Anda di halaman 1dari 1

Sonny Prayuda TAFSIR DAKWAH

‫ٱْدُع ِإَلٰى َس ِبيِل َر ِّبَك ِبٱْلِح ْك َم ِة َو ٱْلَم ْو ِع َظِة ٱْلَحَس َنِةۖ َو َٰج ِد ْلُهم ِبٱَّلِتى ِهَى َأْح َس ُن ۚ ِإَّن َر َّبَك ُهَو َأْع َلُم ِبَم ن‬
‫َض َّل َعن َس ِبيِلِهۦۖ َو ُهَو َأْع َلُم ِبٱْلُم ْهَتِد يَن‬
Ud'u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau'iẓatil-ḥasanati wa jādil-hum billatī hiya aḥsan, inna
rabbaka huwa a'lamu biman ḍalla 'an sabīlihī wa huwa a'lamu bil-muhtadīn

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”.

Di zaman sekarang, ilmu komunikasi telah menjadi dari suatu bagian yang penting, bahkan
kesuksesan awal dalam berbagai lini kehidupan berangkat dari kemampuan dan kearifan dalam
komunikasi yang dalam bahasa agama disebut dengan hikmah. Hikmah tersendiri itu nilai
tingkatannya lebih tinggi daripada ilmu, Mengajak manusia yang diistilah dengan dakwah itu
harus dilandasan nilai-nilai kearifan. Sesuatu yang baik harus disampaikan pada waktu dan
tempat yang baik pula. Kearifan inilah digambarkan dalam Qs al-Nahl: 125.

Ayat ini menjelaskan tentang ajakan berdakwah kepada agama Tuhan (Rabb) dan mentaati-Nya
dengan cara al-hikmah, al-maw’idhah al-hasanah dan al-mujadalah.

Dakwah bil hikmah seperti yang dicontohkan rasul seperti pada kisah Rasulullah didatangi oleh
pemuda yang hendak masuk islam, rasulullah hanya mengambil/berpesan kepada pemuda
tersebut agar tidak berbohong, maka pemuda tersebut dalam tingkah laku kehidupannya selalu
teringat agar tidak berbohong kepada Allah.

Mauidzhoh hasanah sendiri adalah nasehat nasehat yang baik, dan bermakna juga nasehatilah
mereka dengan ajaran Alquran dan dapat bermakna juga dakwah dengan ilmu dan kebenaran,
bukan kekerasan.

Jadal/mujadalah. Secara harfiah, jadal bermakna debat. Sebagian ulama mengatakan bahwa
debat dengan menunjukkan hujjat (argumentasi) yang kuat. Argumentasi itu kemudian
disampaikan dengan cara yang lembut. Ini menunjukkan bahwa berdebat atau berdisksui dalam
hal-hal terkait dengan keilmuan itu dibolehkan dengan tujuan kebenaran, bukan ketenaran.

Anda mungkin juga menyukai