Anda di halaman 1dari 12

SM Y

K
@
A B O P K RI2

ION BOOK
RESENTAT
DIGITAL P

XE4
PROSES/JALANNYA

AMENDEMEN
@teenagers.x4our UUD NRI 1945
BAB I
AMENDEMEN UUD NRI 1955 SLIDE
A. Pembukaan 04
1). Latar belakang
2). Maksud dan tujuan
3). Kesepakatan dasar dalam amenden

B. ISI 05
4). Jalannya Amendemen
a) Amendemen 1
-kapan
-melalui apa
-hasil
-perbandingan UUD 1945 sebelum dan
setelah Amendemen 06
b) Amendemen 2
-kapan
-melalui apa
-hasil
-perbandingan UUD 1945 sebelum dan
setelah Amendemen 07
c) Amendemen 3
-kapan
-melalui apa
-hasil
-perbandingan UUD 1945 sebelum dan
setelah Amendemen 08
d) Amendemen 4
-kapan
-melalui apa
-hasil
-perbandingan UUD 1945 sebelum dan
setelah Amendemen
5). Hasil dan Makna Amendemen UUD 09
NRI 1945
-additional info

C. Penutup 10
-rangkuman materi
-glosarium
-daftar pustaka
Pada dinamika kehidupan bangsa dan Negara
Indonesia menuntut suatu amandemen terhadap UUD NRI
Tahun 1945. Saat melakukan proses amendemen, tidak
dapat dilakukan dengan sembarangan, tetapi hanya
dilakukan oleh suatu badan atau lembaga yang berwenang
yaitu MPR.

Berikut latar belakang dari amendemen UUD NRI


Tahun 1945.
a). Mengubah tata kelola negara agar lebih baik.
b). Memutakhirkan UUD secara tertulis.
c). Upaya memperbaiki arah perjalanan negara.
d). Membina hubungan yang lebih baik dalam
pergaulan internasional.
e). Mewujudkan visi dan misi reformasi.
f). Mengembangkan kekuasaan lembaga-lembaga
negara.
g). Mencegah adanya penyalahgunaan kekuasaan.

Berikut maksud dan tujuan dari amendemen.


a). Mengontrol kekuasaan presiden yang terlalu
besar (executive heavy) sehingga presiden benar-
benar dapat dikontrol.
b). Membuat tata kelola negara secara demokratis
melalui penghormatan HAM dan otonomi daerah.
c). Menegakkan kedaulatan rakyat dengan menem-
patkan MPR tidak lagi sebagai pemegang kedaulat-
an rakyat. Kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga negara.
d). Membuat pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945yang
tidak multitafsir.

Berikut kesepakatan dalam amendemen UUD NRI Tahun


1945.
a). Perubahan dilakukan penambahan naskah (amendemen).
b). Mempertahankan NKRI.
c). Menghilangkan penjelasan UUD NRI Tahun 1945.
d). Memasukkan penjelasan yang bersifat normatif ke dalam
pasal.
e). Mempertegas sistem pemerintahan predensial.
f). Tidak mengubah pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
-kapan?
Proses amendemen pertama terjadi pada tahun 1999 tepatnya pada tanggal 19 Oktober.
-Melalui apa?
Amendemen ini di sahkan melalui keputusan SU MPR 14-21 Oktober 1999.
-Hasil?
Hasil dari amendemen pertama yaitu mengenai pergeseran kekuasaan eksekutif, dalam hal
ini presiden yang dipandang atau dianggap terlalu kuat sehingga perlu dilakukan
amendemen.
1. Pemisahan Kekuasaan: Amendemen ini mengubah struktur kekuasaan di Indonesia dari
sistem presidensial menjadi sistem trias politica, yang memisahkan kekuasaan menjadi tiga
bagian: eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
2. Perubahan pada Pasal 5: Pasal ini diubah untuk membatasi kekuasaan presiden dalam
membuat peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu).
3. Batasan Masa Jabatan Presiden: Sebelum amandemen kedua, tidak ada batasan periode
kepemimpinan presiden. Setelah amandemen kedua, Pasal 7 menambahkan batasan bahwa
presiden dan wakil presiden hanya dapat menjabat maksimal dua periode.

Pada amendemen yang pertama, terdapat sekitar 9 pasal yang diamendemenkan, yaitu;pasal
5, pasal 7, pasal 9, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 17, pasal 20, dan pasal 21.
• Pasal 5 ayat 1: Presiden berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR.
• Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden selama lima tahun dan
dapat dipilih kembali sesudahnya hanya untuk satu kali masa jabatan.
• Pasal 9 ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden.
• Pasal 13 ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta oleh presiden memperhatikan
pertimbangan DPR.
• pasal 14 ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi oleh presiden memperhatikan
pertimbangan mahkamah agung.
• Pasal 14 ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi oleh presiden memperhatikan
pertimbangan DPR.
• Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain diatur dengan undang-undang.
• Pasal 17 ayat 2 dan 3: Menteri diangkat oleh presiden dan membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan.
• Pasal 20 ayat 1 - 4: DPR memegang kekuasaan membentuk rancangan undang-undang atau
RUU untuk disetujui bersama. Jika RUU tidak mendapat persetujuan bersama, maka tidak
boleh diajukan lagi dalam masa itu. Jika disetujui, maka presiden mengesahkan RUU menjadi
UU.
• Pasal 21: Anggota DPR berhak mengajukan usul rancangan undang-undang.

-Perbandingan UUD 1945 sebelum dan setelah amendemen pertama pada tahun 1999?
Perubahan yang terjadi sebelum & setelah amendemen pertama UUD 1945
Sebelum amendemen pertama, UUD 1945 hanya terdiri dari 37 pasal dan 2 aturan peralihan.
Sistem pemerintahan adalah sistem presidensial dengan presiden sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan sekaligus. Presiden memiliki kekuasaan yang besar dalam sistem ini.

Setelah amendemen pertama (1999), terjadi penambahan pasal-pasal baru dan perubahan
dalam beberapa pasal. Salah satu perubahan penting adalah penambahan pasal 28B sampai
28J yang mengatur tentang hak asasi manusia. Selain itu, terjadi perubahan dalam struktur
lembaga negara. Misalnya, sebelumnya presiden memegang kekuasaan eksekutif dan
legislatif, namun setelah amendemen, kekuasaan legislatif berada di tangan DPR.
-Kapan?
Proses amendemen kedua terjadi pada tahun 2000 tepatnya pada tanggal 18 Agustus 2000.
-Melalui apa?
Amendemen ini di sahkan melalui sidang umum MPR tanggal 7-8 Agustus 2000.
-Hasil?
Hasil dari amandemen ini adalah membahas perubahannya pemerintahan daerah, DPR serta
mengenai wewenang dari DPR, juga dilihat dari segi hak asasi manusia, lagu kebangsaan, serta
juga mengenai lambang Negara Indonesia.

Pada amendemen yang kedua ini, dilakukan perubahan atau amendemen terhadap 5 bab dan 25
pasal. Pasal-pasal yang diamendemen adalah pasal 18, pasal 18A, pasal 18B, pasal 19, pasal 20,
pasal 20A, pasal 22A pasal 22B, pasal 25E, pasal 26, pasal 27,pasal 28A, pasal 28B, pasal
28C,pasal 28D,pasal 28E, pasal 28F, pasal 28G, pasal 28H, pasal 28I, dan pasal 28J.
selain itu juga terjadi amendemen pada pasal 30, pasal 36A, pasal 36B, dan pasal 36C. Selain itu,
juga dilakukan amendemen pada pasal dalam Bab, misalnya Bab IXA, Bab XA, Bab XII, dan Bab XV.
Berikut ini adalah beberapa pasal yang mengalami perubahan:
• Pasal 6A: Menjelaskan lebih lanjut tentang proses pemilihan presiden dan wakil presiden.
• Pasal 7: Menambahkan batasan maksimal dua periode bagi presiden dan wakil presiden.
• Pasal 11: Menambahkan kewajiban presiden untuk mendapatkan persetujuan DPR dalam hal
perjanjian internasional yang berdampak luas dan fundamental bagi kehidupan rakyat.
• Pasal 17: Menambahkan bahwa presiden dapat membentuk lembaga negara lainnya jika diatur
dalam undang-undang.
• Pasal 22C: Menambahkan bahwa presiden wajib mempertimbangkan pertimbangan Dewan
Pertimbangan Agung dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan politik luar negeri.- Pasal
18B: Mempertegas kewenangan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri,
dengan memperluas daerah otonomi dan memberikan kewenangan yang lebih besar pada
pemerintah daerah.
• Pasal 28: Menetapkan bahwa setiap orang memiliki hak atas kebebasan berserikat, berkumpul,
dan mengeluarkan pendapat.
• Pasal 28D: Menetapkan bahwa setiap orang memiliki hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan kepastian hukum yang adil.
• Pasal 28E: Menetapkan bahwa setiap orang memiliki hak atas pendidikan yang layak dan
bermutu.
• Pasal 30A: Menetapkan bahwa negara wajib mengembangkan sistem ekonomi nasional yang
berkeadilan sosial dan memberikan perlindungan pada segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia.

-Perbandingan UUD 1945 sebelum dan setelah amandemen kedua pada tahun 2000?
Berikut ini adalah beberapa perbandingan UUD 1945 sebelum dan setelah amendemen:
1. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden: Sebelum amandemen kedua, presiden dan wakil
presiden dipilih oleh MPR. Setelah amandemen kedua, Pasal 6A menjelaskan bahwa presiden dan
wakil presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat.
2. Batasan Masa Jabatan Presiden: Sebelum amandemen kedua, tidak ada batasan periode
kepemimpinan presiden. Setelah amandemen kedua, Pasal 7 menambahkan batasan bahwa
presiden dan wakil presiden hanya dapat menjabat maksimal dua periode.
3. Perjanjian Internasional: Sebelum amandemen kedua, presiden memiliki kekuasaan penuh
dalam membuat perjanjian internasional. Setelah amandemen kedua, Pasal 11 diubah sehingga
presiden perlu mendapatkan persetujuan DPR untuk perjanjian internasional yang berdampak luas
dan fundamental bagi kehidupan rakyat.
4. Pembentukan Lembaga Negara: Sebelum amandemen kedua, presiden tidak memiliki
kewenangan untuk membentuk lembaga negara lainnya. Setelah amandemen kedua, Pasal 17
diubah sehingga presiden dapat membentuk lembaga negara lainnya jika diatur dalam undang-
undang.
5. Pertimbangan Dalam Kebijakan Luar Negeri: Sebelum amandemen kedua, presiden tidak perlu
mempertimbangkan pertimbangan Dewan Pertimbangan Agung dalam mengambil kebijakan yang
berkaitan dengan politik luar negeri. Setelah amandemen kedua, Pasal 22C ditambahkan yang
menyatakan bahwa presiden wajib mempertimbangkan pertimbangan Dewan Pertimbangan Agung
dalam hal tersebut.
-Kapan?
Proses amendemen ketiga terjadi pada tanggal 10 November 2001.
-Melalui apa?
Amendemen ini di sahkan dengan STMPR tanggal 1 hingga 9 November 2001.
-Hasil?
Amendemen Ketiga ini menghasilkan beberapa perubahan penting dalam UUD 1945,
termasuk pembentukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan penambahan pasal tentang hak
asasi manusia. Amendemen ke tiga ini lebih memfokuskan pada perubahan kewenangan dari
MPR, kepresidenan, kekuasaan kehakiman, keuangan negara, impeachment, serta memiliki
inti perubahan pada bentuk serta kedaulatan Negara Indonesia.

Pada amendemen yang ketiga, terdapat pasal-pasal yang diamendemen, yaitu pasal 1, pasal
3, pasal 6, pasal 6A, pasal 7A hingga pasal 7C, pasal 8, pasal 11, pasal 17, pasal22C, hingga
22E, pasal 23, pasal 23A, pasal 23E, pasal 23F, pasal 23G, pasal 24, dan pasal 24A hingga
24C.
Berikut ini adalah beberapa perubahan utama :
•Pasal 1 Ayat (2) dan (3): Pasal ini diubah untuk memperjelas bahwa kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD.
•Pasal 3: Pasal ini diubah untuk memperjelas bahwa Indonesia adalah negara hukum.
•Pasal 6B: Pasal baru ini ditambahkan untuk mengatur tentang pemilihan presiden dan wakil
presiden.
•Pasal 22C: Pasal baru ini ditambahkan untuk mengatur tentang hak-hak rakyat dalam
mendapatkan informasi.
•Pasal 23B dan 23C: Pasal baru ini ditambahkan untuk mengatur tentang anggaran
pendapatan dan belanja negara serta pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara.
•Pasal 24B - 24D: Pasal baru ini ditambahkan untuk mengatur tentang kekuasaan kehakiman.
•Pasal 24C dan 24D: Pasal baru ini ditambahkan untuk mengatur tentang Mahkamah
Konstitusi dan Komisi Yudisial.

-Perbandingan UUD 1945 sebelum dan setelah amandemen ketiga pada tahun 2001?

Berikut ini adalah beberapa perbandingan UUD 1945 sebelum dan setelah amendemen:
Sebelum Amendemen Ketiga:
1. Tidak ada lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
2. DPR adalah bagian dari Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan tidak memiliki
kekuatan legislatif yang signifikan.
3. Tidak ada pasal yang secara spesifik menjamin hak untuk mendapatkan informasi.

Setelah Amandemen Ketiga:


1. DPD dibentuk sebagai bagian dari MPR, dengan empat anggota dari setiap provinsi yang
dipilih melalui pemilihan umum (Pasal 22D).
2. DPR menjadi lembaga yang berdiri sendiri dan memiliki lebih banyak kekuatan dalam
proses legislasi dan anggaran (Pasal 20A).
3. Pasal 28F ditambahkan untuk melindungi hak warga negara untuk mendapatkan informasi.
Perubahan-perubahan ini dirancang untuk membuat pemerintahan lebih demokratis dan
transparan.
-Kapan?
Proses amendemen keempat disahkan dan dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2002.
-Melalui apa?
Amendemen ini di sahkan melalui ST MPR pada tanggal 1-11 Agustus 2002.
-Hasil?
Pada amendemen yang terakhir ini dilakukan perubahan yang lebih sedikit apabila dibandingkan
pada perubahan sebelumnya di mana hanya dilakukan amendemen terhadap 2 bab,31 butir
ketentuan ,dan satu butir yang dihapuskan, serta 13 Pasal saja. Adapun bab yang diubah tersebut
adalah Bab XIII dan Bab XIV. Sementara pasal-pasal yang dilakukan amendemen, terdiri dari Pasal 2,
Pasal 3, Pasal 6A, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 16, Pasal 23B, Pasal 23D, Pasal 24. Pasal 31, hingga Pasal
34. Dalam amendemen, ini yang menjadi inti dari amendemen yang keempat adalah tentang mata
uang, bank sentral, pendidikan, kebudayaan, perekonomian nasional Indonesia, dan kesejahteraan
sosial.
Isi amandemen ke 4:
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur
dengan undang-undang.
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Berikut ini beberapa perubahan dalam amendemen keempat:
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan
undang-undang.
Pasal 6A
(4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua pasangan calon
yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat
secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden
dan Wakil Presiden.
Pasal 11
(1) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
Pasal 16
Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam undang-undang.
Pasal 16
(penghapusan Dewan Pertimbangan Agung)
Pasal 23B
Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.

-Perbandingan UUD 1945 sebelum dan setelah amandemen keempat pada tahun 2002?

Berikut ini adalah beberapa perbandingan UUD 1945 sebelum dan setelah amendemen:
Sebelum Amendemen Keempat:
1. Tidak ada batasan mengenai jumlah dan durasi masa jabatan anggota DPR, DPD, dan MPR.
2. Tidak ada aturan khusus tentang hak-hak dan kewajiban DPR dan DPD.
3. Tidak ada aturan khusus tentang sistem pertahanan dan keamanan negara.

Setelah Amandemen Keempat:


1. Anggota DPR, DPD, dan MPR diatur untuk memiliki masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih
kembali (Pasal 23B dan Pasal 23C).
2. Pasal-pasal baru ditambahkan yang mengatur tentang hak-hak dan kewajiban DPR dan DPD, serta
prosedur-prosedur mereka (Pasal 20A, Pasal 21, Pasal 22D, dan Pasal 22E).
3. Pasal 30 diubah dan Pasal 13A
ditambahkan, yang mengatur tentang sistem pertahanan dan keamanan negara, serta kewajiban
warga negara dalam pertahanan dan keamanan.
Perubahan-perubahan ini dirancang untuk memperkuat demokrasi dan transparansi di Indonesia.
Dalam sistematik UUD NRI Tahun 1945, sudah di- amendemen sebanyak empat tahap sehingga pada
akhirnya UUD NRI Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan Pasal-Pasal (21 Bab, 73 Pasal. 170 Ayat, a
Pasal aturan peralihan dan 2 Pasal aturan tambahan) Berikut perubahan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
.
Tabel terdapat pada Modul Pendidikan Pancasila SMA/MA kelas X. Kurikulum Merdeka. Penerbit: Bumi Aksara.

Terdapat beberapa makna dari amendemen UUD NRI 1945, yaitu sebagai berikut. 1) Terjadinya
pembatasan dan pembagian kekuasaan antarlembaga negara secara jelas sehingga menghindari
kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan. 2) Adanya UUD yang lebih lengkap dan tidak multitafsir.
3) Memudahkan keberadaan bangsa Indonesia dalam pergaulan internasional. 4) Lebih menjamin
hak asasi warga negara. 5) Memperbaiki arah perjalanan bangsa berdasarkan visi reformasi dalam
rangka mewujudkan cita-cita nasional. 6) Menjamin pelaksanaan kedaulatan rakyat melalui
pemilihan umum untuk memilih lembaga eksekutif dan legislatif. 7) Mempertahankan dasar negara
Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

• Perbandingan UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen

Perubahan UUD 1945 dilakukan oleh MPR sesuai kewenangannya yang diatur dalam pasal 3 dan
pasal 37 UUD 1945. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945 mengalami 4
kali amandemen hingga saat ini.

UUD 1945 terdiri atas Pembukaan atau Preambule, Batang Tubuh, serta Penjelasan. Sebelum
amandemen, batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 65 ayat, dimana 16 ayat dari 16
pasal berayat tunggal dan 49 ayat lainnya berasal dari 21 pasal yang berisi 2 ayat atau lebih, 4 pasal
Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan. Setelah 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 16 bab,
37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan, seperti dikutip dari
Buku Super Lengkap UUD 1945 dan Amandemen oleh Tim Ilmu Educenter.

• Perbandingan UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen

Perubahan UUD 1945 dilakukan oleh MPR sesuai kewenangannya yang diatur dalam pasal 3 dan
pasal 37 UUD 1945. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945 mengalami 4
kali amandemen hingga saat ini.

UUD 1945 terdiri atas Pembukaan atau Preambule, Batang Tubuh, serta Penjelasan.
• Amandemen yang dilakukam tetap mempertahankan Pembukaannya, yang berjumlah 4 alinea.
• Sebelum amandemen, batang tubuh UUD NRI 1945 terdiri atas 16 Bab, 37 Pasal, 65 Ayat, dimana
16 Ayat dari 16 Pasal berayat tunggal dan 49 Ayat lainnya berasal dari 21 Pasal yang berisi 2 ayat
atau lebih, 4 Pasal Aturan Peralihan, dan 2 Ayat Aturan Tambahan. Setelah 4 kali amandemen, UUD
NRI 1945 memiliki 16 Bab, 37 Pasal, 194 Ayat, 3 Pasal Aturan Peralihan, dan 2 Pasal Aturan
Tambahan.
• Sebelum amandemen, UUD NRI 1945 ditutup dengan Penjelasan tentang undang - undang dasar
negara Indonesia. Namun, Penjelasan ini ditiadakan setelah amandemen.
Amendemen UUD 1945 di Indonesia dilakukan sebanyak empat kali pada periode 1999-
2002. Berikut ini adalah rangkuman singkat dari setiap amendemen:

1. Amendemen Pertama (1999): Amendemen ini memperkenalkan pemisahan kekuasaan


(trias politica) antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. MPR tidak lagi menjadi
lembaga tertinggi dan fungsi-fungsinya diubah. Amendemen ini juga membatasi
kekuasaan presiden dalam membuat peraturan pemerintah pengganti undang-undang
(Perppu) dan menambahkan pasal baru tentang hak asasi manusia.

2. Amendemen Kedua (2000): Amendemen ini mengubah proses pemilihan presiden dan
wakil presiden menjadi pemilihan langsung oleh rakyat. Presiden dan wakil presiden
juga dibatasi hanya dapat menjabat maksimal dua periode. Amendemen ini juga
memperjelas kewenangan presiden dalam membuat perjanjian internasional dan
membentuk lembaga negara lainnya.

3. Amendemen Ketiga (2001): Amendemen ini menciptakan Dewan Perwakilan Daerah


(DPD) sebagai bagian dari MPR. Amendemen ini juga memperkuat kekuasaan DPR dalam
proses legislasi dan anggaran. Amendemen ini juga menambahkan hak untuk
mendapatkan informasi sebagai salah satu hak asasi manusia yang dilindungi oleh
negara.

4. Amendemen Keempat (2002): Amendemen ini memperjelas durasi masa jabatan


anggota DPR, DPD, dan MPR. Amendemen ini juga menambahkan pasal baru yang
mengatur hak-hak dan kewajiban DPR dan DPD, serta prosedur-prosedur mereka.
Amendemen ini juga mengatur tentang sistem pertahanan dan keamanan negara, serta
kewajiban warga negara dalam pertahanan dan keamanan.

Secara keseluruhan, amendemen-amendemen ini dirancang untuk memperkuat


demokrasi dan transparansi di Indonesia. Bagaimana menurutmu tentang rangkuman
ini? Apakah ada hal lain yang ingin kamu tahu tentang amendemen UUD 1945?
1. Amendemen: Proses perubahan atau penambahan terhadap konstitusi atau undang-undang dasar sebuah negara.

2. Konstitusi: Dokumen hukum tertinggi dalam suatu negara yang mencakup prinsip-prinsip dasar pemerintahan
dan hak-hak warga negara.

3. Trias Politica: Konsep pemisahan kekuasaan menjadi tiga bagian: eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

4. Eksekutif: Cabang pemerintahan yang bertugas menjalankan hukum dan kebijakan. Di Indonesia, ini termasuk
presiden dan kabinet.

5. Legislatif: Cabang pemerintahan yang bertugas membuat hukum. Di Indonesia, ini termasuk DPR dan DPD.

6. Yudikatif: Cabang pemerintahan yang bertugas menafsirkan hukum dan memberikan keadilan. Di Indonesia, ini
termasuk Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.

7. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR): Lembaga legislatif di tingkat nasional yang anggotanya dipilih melalui
pemilihan umum.

8. Dewan Perwakilan Daerah (DPD): Lembaga legislatif yang mewakili setiap provinsi di Indonesia, dibentuk
melalui Amendemen Ketiga UUD 1945.

9. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR): Lembaga tertinggi yang berfungsi mengubah dan menetapkan UUD di
Indonesia.

10. Hak Asasi Manusia: Hak-hak dasar yang dimiliki setiap individu, yang diakui dan dilindungi oleh konstitusi
dan hukum internasional.

11. Impeachment: Proses hukum formal yang digunakan dalam beberapa sistem pemerintahan untuk
menggulingkan pejabat publik, termasuk presiden, yang telah melakukan pelanggaran serius seperti korupsi atau
penyalahgunaan kekuasaan.

12. Eksekutif Heavy: Istilah ini bisa merujuk pada sistem pemerintahan di mana kekuasaan eksekutif (biasanya
presiden atau perdana menteri) dominan dibandingkan dengan cabang legislatif atau yudikatif. Ini bisa terjadi di
negara dengan sistem presidensial atau semi-presidensial.

13. Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara: Struktur dan prosedur yang digunakan oleh suatu negara untuk
melindungi keamanan dan kedaulatannya.

14. Jaminan Sosial: Program yang dirancang untuk memberikan perlindungan ekonomi dan sosial kepada individu
atau keluarga yang menghadapi resiko tertentu, seperti penyakit, kecelakaan, pengangguran, atau usia lanjut.

15. Pelayanan Kesehatan: Layanan yang disediakan oleh tenaga profesional kesehatan atau lembaga kesehatan
untuk menjaga atau memulihkan kesehatan individu.

16. Pelayanan Umum: Layanan yang disediakan oleh pemerintah atau lembaga publik untuk kepentingan umum,
seperti pendidikan, transportasi, atau infrastruktur.

17. Peradilan Politik: Istilah ini merujuk pada proses hukum seperti impeachment yang melibatkan pertimbangan
politik, bukan hanya hukum.

18. Kasus Impeachment: Istilah ini merujuk pada situasi ketika proses impeachment dimulai terhadap pejabat
publik.

19. Dewan Pengadilan: Dalam konteks impeachment, ini merujuk pada badan yang bertugas mendengar kasus dan
membuat keputusan. Di beberapa negara, ini bisa menjadi senat atau badan yudikatif lainnya.

20. Pembebasan dari Tuntutan: Dalam konteks impeachment, ini merujuk pada situasi ketika pejabat publik
dinyatakan tidak bersalah atau proses impeachment tidak berlanjut.
Adnan Buyung Nasution, “Reformasi Konstitusi di Indonesia”, makalah dalam acara
Semiloka
Rancangan Perubahan UUD 1945, The Habibie Center, Jakarta, 1-4 Okober 2001, hal.
11
Arbi Sanit dalam “Kekuasaan Negara Kembali Otorian, Amandemen Lemahkan lagi
Legislatif”,
Media Indonesia, Jakarta, 12 Agustus 2002.
Ismail Suny, Amandemen UUD 1945 dan Implikasinya Terhadap Ketatanegaraan di
Indonesia,
makalah seminar, 2002
Jimly Asshiddiqie dengan judul makalah “Hubungan Kerja Antara DPD dengan DPR
dan
Lembaga Negara Lainnya".
Jimly Asshiddiquie dalam Mahkamah Konstitusi: Kompilasi Konstitusi, Undang-undang
dan
Peraturan di 78 Negara, Pusat Studi Hukum Tata Negara, Universitas Indonesia, tanpa
tahun, hal 1.
Willem Oltmans, Chaos in Indonesia, terjemahan Wahjoedi Marjono, Jakarta: Surya
Multi Grafika,
Cet. 1, 2001, hal. 7.
Yusril Ihza Mahendra, Dinamika Tata Negara Indonesia, Jakarta: Gema Insani Press,
1996, hal.12-
13.
"Amendemen Konstitusi di Indonesia: Sebuah Kajian Teoritis dan Praktis" oleh Jimly
Asshiddiqie, 2006. Penerbit: Konstitusi Press.
"The Indonesian Constitution of 1945: Its Birth, Its Life and Its Future" oleh M.
Yamin, 1959. Penerbit: Pembangunan.
"Pembaharuan Hukum Tata Negara Indonesia: Suatu Tinjauan Sistematis atas Undang-
Undang Dasar 1945" oleh A. Hamid S. Attamimi, 1998. Penerbit: Ghalia Indonesia.
"Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia" oleh Pan Mohamad Faiz, 2017.
Penerbit: Prenada Media Group.
"The Politics of Law and Order: Political Violence and Judicial Response in Indonesia"
oleh Sebastian Pompe, 2005. Penerbit: Verlag Dr. Mueller.
"UUD 1945 Setelah Perubahan: Kedaulatan Rakyat, Kekuasaan Kehakiman, dan
Ketatanegaraan Indonesia" oleh Bivitri Susanti, 2016. Penerbit: Penerbit Buku
Kompas.
Nuryadi, Heri M. S. Faridy. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan: wawasan
Kebangsaan. Jakarta: BSNP-BSE.
Rahardiansyah Tribus 2012 Sistem Pemerintahan ledo Jakarta Universitas Trisakti.
Suharto 2013 Kaberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggalka Wonogiri Arga
Pustaka.
Tholib dan Nuryad 2016 Pendidikan Pancasi dan Kewarganegan Jakarta
Kemendikbud.
Winardi, Tulis 2021 Memahami Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Surabaya: pustaka Mediagne.

Anda mungkin juga menyukai