Anda di halaman 1dari 10

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Apa yang saudara pahami mengenai Hukum Islam. Jelaskan

2. Jual beli dalam hukum islam termasuk salahsatu bentuk ibadah muamalah yang
memerlukan interaksi. Bagaimana Pendapat saudara tentang hukum jual beli belanja
online dalam perspektif hukum Islam. Berikan contoh dan dalilnya.

3. Mengapa dalam ajaran Islam sangat mementingkan menjaga keseimbangan antara


hubungan kepada Allah sang pencipta, hubungan sesama manusia dan hubungan
terhadap alam semesta. Jelaskan dan sertakan dalilnya.

4. Silahkan saudara cari dan bacalah jurnal yang beraputasi yang membahas tentang hukum
pelaksanaan bayi tabung. Lalu buatlah review dan rangkuman mengenai :
a. Hukum melaksanakan bayi tabung dalam Islam
b. Siapa saja orang yang boleh dan tidak boleh melakukan praktik bayi tabung dalam
pandangan Islam
c. Apa syarat – Syarat dibolehkannya melakukan program bayi tabung dalam ajaran
hukum Islam
d. Berikan dalil AL Quran mengenai hukum bayi tabung dalam Islam

5. Berikan pendapat saudara mengenai dugaan penyimpangan Aqidah yang terjadi di


pondok pesantren Al Zaytun. Dengan menjelaskan bentuk penyimpangan ajarannya. Lalu
berikan penjelasan yang benar dari penyimpangan tersebut menurut ajaran Islam yang
sebenarnya

6. Apa yang saudara pahami tentang Integrasi Iman Islam dan Ihsan. Dan berikan contoh
dari integrasi ketiganya dalam kehidupan sehari – hari sebagai mahasiswa.

7. Mengapa manusia butuh beragama? Jelaskan dan sertakan dalil Al quran atau Al hadits
nya.

8. Tulislah niat Berwudhu dan jelaskan tata cara berwudhu dengan benar menurut ajaran
Islam

9. Tulislah Niat mandi wajib karena Junub, haid, Nifas ( 40 hari setelah melahirkan),
wiladah ( sesaat setelah melahirkan), Junub ( setelah berhubungan suami isteri)

10. Tulislah niat Tayamum dan tata cara melaksanakan tayamum menurut ajaran Islam yang
benar. Dan jelaskan syarat – syarat tayamum serta jelaskan.
Jawaban:
1. Hukum Islam adalah syariat yang berarti aturan yang diadakan oleh Allah untuk umat-
Nya yang dibawa oleh seorang Nabi SAW, baik hukum yang berhubungan dengan
kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah
(perbuatan) yang dilakukan oleh umat Muslim semuanya. Ajaran Allah yang harus
dipatuhi umat manusia, dan kepatuhannya merupakan ibadah yang sekaligus juga
merupakan indikasi keimanan seseorang.

2. Dalam hukum Islam, jual beli dalam konteks belanja online diatur oleh prinsip-prinsip
syariah yang melarang riba (riba al-fadl dan riba an-nasi'a) serta mengharuskan
transaksi yang jelas dan adil. Berdasarkan prinsip-prinsip ini, jual beli online
diperbolehkan asalkan mematuhi ketentuan-ketentuan tersebut.

Contoh dari perspektif hukum Islam adalah ketika seseorang membeli barang secara
online dengan harga yang disepakati tanpa unsur penipuan atau manipulasi harga. Dalil
yang mendukung prinsip ini dapat ditemukan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat
275-279 yang melarang praktik riba dan mengajarkan tentang transaksi yang adil dan
jelas.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belanja online, seperti
menjauhi transaksi yang melibatkan riba, mendekati praktik perjudian, atau transaksi
yang melanggar hukum-hukum Islam lainnya. Selain itu, pembeli dan penjual juga
diharapkan menjaga kejujuran dan kepercayaan dalam transaksi mereka.

Penting untuk diingat bahwa interpretasi dan aplikasi hukum Islam bisa bervariasi di
berbagai mazhab dan ulama. Oleh karena itu, dalam hal-hal yang kompleks atau
meragukan, sebaiknya berkonsultasi dengan seorang cendekiawan atau ulama yang ahli
dalam hukum Islam.
3. Karena keseimbangan ini mencerminkan konsep keadilan, rahmat, dan harmoni dalam
kehidupan seorang Muslim.
1) Hubungan kepada Allah (Taubat dan Ibadah)
Dalam Islam, taubat kepada Allah adalah tindakan mengakui kesalahan,
menyesali perbuatan buruk, dan bertekad untuk memperbaiki diri. Allah sangat
pengampun dan penuh rahmat. Dalilnya terdapat dalam Al-Quran surat Al-
Furqan (25:70):

"Melainkan orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; maka
Allah akan menggantinya keburukan-keburukan mereka dengan kebaikan. Dan
adalah Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

2) Hubungan sesama manusia (Ukhuwah Islamiyah)

Islam mengajarkan pentingnya persaudaraan dan kerjasama antara sesama


manusia tanpa memandang suku, ras, atau status sosial. Dalilnya terdapat dalam
Al-Quran surat Al-Hujurat (49:10):

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara


saudara-saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat."

3) Hubungan terhadap alam semesta (Khalifah di Bumi):

Manusia dianggap sebagai khalifah (pemimpin) di bumi ini yang bertanggung


jawab menjaga alam semesta dengan sebaik-baiknya. Dalilnya terdapat dalam
Al-Quran surat Al-Baqarah (2:164):

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang bermanfaat bagi
manusia, apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu
Allah hidupkan bumi sesudah matinya dan Dia sebarkan di bumi segala jenis
hewan, dan pengisian angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;
benar-benar terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan."

Dengan menjaga keseimbangan antara hubungan kepada Allah, sesama manusia,


dan alam semesta, seorang Muslim diharapkan dapat mencapai kedamaian dalam
kehidupan dunia dan akhirat serta menjalankan peran sebagai khalifah dengan
bijaksana.

4. Jurnal hukum pelaksanaan bayi tabung:


https://sg.docworkspace.com/d/sIGzeuNbdAZXvj6kG
a. Dari jurnal diatas ada 2 hal yang menyebutkan bahwa bayi tabung itu halal,
yaitu: Pertama,sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya
diambil dari istrinya kemudian disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim
istrinya. Kedua, sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam
saluran rahimistrinya atau langsung ke dalam rahim istrinya untuk disemaikan.
b. Orang yang boleh melakukan praktik bayi tabung dalam pandangan Islam:
1. Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil dari
istrinya kemudian disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.

2. Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran rahim


istrinya atau langsung ke dalam rahim istrinya untuk disemaikan. Hal tersebut
dibolehkan asal keadaan suami isteri tersebut benar-benar memerlukann
inseminasi buatan untuk membantu pasangan suami isteri tersebut memperoleh
keturunan.

Orang yang tidak boleh melakukan praktik bayi tabung dalam pandangan Islam:

1. Sperma yang diambil dari pihak laki-laki disemaikan kepada indung telur

pihak wanita yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim

istrinya.

2. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang

diambil dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian dicangkokkan ke

dalam rahim si wanita.

3. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang
suami istri, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang bersedia
mengandung persemaian benih mereka tersebut.
4. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si istri.

5. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami
dan istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain.

c. Adapun hukum bayi tabung dalam Islam harus memenuhi persyaratan, berupa:

Dilaksanakan atas ridho suami dan istri.Inseminasi akan dilaksanakan saat masih
berada dalam status suami istri.Dilaksanakan sebab keadaan yang darurat supaya
bisa hamil.Perkiraan dari dokter yang kemungkinan besar akan memberikan
hasil dengan cara memakai metode tersebut.Aurat perempuan hanya
diperkenankan dibuka saat keadaan darurat dan tidak lebih dari keadaan darurat.

d. Dalil AL Quran mengenai hukum bayi tabung dalam Islam , yaitu surat At-
Tiin:4, Al-Isra:70.” Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaikbaiknya”.” Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-
anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka
rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
5. Menurut pendapat saya dari perspektif aqidah dan ketuhanan dalam Islam tentang kasus
pondok pesantren Al zaytun : memiliki akidah yang menyesatkan dalam tata cara
beribadah, infaq, mengajarkan aqidah yang buruk dengan berzina, serta dalam hal untuk
tata cara beribadah sebagai bentuk untuk mendekatkam diri kepada Allah SWT sudah
diatur dan diajarkan sejak dahulu pada zaman nabi. “Bahwa beribadah kepada Allah
SWT memiliki aturan-aturan dan hukum-hukum tertentu,” dan Ketika kita beribadah
sudah ada aturan bakunya, hukumnya bagaimana melaksanakan sholat sendiri,
bagaimana melakukan sholat berjamaah antara laki-laki dan perempuan. Menurut
Hadist Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda; “Saff terbaik laki laki yang
terdepan dan saff terburuk laki- laki berada di belakang. Sedangkan untuk perempuan
saff terbaik perempuan di belakang dan saf terburuk di depan.”Jadi tata cara sholat
harus benar- benar dipelajari sejak dini secara baik dan benar agar kedepannya tidak
percaya dengan aliran yang kurang baik. Seharusnya di dalam hidup kita harus ada
pembimbing yang benar agar nanti jika kita membingungkan suatu hal, bisa bertanya
terhadap pembimbing tersebut. Yang dimaksud pembimbing seperti ustad, kyai, para
ulama dan lain sebagainya yang paham betul tentang ajaran ajaran yang sudah diajarkan
nabi.Tak sampai di situ pondok pesantren Al Zaytun membolehkan para santrinya untuk
melakukan hal zinah jika memiliki uang dikarenakan, menurut mereka dosa zinah bisa
di tebus menggunakan uang. “Pacaran tidak boleh, berzinah tidak boleh kalau tidak
punya uang kalo ada uang boleh dilakukan,” ucap Ken Setiawan, salah satu mantan
tokoh Negara Islam Indonesia (NII) dalam podcast di chanel YouTube “Perempuan
yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap satu dari keduanya
dengan seratus kali deraan. Dan janganlah kamu belas kasihan kepada keduanya di
dalam menjalankan (ketentuan) agama Allah yaitu jika kamu beriman kepada Allah dan
hari akhir. Dan hendaklah (dalam melaksanakan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nur: 2). Jadi tidak ada tebusan dosa
melalui uang, jika ia sudah berzinah maka harus dihukum sesuai dengan yang ada di Al-
qur’an atau hadist.

.Jadi,perspektif budaya Islam, penting untuk menjaga rasa hormat terhadap


hukum dan otoritas yang berlaku serta memastikan keadilan dan ketertiban dalam
masyarakat. Dalam menghadapi kasus religius di Pondok Pesantren Al-Zaytun atau
tempat lainnya, umat Islam cenderung mencari solusi yang sesuai dengan nilai-nilai
agama dan prinsip-prinsip moral Islam, seperti transparansi, keadilan, dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia. Setiap pandangan terhadap kasus ini akan
sangat tergantung pada interpretasi individu dan pemahaman ajaran Islam yang berbeda-
beda.

6. Integrasi antara iman (kepercayaan), Islam (ajaran agama Islam), dan ihsan
(kesempurnaan dalam beribadah) merupakan konsep penting dalam Islam. Iman
mengacu pada keyakinan yang kuat terhadap ajaran agama Islam, sementara Islam
mencakup tindakan dan kewajiban seorang Muslim sesuai dengan ajaran agama
tersebut. Ihsan mengajarkan tentang melakukan ibadah dengan penuh kesempurnaan
dan kesadaran akan kehadiran Allah.
Sebagai mahasiswa, integrasi iman, Islam, dan ihsan bisa tercermin dalam berbagai
aspek kehidupan sehari-hari, seperti:

1) Studi dan Pembelajaran: Seorang mahasiswa Muslim dapat mengintegrasikan


iman dan Islam dengan memperdalam pengetahuan agamanya melalui
pembelajaran, sekaligus menerapkan ihsan dalam pembelajaran dengan tekun
dan sungguh-sungguh, karena belajar adalah bentuk ibadah.
2) Kesadaran Sosial: Mahasiswa dapat menggabungkan iman dan Islam dengan
berkontribusi dalam kegiatan sosial yang sesuai dengan nilai-nilai agama, seperti
kegiatan amal, bakti sosial, atau relawan untuk membantu sesama, sehingga
mereka dapat mencapai ihsan dalam berbuat kebaikan.
3) Etika dan Moralitas: Menggunakan integritas dan etika Islami dalam kehidupan
sehari-hari sebagai mahasiswa, seperti tidak mencontek, jujur dalam ujian,
menghormati sesama mahasiswa dan dosen, serta berinteraksi dengan orang lain
dengan sikap yang baik dan santun, mencerminkan integrasi iman, Islam, dan
ihsan.
4) Pengelolaan Waktu: Mengatur waktu studi, ibadah, dan kegiatan sosial dengan
seimbang mencerminkan integrasi iman dan Islam. Mahasiswa dapat beribadah
secara teratur, menjalankan kewajiban keagamaan, sambil tetap
memprioritaskan studi dan aktivitas akademik dengan baik.
5) Kerja Keras dan Ketekunan: Menunjukkan ketekunan dan kerja keras dalam
menyelesaikan tugas-tugas akademik adalah bentuk ihsan dalam belajar.
Mempercayai bahwa usaha kerasnya akan mendapatkan hasil yang baik adalah
contoh integrasi iman dan Islam dalam upaya mencapai kesempurnaan dalam
prestasi akademik.

Dengan menggabungkan iman, Islam, dan ihsan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
mahasiswa, seseorang dapat mencapai harmoni antara keyakinan agama, praktik ibadah,
dan kesempurnaan dalam tindakan-tindakan positif dalam kehidupan sehari-hari.

7. Bahwa beragama merupakan fitrah manusia. Agama sebagai jalan untuk dapat
memimpin langkah hidup dan harapan-harapan dalam hidup manusia. Agama mampu
untuk menolong manusia dari kerusakan dan keburukan. Allah Ta'ala berfirman, "Maka
hadapkanlah wajahmu kepada din dengan lurus, sebagai fitrah Allah yang atasnya
manusia diciptakan." (QS. Rum 30).
8. 1.Berniat dalam hati untuk berwudhu
‫َنَو ْيُت اْلُوُضْو َء ِلَر ْفِع اْلَح َد ِث ْاَالْص َغ ِر َفْر ًضاِ ِهلل َتَع اَلى‬
Latin: Nawaitul whuduua liraf'il hadatsil asghari fardal lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah
Ta'ala"
2. Membaca basmalah,
"bismillaahirrahmaanirrahiim".
3. Membasuh kedua telapak tangan tiga kali
4. Berkumur tiga kali
5. Menghirup air ke dalam hidung sebanyak tiga kali
6. Membasuh seluruh bagian wajah yang terlihat sejumlah tiga kali
7. Membasuh kedua tangan hingga siku, mulai dari yang kanan lanjut tangan kiri,
sebanyak tiga kali
8.Mengusap atau menyapu sebagian kepala tiga kali
9. Membasuh kedua telinga tiga kali, dengan diawali yang kanan lalu kiri
10. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki tiga kali, juga dimulai dari kanan kemudian
kaki kiri
11. Membaca doa setelah wudhu

‫َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِريَك َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا عْبُد ُه َو َر ُسوُلُه الَّلُهَّم اْج َع ْلِني ِم ْن الَّتَّواِبيَن َو اْج َع ْلِني‬
‫ ُسْبَح اَنَك الَّلُهَّم َو ِبَحْمِد َك اَل ِإَلَه ِإاَّل َأْنَت َأْسَتْغ ِفُرَك َو َأُتوُب ِإَلْيَك‬. ‫ِم ْن اْلُم َتَطِّهِر يَن‬

Latin: Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna
muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu. Allahummaj 'alnii minat tawwaabiina waj 'alnii
minal mutathaahiriina subhaanaka Allahumma wa bihamdika laa ilaaha illa anta
astaghfiruka wa atuubu ilaika.

9. 1). Niat mandi wajib karena junub:


‫َنَو ْيُت اْلُغ ْس َل ِلَر ْفِع اْلَح َد ِث اَأْلْص َغ ِر َفْر ًضا ِهَّلِل َتَع اَلى‬
Artinya: "Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas kecil, karena ketaatan
kepada Allah Ta'ala."
2). Niat mandi wajib karena haid:
‫َنَو ْيُت اْلُغ ْس َل ِلَر ْفِع اْلَح َد ِث اَأْلْك َبِر َفْر ًضا ِهَّلِل َتَع اَلى‬
Artinya:"Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar, karena ketaatan
kepada Allah Ta'ala."

3). Niat Mandi wajib karena nifas ( 40 setelah melahirkan):


‫َنَو ْيُت اْلُغ ْس َل ِلَطَهاَرِة ِم َن الِّنَفاِس َفْر ًضا ِهَّلِل َتَع اَلى‬
Artinya: "Aku niat mandi wajib untuk membersihkan diri dari nifas, karena ketaatan
kepada Allah Ta'ala."

4). Niat mandi karena wiladah (saat setelah melahirkan):


‫َنَو ْيُت اْلُغ ْس َل ِلَر ْفِع اْلَح َد ِث اَأْلْص َغ ِر َبْع َد اْلِو اَل َد ِة َفْر ًضا ِهَّلِل َتَع اَلى‬

Artinya: "Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas kecil setelah
melahirkan, karena ketaatan kepada Allah Ta'ala."

5). Niat mandi wajib karena junub (setelah berhubungan suami istri)
‫َو ْيُت اْلُغ ْس َل ِلَر ْفِع اْلَح َد ِث اَأْلْك َبِر َبْع َد اْلِجَم اِع َفْر ًضا ِهَّلِل َتَع اَلى‬
Artinya: "Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar setelah
berhubungan suami isteri, karena ketaatan kepada Allah Ta'ala."
10. Niat Tayamum :
‫َنَو ْيُت الَّتَيُّم َم اِل ْس ِتَباَحِة الَّص اَل ِة ِهلل َتَع اَلى‬
“Nawaitu tayammuma li istibaakhati sholati lillahi ta'ala”.
Artinya: "Aku berniat tayamum agar diperbolehkan sholat karena Allah ta'ala."

Tata cara tayamum :


1) Menyiapkan atau temukan tanah berdebu atau debu bersih.
2) Menghadap kiblat, mengucapkan bismillah sambil meletakkan kedua telapak
tangan pada debu dengan posisi jari-jari tangan dirapatkan.
3) Kemudian menepuk kedua punggung tangan supaya debunya tidak terlalu
menempel.
4) Lanjut mengusapkan kedua telapak tangan pada seluruh wajah disertai dengan
niat tayamum dalam hati. "Nawaitu tayammuma li istibaakhati sholati lillahi
ta'ala."
5) Meletakkan kembali telapak tangan pada debu, sambil jari-jari direnggangkan.
Pastikan Anda tidak memakai aksesori jenis apa pun dan harus dilepas
sementara.
6) Menempelkan telapak tangan kiri pada punggung tangan kanan, sekiranya
ujung-ujung jari dari salah satu tangan tidak melebihi ujung jari telunjuk dari
tangan yang lain.
7) Usap telapak tangan kiri ke punggung lengan kanan sampai ke bagian siku, lalu
balikkan telapak tangan kiri ke lengan kanan dan usap hingga ke pergelangan.
8) Usap bagian jempol kiri ke jempol kanan dan lakukan hal sama pada bagian
kirinya. Di tahap ini, pertemukan kedua telapak tangan dan usap-usap di antara
jari-jarinya.

Syarat Tayamum :
1) Tidak ada air yang cukup untuk wudhu atau mandi.
2) Tidak mampu menggunakan air, seperti orang lemah, orang yang dipenjara, atau
menghindari binatang buas.
3) Sakit atau memperlambat sembuh dari sakit bila menggunakan air.
4) Jumlah air sedikit dan lebih dibutuhkan untuk menyambung hidup (minum).
5) Tidak adanya alat untuk menimba/mendapatkan air, meski airnya ada dalam
sumur misalnya.
6) Takut habisnya waktu sholat sedangkan untuk mendapatkan air sangat jauh.
7) Kondisi yang sangat dingin dengan persyaratan tertentu

Anda mungkin juga menyukai