimbang yaitu mengonsumsi anekaragam pangan secara seimbang jumlah
dan proporsinya tetap diterapkan.
Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang
dibutuhkan, seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan
di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi, maka janin atau bayi
akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibu. Demikian juga
beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di dalam tubuh seperti vitamin C dan
vitamin B yang banyak terdapat di dalam sayuran dan buah-buahan. Sehubungan
hal tersebut, ibu harus mempunyai status gizi yang baik sebelum hamil dan
mengonsumsi anekaragam pangan, baik proporsi maupun jumlahnya.
Berbeda dengan sel lemak dan zat besi kebutuhan bayi akan vitamin B
dan vitamin C yang dipenuhi melalui produksi ASI tidak dapat diambil dari
persediaan yang ada dalam tubuh ibu, melainkan harus dipenuhi dari konsumsi
pangan ibu setiap hari.
7. Gizi Seimbang untuk remaja usia 10-19 tahun (Pra-pubertas dan Pubertas)
Kelompok ini adalah kelompok usia peralihan dari anak-anak menjadi
remaja muda sampai dewasa. Kondisi penting yang berpengaruh terhadap
kebutuhan zat gizi kelompok ini adalah pertumbuhan cepat memasuki usia
pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik citra
tubuh (body image) pada remaja puteri. Dengan demikian perhitungan terhadap
kebutuhan zat gizi pada kelompok ini harus memperhatikan kondisi-kondisi tersebut.
Khusus pada remaja puteri, perhatian harus lebih ditekankan terhadap persiapan
mereka sebelum menikah.
8. Gizi Seimbang untuk dewasa
Perilaku konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh pola
kegiatan kelompok usia dewasa saat ini. Misalnya waktu kerja yang ketat, waktu
di rumah yang singkat, ibu bekerja diluar rumah, peningkatan risiko terpapar
polusi dan makanan tidak aman, ketersediaan berbagai makanan siap saji dan siap
olah, dan ketidak- tahuan tentang gizi, yang menyebabkan kelompok usia ini
cenderung beraktivitas ringan atau santai (sedentary life), yang salah satu akibatnya
adalah konsumsi pangan yang tidak seimbang dan tidak higienis. Oleh karena itu,
perhatian terhadap perilaku Gizi Seimbang perlu ditingkatkan untuk mencapai pola
hidup sehat, aktif dan produktif.
a. Suplementasi gizi
Suplementasi gizi ditujukan untuk memenuhi kecukupan gizi.diberikan untuk anak
usia 6 – 59 bulan, anak sekolah, ibu hamil, ibu nifas, remaja perempuan, dan
pekerja wanita.
Jenis suplementasi gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. kapsul vitamin A;
b. tablet tambah darah;
c. makanan tambahan ibu hamil;
d. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI);
e. makanan tambahan anak balita 2-5 tahun;
f. makanan tambahan anak usia sekolah; dan
g. bubuk multi vitamin dan mineral.
a. TIDAK NAIK (T); grafik berat badan memotong garis pertumbuhan dibawahnya;
kenaikan berat badan <KBM (<800 g)
b. NAIK (N), grafik berat badan memotong garis pertumbuhan diatasnya; kenaikan
berat badan >KBM (>900 g)
c. NAIK (N), grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya; kenaikan berat
badan >KBM (>500 g)
d. TIDAK NAIK (T), grafik berat badan mendatar; kenaikan berat badan < KBM
(<400 g)
e. TIDAK NAIK (T), grafik berat badan menurun; grafik berat badan <KBM
(<300 g)
8. Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi Tanggal imunisasi diisi oleh petugas
kesehatan setiap kali setelah imunisasi diberikan
9. . Mengisi catatan pemberian kapsul vitamin A Tanggal diisi oleh kader sesuai dengan
tanggal dan bulan pemberian kapsul vitamin A oleh kader
10. Isi kolom Pemberian ASI Eksklusif Beri tanda (√) bila pada bulan tersebut bayi masih
diberi ASI saja, tanpa makanan dan minuman lain. Bila diberi makanan lain selain
ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi dengan tanda (-).
ASI EKLUSIF
Pelaksanaan dukungan dari masyarakat dilakukan sesuai dengan kemampuan sumber
daya yang tersedia. Pelaksanaan dukungan dari masyarakat dilakukan dengan
berpedoman
pada 10 (sepuluh) langkah menuju keberhasilan menyusui untuk masyarakat, yaitu:
a. meminta hak untuk mendapatkan pelayanan inisiasi menyusu dini ketika persalinan;
b. meminta hak untuk tidak memberikan asupan apapun selain ASI kepada Bayi baru
lahir;
c. meminta hak untuk Bayi tidak ditempatkan terpisah dari ibunya;
d. melaporkan pelanggaran-pelanggaran kode etik pemasaran pengganti ASI;
e. mendukung ibu menyusui dengan membuat Tempat Kerja yang memiliki fasilitas
ruang menyusui;
f. menciptakan kesempatan agar ibu dapat memerah ASI dan/atau menyusui Bayinya di
Tempat Kerja;
g. mendukung ibu untuk memberikan ASI kapanpun dan dimanapun;
h. menghormati ibu menyusui di tempat umum;
i. memantau pemberian ASI di lingkungan sekitarnya; dan
j. memilih Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Tenaga
Kesehatan yang menjalankan 10 (sepuluh) langkah
menuju keberhasilan menyusui.
Kondisi medis Bayi yang tidak memungkinkan pemberian ASI
Ekslusif antara lain:
a. Bayi yang hanya dapat menerima susu dengan formula khusus, yaitu Bayi dengan
kriteria:
1. Bayi dengan galaktosemia klasik, diperlukan formula khusus bebas galaktosa;
2. Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup maple (maple syrup urine disease),
diperlukan formula khusus bebas leusin, isoleusin, dan valin; dan/atau
3. Bayi dengan fenilketonuria, dibutuhkan formula khusus bebas fenilalanin, dan
dimungkinkan beberapa kali menyusui, di bawah pengawasan.
b. Bayi yang membutuhkan makanan lain selain ASI selama jangka waktu terbatas,
yaitu:
1. Bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500 (seribu lima ratus) gram (berat lahir
sangat rendah);
2. Bayi lahir kurang dari 32 (tiga puluh dua) minggu dari usia kehamilan yang sangat
prematur; dan/atau
3. Bayi baru lahir yang berisiko hipoglikemia berdasarkan gangguan adaptasi
metabolisme atau peningkatan kebutuhan glukosa seperti pada Bayi prematur, kecil
untuk umur kehamilan atau yang mengalami stress iskemik/intrapartum hipoksia yang
signifikan, Bayi
yang sakit dan Bayi yang memiliki ibu pengidap diabetes, jika gula darahnya gagal
merespon pemberian ASI baik secara langsung maupun tidak langsung.
PENYEDIAAN LOGISTIK
KESELAMATAN SASARAN
Dalam Gizi seimbang harus memperhatikan keselamtan sasran dalam hal ini ,
sasaran dalam progam gizi ibu hamil,remaja, bayi BALITA dengan prinsip kebersihan
merupakn prinsip utama yaitu cuci tangan mengurangi bakteri yang ada ditangan untuk
menghindari penyakit saluran cerna
Kemudian untuk mengajarkan kepada sasaran gizi , untuk lebih tahu untuk
memilih makanna yang ada dijaman sekarang itu tidak baik karena banyak mengandung
bahan pengawet dan pewarana.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam keselamatan kerja gizi seimbang , ahli gizi harus dapat menerapkan hidup sehat
sesuai dengan menjalankan pedoman yanag ada. Dan mampu memberikan tauladan kepada
masyarakat.
Dari perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan upaya dan pelaksanna progam gizi di
puskesmas rembang 2 perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas
sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan . Upaya pencegahan terhadap resiko harus dilakukan
untuk tiap –tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
4. Kadarzi 40 % 40 %
5. Asi Ekslusif 65 % 60 %
6. Anemi remaja putri di sekolah 100 % 100%
7. Pemantauan status gizi 100 % 83 %
Rencana kegiatan :
1. Lokmin : Bulan Maret 2015
2. Pelaksanaan : Bulan April 2015
3. Evaluasi : Bulan Juni dan Desember 2015
1. Kadarsi
2. Garam yodium
3. Asi Ekslusif
4. Pemantauan status gizi balita
BAB IX
PENUTUP.
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan upaya upaya dan pelaksanaan progam gizi puskesmas rembang 2 Keberhasilan
kegiatan ini tergantung dengan komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam
meningkatkan derajat kesehatan dimasyarakat