NIM : 201320060
TUGAS
Topik : Budaya
Outline/Kerangka Karangan
berasal dari kata jigi 「 時 宜 」 kemudian tulisannya menjadi jigi 「 辞 儀 」 pada periode Edo
yang berarti harapan yang baik saat berbuat sesuatu. Sedangkan pada periode Heian, ojigi
sering dipraktekkan/dilakukan dengan arti yang sesungguhnya yaitu membungkukkan badan.
Kemudian pada periode Kamakura dan Muromachi arti dari kata ojigi menjadi berbagai macam
(seperti permintaan maaf, ucapan terimakasih, dll). Ojigi dilakukan berdasarkan jenis kelamin
dan berapa derajat badan dibungkukkan. Kalau berdasarkan jenis kelamin, umumnya bagi laki-
laki ojigi dilakukan dengan meletakkan kedua tangan di samping paha, sedangkan pada
perempuan ojigi dilakukan dengan meletakkan kedua tangan di paha. Terdapat banyak sebutan
untuk ojigi yang dilakukan berdasarkan seberapa derajat badan dibungkukkan, seperti Eshaku,
Keirei, dan Saikeirei. Eshaku (membungkuk sedikit) dilakukan dengan membungkukkan
badan lebih kurang 15 derajat yang berlangsung sekitar 1-2 detik, digunakan untuk memberi
salam kepada orang yang dikenal tapi tidak akrab serta umum digunakan oleh atasan untuk
membalas ojigi dari bawahannya. Keirei (membungkuk penuh hormat) dilakukan dengan
membungkukkan badan lebih kurang 30 derajat, digunakan untuk menunjukkan rasa hormat
kepada atasan atau kepada orang yang lebih tua; pada upacara resmi; permintaan maaf yang
dalam; serta ungkapan formal untuk menyatakan terimakasih dan rasa simpati. Dan Saikeirei
(membungkuk untuk menyembah) dilakukan dengan membungkukkan badan lebih kurang 45
derajat, digunakan untuk menunjukkan perasaan menyesal yang sangat dalam ketika
melakukan kesalahan; menunjukkan rasa hormat yang sangat besar kepada orang dengan
jabatan atau status sosial yang sangat tinggi.
Gimana chingu’s masih menarikkah pembahasan kali ini? Jadi tahu kan tentang budaya
membungkukkan badan atau ojigi di Jepang itu apa hehe. Okey mimin lanjut ya
pembahasannya. Kalau sering nonton drama korea, chingu’s pasti sudah tidak asing dan sering
melihat gerakan membungkukkan badan yang dilakukan oleh masyarakat Kora bukan?. Sama
halnya dengan Jepang, fungsi dari gerakan membungkukkan badan di Korea tidak jauh berbeda
dengan yang di Jepang, yaitu salah satunya untuk memberikan salam atau menunjukkan rasa
hormat kepada orang lain. Di Korea gerakan ini juga dilakukan berdasarkan jenis kelamin dan
seberapa besar derajat badan yang dibungkukkan. Setiap gerakan yang dilakukan berdasarkan
besar derajat badan yang dibungkukkan ini memiliki arti yang berbeda. Dalam peraturannya
kebiasaan membungkuk di Korea umumnya terbagi dalan 3 jenis: informal, formal, dan sangat
formal. Ketiganya dapat dibedakan dari sudut bungkuknya. Untuk informal sekitar 15 derajat,
formal sekitar 30 derajat, dan sangat formal hingga 90 derajat atau lebih, hingga dahi
menyentuh tanah. Membungkuk untuk pria biasanya sambil menekan tubuh ke belakang untuk
menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan.
Seiring perkembangan jaman khususnya tren Hallyu, kebudayaan antara Barat dan Timur
tercampur. Orang barat berjabat tangan saat bertemu, dan orang timur cenderung membungkuk.
Pembauran budaya ini menghasilkan sebuah salam yang disebut bow and handshake.
Bahasa tubuh orang Jepang dan Korea untuk mengungkapkan penghormatan dan salam
ini unik banget ya chingu’s. Ada banyak peraturan, dan jenis-jenisnya juga. Bahkan, chingu’s
tahu tidak? Jika kita melakukan gerakan yang salah itu bisa sampai berakibat fatal. Untuk
mengungkapkan penghormatan dan salam kedua negara ini lebih sering dengan melakukan
gerakan membungkukkan badan ini ketimbang dengan berjabat tangan. So, tiada hari tanpa
membungkuk hehe. Di kedua negara ini, semakin besar derajat badan di bungkukkan, maka
semakin besar dan dalam pula rasa hormat dan permintaan maaf kita kepada orang lain.
Tidak hanya di Jepang dan Korea, masyarakat Indonesia juga banyak yang menerapkan
gerakan membungkukkan badan ini. Di Indonesia, sudah menjadi budaya atau kebiasaan kalau
kita lewat di depan orang lain, terutama jika orang yang kita lewati itu lebih tuad dari kita,
maka kita akan menundukkan badan sambil menjulurkan tangan kebawah. Kalau di Indonesia
gerakan membungkukkan badan ini dilakukan lebih untuk menunjukkan penghormatan, seperti
saat kita sedang berjalan melewati orang lain biasanya kita berjalan sambil sedikit
membungkukkan badan, mimin sendiri jarang melihat orang Indonesia meminta maaf dengan
menundukkan badan. Lantas bagaimana pandangan islam terkait menundukkan badan ini?
Chingu’s sudah tahu? Okey mimin kasih terang nih.
Islam mengenal gerakan menundukkan badan ini sebagai rukuk. Dalam Islam
menundukkan badan biasa kita lakukan pada saat kita sedang melakukan ibadah (shalat)
sebagai bentuk penghormatan dan penyembahan kita kepada sang pencipta (Allah). Lantas
bagaimana hukum Islam terkait membungkukkan badan kepada orang lain? Jawabannya jika
dimaksudkan untuk menyembah, maka ulama sepakat menghukuminya haram, karena
termasuk ke dalam perbuatan syirik. Terdapat perbedaan pendapat ulama terkait menundukkan
badan jika dilakukan untuk penghormatan, yaitu antara mengharamkan, memakruhkan, dan
membolehkan. Ulama yang berpendapat mengharamkan ialah Syeikh Sulaiman Al-Bujairimi,
kata beliau membungkuk sampai pada posisi rukuk kepada manusia sama haramnya dengan
sujud kepada makhluk. Beliau berkata :
ِوع ِع ْندَ ْاْل ُ َم َراء ُّ َومِ ثْلُهُ بُلُوغُ َح ِد
ِ الر ُك
“Sebagaimana (haramnya) sujud adalah (membungkuk) sampai pada batasan rukuk
dihadapan para penguasa”
Terdapat hadits lain yang menjelaskan keharaman membungkukkan badan di dalamnya :
َْل َ َم ْرتُ ْال َم ْرأَة َ أَ ْن تَ ْس ُجدَ لِزَ ْو ِج َها،ٍلَ ْو ُك ْنتُ آمِ ًرا أَ َحدًا أَ ْن يَ ْس ُجدَ ِْل َ َحد
“Seandainya aku boleh menyuruh seorang manusia untuk bersujud kepada manusia lainnya,
niscaya akan aku suruh seorang wanita untuk bersujud kepada suaminya.” (H. R. Tirmidzi)
Ahli tafsir Imam Al-Baghawi menerangkan dalam tafsirnya, bahwa di masa Nabi Yusuf as
penghormatan kepada manusia dilakukan dengan membungkukkan dan merendahkan badan.
Kegiatan itu dulu berlaku pada masa itu, namun kini telah dihapus hukumnya. Berbeda dengan
Syeikh Sulaiman Al-Bujairimi, Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu’ menghukumi
menundukkan badan kepada orang lain makruh untuk alasan apapun. Pernyataannya diambil
dari hadits dari Anas bin Malik ra :
ُ قَا َل أَفَيَأْ ُخذ. " َ قَا َل أَفَيَ ْلت َِز ُمهُ َويُقَبِلُهُ قَا َل " ال. " َصدِيقَهُ أَيَ ْن َحنِي لَهُ قَا َل " ال
َ الر ُج ُل مِ نها يَ ْلقَى أَخَاهُ أ َ ْو ُ قَا َل َر ُج ٌل يَا َر
ِ سو َل ه
َّللا ه
س ٌن
َ ِيث َح َ قَا َل أَبُو عِي. " صافِ ُحهُ قَا َل " نَعَ ْم
ٌ سى َهذَا َحد َ ُبِيَ ِد ِه َوي
“Seorang laki-laki bertanya, “Wahai Rasulullah, seorang diantara kami bertemu saudaranya
atau temannya, apakah ia membungkukkan badan untuknya?” (Rasulullah) menjawab,
“Tidak”. Ia bertanya, “Apakah boleh memeluknya dan menciumnya?” Rasulullah menjawab,
“Tidak”. Ia bertanya, “Apakah boleh meraih tangannya dan bersalaman?” Rasulullah
menjawab, “Boleh”.” (H. R Tirmidzi no. 2728; Imam Tirmidzi manilai hadits ini hasan).
Sejalan dengan itu, Ensiklopedia Fikih Kuwait juga berpendapat bahwa membungkukkan
badan hukumnya makruh apabila tidak sampai pada posisi rukuk. Beberapa ulama dari
kalangan mazhab Maliki dan Hanbali berpendapat bahwa menunduk untuk menunjukkan rasa
hormat hukumnya jaiz (boleh). Di antaranya adalah Imam As-Safarini, seorang ulama fikih
mazhab Hanbali. Beliau berkata:
َولَعَ هل ُم َرادَهُ بِ ْال َج َو ِاز.س ُجودُ ْال َم ََلئِ َك ِة ِْلدَ َم ع ْن أَبِي ْال َمعَالِي أ َ هن التهحِ يهةَ بِا ْنحِ نَاءِ ال ه
ُ ه َُو:َ َوقِيل،ظ ْه ِر َجائ ٌِز َ ب ْال ُكب َْرى ِ َوقَد َهم فِي ْاْلدَا
عدَ ُم ْال ُح ْر َم ِة فَ ََل يُنَافِي ْالك ََرا ِهيَةَ َو َ ه
َّللاُ أَ ْع َل ُم َ
“Dikemukakan dalam kitab Al-Adab Al-Kubra dari Abu Al-Ma’ali bahwasanya memberi
penghormatan dengan menundukkan badan itu jaiz (boleh). Dan dikatakan bahwa itu sama
dengan sujud yang dilakukan malaikat kepada Nabi Adam as. Dan mungkin saja kebolehan
yang dimaksud adalah tidak haram, tapi tetap makruh.”
Ulama mazhab Syafii Abu Al-Ma’ali juga menceritakan ketika Ibnu Umar as. tiba di Syam,
para ahlu zimmah (kelompok non-muslim yang tinggal di negara muslim) menundukkan badan
mereka untuk menghormati Ibnu Umar dan beliau tidak melarangnya. Para ahlu zimmah
berkata, “Ini adalah pengagungan untuk kaum muslim.” Pendapat yang menghukumi boleh
juga datang dari ulama mazhab Maliki Imam An-Nafrawi. Beliau berkata:
ِ الر ُك
وع ال ه
ِ ش ْرعِي ِ ض ْالعُلَ َماءِ ِب َج َو ِاز ِاال ْنحِ نَاءِ إذَا لَ ْم َي
ُّ ص ْل ِل َح ِد ُ َوأ َ ْفت َى َب ْع
“Sebagian ulama berfatwa bahwa menundukkan badan dibolehkan selama tidak mencapai
posisi rukuk.”
Mantan Mufti Mesir Imam Izz Ad-Din bin Abdi As-Salam juga memfatwakan bahwa
menundukkan kepala kepada muslim lain hukumnya boleh selama tidak mencapai posisi rukuk.
Walaupun ada ulama yang menghukumkannya makruh bahkan membolehkan, namun sebagai
muslim yang baik alangkah lebih baik kita tidak melakukannya, karena kebanyakan ulama
yang yang menghukuminya haram dan terdapat banyak juga hadits yang menjelaskannya.
Gerakan menundukkan badan dalam Islam sangat tidak dianjur, karena dalam Islam
gerakan menundukkan badan diartikan sebagai penyembahan seorang hamba kepada sang
pencipta (Allah). Memang, kita harus saling menghormati satu sama lain, namun dalam
pandangan Islam masih banyak cara yang harus dilakukan untuk menghormati orang lain selain
gerakan menundukkan badan ini, contohnya seperti mengucapkan salam. Yaitu dengan
mengucapkan kata yang indah nan mulia “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”.
Alhamdulillah, sudah selesai pembahasan mimin kali ini. Maafkan mimin jika ada
kesalahan pengetikan ya chingu’s. Selamat membaca sampai akhir. Cukup sekian dari mimin.
Gamsa, arigato, thankyu ^-^. Wassalamualaikum.