Perhitungan Volume Slurry Dan Analisa Ce
Perhitungan Volume Slurry Dan Analisa Ce
oleh
oleh
i
PERHITUNGAN VOLUME SLURRY
DAN ANALISA CEMENT SLURRY DI LABORATORIUM
PADA PENYEMENAN CASING 9 5/8”
SUMUR X LAPANGAN Y PT CAKRA PETROKINDO UTAMA
ABSTRAK
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
iii
Scanned by CamScanner
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang mengatur segala alam serta
izin Allah Swt., penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir
sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
Indramayu;
Balongan Indramayu;
praktek ini;
Cementing Division;
v
9. Bangun Surya Mahendra.,S.T , selaku pembimbing lapangan II di Cakra
10. Seluruh Staf PT Cakra Petrokindo Utama Cementing Divison yang telah
11. Kedua orang tua yang tak lelah memberikan dukungan dan motivasi, serta
14. Keluarga besar Paguyuban Bodorhud yang selalu setia mendukung dan
memberikan motivasi;
15. Teman-teman Akademi Minyak dan Gas Balongan Indramayu yang telah
kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data maupun penulisannya. Kritik
vi
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xi
1.3 Tujuan....................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................3
vii
2.3 Slurry Design.......................................................................................11
viii
2.5.4 Pengujian Static Gel Strength..................................................23
4.2 Visi, Misi, dan Strategi PT. Cakra Petrokindo Utama ........................30
4.2.2 Misi.............................................................................................30
4.4 Susunan Kerja PT. Cakra Petrokindo Utama Cementing Division .....33
ix
5.1.2 Menghitung Volume Slurry ....................................................38
6.1 Kesimpulan..........................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Data Penyemenan Casing 9-5/8” Sumur X Lapangan Y .......................34
Tabel 5.7 Hasil Perhitungan Total Volume Slurry (Lead dan Tail).......................40
Tabel 5.9 Total Material Penyemenan Lead Slurry Sumur Casing 9-5/8”
xi
Tabel 5.18 Fluid Loss Design Lead Cement ..........................................................54
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.5 HPHT Filter Press (high pressure high temperature) .......................54
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
3. Bc : Bordon Consistency
xv
BAB I
PENDAHULUAN
casing sehingga casing terikat ke formasi. Bubur semen atau cement slurry
Formasi yang akan disemen berada pada kondisi tertentu, maka dari
nantinya akan dapat diketahui sesuai atau tidakkah slurry cement tersebut
bertujuan agar hasil dari slurry cement yang akan digunakan pada proses
rencana dan menghasilkan cement bond log yang bagus, karena hasil yang
aslinya, karena semua aspek yang teruji akan mempengaruhi hasil dari
1
2
digunakan, air yang berasal dari lapangan dan additive yang tersimpan
dilapangan.
Petrokindo Utama”
Y;
1.4. Manfaat
perkuliahan;
komponen-komponennya;
DASAR TEORI
casing pada dinding lubang bor, melindungi casing dari masalah-masalah mekanis
melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk
untuk :
menyebabkan korosi.
3. Memisahkan zona yang satu terhadap zona yang lain di belakang pipa
selubung.
perbaikan).
4
5
dipengaruhi oleh jenis casing yang akan disemen. Penyemenan Conductor Casing
formasi. Penyemenan Surface Casing bertujuan untuk melindungi air tanah agar
tidak tercemar dari fluida pemboran, memperkuat dudukan surface casing sebagai
tempat dipasangnya alat BOP (Blow Out Preventer), untuk menahan beban casing
pemboran atau fluida formasi yang akan melalui surface casing. Penyemenan
untuk mencegah terjadinya aliran antar formasi ataupun aliran fluida formasi yang
tidak diinginkan, yang akan memasuki sumur, untuk mengisolasi zona produktif
yang akan diproduksikan fluida formasi (perforated completion) dan juga untuk
korosif.
semen dilakukan untuk mengetahui design semen yang akan dipompakan kedalam
sumur pemboran. Tiap trayek dalam tiap sumur pemboran membutuhkan semen
disesuaikan dengan data yang diperoleh dari lapangan. Dalam pengujian design
semen juga ditentukan metode penyemenan, tiap trayek dalam sumur memiliki
6
Teknik penempatan
hal tersebut dikarenakan keadaan di lapangan yang juga berubah. Kondisi sumur
meskipun data yang dihasilkan dari pengujian di laboratotium adalah acuan untuk
Semen Portland ini termasuk semen hidrolis dalam arti akan mengeras bila
a. Tricalcium Silicate
dihasilkan dari kombinasi CaO dan SiO2. Komponen ini merupakan yang
7
lambat proses pengerasannya dan sekitar 60-65% untuk semen yang cepat
b. Dicalcium Silicate
dihasilkan dari kombinasi CaO dan SiO2. Komponen ini sangat penting
lambat maka tidak berpengaruh dalam setting time semen, akan tetapi
c. Tricalcium Aluminate
kecil dari komponen silikat (sekitar 15% untuk high-early strength cement
d. Tetracalcium Aluminoferrite
sebagai C4AF, yang terbentuk dari reaksi CaO, Al2O3, dan Fe2O3.
menjelaskan bahwa kadar C4AF ditambah dengan dua kali kadar C3A tidak
8
boleh lebih dari 24% untuk semen yang tahan terhadap kandungan sulfat
kadar C4AF dan menurunkan kadar C3A, dan berfungsi menurunkan panas
semen yang diinginkan. Ada dua macam bahan mentah yang dibutuhkan
a. Material Calcareous
Material ini berisi kalsium karbonat dan kalsium oksida yang terdiri
Limestone adalah batuan terbentuk dari sebagian besar zat- zat organik
sisa (seperti kerang laut atau koral) yang terakumulasi. Limestone ini
batuan
Marl atau tanah kapur adalah tanah yang rapuh dan mengandung bahan-
b. Material Argillaceous
Clay adalah bahan yang bersifat plastis bila basah dan keras bila
lainnya.
Shale adalah batuan fosil yang terbentuk dari gabungan clay, lumpur
Slate adalah batu tulis adalah batuan yang padat dan berbutir baik, yang
2.2.1 Densitas
antara jumlah berat bubuk semen, air pencampur dan additive dalam
ini sering disebut dengan filtrat. Apabila filtrat yang hilang terlalu
lalu slurry akan menjadi keras dalam waktu yang singkat, kejadian
Jumlah air yang dicampur tidak boleh lebih atau kurang, karena akan
semen, air dan additive. Untuk mendapatkan ikatan penyemenan yang baik,
Sifat-sifat dari bubur semen yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi
formasi yang akan disemen, agar hasil penyemenan sesuai dengan yang
inginkan.
dari zat cair disini adalah agar bubur semen yang terjadi dapat
2.3.2 Cement
jenis dari bubuk semen adalah berkisar antara 3.1 sampai 3.2 gr/cc.
sumur minyak atau gas adalah semen kelas G, karena semen kelas G
sampai tinggi.
13
a. Accelerator
b. Anti Foam
c. Retarder
d. Extender
saaat transisi dari liquid ke solid. Gas block add digunakan pada
adanya gas..
f. Dispersant
g. Fluid-Loss Control
i. Silica Flour
sumur Geothermal.
volume total dari slurry yang dipakai didalam pekerjaan penyemenan sumur
Lead
Tail
Lead
Tail
Vshoetrack = x 0,005454 x L
6. Volume Pocket
Sacks Of Cement =
Material Solid :
Material Liquid :
Keterangan :
OH = Open Hole, ft
FC = Float Collar, ft
FS = Float Shoe, ft
ID = Inside Diameter
OD = Outside Diameter
speed mixer terdapat tiga kecepatan, yaitu L1, Medium, dan L2. L1
RPM standar API sebesar 12.000 RPM dengan waktu selama 35 detik.
R100, R6, dan R3. Namun pada rheology slurry tidak menggunakan
YP = R300 - PV
permukaan.
selama 35 detik.
- Setelah didapat nilai dari semua mode (R) kemudian diolah dengan
selama 35 detik.
23
Line pada Slurry Cup, kencangkan semua valve lalu pasang pin,
diamkan selama 30 menit dan amati Fluid Loss yang keluar dari
Slurry.
selama 35 detik.
BHCT dan BHST dan waktunya (ketika data waktu 13 menit maka
kedalam sell yang ada pada alat lalu menambahkan air sekitar 1-2
METODOLOGI PELAKSANAAN
26
27
dengan tema yang diambil dalam tugas akhir ini. Referensi yang
lapangan.
menganalisis slurry.
28
Pengambilan Data
Perhitungan Slurry
Mixing Slurry :
- Semen G Class
- Air
- Extender Solid
- Dispersant
- Fluid loss agent
- Anti Foam
- Bonding Add
Test Result
Pembahasan
Kesimpulan
BAB IV
PROFIL PERUSAHAAN
29
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
properties dan perhitungan volume cement slurry yang akan digunakan dalam
Utama.
Displacement Fluid.
Tabel 5.1
Data Penyemenan Casing 9-5/8” Sumur X Lapangan Y
(PT Cakra Petrokindo Utama, 2019)
Data Satuan
OD 19,00 Inch
34
35
OD 9,625 Inch
Excess 75 %
Tabel 5.2
Data Densitas dan Yield Cement Slurry
(PT Cakra Petrokindo Utama, 2019)
LEAD TAIL
Lead
= 550,0 ft
= 700 ft – 550 ft
= 150 ft
Tabel 5.3
Hasil Perhitungan Panjang Casing Lead
Casing – Casing 550,0 ft
Casing – OH 150 ft
Tail
= 1095,00 ft – 700 ft
= 395,00 ft
= 1095,00 ft – 1016,70 ft
= 78,30 ft
= 1100 ft – 1095,00 ft
= 5 ft
38
Tabel 5.4
Hasil Perhitungan Panjang Casing Tail
Casing – OH 395,00 ft
Panjang Shoe Track 78,30 ft
Panjang Pocket 5 ft
Lead
= 35,53 bbl
= 14,64 bbl
= 50,17 bbl
Tabel 5.5
Hasil Perhitungan Volume Slurry Lead
Casing - Casing 550,0 cuft 41,88 bbl
Casing – Open Hole 28,24 cuft 5,03 bbl
Total Volume 263,42 cuft 46,91 bbl
Tail
= 38,58 bbl
6. Volume Pocket
= 155 sack
41
256,37 Cuft
= 𝑐𝑢𝑓𝑡
1,23 𝑠𝑎𝑐𝑘
= 209 sack
3. Total Sack Of Cement Slurry
= Sack of Cement Lead Slurry + Sack of Cement Tail Slurry
= 155 sack + 209 sack
= 364 sack
Tabel 5.8
Konsentrasi Material Penyemenan Lead Sumur Casing 9-5/8”
Sumur X Lapangan Y
(PT Cakra Petrokindo Utama, 2019)
Material Konsentrasi SG
Cement Class G 94 Lb/Sack 3.14
Accelerator (CCA-12) 1.00 %BWOC 1.96
Extender(CCE-16L) 0.20 Gal/Sack 1.35
Dispersent (CCD-15L) 0.10 Gal/Sack 1.16
Fluid Loss (CFL-25L) 0.50 Gal/Sack 1.01
Gas Block(CBA-18L) 1.70 Gal/Sack 1.35
Antifoam (CFP-27L) 0.06 Gal/Sack 0.9
1. Accelerator (CCA-12)
Total Material = %BWOCx beratsemen/sack x sack cement
= 1,0% x 94 lb/sack x 155 sack
= 145,7 lb
2. Extender (CCE-16L)
Total Material = konsentrasi additive x sacks of cement
= 0,20 gal/sack x 155 sack
= 31 gal
3. Dispersant (CCD-15L)
Total Material = konsentrasi additive x sacks of cement
= 0,10 gal/sack x 155 sack
= 15,5 gal
43
Tabel 5.10
Konsentrasi Material Penyemenan Tail Sumur Casing 9-5/8”
Sumur X Lapangan Y
(PT Cakra Petrokindo Utama, 2019)
Material Konsentrasi SG
Cement Class G 94 Lb/Sack 3.14
Accelerator (CCA-12) 1.00 %BWOC 1.96
Dispersant (CCD-15L) 0.18 Gal/Sack 1.16
Fluid Loss (CFL-25L) 0.50 Gal/Sack 1.01
Gas Block (CBA-18L) 1.30 Gal/Sack 1.35
Antifoam (CFP-27L) 0.06 Gal/Sack 0.90
1. Accelerator (CCA-12)
Total Material = %BWOCx beratsemen/sack x sack cement
= 1,00% x 94 lb/sack x 209 sack
= 196,46 lb
2. Dispersant (CCD-15L)
Total Material = konsentrasi additive x sacks of cement
= 0,18 gal/sack x 209 sack
= 37,62 gal
3. Fluid Loss (CFL-25L)
Total Material = konsentrasi additive x sacks of cement
= 0,50 gal/sack x 209 sack
= 104,5 gal
4. Gas Block (CBA-18L)
Total Material = konsentrasi additive x sacks of cement
= 1,30 gal/sack x 209 sack
= 271,7 gal
45
5. Antifoam (CFP-27L)
Total Material = konsentrasi additive x sacks of cement
= 0,06 gal/sack x 209 sack
= 12,54 gal
Tabel 5.11
Total Material Penyemenan Tail Sumur Casing 9-5/8” Sumur X
Lapangan Y
Material Total Material
Accelerator (CCA-12) 196,46 lb
Dispersent (CCD-15L) 37,62 gal
Fluid Loss (CFL-25L) 104,5 gal
Gas Block(CBA-18L) 271,7 gal
Antifoam (CFP-27L) 12,54 gal
Pengujian slurry cement ini bertujuan agar hasil dari slurry cement
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan menghasilkan cement bond log
yang bagus, karena hasil yang didapat dilapangan tidak akan bagus tanpa
keadaan seperti dilapangan aslinya, karena semua aspek yang teruji akan
tekanan, semen yang digunakan, air yang berasal dari lapangan dan additive
sumur, temperature sumur dan casing yang akan disemen, serta permintaan
tahap atau biasa disebut single stage, maka semen yang akan diuji berjumlah
cement biasanya dilakukan dengan melihat profil sumur yang akan disemen
47
cement.
loss, density, thickening time, dan free water dari masing-masing design
yang diminta.
1. Fann VG Meter/Rheometer
2. Atmospheric Consistometer
ini adalah :
YP = R300 – PV
= 51 – 36
= 15
Circulate temperature
PV = (R300 – R100) x 1,5
= (68 – 37) x 1,5
= 46,5
YP = R300 - pv
= 68 – 46,5
= 21,5
b. Hasil pengujian rheology untuk design tail cement
air yang masuk ini disebut dengan filtrat. Filtrat ini tidak boleh
Set.
loss naik dan tekanan bubur semen di annulus naik. Bila hal ini
terjadi maka formasi akan pecah bila tidak kuat menahan tekanan
banyak fluida yang dapat keluar dari slurry cement atau dapat
Banyaknya fluid loss yang dibutuhkan dilihat dari formasi yang akan
untuk fluid loss yang dibolehkan pada tiap design slurry cement yang
besar maka hasil fluid loss yang diharapkan adalah kecil, karena
54
yang telah ditetapkan oleh API untuk pengujian fluid loss ini. Hasil
dari pengujian fluid loss ini diukur dengan satuan cc/30 mnt/1000
psi.
( Qt x 5,477)
Qt =( ) x2
√t
( Qt x 5,477)
Q30 =( ) x2
√30
( 24,5 x 5,477)
=( ) x2
√30
= 49 cc/30 mnt/1000psi
b. Hasil pengujian fluid loss untuk design tail cement.
( Qt x 5,477)
Qt =( ) x2
√t
( Qt x 5,477)
Q30 =( ) x2
√30
( 19x 5,477)
=( ) x2
√30
= 38 cc/30 mnt/1000psi
harus lebih kecil dari thickening time, karena bila tidak, akan
bernilai 259 psi @12 hours dan 1206 psi @24 hours.
bernilai 2696 psi @12 hours dan 3598 psi @24 hours.
6.1 Kesimpulan
4. Dengan waktu Thickening Time yang panjang dan zona yang terdapat
gas maka digunakan aditif lead slurry yaitu CCA = 147,7 lb, CCE=31
gal, CCD=15,5 gal, CFL=77,5 gal, CBA = 263,5 gal, CFP = 9,3 gal.
Sedangkan untuk tail slurry yaitu CCA = 196,46 lb, CCD = 7,62 gal,
5. Berdasarkan hasil analisa, nilai thickening time yang didapat yaitu lead
659 psi @12 hours dan 3598@24 hours dengan fluid loss 38 cc/30
menit/1000psi.
61
62
6.2 Saran
Oklahoma
Bandung
Ltd : London