Anda di halaman 1dari 12

REPORT SHEET

Topik Pengamatan Struktur Morfologi Protozoa dan Mikroalga

Nama : Faridhotul Amal Kawulusan


Kelompok :4

Tabel 1. Hasil Pengamatan Struktur Morfologi Protozoa


No. Asal Gambar Pengamatan Gambar Literatur Nama Spesies Keterangan Fungsi ekologis
Sampel
1 Kolam Euglena merupakan Fungsi ekologis yang dimiliki
Bundaran, alga yang mempunyai oleh Euglena sp. adalah dapat
Sawah kloroplas hijau terang digunakan sebagai media
Euglena sp. dengan pigmen klorofil pembelajaran untuk
a, b dan karotenoid. mengamati pertumbuhan sel
• Bentuk klorofilnya serta metabolisme pada
bermacam-macam berbagai macam kondisi
• Memiliki flagella lingkungan. Euglena memiliki
• Berenang bebas kloroplas sehingga dapat
• Bagian posterior menghasilkan makanan
(Cappucino dan Sherman.,
meruncing sedangkan sendiri sehingga menjadi
2014)
bagian anteriornya produsen dalam sebuah
menyerupai ekosistem (Cappucino dan
kerongkongan dengan Sherman., 2014).
ujung membulat
(Tortora dkk., 2018)
2 Kolam Amoeba sp. merupakan Fungsi ekologis yang dimiliki
Bundaran protozoa yang hidup di oleh Amoeba sp. adalah
Amoeba sp. air tawar, uniseluler, sebagai bioindikator perairan
alat gerak berupa bersih (Cappucino dan
Pseudopodia, aktivitas Sherman., 2014).
kehidupan dilakukan di
sel tersebut, memiliki
(Cappucino dan Sherman., vakuola makanan
2014) untuk pencernaan dan
Pendistribusian
makanan dan vakuola
kontraktil sebagai
penjaga tekanan
osmosis sel (Tortora
dkk., 2018)
3 Kolam Paramecium sp Fungsi ekologis yang dimiliki
JPC, merupakan protozoa oleh Paranecium sp. adalah
Sawah yang berbentuk oval sebagai pembersih dari partikel
atau seperti batang detris yang ada pada perairan.
Paramecium sp. rokok, memiliki dua Organisme ini dapat berperan
vakuola kontraktil, sebagai zooplankton dalam
memakan bakteri, sebuah ekosistem karena dapat
banyak ditemukan memakan organimse lainnya
(Cappucino dan Sherman., pada sedimen dan (Tortora dkk., 2018)
2014) detritivor. Ukuran
biasanya adalah 100-
200 mikrometer
(Tortora dkk., 2018)
4 Kolam Berbentuk oval, bulu Fungsi ekologis dari
JPC getarnya seragam Prorodon sp dapat berupa
Prorodon sp. tersebar pada zooplankton yang memakan
permukaan protozoa organisme lainnya, serta dapat
ini, memakan protozoa berupa bioindikator terhadap
lain atau alga. Terdapat suatu perubahan faktor abiotic
(Throps dan Rogers., 2019) pada permukaan atas seperti pH pada suatu
sedimen dan dapat lingkungan (Mieczan dkk.,
ditemukan pada 2018)
perairan yang
produktif. Ukuran
biasanya adalah 50-400
mikrometer (Tortora
dkk., 2018).
5 Sawah Tribonema sp Fungsi ekologis dari
Tribonema merupakan mikroalga Tribonema minus adalah
minus yang dengan sel yang sebagai bioindikator perairan
silinder yang. Memiliki bersih (Bellinger dan Sigee.,
bayak kloroplast 2015).
(Bellinger dan Sigee., 2015) dengan bagian cakram
yang melengkung atau
berbentuk seperti pelat
tanpa pirenoid. Bagian
dinding selnya
terfragmentasi menjadi
potongan seperti H.
Tribonema sp
filamennya tidak
bercabang (Bellinger &
Sigee, 2015).
6 Sawah Euplotes merupakan Fungsi ekologis yang dimiliki
ciliate dengan tubuh oleh Euplotes sp. terdapat
yangtidak fleksibel berbagai macam, salah
memiliki pergerakan satunya adalah melakukan
Euplotes sp. dengan pola lompat- endosimbiosis terhadap
lompat, bentuk tubuh bakteri yang dapat saling
oval, habitat di air tawar menguntungkan (Boscaro
(Throp dan Rogers., 2019) dan air laut, memiliki dkk., 2019)
silia semu di ujung,
mikronukleus tunggal
dengan letak dekat
makronukleus (Tortora
dkk., 2018)

Tabel 2. Hasil Pengamatan Struktur Morfologi Mikroalga


No Asal Gambar Pengamatan Gambar Literatur Nama Spesies Keterangan Fungsi Ekologis
Sampel
1 Kolam Alga ini selnya berbentu Fungsi ekologis yang dimiliki
JPC, bulat atau silindris, oleh Scenedesmus sp. adalah
Kolam berkoloni berbaris dapat digunakan sebagai bio-
Bundaran, tunggal. Beberapa indokator pada suatu polutan
Sawah Scenedesmus sp. spesies pada genera ini karena genera ini toleran
memiliki duri, punggung terhadap suatu polusi (Bellinger
(Bellinger dan Sigee., bukit atau bahkan tidak dan Sigee., 2015).
2015) terdapat orname. Genera
ini dapat tinggal di
perairan yang asin,
toleransi terhadap air asin
(Bellinger dan Sigee.,
2015).
2 Kolam Chlorococcum sp Fungsi ekologis yang dimiliki
JPC, merupakan mikroalga oleh Chlorococcum sp adalah
Kolam Chlorococcum yang tumbuha secara sebagai produsen untuk
Bundaran, sp. soliter atau tidak konsumen pada trofik tingkat
berkoloni serta terlihat atas (Correia dkk., 2020).
seperti titik hijau.
(Sahoo & Seckbach, Ukurannya sekitar 8 -25
2015) µm (Correia dkk., 2020).
3 Kolam Mougeotia sp merupakan Fungsinya ialah sebagai
JPC mikroalga dengan ntimikrobial dan sumber biomassa
kloroplas yang untuk biosorpsi (Bellinger dan
Mougeotia sp. tersuspensi di sitoplasma Sigee., 2015).
(Bellinger dan Sigee., dan dapat bergerak.
2015) Selnya berukuran 3.5-35
mikrometer. Selnya
membentuk filamen tidak
bercabang, terdapat
beberapa sel pirenoid
(Bellinger dan Sigee.,
2015).
4 Kolam Pandorina sp merupakan Fungsinya ialah sebagai
bundaran Pandorina sp. mikroalga yang fitoplankton dalam rantai
uniseluler dengan makanan (Bellinger dan Sigee.,
memiliki bentuk sel 2015).
tambah bulat seperti
telur. Pada satu
(Bellinger dan Sigee., koloninya membentuk
2015) seperti cangkang. Jika
dilihat Pandorina sp ini
berwarn hijau yang
artinya masuk kedalam
kelompok alga hijau
(Chlorophyta) (Bellinger
dan Sigee., 2015).

5 Kolam Ulothrix sp merupakan Fungsinya ialah sebagai produsen


JPC mikroalga yang selnya dan mangsa ikan dalam rantai
tidak bercabang, makanan; bioindicator
(Bellinger dan Sigee., bentuknya silinder dan lingkungan; sumber nutrisi untuk
Ulothrix sp. tersusun memanjang lingkungan (Bellinger dan Sigee.,
2015)
seperti benang. Dinding 2015).
selnya tipis maupun
tebal, memiliki kloroplast
dengan bentuk pariental
yang mengisi tiga
perempat sel atau dapat
memanjang mengisi
semua sel. Memiliki
kloroplast artinya
mikroalga ini termasuk
alhga hijau atau
(Chlorophyta) (Sulastri,
2018)
6 Kolam Gomphonema sp Fungsi ekologis yang dimiliki
JPC, merupakan mikroalga oleh Gomphonema sp. adalah
Kolam yang memiliki bentuk sebagai bioindikator perubahan
Bundaran tidak simestris terhadap pH dilingkungan (Bellinger dan
Gomphonema sp. transpical axis dan Sigee., 2015).
simetris terhadap apical
axis. Memiliki bentuk
(Bellinger dan Sigee., yang mirip pemukul atau
2015) lanceolate. Memiliki sel
bersifat heteropolar
dengan bentuk seperti
katup dan runcing,
memiliki kloroplast
berbtnuk H tunggal
dengan pirenoid
(Bellinger & Sigee,
2015).
7 Kolam Gomphosphaeri sp Fungsinya ialah sebagai produsen
Bundaran memiliki bentuk sel yang utama serta penyedia bahan
kecil dengan panjang organik dan oksigen bagi hewan
sekitar 2 -16 µm dan akuatik (Bellinger dan Sigee.,
Gomphosphaeria lebarnya yang 1,5 -12 2015).
sp. µm. selnya memiliki
bentuk seperti amplop
gelantinasasi. Mikroalga
ini hidup dalam
(Bellinger dan Sigee.,
berkoloni dengan
2015)
bentuknya yang
membulat. Dikelilingi
oleh lender halus,
termasuk kedalam alga
biru hijau karena
memiliki pigmen yang
nampak hijau kebiruan
(Bellinger & Sigee,
2015).
8 Kolam Pinnularia sp memiliki Fungsi ekologis dari Pinnularia
JPC, bentuk valve yang liner, adalah sebagai bioindikator
Kolam lanceolate, maupun elips. perubahan pH dilingkungan
Bundaran Bagian ujungnya (Bellinger dan Sigee., 2015).
Pinnularia membulat, capitate, atau
rostrae. Memiliki striae
yang halus atau kasar dan
juga berpori. Bagian
tengah dari valve terlihat
melebar hingga kearah
tepi. Raphenya lurus atau
membentuk kurva
dengan ujungnya mirip
(Bellinger dan Sigee., pancing. Memiliki
2015) panjang antara 2 - 200
µm dan lebar 4 -50 µm
(Bellinger & Sigee,
2015; Sulastri, 2018).
9 Kolam Scenedesmus obliquus Fungsi ekologis dari
JPC merupakan mikroalga Spondylosium adalah indikator
yang hidup di air perairan yang terkena polusi
Scenedesmus tawar,tidak memiliki (Bellinger dan Sigee., 2015).
obliquus flagella dan amotil, bentuk
sel silinder memancang,
saling berkoloni,
(Bellinger dan Sigee., dactylococcoid, pigmen
yang dimiliki adalah
2015)
klorofil, beta karoten,
astaxanthin,
canthaxanathin, struktur
dinding sel bermacam-
macam (bergerigi, halus,
dan berduri) (Bellinger
dan Sigee., 2015).

10 Kolam Pediastrum sp merupakan Fungsi ekologis dari Pediastrum


JPC, mikroalga dengan sel sp. adalah sebagai makanan
Kolam berbentuk kerucut atau nutrisi bagi ikan dan berpotensi
Bundaran, polyhedral, hidup menjadi indikator
Sawah Pediastrum sp berkoloni dengan paleoenviromental (Bellinger dan
membentuk lingkaran, Sigee., 2015).
setiap koloni terdiri dari 4
hingga 64 individu,
(Bellinger dan Sigee., amotil, ada yang memiliki
2015) bulu pendek untuk
meninggikan daya apung
(Bellinger dan Sigee.,
2015).

PERTANYAAN :

1.) Jelaskan pembagian filum Protozoa beserta karakter khusus setiap filumnya (sertakan contoh spesiesnya) !
2.) Jelaskan pengelompokan divisi Algae beserta karakter khusus setiap filumnya (sertakan contoh spesiesnya) !
3.) Jelaskan mengapa Algae tidak dimasukkan dalam kelompok Plantae !
4.) Jelaskan faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi perbedaan temuan diversitas Algae dan Protozoa dari sampel air sawah dan
sampel kolam bundaran dan JPC !
JAWABAN

1. Pembagian filum protozoa menurut Throp dan Rogers (2019) adalah dibagi menjadi tiga menurut alat geraknya, yaitu Sarcomastighopora yang
beranggotakan Sarcodina dan Mastigophora, kemudian ada Ciliophora, dan Apicomplexa. Ciri dari sarcodina atau rhizopoda adalah memiliki
habitat ditempat perarian yang terdapat kandungan zat organic. Morfologi tubuhnya memiliki alat gerak yang dinamakan kaki semu atau
pseudopodia, bentuk tubuhnya yang berubah ubah atau flexible, termasuk dalam uniseluler. Proses reproduksi dengan cara aseksual dengan
pembelahan biner. Contoh dari filum ini adalah Amoeba sp. Ciri ciri dari filum mastihophora atau flagelata adalah memiliki morfologi ukuran
dari 35-60 μm dengan alat gerak berupa flagellate. Tubuh dari flagella tidak tersusun dari rangka, tidak memiliki bentuk sel yang tetap. Secara
umum terlihat memiliki kloroplas. Habitat berada pada perairan tawar dengan memakan zat organic dari sebuah larutan. Proses reproduksinya
dengan aseksual yaitu pembelahan diri. Contoh dari filum ini adalah Euglena sp. Ciri dari filum ciliaphora adalah memiliki dua bagian intisel
(makronukleus dan mikronukleus), memiliki alat gerak yaitu rambut getar pada dinding sel, memiliki bagian celah mulut yang dilengkapi
dengan anus sel, bentuk yang tidak berubah ubah dan termasuk dalam uniseluler. Habitat ditemukan pada wilayah air tawar yang memiliki
kandungan zat organic tinggi. Proses reproduksi dengan seksual secara konjugasi dan aseksual dengan pembelahan diri. Contoh dari ciliophora
adalah Paramecium sp. Ciri ciri dari filum Apicomplexa yang memiliki kelas sporozoa adalah morfologinya tidak memiliki peralatan dalam
anggota tubuhnya, melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual melalui proses pembentukan spora pada bagian
tubuh inang yang bisa disebut sporogoni atau schizogoni. Bersifat parasite bagi manusia dan hewan. Contoh spesiesnya adalah Plasmodium
vivax. Gambar dari filum protozoa dapat dilihat pada gambar 1.

(Cappucino & Sherman, 2014)


A B C
2. Divisi algae dibagi menjadi 10 filum. Filum itu adalah Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, Xantophyta, Dinophyta, Cryptophyta,
Chrysophyta, Bacillariophyta, Rohophyta, dan Phaeophyta. Ciri ciri dari Cyanophyta atau alga biru-hijau adalah morfologinya bersifat
mikroskopis dan makroskopis, hidup dalam koloni, pergerakan dengan meluncur. Contoh dari cyanophyta adalah Synechocytis. Filum
chlorophyta atau green algae memiliki pigmen klorofil, berwarna hijau, dapat dilihat secara mikrokopis dan makroskopis, bersifat uniseleluar
atau koloni berfilamen, alat pergerakan dengan flagella. Contoh dari filum ini adalah Chlamydomonas. Filum euglonophyta memiliki warna
yang bermacam macam, anggota filum ini hanya bisa dilihat melalui mikroskop, bersifat uniselular, bergerak dengan flagella. Contoh dari
filum ini adalah Euglena sp. Filum xanthophyta memiliki pigmentasi kuing kehijauan, mahluk mikroskopis yang bersifat uniseluler atau
berfilamen, pergerakan dengan zzospora flagelata dan gamet. Contoh filum ini adalah Ophiocytum. Filum Dinophyta memiliki ciri ciri
pigmentasi berwarna merah kecoklatan, termasuk dalam mahluk mikroskopik yang bersifat uniseluler, pergerakan dengan flagellate. Contoh
dari filum ini adalah Ceratium. Filum cryptophyta memiliki pigmentasi berwarna, termasuk dalam mahluk mikroskopis dengan sifat unicellar,
alat pergerakan hampir semua dengan flagella. Contoh dari filum ini adalah Rhodomonas. Filum chrysophyta memiliki ciri pigmentasi
berwarna emas tua, termasuk dalam mahluk mikroskopis yang bersifat uniseluler maupun koloni. Pergerakannya dengan flagella. Contoh dari
filum ini adalah Mallomonas. Ciri ciri dari filum bacillariophyta atau diatom adalah memiliki pigmentasi emas kecoklatan, termasuk mahluk
mikroskopis yang besifat uniseluler atau koloni berfilamen, pergerakannya dengan meluncur disubstrat. Contoh dari filum ini adalah
Aulacoseira. Ciri ciri dari filum rhodophyta yang memiliki pigmentasi merah, termasuk dalam mikroskopis atau makrokopis bersifat uniseluler
atau colonial, tidak memiliki pergerakan. Contoh dari filum ini adalah Bangia. Ciri ciri dari filum phaeophyta adalah memiliki pigmentasi
coklat dengan bersifat makroskops dengan tallus, tidak ada motile, contoh nya adalah Pleurocladia (Bellinger dan Sigee., 2015).
3. Alga tidak dikelompokkan dalam plantae dikarenakan alga tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Bentuk tubuh alga masih berupa talus,
berbeda dengan tumbuhan yang telah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Alga masih bersifat uniseluler maupun multiseluler (Widodo,
2020).
4. Faktor yang mempengaruhi perbedaan temuan diversitas Algae dan Protozoa dari sampel air sawah dan sampel kolam bundaran dan JPC
adalah suhu, salinitas, intensitas cahaya, dan pH. Pertumbuhan dari alga dan protozoa akan optimal pada suhu 2500 lux, tergantung dari
spesiesnya, rerata mulai dari 2000-8000 lux. Suhu optimal berkisar 25℃ hingga 26℃, hal ini juga tergantung pada spesies. Kondisi pH yang
baik adalah sekitar 6,6-8 karena pada pH tersebut mikroorganisme dapat tumbuh (Rafaelina dkk., 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Bellinger, E. G & D. C. Sigee. 2015. Freshwater algae: identification, enumeration and use as bioindicators. John Wiley & Sons.
Chichester.

Boscaro, V., Husnik, F., Vannini, C., & Keeling, P. J. 2019. Symbionts of the ciliate Euplotes: diversity, patterns and potential as models for
bacteria–eukaryote endosymbioses. Proceedings of the Royal Society B, 286(1907), 20190693.

Cappucino, J. G & N. Sherman. 2014. Microbiology: A laboratory manual. Edisi kesepuluh. Pearson Education. Illinois.

Correia, N., H. Pereira, J. T. Silva, T. Santos, M. Soares, C. B. Sousa, L. M. Schüler, M. Costa, J. Varela, L. Pereira & J. Silva. 2020. Isolation,
Identification and Biotechnological Applications of a Novel, Robust, Free-living Chlorococcum (Oophila) amblystomatis Strain Isolated
from a Local Pond. Applied Sciences. 10(9): 3040.

Mieczan, T., Adamczuk, M., & Pogorzelec, M. 2018. Ciliates as restoration indicators in peatbogs—10 years of study. European Journal of
Protistology, 62, 11-23.

Rafaelina, M., Rustam, Y dan Amini, S. 2016. Pertumbuhan dan Aktivitas Antioksidan dari Mikroalga Poryphyridium cuentum dan Chlorella
sp. BIOMA. 12(1). 12-22.

Sulastri. 2018. Fitoplankton Danau-Danau di Pulau Jawa: Keanekaragaman dan Perannya sebagai Bioindikator Perairan. LIPI Press.
Jakarta.

Throp, J. H & C. Rogers. 2019. Throp’s and Covisch’s Freshwater Invertebrates. Academic Press. London

Tortora, G. J., Funke, B. R., & Case, C. L. 2018. Microbiology: an introduction. Pearson.

Widodo, H. 2020. Mahluk Mahluk Uniseluler. Gramedia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai