GRUP I - Tugas 2 - ANFIS
GRUP I - Tugas 2 - ANFIS
Shofiyah 2206060662
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK BIOMEDIK
DEPOK
OKTOBER 2023
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan 2
b. Tujuan …………………………………………………………………………… 2
II. Teori 3
b. Etiologi …………………………………………………………………………... 3
c. Patofisiologi …………………………………………………………………….. 4
III. Metodologi 8
a. Material…………………………………………………………………………... 8
b. Pembuatan Hidrogel…………………………………………………………… 8
d. Tes Sitosiksitas………………………………………………………………….. 9
g. Analisis Statistik………………………………………………………………… 11
a. Hasil …………………………………………………………………………….. 12
b. Pembahasan …………………………………………………………………… 18
V. Penutup 21
1
BAB I
Pendahuluan
a. Latar Belakang
Muskuloskeletal mencakup tulang dan otot merupakan bagian dari tubuh
manusia yang berperan dalam sistem gerak. Pentingnya peran dari tulang dan
otot, membuat sistem muskuloskeletal tidak lepas dari berbagai gangguan dan
resiko terserang penyakit yang menyebabkan gangguan fungsi dari tulang dan
otot. Peran teknologi biomedik sangatlah penting dalam penanganan penyakit,
termasuk dalam penanganan penyakit pada sistem muskuloskeletal. Berbagai
fokusan ilmu teknik biomedik mencakup instrumentasi sampai biomaterial, terus
dikembangkan untuk menghasilkan inovasi terbaru, penanganan yang dapat
bekerja lebih efektif dan efisien serta mengurangi biaya yang perlu dikeluarkan.
Walaupun secara umum, tulang manusia sangat tahan terhadap infeksi
Berbagai pengaruh dan faktor tertentu dapat menyebabkan hal itu terjadi.
Mikroorganisme luar seperti bakteri dapat menyerang tubuh manusia dan
kemudian mempengaruhi tulang. Salah satu penyakit tulang adalah osteomielitis.
Berdasarkan penelitian terbaru, peningkatan kasus osteomielitis meningkat
beriringan dengan peningkatan kasus penyakit muskuloskeletal lainnya. Salah
satu metode yang familiar dalam menangani osteomielitis adalah pemberian
antibiotik. Pemberian antibiotik menggunakan bahan matriks tertentu dan
diberikan pada daerah yang terinfeksi. Dalam penanganannya,masih terdapat
berbagai keterbatasan yang menimbulkan efek samping dari metode yang
digunakan. Tindakan operasi yang membutuhkan biaya lebih dan juga dapat
menimbulkan resiko lainnya, seakan menjadi prosedur wajib untuk kemudian
dilakukan dalam penanganan penyakit ini. Oleh karena itu, diharapkan adanya
perkembangan dalam penelitian, terlebih khusus dalam okusan biomaterial untuk
menghasilkan material matriks dengan efek samping yang lebih kecil, sehingga
tidak menyebabkan kerusakan atau peradangan lainnya yang berakhir pada
operasi lanjutan.
b. Tujuan
1. Memenuhi nilai mata kuliah Dasar Anatomi dan Fisiologi.
2. Memahami definisi, ciri-ciri, etiologi, dan patofisiologi penyakit
Osteomielitis.
3. Memahami teknologi biomaterial yang dapat digunakan untuk
penanganan Osteomielitis.
2
BAB II
TEORI
b. Etiologi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, penyebab terjadinya osteomielitis adalah
mikroorganisme atau bakteri. Berbagai mikroorganisme yang dapat
menyebabkan osteomielitis antara lain :
1. Staphylococcus Aureus : Merupakan bakteri yang paling umum, menjadi
penyebab dari osteomielitis. Bakteri ini biasanya hidup dan dapat
menginfeksi kulit. Serangan bakteri ini pada tulang dapat terjadi dengan
cara penularan dari peradangan yang terjadi di kulit. Selain itu, serangan
bakteri pada tulang dapat juga melalui aliran darah.
2. Salmonella : Bakteri ini biasanya menyerang individu dengan penyakit sel
sabit (penyakit kelainan darah) dan dapat berakhir pada infeksi.
3. Pasteurella Multocida : Bakteri ini biasanya menyebar dari kulit ke tulang,
berasal dari gigitan atau goresan kucing atau anjing.
Terdapat berbagai mikroorganisme/bakteri lainnya yang juga dapat
menyebabkan peradangan pada tulang atau osteomielitis.
3
c. Patofisiologi
Cara bakteri menyerang tulang, kebanyakan terjadi melalui aliran darah
yang disebut penyebaran hematogen. Hal ini dapat terjadi akibat penggunaan
jarum suntik yang terkontaminasi, atau kepada individu yang melaksanakan
prosedur cuci darah/ hemodialisis yang mungkin terkontaminasi oleh bakteri,
bahkan dalam prosedur pencabutan gigi yang telah terinfeksi. Setelah masuk
dalam aliran darah, bakteri dapat menyebar ke daerah tertentu pada tubuh
manusia. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh usia individu. Pada orang dewasa
misalnya, bakteri cenderung menyebar pada bagian tulang belakang dan
menyebabkan osteomielitis pada tulang belakang. Biasanya menyerang diskus
intervertebralis diantara dua bagian tulang belakang. Pada anak-anak, umumnya
bakteri menyerang bagian metafisis dari tulang (misalnya pada tulang femur).
Cara lainnya penyebaran bakteri yang menyebabkan osteomielitis, adalah akibat
trauma. Misalnya pada daerah patah tulang yang terbuka akibat kecelakaan
yang terkontaminasi dengan bakteri. Kemudian, kontaminasi bakteri yang
muncul saat operasi, bahkan penyebaran infeksi dari daerah tertentu, misalnya
infeksi dari kulit yang menyebar ke tulang yang disebut penyebaran menular.
Cara lainnya juga dapat berupa kombinasi dari cara-cara diatas.
Setelah mengenai bagian dari tulang, bakteri akan berkembang biak.
Perkembangan bakteri akan memicu respon sel imun terlebih khusus sel dendrit
dan makrofag untuk melawan infeksi yang terjadi. Ini merupakan fase akut pada
penyakit osteomielitis yang dapat terjadi berminggu-minggu. Sistem imun yang
melawan infeksi, mengeluarkan zat kimia dan enzim yang mengakibatkan
kerusakan lokal pada tulang. Osteomielitis akut masuk pada tahap pemulihan
saat sistem imun berhasil melawan semua bakteri yang menyerang tulang.
Osteoblas dan osteoklas akan berperan dalam memperbaiki kerusakan tulang
yang terjadi. Jika kerusakan yang terjadi tidak terlalu luas, maka perbaikan dapat
berlangsung dalam beberapa minggu. Akan tetapi dalam beberapa kasus
osteomielitis kronis yang berlangsung dalam berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun, nekrosis terjadi pada bagian tulang yang terinfeksi dan bagian
tersebut terpisah dari bagian tulang yang sehat. Bagian ini disebut sequestrum.
Osteoblas yang ada pada tulang,kemudian membentuk tulang baru yang
membungkus sequestrum, yang disebut daun pembalut (involucrum). Kadang
peradangan dapat melibatkan bagian periosteum, yaitu jaringan konektif yang
mengelilingi permukaan luar tulang. Terlebih khusus pada anak-anak, periosteum
tidak menempel dengan kuat pada tulang sehingga dapat terlepas dan
menyebabkan abses di antara tulang dan periosteum. Infeksi pada penyakit ini
4
juga dapat menyebar pada sendi, otot, kulit, bahkan pada pembuluh darah yang
dapat mengakibatkan peradangan pembuluh darah (Tromboflebitis).
d. Teknologi Biomedik
Peran Teknologi biomedik terkait penyakit ini mulai dari diagnosis penyakit
sampai pada penyembuhan, antara lain :
Diagnosis penyakit :
● Complete Blood Count (CBC) : Mencakup peningkatan sel darah putih,
peningkatan laju sedimentasi eritrosit, dan peningkatan c-reactive protein
(CRP)
● X-ray : Menunjukan gejala fisik pada tulang, seperti penebalan tulang
kortikal atau perubahan periosteum. Selain itu dapat mendeteksi
osteopenia, atau berkurangnya massa tulang, sebagai akibat dari
kerusakan pada matriks tulang.
5
● Bone Scan/ MRI : Dapat digunakan untuk mengkonfirmasi adanya
osteomielitis pada bagian tulang tertentu dan mengidentifikasi
kemungkinan abses. Biopsi tulang juga dapat dilakukan untuk membantu
mengidentifikasi patogen yang menjadi penyebab dan mengkonfirmasi
diagnosis.
Penanganan :
● Pemberian antibiotik : Pemberian antibiotik dilakukan dalam jangka waktu
tertentu pada bagian yang terinfeksi.
● Operasi : Jika terjadi abses, misalnya pada tulang belakang yang
berdampak pada sistem saraf, maka memungkinkan untuk dilakukan
operasi. Operasi juga dapat dilakukan untuk mengangkat jaringan tulang
yang mati (osteonekrosis). Misalnya pada osteomielitis kronis, dimana
sequestrum harus diangkat.
6
gelling alginate (ALG)/ hyaluronic acid (HA) hydrogel sebagai bioabsorable
matrix yang mendukung kerja antibiotik dan dapat melepaskan molekul bioaktif
untuk proses rekonstruksi tulang. Selain itu HA yang digunakan memiliki
kandungan antibiotik yaitu vancomycin dan bone morphogenetic protein-2
(BMP-2). Antibiotik vancomycin merupakan salah satu antibiotik yang
sebelumnya memang digunakan untuk menangani osteomielitis dengan
penggunaan PMMA. Selain itu antibiotik ini juga dipilih karena memiliki muatan
yang sesuai, yaitu positif sehingga dapat dicampur dengan ALG yang bermuatan
negatif. Hydrogel yang mengandung antibiotik dan BMP-2 ini diharapkan dapat
menjadi solusi alternatif sebagai material yang dapat digunakan dalam
penanganan atau terapi osteomielitis dengan memenuhi kedua fungsi yaitu
menangani infeksi dan mendukung rekonstruksi tulang.
7
BAB III
METODOLOGI
A. Material
Percobaan ini menggunakan beberapa material seperti: Sodium Alginate
(ALG) dengan vikositas menengah yang lalu dicuci dengan metanol (65%) untuk
membersihkannya. Lalu digunakan pula Hyaluronic Acid (HA), Kalium Sulfat
sebagai bahan tambahan hidrogel dalam pembentukan gel, Na2-HPO4,
Vancomycin hydrochloride (VAN) sebagai agen antimikroba untuk
mengendalikan infeksi, Bone morphogenetic protein-2 (BMP-2) untuk molekul
bioaktif untuk merangsang pembentukan tulang baru, Polimetilmetakrilat (PMMA)
untuk bahan dasae dalam sistem penghantaran antibiotik berbasis semen tulang,
Poli(laktida-ko-glikolida) (PLGA) digunakan sebagai matriks dalam sistem
penghantaran antibiotik berbasis polimer, Fibrin glue digunakan sebagai matriks
dalam sistem penghantaran antibiotik, Kolagen digunakan sebagai matriks dalam
sistem penghantaran antibiotik, Asam hialuronat terikat silang digunakan sebagai
matriks dalam sistem penghantaran antibiotik, Hidroksiapatit digunakan sebagai
bahan tambahan dalam hidrogel untuk meningkatkan kemampuan regenerasi
tulang, dan beberapa senyawa kimia sebagai bahan pembuatan hidrogel dan
larutan
B. Pembuatan Hidrogel
8
Pembuatan hidrogel ALG/HA dilakukan dengan metode sebagai berikut:
1. Bubuk alginat dan asam hialuronat dicampur dalam rasio yang ditentukan
(misalnya, 7:3 berdasarkan berat)
2. Larutkan campuran ALG/HA dalam larutan garam fosfat (PBS) dengan
konsentrasi yang diinginkan (misal, 2% berdasarkan berat)
3. Tambahkan kalsium sulfat (CaSO4) dalam larutan ALG/HA untuk
membantu dalam pembentukan gel
4. Vancomycin & BMP-2 dicampurkan dalam larutan PBS dingin (4°C)
5. Untuk membentuk hidrogel ALG/HA vancomycin dan BMP-2 campurkan
larutan CaSO4/Vancomycin/BMP-2 dengan larutan ALG/HA
6. Mengaduk rata campuran tersebut hingga homogen
7. Larutan campuran ini kemudian diinjeksikan ke dalam vial kaca dan
dibiarkan hidrogel mengental selama sekitar 4 menit sebelum digunakan
agar gelasi stabil
D. Tes Sitoksisitas
Selanjutnya, peneliti mengevaluasi sitoksisitas dari vancomycin yang
dilepaskan hidrogel tersebut menggunakan metode sesuai standar ISO 10993-5.
1. Tiga kelompok hidrogel dengan konsentrasi vancomycin 30 mg/mL, 50
mg/mL, dan 70 mg/mL diinkubasi dalam DMEM selama 24 jam pada suhu
37°C dengan pengadukan ringan (50 rpm)
2. Dalam pengujian ini digunakan sel pre-osteoblas murine calvaria
(MC3T3-E1) yang ditempatkan dalam medium DMEM yang mengandung
0.1% gentamisin sulfat pada lempeng budidaya sel, 1% penisilin G, dan
10% serum fetal bovine (FBS)
9
3. Keesokannya, medium budidaya sel ini diganti dengan medium yang
mengandung vacomycin . Lalu viabilitas sel diukur dengan uji MTS. MTS
akan diubah menjadi produk berwarna oleh sel hidup yang metaboliknya
aktif. Setelah beberapa jam inkubasi, produk berwarna diukur dengan
spektrofotometer dan penyerapannya akan digunakan untuk menentukan
tingkat viabilitas sel dengan membandingkannya dengan medium kultur
sel yang normal. Semakin tinggi penyerapannya, maka semakin tinggi
tingkat viabilitas sel.
10
Pengukuran dan pengujian dilakukan pada waktu yang ditentukan yaitu 3
atau 6 minggu pascaoperasi yaitu dengan di-euthanize dengan dosis berlebihan
gas CO2 dan setiap tikus dilakukan pemeriksaan radiografi yaitu untuk menilai
tingkat keparahan osteomielitis; sifat-sifat biomekanik untuk membandingkan
tulang yang normal, tulang terinfeksi, dan tulang yang diobati; pemeriksaan
mikrobiologis dengan mengukur koloni bakteri pada media agar nutrisi.
G. Analisis Statistik
Analisis data statistik dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak
IBM SPSS. Data yang diperoleh dari setiap kelompok ditunjukkan sebagaim
mean atau rata-rata ± standar deviasi untuk mengetahui gambaran mengenai
sebaran dan variasi data dari kelompok-kelompok tersebut. Data dievaluasi
dengan uji analisis ANOVA atau uji analisis varian satu arah dengan uji
perbandingan ganda Tukey. Hasil uji perbandingan tersebut p<0.05 yang berarti
dianggap signifikan secara statistik.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1) Perilaku pelepasan vancomycin dan BMP-2
12
Gambar 3.B menunjukkan pelepasan perilaku vancomycin dan BMP-2 pada
Pluronic F127 dengan alginate
2) Sitoksitas hydrogel
13
Gambar 4. menunjukkan viabilitas sel sebagai fungsi konsentrasi vancomycin
14
Gambar 5 menunjukkan aktivitas bakteri (ZOI of S.aureus) dengan variasi
konsentrasi vancomycin, PBS, ALG/HA, dan VAN/BMP-ALG/HA selama 42 hari. (A)
Gambar ZOI (B) hasil perhitungan, dengan n=3.
15
Gambar 6.A menunjukkan hasil dari pemeriksaan menggunakan
micro-CT pada femur normal, femur dengan osteomielitis, dan femur yang
diobati dengan hydrogel ALG/HA, VAN-ALG/HA, dan VAN/BMP-ALG/HA pada 3
(A) dan 6(B) minggu setelah operasi
16
Gambar 6.C menunjukkan CFU (colony-forming unit) dari s aureus pada
femur normal, femur dengan osteomielitis, dan femur yang diobati dengan
hydrogel ALG/HA, VAN-ALG/HA, dan VAN/BMP-ALG/HA pada 3 dan 6 minggu
setelah operasi.
17
Gambar 6.D menunjukkan jumlah sel darah merah (A) dan kadar hemogoblin
pada femur normal, femur dengan osteomielitis, dan femur yang diobati dengan
hydrogel ALG/HA, VAN-ALG/HA, dan VAN/BMP-ALG/HA pada 3 dan 6 minggu
setelah operasi.
B. Pembahasan
1) Karakterisasi hydrigel ALG/HA yang mengandung vancomycin dan
BMP-2
Dari hasil uji karakterisasi yang dilakukan terhadap hydrogel ALG/HA
yang mengandung vancomycin dan BMP-2. Hydrogel tersebut dibuat
dengan mencampurkan larutan ALG/Na2HPO4 dan larutan
CaSO4/vancomycin/BMP-2. waktu gelasi hydrogel ALG/HA dapat
dikendalikan sekitar 4 menit,yang memungkinkan terjadinya pengolahan
serta penyuntikkan ke dalam lesi osteomielitis. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa hydrogel ALG/HA yang mengandung vancomycin dan
BMP-2 merupakan suatu matriks penghantar yang baik dalam
pengobatan osteomielitis.
18
demikian, jumlah vancomycin yang dilepaskan setara dengan jumlah yang
dimasukkan, hal ini dapat disebabkan oleh interaksi antara ALG yang
bermuatan negatif dan vancomycin yang bermuatan positif, serta disosiasi
obat yang berlangsung lebih lama dalam lingkungan fisiologis. Pelepasan
vancomycin yang terjadi secara terus-menerus, biasanya dapat digunakan
sebagai antibiotik dalam pengobatan lesi yang terinfeksi MSRA, sehingga
dapat dikatergorikan sebagai suatu penghantar lokal yang penting dalam
pengobatan osteomielitis.
3) Sitotoksitas hydrogel
Biokompatibilitasnya yang baik dan tingkat sitotoksisitasnya yang rendah,
membuat Alginate sering dipakai dalam rekayasa jaringan serta sistem
penghantaran obat. Hal yang sama berlaku pada HA, yang merupakan
komponen alami matriks ekstraseluler, yang telah terbukti mendukung
adhesi dan proliferasi sel. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa
hydrogel dapat melakukan pertumbuhan sel serta regenerasi jaringan
tanpa merusak ataupun memengaruhi sel yang berada di dekatnya.
19
yang sustain dan efektif ke area yang terinfeksi, sehingga membantu
menghambat pertumbuhan bakteri dan proses penyembuhan dapat
dipercepat.
20
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Jung SW, Oh SH, Lee IS, Byun JH, Lee JH. In Situ Gelling Hydrogel with
Anti-Bacterial Activity and Bone Healing Property for Treatment of
Osteomyelitis. Tissue Eng Regen Med. 2019;16(5).
2. Xin W, Gao Y, Yue B. Recent Advances in Multifunctional Hydrogels for the
Treatment of Osteomyelitis. Vol. 10, Frontiers in Bioengineering and
Biotechnology. 2022.
3. Peng KT, Chen CF, Chu IM, Li YM, Hsu WH, Hsu RWW, et al. Treatment of
osteomyelitis with teicoplanin-encapsulated biodegradable
thermosensitive hydrogel nanoparticles. Biomaterials. 2010;31(19).
4. Abrantes-Figueiredo J, Chowdhury JF, Manu CA, Banach D. Osteomyelitis.
Limb Salvage Diabet Foot An Interdiscip Approach [Internet]. 2023 May 31
[cited 2023 Oct 11];427–38. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
books /NBK532250//
21
TABEL KONTRIBUSI
22