Anda di halaman 1dari 6

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Universitas Lambung Mangkurat


Program Pascasarjana
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jl. Brigjend. H. Hasan Basry Kampus Kayu Tangi Banjarmasin 70123

UJIAN TENGAH SEMESTER


MATA KULIAH : PENGEMBANGAN KETERMAPILAN
BERBAHASA
NAMA : ANANDA FAUZIAH
NIM : 232014320003
SKS :2
DOSEN : Prof. Dr. Rusma Noortyani, S.Pd., M.Pd
HARI, TANGGAL : Sabtu, 15 Oktober 2023
TEMPAT : DARING

Jawablah soal berikut ini!

1. Bagaimanakah kriteria pemilihan bahan ajar untuk pembelajaran m

enyimak?
2. Buatlah sebuah rancangan pengembangan keterampilan menyimak

disertai dengan contoh!


3. Jelaskan metode pembelajaran keterampilan berbahasa reseptif yan

g dapat digunakan untuk pembelajaran menyimak dan membaca se


cara berurutan!
4. Bagaimanakah cara mengevaluasi keterampilan menyimak dalam p

embelajaran untuk peserta didik?


5. Uraikan media pembelajaran berbasis TIK yang dapat dimanfaatka

n dalam keterampilan menyimak!


JAWABAN :

1. kriteria pemilihan bahan ajar untuk pembelajaran menyimak

Bahan ajar dalam pembelajaran menyimak harus menarik minat dan dekat den
gan kebutuhan siswa. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan, yakni:

a) keluasan bahan ajar,

Pertama, keluasan bahan ajar. Bahan ajar menyimak dapat diambil dar
i berbagai sumber. Bahan ajar hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan sis
wa. Guru yang dapat memilih materi simakan sesuai dan cocok dengan kema
mpuan siswanya maka akan mengahasilkan proses belajar mengajar yang me
muaskan dan menyenangkan, baik bagi siswa maupun bagi guru. Ada pun cont
oh materi simakan yang dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran hendaknya
memiliki berbagai tujuan, antara lain: (a) materi yang tujuannya mendapat resp
on dari penyimak berupa bunyi-bunyian, baik berupa suara, kata, frasa, maupu
n kalimat, (b) materi yang memerlukan pemusatan perhatian, yakni menentuka
n gagasan-gagasan pokok pembicaraan dan gagasan-gagasan penunjangnya, (c)
materi yang bertujuan membandingkan atau mempertentangkan dengan pengal
aman atau pengetahuan penyimak, (d) materi yang tujuannya menuntut penyim
ak berpikir kritis, yakni melalui proses analisis, (e) materi yang tujuannya men
ghibur dan bersifat santai, (f) materi yang tujuannya informatif, dan (g) materi
yang tujuannya deskriminatif, yakni setelah menerima pesan, penyimak dapat
memberikan reaksi yang sesuai dengan keinginan pembicara

b) keterbatasan waktu,

Kedua, keterbatasan waktu. Dalam kegiatan penbelajaran, guru dituntu


t agar dapat menyesuaikan waktu yang tersedia dengan bahan yang akan diajar
kan. Guru dituntut untuk memaksimalkan waktu secara efektif dan efisien untu
k menyampaikan materi pembelajaran menyimak.

c) perbedaan karakteristik siswa, dan

Ketiga, perbedaan karakteristik pembelajar. Perbedaan karakteristik pem


belajar ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain minat, bakat, intelegensi, da
n sikap. Hal ini merupakan pertimbangan khusus bagi guru untuk memilih bah
an simakan yang selaras dengan bakat, minat, dan sikap pembelajar.

d) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Keempat, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pada da


sarnya bahan pembelajaran menyimak harus menyesuaikan diri dengan perkem
bangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Bahan pembelajaran menyimak
harus menarik, selaras, dan autentik. Bahan pembelajaran menyimak yang men
arik akan mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari siswa. Selain menari
k, bahan pembelajaran menyimak harus selaras, yaitu keselarasan bahan ajar m
enyimak dengan penyimak yang merupakan syarat utama dalam proses pembel
ajaran menyimak.

2. sebuah rancangan pengembangan keterampilan menyimak disertai dengan co


ntoh.

Penggunaan media wayang dalam pembelajaran menyimak dongeng di


lakukan sesuai dengan cara dan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru. Per
tama, guru melakukan tanya jawab terlebih dahulu untuk memancing perhatian si
swa dalam materi dongeng. Kedua, guru menyampaikan materi mengenai unsur-u
nsur intrinsik dalam dongeng. Ketiga, guru memperkenalkan media wayang yang
akan digunakan dalam pembelajaran. Keempat, guru menceritakan dongeng yang
akan disimak oleh siswa dengan memperagakan atau menunjukan media wayang
tersebut sesuai dengan tokoh yang sedang diceritakan. Kelima, guru memberikan
soal evaluasi kepada siswa mengenai dongeng yang telah disimaknya. Dalam hal
ini guru harus dapat membuat media sekreatif mungkin, agar siswa merasa senan
g dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran.

3. metode pembelajaran keterampilan berbahasa reseptif yang dapat digunakan


untuk pembelajaran menyimak dan membaca secara berurutan.

Model pembelajaran Reseptif merupakan model yang terdiri atas model


menyimak dan membaca, mengarah ke proses penerimaan isi yang tersurat, tersir
at, maupun yang tersorot. Model tersebut sangat cocok diterapkan kepada siswa y
ang dianggap telah banyak menguasai kosa kata, maupun kalimat. Yang dipenting
kan bagi siswa dalam suasana reseptif adalah bagaimana isi informasi diserap den
gan baik. Dalam model menyimak, pembelajaran dirancang dengan baik sehingg
a siswa dapat mendengarkan informasi yang diberikan. Guru dapat menggunakan
kaset, suara guru, susra siswa yang ditunjuk, pidato yang lain, dan sebagainya dal
am memvariasikan kegiatan menyimak. Sehingga informasi yang didengarkan da
pat di tangkap sepenuhnya.

Adapun metode-metode dalam model pembelajara Reseptif ini adalah se


bagai berikut:

1) Pemeberian bahan bacaan kepada siswa.


2) Penyajian bacaan di kelas. Satu orang membacakan dan siswa yang lainnya me
ndengarkan atau menyimak. Begitu seterusnya
3) Diskusi hasil bacaan dengan melalui tanya jawab.
4) Pemberian tugas seperti mengarang isinya relevan dengan bacaan atau membu
at denah, skema, diagram, rangkuman, dan sebagainya yang berkaitan dengan i
si bacaan.

4. cara mengevaluasi keterampilan menyimak dalam pembelajaran untuk pesert


a didik.

Balai Bahasa di tingkat daerah sudah mulai melaksanakan salah satu pro
gramnya, yaitu pelaksanaan UKBI (Uji Kompetensi Berbahasa Indonesia). UKBI
itu sudah dilaksanakan untuk dosen dan guru Bahasa Indonesia. Salah satu aspek
kemampuan berbahasa yang diuji adalah kemampuan menyimak. Untuk pelaksan
aan evaluasi kemampuan menyimak di sekolah, para guru dapat mempedomani p
elaksanaan UKBI, tetapi untuk pengembangan instrumen evaluasinya guru harus
menyesuaikannya dengan tingkat kemampuan kognitif siswa di sekolah.

Bentuk instrumen evaluasi kemampuan menyimak dapat ditentukan ber


dasarkan kemudahan dan keobjektifan penilaiannya. Dalam hal ini, tes objektif y
ang berbentuk Benar ± Salah (B ± S) dan pilihan berganda dapat digunakan. Bila
bentuk Benar ± Salah yang digunakan, maka bahan simakan dan soal ± soal (beru
pa pernyataan) tentang isinya dapat direkam, lalu lembar jawaban disediakan. Ke
mudian, kalau bentuk pilihan berganda yang digunakan, maka bahan yang disima
k dan setiap soal tentang isinya beserta alternatif ± alternatif jawaban dapat direk
am, lalu lembar jawaban disediakan.

5. media pembelajaran berbasis TIK yang dapat dimanfaatkan dalam keterampi


lan menyimak.

Model pembelajaran menyimak dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu m


enceritakan kembali, Rantai Bisikan, menyimak secara langsung, identifikasi kata
kunci, melengkapi cerita. Pada model pembelajaran menyimak terdapat empat m
odel pembelajaran yang dapat dihubungkan pada ICT, yaitu: model retelling story
identifikasi kata kunci, memperluas kalimat, dan menyelesaikan cerita.(Maulida
et al., 2022) Model pembelajaran retelling story atau menceritakan kembali adala
h model yang sering kali digunakan guru untukmenerapkan pembelajaran. Manfa
at dari pembelajaran retelling story untuk siswa yaitu Pengembangan keterampila
n ekspresi, daya ingat, dan produksi bahasa lisan.

Media TIK yang digunakan untuk retelling story yaitu komputer dan int
ernet, jenisnya bisa berupa CD dan kaset audio, yang bahkan media masa kini ya
ng terhubung dalam media internet ialah podcast yang memanfaatkan platform sp
otify. Langkah untuk menggunakan retelling story berbasis ICT adalah; 1) Guru t
elah merekam cerita yang akan disampaikan dapat diputar melalui CD atau jaring
an internet menggunakan podcast kepada siswa; 2) Guru memutar audio; 3) Sisw
a menyimak dengan baik; 4) Siswa diminta untuk bercerita ulang dengan bahasan
ya sendiri. Langkah keempat merupakan ketentuan dari hubungan keterampilan b
erbahasa yang bersifat reseptif yaitu keterampilan membaca. Sama seperti dengan
retelling story model identifikasi kata kunci pun dapat menggunakan yang sama, t
etapi dalam proses ini siswa didorong untuk fokus pada audio yang mereka denga
rkan. Setiap frasa diucapkan dalam audio atau podcast dan tentukan kata Kunci u
ntuk setiap kalimat. Secara umum, model pembelajaran pengenalan kata kunci Ini
dapat digunakan untuk kelas yang lebih tinggi seperti kelas 4, 5 dan 6 sekolah das
ar.

Selain kedua model pembelajaran tersebut, model pembelajaran memper


luas kalimat dan melengkapi cerita adalah sebuah model pembelajaran yang salin
g bergantung, seperti dua model pembelajaran sebelumnya. Bagaimana menerapk
an model pembelajaran untuk mengembangkan kalimat yaitu ; 1) Guru dapat me
mutar CD atau podcast yang menyebutkan kalimat; 2) Siswa kemudian mengulan
gi kalimat yang telah didapatkan dari komputer atau media internet; 3) Ketika sis
wa mengulang kalimat, guru akan mematikan komputer atau media internet; 4) L
alu guru memutar ulang media untuk mengulang kalimat sebelumnya; 5) Guru m
engucapkan kata atau kelompok kata lain; 6) Siswa melengkapi kalimat dengan k
alimat yang disebutkan oleh guru yang hasilnya adalah kalimat yang sudah diperl
uas.

Anda mungkin juga menyukai