CND Kel 4
CND Kel 4
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Debi (23344020)
Dosen :
Apt. Amelia Febriani, S.Farm., M.Si
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah kepada kita semua, sehingga berkat rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah Compounding & Dispensing tentang “ Medication Error ” ini dengan
tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih
pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu apt. Amelia Febriani, S.Farm., Msi selaku dosen
pengampu mata kuliah Compounding & Dispensing yang telah membimbing kami. Semoga
makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi rekan-rekan yang membaca, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Mengingat kami belum mahir dalam menyusun sebuah makalah, kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, walaupun kami telah berusaha sebaik
mungkin dalam penyusunannya. Kami mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata.
Sesungguhnya yang benar itu hanya milik allah SWT dan yang salah adalah dari kami
sendiri.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul .............................................................................................................................................. i
A. kesimpulan ............................................................................................................ 16
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Medication error adalah faktor resiko yang menyebabkan efek samping yang
membahayakan untuk keselamatan pasien (patient safety), sehingga perlu adanya
sistem pengobatan yang aman untuk memastikan pasien menerima pelayanan obat
yang baik agar terciptanya keselamatan pasien. Di Indonesia, angka terjadinya
kesalahan pengobatan sangat sering dijumpai dari berbagai institusi pelayanan
kesehatan, diantaranya peresepan manual yaitu terkadang tulisan tangan tidak terbaca
yang mengakibatkan kesalahan, sehingga peresepan sering diulang (Kusumarini,
2011).
Medication error terjadi akibat tidak adanya bentuk sediaan, dosis sediaan, umur
pasien serta tidak jelasnya resep / tidak bisa terbaca sehingga potensi timbulnya
medication eror. Medication error yang terdapat pada penulisan resep akan
menyebabkan penurunan kualitas dan derajat kesehatan pada implementasi keselamatan
pasien dan pelayanan farmasi klinik, timbulnya cedera, meningkatnya bahaya atau
dampak yang terjadi ketika terjadi medication error serta pelayanan farmasi yang tidak
efektif (Azwar, 2010).
Dalam penerapan sistem informasi terutama pada fase prescribing, e-
prescribing (peresepan elektronik) dapat mempengaruhi berkurangnya beberapa
kesalahan (medication error) (ASHP, 2010), mempermudah proses administrasi serta
mengetahui riwayat penggunaan obat oleh pasien (Mudzakkir, 2012) dan otomatisasi
peresepan obat serta dosis obat yang diperlukan dan memberikan rekomendasi jenis obat
alternatifnya, sehingga bisa meningkatkan keselamatan pasien (Puspa, 2013).
Laporan dari IOM (Institute of Medicine) secara terbuka menyatakan bahwa
paling sedikit 44.000 bahkan 98.000 pasien meninggal di rumah sakit dalam satu
tahun akibat dari medical errors yang sebetulnya bisa dicegah. Kuantitas ini melebihi
kematian akibat kecelakaan lalu lintas, kanker payudara dan AIDS (Poillon, 1999).
Berdasarkan Laporan Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien (Konggres PERSI
Sep 2007), kesalahan dalam pemberian obat menduduki peringkat pertama (24.8%)
dari 10 besar insiden yang dilaporkan. Jika dilihat dari proses penggunaan obat yang
meliputi prescribing, transcribing, dispensing dan administering, dispensing
menduduki peringkat pertama (Depkes,2008).
Kesalahan pengobatan dapat terjadi dalam menentukan obat dan regimen dosis
antara lain: (1)Kesalahan dalam peresepan: resep tidak rasional, resep yang tidak tepat
dan tidak efektif, kelebihan dosis, kekurangan dosis dalam menuliskan resep.
(2)Penulisan resep: kesalahan dalam mengartikan resep. (3)Manufaktur dalam
formulasi: salah dosis, kontaminan atau keliru kemasan. (4)Kesalahan memformulasi:
salah obat, formulasi yang salah, label yang salah. (5)Pemberian atau pengambilan
obat: salah dosis, salah rute, frekuensi yang salah, durasi yang salah. (Aronson, 2009).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Timbolgol, persentase medication error
pada tahap prescribing di Poli Internal RSUD Bitung yaitu tidak ada bentuk sediaan
(74,53%), tidak ada dosis sediaan (20,87%), tidak ada umur pasien (62,87%), tulisan
resep tidak terbaca atau tidak jelas (6,5%) sehingga berpotensi terjadinya medication
error (Ulfah dan Mita 2017).
Medication error pada tahap transcribing merupakan kesalahan dalam
menyalin dan mengartikan resep. Meliputi perubahan nama obat, rute, dosis, regimen
dosis terhadap perintah resep (Ulfah dan Mita 2017). Pada penelitian yang dilakukan
oleh Alsulami et al (2012) di beberapa negara timur tengah salah satunya negara Iran,
ditemukan 52 % kesalahan pada proses transcribing.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
4. Beban kerja
Rasio antara beban kerja dan SDM yang cukup penting untuk mengurangi
stres dan beban kerja berlebihan sehingga dapat menurunkan kesalahan.
5. Edukasi staf
Meskipun edukasi staf merupakan cara yang tidak cukup kuat dalam
menurunkan insiden/kesalahan, tetapi mereka dapat memainkan peran
penting ketika dilibatkan dalam sistem menurunkan insiden/kesalahan
(Muchid, 2008).
4. Sistem daftar tilik dan cek ulang : alat kontrol berupa daftar tilik dan
penetapan cek ulang setiap langkah kritis dalam pelayanan. Untuk
mendukung efektifitas sistem ini diperlukan pemetaan analisis titik kritis
dalam sistem.
Apoteker hanya mencatat kesalahan resep dengan dampak klinis potensial atau
yang terlihat di rumah sakit. Untuk kesalahan peresepan administrasi misalnya, tempat
peresepan itu tidak sempurna tapi pada dasarnya tidak berarti dengan perawatan yang
berkaitan pasien, seperti kesalahan ejaan atau kegagalan untuk menunjukkan rute
tempat pemberian ini tidak dicatat. Tempat risiko potensial klinis itu diidentifikasi,
diklasifikasikan kedalam kategori berpotensi serius, sangat serius, hanya signifikansi
klinis relatif kecil (Dobrzanski, 2002).
PEMABAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alsulami Z, Conroy s, Choonara. 2012. Medication Errors in The Middle East Countries: A
Systematic Review of The Literature. Dalam: Eur J Clin Pharmacol, Nothingham. Hlm
995.
Aroson JK. 2009. Medication Error. Definition and Classification. Dalam: British journal of
Clinical Pharmacology. Departement of Primary Heath Care. Oxford Uk. Hlm 601