5. Mengapa penting untuk menginterasikan kesadaran akan bahaya narkoba dengan nilai-nilai
keagamaan? Bagaimana integrasi ini dapat membentuk masyarakat yang lebih sadar dan
bertanggungjawab terhadap penyalahgunaan narkoba?
Karena kesadaran akan bahaya narkoba dan nilai-nilai keagamaan adalah dua komponen penting
yang dapat membentuk respon yang efektif terhadap penyalahgunaan narkoba di masyarakat.
Kesadaran akan bahaya narkoba memberikan pengetahuan yang esensial untuk menghindari
narkoba. Sementara nilai-nilai keagamaan memperuat tekad untuk menjauh dari perilaku yang
bertentangan dengan keyakinan tersebut.
6. Mengapa integrasi antara kesadaran akan bahaya narkoba dan nilai-nilai keagamaan dianggap
penting dalam membentuk respons sosial yang efektif terhadap penyalahgunaan narkoba?
Karena dalam mengintegrasikan kesadaran akan bahaya narkoba dengan nilai-nilai keagamaan dapat
membentuk pondasi yang kuat dalam membimbing individu untuk menghindari penyalahgunaan
naroba, jadi menciptakan individunya lebih kuat dalam menolak godaan narkoba. Masyarakat juga
akan lebih sadar akan dampak negatif dari penggunaan narkoba yang tidak terkontrol.
7. Bagaimana peran nilai-nilai keagamaan dalam membentuk sikap individu terhadap
penyalahgunaan narkoba, termasuk dalam hal tanggung jawab sosial dan konsep kasih sayang,
perdamaian, serta keadilan dalam masyarkat?
Peran nilai-nilai keagamaan sangat dibutuhkan dalam hal penyalahgunaan narkoba ini. Karena iman
yang kokoh itu faktor utama untuk seseorang berfikir. Berfikir dan membedakan tentang manfaat
narkoba, bahaya narkoba serta dampak narkoba bagi tubuh jika dikonsumsi secara berkepanjangan.
Kasih sayang orang terdekat juga sangat berpengaruh untuk memberikan nasihat agat seseorang
tidak terjerumus dalam narkoba.
Sila Kedua “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”
1. Apa dampak penyalahgunaan narkoba pada kesehatan fisik individu? Berikan contoh dampak
kesehatan fisik yang disebabkan oleh pengguna narkoba!
Dalam aspek kesehatan fisik, narkoba dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius seperti
kerusakan organ tubuh, gangguan sistem saraf, pernafasan, kardiovaskuler, dan bahkan dapat
berujung pada overdosis yang mengancam nyawa. Contoh nyata dari dampak ini adalah peningkatan
tekanan darah dan kerusakan jantung akibat penggunaan kokain/metafetamin serta penurunan
pernafasan yang fatal akibat penggunaan heroin.
3. Bagaimana sila kedua pancasila, aitu kemanusiaan yang adil dan beradab, dapat dihubungkan
dengan penanganan dan pendekatan terhadap individu yang terkena penyalahgunaan narkoba?
Sila ini menjelaskan pentingnya memperlakukan semua manusiadengan adil,setara, dan beradab.
Hal ini menandakan perlunya memberikan perlakuan yang adil dan beradab kepada individu yang
terjerumus kedalam pemyalahgunaan narkoba. Stigma sosial terhadap penyalahgunaan narkoba
harus dihilangkan, dan individu yang terkena dampak penyalahgunaan narkoba harus mendapatkan
support yang layak.
4. Apa yang dimaksud dengan keadilan sosial dalam konteks penyalahgunaan narkoba? Mengapa
akses yang sama terhadap rehabilitasi dan pendidikan tentang bahaya narkoba penting dalam
mewujudkan keadilan sosial?
Seorang pecandu/pemakai narkoba bisa berasal dari kalangan mana saja. Baik pejabat, pegawai,
buruh, bahkan orang biasa. Hukuman yang diberikan harus adil. Tidak membedakan mereka dari
kalangan manapun. Akses rehabilitasi dan pendidikan sangat penting dalam mewujudkan keadilan
sosial agar pelaku penyalahgunaan narkoba di tempatkan di rehabilitasi tanpa memandang bulu.
Mereka harus mendapatkan penanganan yang sama, perlakuan yang sama, dan fasilitas yang sama.
6. Bagaimana penekanan sila kedua pancasila, yait kemanusiaan yang adil dan beradab, relevan
dengan penanganan stigmatisme sosial terhadap penyalahgunaan narkoba?
Stigma sosial terhadap penyalahgunaan narkoba relevan dengan sila kedua pancasila, karena tidak
semua pengguna narkoba itu jahat. Bisa juga karena stress yang berlebihan, dan tidak adanya
dukungan dari orang terdekatnya. Jadi kita tidak boleh mengkritik secara berlebihan sebelum
mengetahui latar belakangnya terlebih dahulu.
8. Bagaimana kaitan antara akses yang sama terhadap layanan rehabilitasi dan pendidikan tentang
bahaya narkoba dengan prinsip keadilan sosial dalam sila kedua pancasila?
Dalam UU Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, negara menjamin pengguna yang menjalani
rehabilitasi dipastika bebas dari jerat hukum. Dan rehabilitasi dapat diakses secara gratis. Namun
pada kenyataannya banyak oknum yang meminta royalti untuk rehabilitasi. Bahkan nominalnya tidak
rendah. Tak hanya itu , banyak juga oknum yang meminta uang suap agar bebas dari lapas.
Kurangnya pengetahuan tentang bahaya narkoba juga sangat memicu terjadinya ketidaksetaraan
bagi pelaku penyalahgunaan narkoba.