Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS SISTEM INTEGUMEN PADA HEWAN

Aditya Eka Putra


(A1C422120)
Universitas Jambi, Jambi 36361

Abstrak

Sistem integumen merupakan sistem yang memiliki banyak variasi, sistem integumen umumnya
terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya. Sisitem integumen dan derivat-derivatnya merupakan sistem
organ yang dapat memisahkan, membedakan, melindungi, dan juga menginformasikan hewan kepada
linkungannya. Penelitian sistem integumen ini memiliki tujuan untuk mengetahui struktur dari berbagai
jenis derivat, komponen penyusun serta bagian-bagiannya dan memiliki tujuan untuk bisa membedakan
struktur dari derivat kulit. Pengamatan ini dilakukan dengan diawali dari pembuatan mikroskop
sederahan dan melakukan pengamatan sistem integumen menggunakan mikroskop sederhana. Hasil
yang didapatkan dari praktikum sistem integumen yaitu mengetahui struktur dari jenis-jenis derivat
turunan kulit, komponen penyusunnya hingga bagian bagiannya. Seperti pada sisik ikan gerot yang
memiliki tipe sisik ikan cycloid dan sisik ikan sepat yang memiliki tipe sisik ctenoid. Paruh dan taji
ayam yang memiliki bentuk meruncing dan memiliki fungsi yang berbeda. Pada berbagai jenis derivat
dapat diketahui struktur hingga bentuk pada pengamatan sistem integumen selain itu, dapat pula
mengetahui perbedaan diantara struktur derivat turunan kulit.

Kata Kunci: sistem integumen, derivat kulit, struktur derivat kulit

PENDAHULUAN
Kata integumen atau intergum berasal dari bahasa latin yang berarti penutup.
Sistem integumen merupakan sistem yang memiliki banyak variasi hal ini
menyebabkan dapat ditemukannya sejumlah organ dan struktur yang memiliki fungsi
yang bervariasi juga. Sistem integumen umumnya terdiri dari kulit yang utama dan
derivat-derivatnya. Kulit memiliki bagian dalam yang memiliki fungsi sebagai alat
yang digunakan untuk menyerang dan mempertahankan diri dari kelenjar racun,
sumber pewarnaan, sumber cahaya, dan kelenjar mucus. Kelenjar mucus atau kelenjar
lendir pada ikan dapat menyebabkan tubuh ikan menjadi licin dan juga berbau, bau
ini juga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi kimiawi pada ikan (Koniyo. 2018 :
23).

Bagian kulit utama merupakan bagian penutup yang umumnya terdiri dari dua
lapisan yang utama, lapisan ini terletak pada sebelah luar jaringan ikan kendur yang
juga meliputi otot dan struktur permukaan yang lainnya. Derivat integumen
merupakan struktur yang secara embryogenetik memiliki sumber dari susunan kulit
yang utama. Struktur derivat integumen memiliki bentuk yang bervariasi seperti
contohnya berbentuk seperti kelenjar eksresi, berbentuk struktur lunak dan dapat pula
memiliki bentuk struktur yang keras atau eksoskelet (Koniyo. 2018 : 24).

Sistem integumen dan derivatnya merupakan sistem organ yang dapat


memisahkan, membedakan, melindungi dan juga menginformasikan hewan kepada
lingkungannya. Sistem integumen umumnya merupakan bagian dari sistem organ
yang terbesar, sistem ini meliputi rambut, bulu, kulit, kelenjar keringat dan sisik.
Sistem integumen terdiri atas kulit yang sebenarnya dari derivat kulit. Kulit yang
sebenarnya terdiri atas lapisan utama dermis dan epidermis. Kulit memiliki fungsi
yaitu sebagai alat eksresi atau alat pembuangan yang menjadi tempat keluarnya
keringat pada kulit, sebagai alat respirasi atau pernafasan, sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan, dan dapat berfungsi sebagai alat gerak pada katak
yaitu selaput renang (Sari. 2018 : 37)
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan yaitu metode eksperimental, yang menggunakan
derivat-derivat ku

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil

No Gambar Keterangan Foto Objek


1. Sisik ikan gerot Tipe sisik cycloid
1. Bulat pada
bagian depan
2. Bergerigi pada
bagian
belakang

Foto mikroskop

2. Sisik ikan sepat Tipe sisik ctenoid


1. Posteriornya
terdapat
gerigi-gerigi
kecil

Foto mikroskop
3. Rambut 1. Papilla rambut
2. Bola rambut
3. Folikel rambut
4. Batang rambut

4. Bulu 1. Calamus
2. Rachis
3. Vane

5. Cakar 1. Kaki
2. Taji
3. Cakar
6. Kuku 1. Eponikium
2. Lunula
3. Badan kuku
4. Lempeng kuku
5. Hiponikium

7. Tanduk 1. Bagian dalam


tanduk yang
berongga
2. Daging tanduk
3. Serat tanduk
4. Bagian luar
tanduk, tebal,
keras dan
bergelombang
5. Bagian dalam
tidak
berongga
6. Bagian luar
yang runcing
8. Cangkang 1. Mulut
cangkang
2. Kolumela
3. Bibir luar
4. Pusar
cangkang
5. Sulur cangkang
6. Puncak
9. Paruh 1. Gelambir
2. Telinga
3. Paruh
4. Mata
5. Jengger

10. Taji 1. Cakar


2. Taji
3. Kaki

2. Pembahasan
➢ Sisik Ikan Gerot
Sisik ikan gerot memiliki tipe sisik cycloid, tipe sisik ini memiliki
bentuk tipis transparan, bulat dan pada bagian belakangnya bergerigi. Tipe
sisik ini tidak mengandung dentine atau enamel, tipe sisik ini memiliki warna
yang lebih gelap pada bagian belakangnya. Hal ni disebabkan karena pada
bagian belakang sisik terdapat butir-butir pigmen (chromatophore).

➢ Sisik Ikan Sepat


Sisik ikan sepat memiliki tipe sisik ctenoid, yaitu pada sisik tipe ctenoid
pada bagian posteriornya terdapat gerigi-gerigi kecil atau ctenii. Tipe sisik
ctenoid memiliki jenis-jenis yang bervariasi yaitu:
• Crenate : merupakan jenis sisik yang terdapat lekukan marginal yang
sederhana dan mengalami penonjolan.
• Spinoid : merupakan jenis sisik yang tedapat duri yang bersambung
dengan tubuh utama sisik.
• Ctenoid : merupakan jenis sisik yang terdapat duri pada bagian utama
sisik. Sisik tipe ctenoid memiliki tiga jenis ctenii yaitu, ctenii perifer
yang merupakan sisik ctenoid yang memiliki osifikasi yang terpisah
yang terjadi pada satu duri utuh pada satu baris margin posterior dan
terkadang baris durinya bergantian dari duri yang lebih kecil ke duri
sekunder. Selanjutnya, ada transforming ctenii yaitu sisik ctenoid
yang memiliki osifikasi yang terpisah dan muncul secara keseluruhan
duri pada satu baris atau lebih secara bergantian dengan marginal dan
dapat berubah menjadi duri yang terpotong sub-marginalnya. Dan ada
pula whole ctenii, yaitu sisik ctenoid yang memiliki osifikasi yang
terpisah dan dapat terjadi sebagai duri utuh yang secara marginal dan
sub-marginal (Pramono. 2022 : 255).

➢ Rambut
Rambut merupakan sruktur yang berasal dari invaginasi sel epitel epidermi
yang merupakan folikel rambut yang pada masa pertumbuhannya memiliki
pelebaran pada ujungnya dan dapat disebut denan bulbus rambut. Pada dasar bulbus
ini dapat ditemukan papila dermis yang mengandung jalinan kapiler yang vital bagi
folikel rambut. Pada jenis akar rambut yang memiliki tekstur kasar tertentu dapat
ditemukan sel-sel bagian pusat pada akar rambut bagian puncak papila dermis dan
dapat menghasilkan sel-sel yang besar, bervakuola dan berkeratin hal ini beruguna
untuk membentuk medula pada rambut. Sel-sel yang terdapat pada bagian pusat dari
akar rambut akan membelah dan kemudian berkembang menjadi sel-sel fusiform
yang berkelompok padat dan erdapat banyak keratin yang akan membentuk korteks
rambut. Pada tepi rambut terdapat sel-sel yang akan menghasilkan kutikula rambut,
kemudian pada sel-sel yang paling luar akan menghasilkan sarung akar bagian
dalam yang akan memisahkan folikel rambut dari dermisnya. Sarung akar pada
rambut bagian dalam memiliki 3 lapisan yaitu:
• Lapisan cuticula, yaitu rambut yang terdiri atas lapisan tipis bangunan yang
berfungsi sebagai sisik dari bahan keratin yang akan menjadi penyusun
dengan bagian yang bebas kearah papila rambut.
• Lapisan huxley, yaitu lapisan yang terdiri atas sel-sel yang saling
berhubungan erat, pada bagian yang berada didekat papila dapat terlihat
butir-butir trikhohialin yang terdapat didalamnya makin keatas maka makin
berubah menjadi keratin seperti corneum epidermis.
• Lapisan henle, yaitu lapisan yang terdiri atas satu lapisan sel yang
memanjang dan telah mengalami keratinisasi dan memiliki hubungan yang
erat dengan selubung akar laut. Pada lapisan ini juga terdapat melanosit
yang menghasilkan pigmen didalam sel-sel medula dan juga korteks pada
batang rambut (Sari. 2018 : 48).

➢ Bulu
Bulu pada ayam memiliki struktur a-helik yang didalamnya terdapat yaitu
sebanyak 9 residu asam amino dari 98 residu asam amnio dan juga 6 residu sistein
yang kemudian akan membentuk jembatan disulfida dan kemudian akan
memberikan kekuatan pada mekanik bulu. Bulu pada ayam mengandung banyak
protein yaitu sebesar 70%-80% yang disusun oleh keratin (Asngad. 2016 : 26).

➢ Cakar
Cakar ayam merupakan bagian dari karkas ayam yang tersusun dari tulang,
otot yang banyak mengandung kolagen, dan kulit. Cakar ayam mengandung protein
yang tersusun dari asam amino glisin-prolin, hidroksiprolin-arginin-glisin yang
berfungsi sebagai komponen utama pada protein kolagen. Cakar ayam juga
mengandung mineral dan zat kapur (Ulfah. 2011 : 162).

➢ Kuku
Kuku merupakan lempeng sel epitel yang memiliki keratin pada permukaan
dorsalnya pada setiap falangs distal dan berasal dari invaginasi sel epidermis yang
invaginasinya dapat membelah dan terjadi sulcus matricis unguis dan sel-sel pada
daerah tersebut akan mengadakan poliferasi dan pada bagian atasnya akan menjadi
substansi kuku sebagai keratin yang keras, epitel yang terletak dibagian bawah
lempeng kuku disebut dengan nail bed. Kuku memiliki bagian proksimal yang
tersembunyi didalam alur kuku yaitu akar kuku atau radi unguis. Lempeng kuku
yang memiliki kesesuaian dengan stratum korneum kulit dan terletak dibagian atas
dasar epidermis atau disebut dengan dasar kuku. Pada dasar kuku dapat ditemukan
stratum basale dan stratum spinosum. Stratum pada ujungnya dapat melipat ke atas
pangkal kuku (sponychium) kemudian, pada bagian bawah kuku yang bebas
terdapat penebalan stratum corneum yang kemudian akan membentuk hyponychium
(Sari. 2018 : 48).
➢ Tanduk
Tanduk sapi memiliki ungsi sebagai bentuk pertahanan diri dari sapi dan
sebagai lambang keberanian dari seekor sapi. Tanduk pada sapi jantan bewarna
hitam dan umumnya berbentuk silak congklok yaitu pada pertumbuhan ini diawali
dengan pertumbuhan dari dasar yang sedikit keluar dan pada ujungnya
membengkok ke arah luar. Pada sapi betina memiliki tanduk yang pendek, kecil dan
lebih halus dibandingkan dengan sapi jantan. Tanduk memiliki banyak fungsi yaitu
juga berfungsi untuk menarik perhatian jantan kepada betinanya. Pada beberapa
jenis hewan tanduk berfungsi sebagai pendinginan dan pembuluh darah pada inti
tulang tanduk juga berfungsi sebagai radiator. Pada umumnya hewan yang memiliki
tanduk memiliki dua tanduk dan terdiri dari kulit, tulang dan tanduk (Ris. 2012 : 88-
89).

➢ Cangkang
Cangkang memiliki bentuk yang bulat, pada mulut cangkang dapat ditemukan
operculum yang berbentuk bulat dan bewarna coklat kehitaman. Pada bagian kepala
cangkang dapat ditemukan dua buah tentakel yang sepasang dan terletak dekat
dengan mata. Pada kaki cangkang berbentuk segitiga dan mengecil pada bagian
belakangnya (Riyanto. 2003 : 2).

➢ Paruh
Paruh pada ayam memiliki bentuk yang tebal, pendek serta runcing. Paruh
ayam memiliki fungsi untuk mematuk makanan. Umumnya warna paruh bewarna
putih atau kuning, perbedaan warna paruh pada ayam disebabkan oleh gen yang
dimiliki ayam tersebut (Amlia. 2016 : 36).

➢ Taji
Taji ayam memiliki struktur yang mirip seperti ceker ayam dan umumnya taji
berbentuk sedikit lebih melengkung. Taji memiliki bentuk yang runcing dan tajam
dan terletak pada bagian belakang kaki ayam jantan. Ujung taji ditutupi dengan
lapisan keras dan mengandung keratin. Taji memiliki fungsi untuk melindungi diri
ayam dari hewan lainnya.

KESIMPULAN
1. Struktur dari berbagai jenis derivat yaitu;
• Sisik ikan gerot, memiliki tipe sisik yang cycloid yaitu sisik yang
bergerigi pada bagian belakangnya.
• Sisik ikan sepat, memiliki tipe sisik yang ctenoid, yaitu sisik pada
bagian posteriornya terdapat gerigi-gerigi kecil atau ctenii.
• Rambut, pada rambut memiliki struktur yaitu papilla rambut, bola
rambut, folikel rambut, dan batang rambut.
• Bulu, pada bulu memiliki struktur yaitu calamus, rachis, dan vane.
• Cakar, pada cakar memiliki struktur yaitu kaki, taji, dan cakarnya
sendiri.
• Kuku, pada kuku memiliki struktur yaitu eponikium, lunula, badan
kuku, lempeng kuku dan hiponikium.
• Tanduk, pada tanduk memiliki struktur yaitu terdapat bagian dalam
tanduk yang berongga, daging tanduk, serat tanduk, bagian luar
tanduk yang tebal, keras dan bergelombang, bagian dalam tanduk
yang tidak memiliki rongga, dan bagian luar tanduk yang runcing.
• Cangkang, pada cangkang memiliki struktur yaitu mulut cangkang,
kolumela, bibir luar cangkang, pusar cangkang, sulur cangkag dan
puncak cangkang.
• Paruh, paruh memiliki bentuk yang meruncing strukturnya yaitu,
terdapat bagian yang meruncing pada ujungnya yang berguna untuk
mematuk makanan.
• Taji, taji memiliki bentuk yang meruncing pada belakang kaki ayam
yang berfungsi sebagai pertahanan diri ayam.
2. Struktur derivat kulit memiliki perbedaan pada komponen penyusun dan
bentuk jenis-jenis derivat kulit tersebut.
DAFTAR RUJUKAN

Amlia, dkk. (2016). Studi Karakteristik Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Ayam Kampung
di Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan
Tropis. Vol. 3(1) : 31-39.

Asngad, Aminah, dkk. (2016). Pemanfaatan Kulit Kacang dan Bulu Ayam Sebagai Bahan
Alternatif Pembuatan Kertas Melalui Chemical Pulping dengan Menggunakan
NaOH dan CaO. Jurnal Bioeksperimen.Vol. 2(1) : 25-34. ISSN : 2460-1365.

Koniyo, Yuniarti & Juliana. (2018). Aspek Biologis & Ekologis Ikan Manggabai.
Gorontalo : Ideas Publishing.

Pramono, Yudi. B. dkk. (2022). Identifikasi Bentuk dan Ukuran Sel Ctenii Pada Sisik
Ikan Mullet Merah (Parupeneus heptacanthus). Prosiding : Konferensi Nasional
Matematika dan IPA Universitas PGRI Banyuwangi. Vol. 2(1) : 245-258.

Ris, Adryani, dkk. (2012). Keragaman Silak Tanduk Sapi Bali Jantan dan Betina. Jurnal
Buletin Veteriner Udayana. Vol. 4(2) : 87-93. ISSN : 2085-2495.

Riyanto. (2003). Aspek-aspek Biologi Keong Mas (Pomacea canaliculata L.). Jurnal
forum MIPA. Vol. 8(1) : 1-6. ISSN : 1410-1262.

Sari, D. N. R., & Anitasari, S. D. (2018). Struktur Hewan : Anatomi Makroskopik dan
Mikroskopik. Yogyakarta : Nusamedia.

Ulfah, Maria. (2011). Pengaruh Konsentrasi Larutan Asam Asetat dan Lama Waktu
Perendaman Terhadap Sifat-sifat Gelatin Ceker Ayam. Jurnal Teknologi Hasil
Pertanian. Vol. 31(3) : 161-167.

Anda mungkin juga menyukai