Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEBIJAKAN FISIKAL DAN KEBIJAKAN MONETER


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah EkonomI Mikro Islam
Diampu Oleh : Imam Solahudin, M.Si

Disusun Oleh :
Nurani El Haq
2223.1.2.0327

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
GARUT
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Puji syukur kita selalu panjatkan kehadirat Allah SWT ,atas segala nikmat yang telah
diberikan kepada kita semua sehingga penyusunan makalah dapat terselesaikan tepat pada
waktuya. Shalawat serta salam selalu kita curah limpahkan kepada panutan dan tauladan kita,
yakni nabi Muhammad SAW, yang telah membawa hidup kita ini dari zaman kegelapan ke
zaman terang – benderang.

Dalam penyusunan makalah ini penulis, tidak dapat menyelesaikan makalah ini tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterimakasih kepada
Dosen mata kuliah Ekonomi Makro Islam yang telah mendukung pembuatan makalah ini.

Sungguh merupakan suatu kebanggaan dari penulis apabila makalah ini dapat terpakai sesuai
fungsinya, dan pembacanya dapat mengerti dengan jelas apa yang dibahas didalamnya. Tidak
lupa penulis menerima kritikan dan saran untuk membangun yang sangat diharapakan demi
memperbaiki pembuatan makalah di kemudian hari.

Cikelet, 22 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2

BAB I.......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 4

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 5

C. TUJUAN MASALAH ...................................................................................................... 5

BAB II ........................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN.......................................................................................................................... 6

A. PENGERTIAN KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER ....................... 6

B. HUBUNGAN ANTARA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER................................. 7

BAB III..................................................................................................................................... 10

PENUTUP ................................................................................................................................ 10

A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 10

B. SARAN ...................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi untuk mengendalikan


keseimbangan makroekonomi dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang
lebih baik (Kementerian Keuangan RI, 2018). Kebijakan fiskal merupakan kebijakan
pemerintah yang dilakukan dengan cara mempengaruhi sisi penerimaan maupun sisi
pengeluaran pada APBN. Pemerintah seringkali menghadapi masalah defisit anggaran
sehingga memerlukan suatu kebijakan fiskal untuk menghadapinya (Suparmono,
2004).
Kebijakan moneter adalah satu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) demi tercapainya tujuan ekonomi makro. Stabilisasi ekonomi dapat
diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian
terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan
stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor
perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil . Amrini, et al (2013)
menyatakan bahwa Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik
dibahas terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap perekonomian
Indonesia. Inflasi adalah kenaikan terus menerus dalam rata-rata tingkat harga. Inflasi
bisa berdampak positif atau negatif terhadap perekonomian tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Inflasi cenderung terjadi pada negara-negara berkembang seperti
halnya Indonesia dengan struktur perekonomian bercorak agraris. Kegagalan atau
guncangan dalam negeri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik dan
berakhir dengan inflasi pada perekonomian.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan apa yang di maksud dengan kebijakan fiskal Dan kebijakan moneter
?
2. Hubungan antara kebijakan Fiskal dan kebijakan Moneter ?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui apa itu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter


2. Untuk mengetahui hubungan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan fiskal merupakan salah satu justifikasi mengenai adanya campur


tangan pemerintah dalam mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas ekonomi (Afdi,
2010: h. 102). Kebijakan fiskal adalah upaya atau tindakan pemerintah sebagai
pengambil kebijakan dengan mengubah-ubah penerimaan pajak dan pengeluaran
negara. Pajak dan pengeluaran pemerintah merupakan variabel utama dalam kebijakan
fiskal. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah menstabilkan permintaan agregat dan
tingkat produksi. Kebijakan moneter yang dapat dilakukan diantaranya anggaran
defisit, anggaran surplus, dan anggaran berimbang.

Kebijakan moneter merupakan salah satu cara yang dilakukan guna mengatasi
permasalahan ekonomi dengan tujuan utama nilai rupiah yang stabil, sesuai yang
tertera pada UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Dari pernyataan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, kebijakan moneter adalah upaya atau
tindakan Bank Sentral sebagai pengambil kebijakan dalam mempengaruhi variabel-
variabel moneter untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu. Variabel-variabel dari
kebijakan moneter yang dimaksud adalah uang beredar, suku bunga, kredit dan nilai
tukar. Selain yang disebut sebelumnya, kebijakan moneter juga memiliki beberapa
tujuan lain, yaitu penyediaan lapangan kerja, stabilitas harga, dan keseimbangan
neraca pembayaran (Natsir, 2008: h. 3). Pengendalian moneter dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya operasi pasar terbuka, penetapan tingkat diskonto,
penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit dan pembiayaan yang
juga dapat dilaksanakan dengan prinsip syariah. Dampak dari kebijakan moneter
sendiri tidak langsung kepada sektor riil, namun pertama kali akan dirasakan oleh
pihak-pihak perbankan yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

Adapun tujuan dari kebijakan fiskal dan kebijakan moneter

1) Mendorong pertumbuhan ekonomi


2) Menjaga stabilitas harga
3) Mendorong kecepatan investasi
4) Meningkatkan potensi SDM
5) Menciptakan keadilan sosial
6) Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan
stabilitas tingkat harga
7) Meningkatkan kesempatan kerja

B. HUBUNGAN ANTARA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

Inflasi sebagai masalah utama, tidak hanya bisa dikendalikan hanya oleh
pemerintah atau bank sentral, namun keduanya harus saling berkoordinasi. Kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh bank sentral dan kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh
pemerintah harus saling berkaitan agar lebih optimal dalam mengatasi masalah inflasi.
Kebijakan moneter yang ditetapkan bank sentral akan mempengaruhi pasar
uang, dan pasar uang tersebut akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan
tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal yang ditetapkan
pemerintah akan berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada
gilirannya permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar
barang dan jasa. Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga
dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di
harapkan. Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan
umpan balik terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik
terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.1
Di Indonesia sendiri, hubugan keduanya terlihat dari Pemerintah dan Bank
Indonesia sebagai pengambil kebijakan secara rutin menggelar Rapat Koordinasi
untuk membahas keadaan eknomi terkini. Selain itu, keduanya juga terlibat secara
bersamaan dalam penyusunan bersama Asumsi Makro di Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang dibahas bersama di DPR.

1 Himayani Anjayati, Makalah Kebijakan Moneter dan Fiskal, diakses dari http://
himayanii.blogspot.co.id/2015/02/makalah-kebijakan-moneter-dan-fiskal.html, pada tanggal 10 April pukul
19.13 WIB
• Contoh Konkret
Kebijakan moneter di Indonesia ditetapkan oleh Bank Indonesia. Contohnya
adalah kebijakan yang ditetapkan Bank Indonesia pada saat Rapat Dewan Gubernur
(RDG) Bank Indonesia pada 18 Juni 2015. Dalam rapat tersebut ditetapkan bahwa
Bank Indonesia mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit
Facility 5,50% dan Lending Facility pada level 8,00%. Keputusan tersebut sejalan
dengan upaya untuk menjaga agar inflasi berada pada sasaran inflasi 4±1% di 2015
dan 2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat
dalam kisaran 2,5-3% terhadap PDB dalam jangka menengah. 2 Bank Indonesia tetap
fokus pada upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi melalui pelonggaran kebijakan makroprudensial.

Pertumbuhan ekonomi pada semester II 2015 di Indonesia diperkirakan


membaik, didasarkan pada meningkatnya konsumsi dan investasi pemerintah yang
sejalan dengan semakin meningkatnya implementasi proyek-proyek infrastruktur dan
meningkatnya penyaluran kredit perbankan. Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan
ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 5,0-5,4% pada 2015.3

Sedangkan kebijakan fiskal yang diterapkan pada tahun 2015 diatur dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Dimana UU tersebut memaparkan mengenai Anggaran Pendapatan dan
Belanja Pemerintah untuk tahun 2016. Dengan rincian anggaran pendapatan
pemerintah pada tahun 2016 sebesar Rp1.822.545.849.136.000,00 (satu kuadriliun
delapan ratus dua puluh dua triliun lima ratus empat puluh lima miliar delapan ratus
empat puluh sembilan juta seratus tiga puluh enam ribu rupiah), didapat dari
penerimaan perpajakan, PNBP, dan penerimaan hibah. Dan anggaran belanja untuk
tahun 2016 sebesar Rp2.095.724.699.824.000,00 (dua kuadriliun sembilan puluh lima
triliun tujuh ratus dua puluh empat miliar enam ratus sembilan puluh sembilan juta
delapan ratus dua puluh empat ribu rupiah) yang terdiri dari anggaran Belanja
Pemerintah Pusat dan anggaran Transfeer ke Daerah dan Dana Desa.

2 Bank Indonesia, Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2015, diakses dari http://www.
bi.go.id/id/publikasi/kebijakan-moneter/tinjauan/Pages/Tinjauan-Kebijakan-Moneter-Juni-2015.aspx, pada
tanggal 10 April pada pukul 23.50 WIB
3 Ibid.
Dari uraian tersebut didapat bahwa kemungkinan Indoneisa akan mengalami
defisit sebesar Rp273.178.850.688.000,00 (dua ratus tujuh puluh tiga triliun seratus
tujuh puluh delapan miliar delapan ratus lima puluh juta enam ratus delapan puluh
delapan ribu ruiah) yang rencananya akan dibiayai dari pembiayaan anggaran dalam
negeri maupun luar negeri. Dengan alokasi anggaran seperti yang tersebut, diharapkan
pada tahun 2016 pemerintah mampu menurunkan tingkat kemiskinan menjadi 9,0%,
menyerap tenaga kerja sebesar 2.000.000.000 orang, menurunkan tingkat Rasio Gini
menjadi 0,39, dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia mencapai 70,1.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dengan demikian Kebijakan Moneter berfokus kepada meningkatkan atau
mengurangi suplai uang demi menstimulasi keadaan ekonomi, sedangkan Kebijakan
Fisikal menggunakan anggaran pemerintah dan pajak untuk menstimulasi ekonomi.

B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami berisikan tentang Kebijakan fisikal dan Kebijakan
moneter beserta hubungan nya. Makalah ini pun tak luput dari kesalahan dan
kekurangan maupun target yang ingin dicapai. Adapun kiranya terdapat kritik, saran
maupun teguran digunakan sebagai penunjang pada makalah ini. Sebelum dan
sesudahnya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://himayanii.blogspot.co.id/2015/02/makalah-kebijakan-moneter-dan-fiskal.html
https://an-nur.ac.id/kebijakan-moneter-pengertian-tujuan-moneter-dewan-moneter-
dan-instrumen-moneter/
https://www.rumah.com/panduan-properti/kebijakan-fiskal-74814
http://www.anggaran.depkeu.go.id
/Content/Publikasi/NK%20APBN/UU%20APBN%202016.pdf

Anda mungkin juga menyukai