Anda di halaman 1dari 7

PENTINGNYA BERKOMUNIKASI STRATEGIS DALAM MENJALIN HUBUNGAN

BAIK DENGAN KONSITITUEN


( Studi pada Perusahaan PT.Kharya Berkah Abadi )

Abstrak
A. Latar Belakang Permasalahan
Dalam sebuah perusahaan atau organisasi,berkomunikasi strategis merupakan faktor
penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan,karena dengan berkomunikasi strategis lah
tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Secara definisi komunikasi strategis
diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan oleh individu, organisasi, atau kelompok
untuk menyampaikan pesan dengan tujuan mencapai tujuan strategis tertentu. Komunikasi
strategis melibatkan penggunaan strategi, perencanaan, dan teknik komunikasi yang efektif
untuk mempengaruhi perilaku, pandangan, dan persepsi audiens target. Dalam konteks bisnis,
komunikasi strategis menjadi kunci penting dalam mencapai tujuan organisasi, membangun
citra merek yang kuat, menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan, mitra bisnis, dan
pemangku kepentingan lainnya.
Untuk membangung citra merek yang kuat,menjalin hubungan baik dengan para
konsituten perusahaan,dan lain sebagianya, ada beberapa faktor penting yang perlu
dipertimbangkan dan diperhatikan dalam komunikasi strategis. Pertama, pemahaman
mendalam tentang audiens target sangat penting. Hal ini melibatkan identifikasi siapa
mereka, apa kebutuhan dan keinginan mereka, serta cara terbaik untuk berkomunikasi dengan
mereka. Tanpa pemahaman yang baik tentang audiens, pesan yang disampaikan mungkin
tidak efektif atau relevan. Kedua, penggunaan saluran komunikasi yang tepat juga sangat
penting dalam komunikasi strategis. Dalam era digital saat ini, ada banyak saluran
komunikasi yang tersedia, seperti media sosial, situs web, email, dan lain-lain. Pemilihan
saluran yang tepat sesuai dengan audiens target dan tujuan komunikasi adalah kunci
keberhasilan. Salah dalam memilih saluran komunikasi dalam proses penyampaian
pesan,maka akan berakibat fatal terhadap tujuan perusahaan yang dapat berujung pada
kegagalan komunikasi.
Selain itu, komunikasi strategis juga melibatkan pemilihan pesan yang tepat dan
konsisten. Pesan harus sesuai dengan tujuan strategis yang ingin dicapai dan harus
disampaikan dengan cara yang jelas, persuasif, dan mudah dimengerti oleh audiens target.
Pesan yang tidak jelas atau ambigu dapat menyebabkan kebingungan atau ketidakpercayaan.
Terakhir, evaluasi dan pengukuran adalah bagian penting dari komunikasi strategis. Setelah
pesan disampaikan, penting untuk mengukur dampaknya dan melihat apakah tujuan strategis
telah tercapai. Evaluasi yang baik dapat membantu dalam mengevaluasi keefektifan
komunikasi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Respon dari konstituen adalah
sebagai tolok ukur dari berhasil atau tidaknya proses komunikasi yang dilakukan oleh
perusahaan. Jika respon konstituen negatif maka perlu adanya perbaikan,jika respon
konstituen positif,secara harfiah sesuai dengan tujuan atau maksud dari perusahaan,maka
perlu dijaga dan ditingkatkan.
Secara holistik, komunikasi strategis adalah pendekatan yang terencana dan terarah
dalam menyampaikan pesan dengan tujuan mencapai tujuan strategis. Dalam dunia bisnis
yang semakin kompleks dan terhubung secara global, komunikasi strategis menjadi semakin
penting untuk membangun hubungan yang kuat, mempengaruhi opini, dan mencapai
kesuksesan organisasi. Tanpa adanya komunikasi yang strategis maka perusahaan akan
seperti berjalan tanpa arah yang tidak bisa mengantarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan.
Karena dalam rangka untuk mencapai sebuah tujuan maka diperlukan footsteps atau langkah-
langkah yang perlu ditempuh yang diejawantahkan dalam bentuk konkret berupa
perencanaan.
PT Khayra Berkah Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang beauty dan
skincare pada brand SR12.Dalam menjalankan bisnisnya perusahaan ini telah memilki
ratusan mitra bisnis yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia dan salah satu pelopor bisnis
skincare dan kosmetik herbal diwilayah Banten.Dengan visinya Menjadi perusahaan besar
berskala internasional yang di segani, kompetitif, Modern, dan Profesional.Selama kurang
lebih 10 tahun bekecimpung didunia bisnis skincare dan kosemtik herbal bagaimanakah
perusahaan ini melakukan atau menerapkan komunikasi strategis dan hubungan baik
dengan para konstituennya yang tersebar diseluruh Indonesia?
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut,penulis tertarik untuk mengkaji
lebih jauh mengenai penerapan komunikasi strategis yang dilakukan oleh PT Khayra Abadi
dalam menjalankan bisnis dan hubungan baik dengan para konstituennya yang tersebar
diseluruh Indonesia.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah guna menganalasis bahwa pentingnya berkomunikasi strategis
yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam
objek studi ini yang dilakukan pada perusahaan PT. Kharya Berkah Abadi.

Manfaat
● Manfaat Akademis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat serta kontribusi pada
perkembangan komunikasi,terutama bagi corporate atau organisasi,serta dapat dijadikan
rujukan bagi upaya pengembangan teori dalam lingkup keilmuan komunikasi organisasi atau
komunikasi corporate. Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat serta
kontribusi referensi dan literatur para akademisi yang ingin menulis mengenai berkomunikasi
strategis yang dilakukan perusahaan atau komunikasi organisasi.

● Manfaat Praktis

Diharapkan tulisan ini dapat bermanfaat bagi para praktisi komunikasi,khususnya bagi
praktisi Public Relation ( PR ) atau bagian yang menangani dalam hal yang berkaitan dengan
komunikasi pada suatu perusahaan atau organisasi untuk memberi masukan mengenai kajian
tentang berkomunikasi strategis,kemudian bermanfaat agar praktisi dapat memposisikan diri
sebagai agen penting dalam perusahaan untuk mencapai tujuan serta menjaga hubungan baik
pada konstituen dalam basis komunikasi.
B. Landasan Konseptual
 Komunikasi Strategis
Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua komunikasi
mulai dari komunikator, pesan, saluran (media). Penerima sampai pada pengaruh
(efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan yang optimal (Middleton dalam Hafied
Cangara, 2013). Strategi komunikasi adalah pembuatan program-program komunikasi
yang dirancang untuk mempengaruhi dan mendukung perubahan secara sukarela pada
kelompok sasaran dan pemangku kepentingan yang relevan dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan (Oep (Kalianda, 2018)en, 2003).
Strategi komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi dengan
manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
komunikasi harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis harus
dilakukan, dalam arti pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi
dan kondisi (Kalianda, 2018).
Perencanaan menjadi suatu dimensi keseriusan perusahaan dalam
berpartisipasi dan empati terhadap berbagai masalah lingkungan dan sosial. PR
membutuhkan perumusan yang jelas, baik materi, strategi, sasaran, penelitian publik,
maupun anggaran yang dibutuhkan (Dr. Elvina Ardianto, 2018). Sebuah organisasi,
seperti individu, memiliki banyak alasan yang berbeda dalam memutuskan untuk
berkomunikasi. Contohnya, sebuah perusahaan mungkin ingin mengumumkan kepada
karyawannya sebuah perubahan dalam paket tunjangannya untuk tahun depan. Dalam
kasus ini, tujuannya lebih daripada hanya mengumunkan perubahan, tujuannya juga
harus meyakinkan karyawan bahwa terdapat alasan bagus untuk mengambil sesuatu
dari mereka (Argenti, 2010).
Istilah strategi manajemen sering pula disebut rencana strategis atau rencana
jangka panjang perusahaan. Suatu rencana startegis perusahaan menetapkan garis-
garis besar tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu teterntu ke depan
(Soemirat, M.S. & Ardianto, M.Si, 2016).
Tanpa adanya suatu program yang terencana dengan baik, seseorang praktisi
PR akan terpaksa beroperasi secara ia mudah kehilangan arah. Ia akan selalu tergoda
mengerjakan hal-hal baru. Sementara hal-hal yang lama belum terselesaikan. Pada
akhirnya, ia akan sulit memastikan sejauh mana kemajuan yang telah dicapai, dan apa
saja hasil-hasil konkret yang telah dihasilkannya (Jenkins & Yadin, 2015).
 Konstituen
Biasanya, konstituen datang dari sebuah kelompok yang primer terhadap
organisasi, tetapi kelompok sekunder juga bisa menjadi fokus bagi sebuah komunikasi
tertentu. Konstiturn primer terdiri dari karyawan, konsumen pemegang saham, dan
komunitas. Sedangkan konstituen sekunder adalah media, pemasok, pemerintah
(lokal, daerah, dan nasional). Perusahaan-perusahaan memiliki satu set konstituen
yang berbeda-beda tergantung sifat, ukuran, dan jangkauan bisnis mereka (Argenti,
2010).
 Industrial Relations
Menurut Suwarto, memberikan dua defini dalam pengertian hubungan
industrial “Sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku proses produksi
barang dan/jasa, dimana pihak buruh dan pihak pengusaha, adalah sebagai pihak
yang secara fisik terlibat langsung, sedangkan pihak pemerintah terlibat di dalam
hal-hal tertentu secara tidak langsung” (Suwarto, 2003).
H. Zainal Asikin, memberikan pengertian mengenai Hubungan Industrial
adalah “Hubungan Industrial adalah sistem hubungan yang terbentuk antara pelaku
dalam proses produksi barang dan/atau jasa (pekerja/buruh, pengusaha, dan
pemerintah) yang didasaran atas nilai-nilai yang merupakan manifestasi dari
keseluruhan sila-sila dari Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang tumbuh
dan berkembang di atas kepribadian bagsa dan kebudayaan nasional Indonesia”
(Asikin, 1993).
Ruang lingkup hubungan industrial, yang menyangkut man power marketing
(pemasaran tenaga kerja), secara umum membahas penentuan syarat-syarat kerja yang
akan diterapkan dalam pelaksanaan ikatan kerja yang ada. Proses ini setelah
pekerja/buruh dinyatakan diterima oleh pihak perusahaan. Penentuan syarat-syarat
kerja inidapat dilaksanakan oleh pekerja/buruh secara individu maupun wakil-wakil
pekerja/buruh yang bergabung dalam organisasi pekerja/organisasi buruh (Haryani,
2002)
DAFTAR PUSTAKA

Argenti, P. A. (2010). Komunikasi Korporat (5nd ed.). (S. Putri Aila Idris, Trans.) Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika.

Asikin, H. Z. (1993). Dasar-Dasar HUkum Perburuan. Jakarta: PT RadjaGrafindo Persada.

Cangara, H. (2013). Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dr. Elvina Ardianto, D. M. (2018). HANDBOOK OF PUBLIC RELATIONS Pengantar Komprehensif. (N. S.
Nurbaya, Ed.) Bandung: SIMBIOSA REKATAMA MEDIA.

Haryani, S. (2002). Hubungan Industrial di Indonesia. Yogtakarta: UPP AMP YKPN.

Jenkins, F., & Yadin, D. (2015). Public Relation (5nd ed.). (S. M. Nurcahyo Mahanani, Ed., & M. Haris
Munandar, Trans.) Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Kalianda, D. (2018). Strategi Komunikasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam Mengimpementasikan
Program Green City Di Kota Teluk Kuantan Singing. Jurnal JOM FISIP.

Oepen, M. (2019). Strategic Communication For sustainable Development. Gemany: Deutche


Gesellschaft Tur Technische Zusammenarbeit.

Soemirat, M.S., P., & Ardianto, M.Si, D. (2016). Dasar-Dasar Public Relation. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA.

Suwarto. (2003). Hubungan Industrial Dalam Praktik, Asosiasi Hubungan Industrial Indonesia.
Jakarta: Undang-Undang Naker Indoensia, ILO/USA Declaration Project, Departemen
Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai