Anda di halaman 1dari 8

SISTEM UTILITAS BANGUNAN

“BUS KOMUNIKASI DALAM BUILDING AUTOMATION SYSTEM”

Disusun oleh :
Tia Yulistiani
187002011

PRORAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SILIWANGI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan Bus komunikasi dalam building automation system ini supaya mengontrol
pengunaan energy listrik pada sebuah bangunan selain itu pada sistem distribusi energy listrik dan
pemasangan ulang sistem distribusi energi listrik dapat menghemat daya sebesar 18,77 %.
Banyaknya ketidaksadaran pentingnya penghematan energy maka dengan ada building automation
system dapat mengontrol secara terintergrasi, seperti halnya digedung perkantoran yang besar
dimana didalam gedung perkantoran tersebut memerlukan energy listrik yang sangat besar, apabila
sistem tersebut difungsikan bisa mengontrol disaat karyawan dan karyawati meninggalkan
ruangan pada saat jam istirahat maupun jam pulang kerja.

B. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud bus komunikasi dalam building automation system?


Bagaimana fungsi dari bus komunikasi dalam building automation system?
Apa saja bagian-bagian dari system bus komunikasi dalam building automation system?
Bagaimana prinsip kerja bus komunikasi dalam building automation system?
Apa keuntungan dari building automation system?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan paper ini untuk mengetahui tentang bus komunikasi dalam building
automation system serta mengetaui fumgsi, bagian- bagian , prisinp kerja bus komunikasi dalam
building automation system dan keuntungabus komunikasi dalam building automation systemn
bus komunikasi dalam building automation system.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian

Bus komunikasi atau sering disebut dengan bus sistem ini digunakan oleh sistem komputer
untuk menghubungkan semua komponennya dalam menjalankan tugasnya. Sebuah bus adalah
sebutan untuk jalur di mana data dapat mengalir dalam komputer. Jalur-jalur ini digunakan untuk
komunikasi dan dapat dibuat antara dua elemen atau lebih. Data atau program yang tersimpan
dalam memori dapat diakses dan dieksekusi oleh CPU melalui perantara sistem bus.
Sistem bangunan yang cerdas adalah suatu bangunan yang dikontrol oleh sistem control
terdistribusi yaitu dengan adanya building automation system dengan infrastruktur jaringan
komunikasi yang mengatur berbagai layanan bangunan seperti monitoring dan control penerangan
atau temeparatur dengan tujuan penghematan energy dan biaya pemiliharaan dari sebuah bangunan
tersebut. Maka dari itu sistem ini diterapkan untuk pengaturan lampu dan AC sebagai upaya dari
manajemen energy.
Building automation system sebuah pemrograman, komputerisasi, intelligent network dari
peralatan elektronik yang memonitor dan mengontrol sistem mekanis dan sistem penerangan
dalam sebuah gedung. Building automation systems (BAS) mengoptimasi start-up dan
performansi dari peralatan HVAC dan sistem alarm. BAS menambah dalam jumlah besar interaksi
dari mekanikal subsistem dalam gedung, meningkatkan kenyamanan pemilik, minimasi energi
yang digunakan, dan menyediakan off-site kontrol gedung. BAS berbasis kontrol komputer untuk
mengkoordinasi, mengorganisasi, dan mengoptimasi kontrol subsistem pada gedung seperti
keamanan, kebakaran/keselamatan, elevator, dan lain-lain.

II.2 Fungsi

Building automation system dapat membantu terutama jika anda mengelola bangunan
besar bahkan jika bangunan di tempat yang berbeda di Indonesia. Building automation system
dapat dihubungkan ke komputer pusat melalui internet. Dengan bulding automation system anda
dapat memantau dan mengendalikan semua bangunan anda di Indonesia dari komputer manapun
dengan koneksi internet. Seiring berjalannya waktu kontrol bangunan modern membantu
mengurangi penggunaan energi dan meningkatkan nilai bangunan dengan membuat sistem listrik
dan mekanik menjadi cerdas.

II.3 Bagian

a) Controller : Controller yang digunakan biasanya terdiri dari satu atau lebih PLC
(Programmable Logic Controllers), dengan pemrograman tertentu. PLC dalam BAS
digunakan untuk mengontrol peralatan yang biasanya digunakan dalam sebuah gedung.
b) Occupancy Sensor : Occupancy biasanya didasarkan pada waktu dari skedul harian.
Override switch atau sensor dapat digunakan untuk memantau occupancy pada beberapa
daerah internal gedung.
c) Lighting : Lighting dapat dinyalakan maupun dimatikan dengan Building Automation
System berdasarkan waktu harian, atau pengatur waktu dan sensor. Contoh sederhana
sistem tersebut adalah menyalanya lampu pada suatu ruangan setelah setengah jam
orang terakhir keluar dari ruangan tersebut.
d) Air Handler : Air handler digunakan untuk mengatur keluar masuknya udara dalam
gedung. Pengaturan ini dilakukan untuk menjaga agar udara tetap sesuai dengan
kebutuhan serta kesehatan manusia yang ada dalam gedung tersebut.
e) Central Plant : Central Plant dibutuhkan untuk menyuplai air-handling unit dengan air.
Alarms and Security : Banyak Building Automation System memiliki kemampuan
alarm. Jika sebuah alarm dideteksi, alarm tersebut dapat diprogram untuk
memberitahukan seseorang. Pemberitahuan dapat dilakukan melalui komputer, pager
maupun suara alarm. Sistem sekuriti dapat disambungkan pada building automation
system. Jika occupancy sensor ada, maka sensor tersebut dapat juga digunakan sebagai
alarm pencuri
II.4 Prinsip Kerja

a. Prinsip Kerja
Pada sistem komputer yang lebih maju, arsitektur komputernya akan lebih kompleks, sehingga
untuk meningkatkan performa digunakan beberapa buah bus. Tiap bus merupakan jalur data
antara beberapa device yang berbeda. Dengan cara ini RAM, Prosesor, GPU (VGA AGP)
dihubungkan oleh bus utama berkecepatan tinggi yang lebih dikenal dengan nama FSB (Front
Side Bus) . Sementara perangkat lain yang lebih lambat dihubungkan oleh bus yang
berkecepatan lebih rendah yang terhubung dengan bus lain yang lebih cepat sampai ke bus
utama.
b. Prinsip Kerja Building Automation System
Building automation system mengendalikan peralatan pemanas, ventilasi dan penyejuk
udara. Hal ini pada gilirannya mengendalikan penjadwalan peralatan dan mempertahankan suhu
bangunan, kelembaban, tekanan dan penggunaan energi. Karena bangunan menjadi lebih dan lebih
cerdas.
Instalasi building automation system dibagi dalam beberapa sector area atau zona dimana
unit unit chiller, AHU, Water Heater, Cooling Tower atau yang lainnya terpasang untuk
memudahkan penarikan kabel. Instalasi kabel dari tiap unit harus dilakukan dengan alamat dan
kode sesuai dengan zona atau unit bersangkutan agar memudahkan pelaksanaan wiring baik ke
modul kontrol ataupun ke sensor lapangan. Beberapa perangkat modul kontrol telah ditambahkan
pada panel box ruang-ruang unit terdekat. Penarikan kabel baik kabel sensor dan kabel data
merupakan bagian pekerjaan building automation system selain wiring modul kontroller , dan
setting konfigurasi modul, serta pemrograman komputer. Semua bagian instalasi kabel, wiring,
setting perangkat dan aktivitas pemrograman dilakukan sehingga tujuan kontrol dan monitoring
status unit bisa dilakukan. System instalasi BAS panel control merupakan beberapa kombinasi
peralatan power suplay, MCB, relay unit, magnetic contactor, alat ukur / meter, variable speed
drive, yang membentuk sistem pengontrolan otomatis dan manual untuk tiap-tiap unit mesin
yang terdapat didalamnya.

II.5 Keuntungan

 Pemilik konstruksi dapat mengatur jadwal operasi peralatan serta pencahayaan sehingga
dapat menghemat listrik.
 Pembelajaran adaptif melalui permulaan yang teratur secara otomatis memungkinkan
kinerja peralatan lebih optimal.
 BAS disertai kemampuan trim and response.
 BAS mampu memantai segala penggunaan energi dalam konstruksi.
 Penerapan BAS dapat mewujudkan penghematan dengan cara penghitungan entalpi.
 BAS dapat mewujudkan penghematan melalui algoritma kontrol dengan program-
program prediktif di dalamnya.
 Saat permintaan listrik mencapai puncak, BAS dapat secara otomatis menurunkan beban.
 BAS dapat memberikan peringatan melalui berbagai media, salah satunya melalui
telepon.Hal ini akan membantu pemilik mengantisipasi dampak lebih lanjut jika terjadi
kegagalan operasi sistem.
 BAS dapat diintegrasikan dengan sistem kontrol bangunan lainnya.
 Building automation system memungkinkan pemilik untuk mengatur jadwal operasi
untuk peralatan dan sistem pencahayaan sehingga penghematan energi dapat
direalisasikan saat bangunan atau ruang di bangunan tidak dihuni.
 Building automation system memungkinkan peralatan bekerja optimal dimulai dengan
pembelajaran adaptif. Permulaan yang optimal memungkinkan peralatan bekerja secara
teratur dan berurutan secara otomatis sesuai jadwal sebelum bangunan direhabilitasi
sehingga titik ruang dapat terwujud sebelum ditempati. Pembelajaran adaptif
memungkinkan sistem untuk membandingkan suhu ruang, kondisi udara luar, dan
kemampuan peralatan sehingga peralatan dapat dihidupkan pada waktu yang tepat untuk
memastikan titik setel ruang dicapai sebelum ditempati.
 Building automation system harus memiliki kemampuan trim dan respons. Berdasarkan
permintaan zona, titik setel untuk berbagai sumber pemanasan dan pendinginan akan
berubah sesuai permintaan dari zona. Dalam sistem VAV, semua kotak VAV dilayani
dari unit penanganan udara sentral. Jika semua zona berada pada titik setel maka titik
setel suhu udara yang disetel dari penangan udara secara otomatis berubah untuk
mencegah pendinginan mekanis terjadi bila tidak diperlukan. Ketika zona tumbuh lebih
hangat, titik suhu udara pasokan ditetapkan secara otomatis diturunkan agar pendinginan
mekanis bisa memenuhi permintaan. Sistem yang konvensional memiliki satu titik suhu
udara suplai tunggal yang mencapai 55° Fahrenheit yang mengharuskan kompresor untuk
berputar bahkan bila tidak diperlukan.
 Building automation system harus memiliki kemampuan untuk memantau penggunaan
energi termasuk kemampuan untuk meter listrik, gas, air, uap, air panas, air dingin, bahan
bakar.
 Building automation system bekerja dengan pengaturan sistem mekanis yang sesuai
dengan menawarkan penghematan berdasarkan perhitungan entalpi dan / atau kontrol set
point CO2.
 Building automation system harus memiliki algoritma kontrol seperti jadwal reset untuk
pemanasan, kontrol tekanan statis, dan sistem lain dimana penghematan energi dapat
direalisasikan melalui program prediktif ini.
 Building automation system harus memiliki system penurunan beban ketika permintaan
listrik berada pada puncaknya.
 Building automation system menawarkan kemampuan untuk mengirim alarm melalui
email, pager, atau telepon untuk mengingatkan manajer bangunan dan / atau teknisi untuk
menginformasikan masalah dan kegagalan sistem.
 Building automation system harus memiliki kemampuan komunikasi untuk
diintegrasikan dengan sistem kontrol otomatisasi bangunan lainnya dan TCP / IP.
BACnet yang kompatibel atau protokol komunikasi open source lainnya adalah nilai plus.
BAB III

PENUTUP

Bus komunikasi pada building automation system berfungsi untuk komunikasi yang dibagi
untuk beberapa sistem. Yang menggunakan kabel set tunggal. Karena Bulding automation system
adalah penggabungan sistem mekanik, listrik, peralatan dengan mikroprosesor yang
berkomunikasi satu sama lain dan ke komputer. Sebagian besar jaringan otomatisasi bangunan
terdiri dari bus primer dan sekunder yang menghubungkan pengontroltingkat tinggi dengan
pengontrol tingkat rendah, perangkat input/output, dan perangkat antarmuka pengguna.Protokol
terbuka ASHRAE BACnet atau protokol terbuka LonTalk menentukan bagaimana sebagian besar
perangkat tersebut saling beroperasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/330362561_BUILDING_AUTOMATION_SYSTEM_
BAS_MENGGUNAKAN_SMART_METERING_DAN_KONEKSI_INTERNET
http://rplbas.blogspot.com/2018/03/apa-itu-bas-building-automation.html
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl-dikydarmaw-7127-3-bab2--3.pdf

Anda mungkin juga menyukai