Model Pembelajaran Berbasis Literasi Dan Numerasi
Model Pembelajaran Berbasis Literasi Dan Numerasi
Literasi dan
Numerasi
Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang
memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan
pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Artinya, model pembelajaran
merupakan gambaran umum namun tetap mengerucut
pada tujuan khusus.
Suprihatiningrum (2013, hlm. 145) menyatakan bahwa
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur pembelajaran dengan sistematis
untuk mengelola pengalaman belajar siswa agar tujuan
belajar tertentu yang diinginkan bisa tercapai
Ciri model pembelajaran
Menurut Kardi & Nur dalam Ngalimun (2016, hlm. 7-8)
model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang
membedakan dengan strategi, metode atau prosedur. Ciri-
ciri tersebut antara lain:
1. Model pembelajaran merupakan rasional teoretik logis
yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2. Berupa landasan pemikiran mengenai apa dan
bagaimana peserta didik akan belajar (memiliki tujuan
belajar dan pembelajaran yang ingin dicapai).
3. Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model
tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
komponen model pembelajaran
Komponen model pembelajaran merupakan bagian-
bagian yang menjadikan suatu model pembelajaran
menjadi kesatuan menjadi utuh. Misalnya, suatu model
pembelajaran memiliki komponen sintaks yang
merupakan acuan dasar dari keseluruhan urutan fase
yang harus dilakukan agar kita menerapkan konsepsi
dari model pembelajaran tersebut. Komponen model
pembelajaran terdiri atas:
1. sintaks,
2. sistem sosial,
3. prinsip reaksi,
4. sistem pendukung, dan
5. dampak instruksional dan pengiring (Utomo, 2020,
Literasi numerai
“Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis. Literasi juga
mencangkup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat.
Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan
pengetahuan, bahasa, dan budaya”. (UNESCO, 2003).
•Sejak Indonesia merdeka tidak ada 1 pun buku sastra yang wajib
dibaca di sekolah. Telah terjadi Tragedi Nol Buku di Indonesia
(Taufik Ismail, 2006)
•Ahmad Baedowi meneliti para wisudawan, terungkap bahwa para
mahasiswa pada saat menjalani pendidikan di perguruan tinggi
rata-rata hanya mampu menamatkan buku satu sampai dua judul
saja ( Republika, 7 April 2014)
Literasi Perpustakaan
Literasi perpustakaan adalah kemampuan dalam
memahami dan membedakan karya tulis berbentuk fiksi
dan non-fiksi, memahami cara menggunakan katalog dan
indeks, serta kemampuan memahami informasi ketika
membuat suatu karya tulis dan penelitian.
jenis-jenis literasi
Literasi Media
Literasi media adalah kemampuan dalam mengetahui dan
memahami berbagai bentuk media “media elektronik,
media cetak dan lain-lain” dan memahami cara
penggunaan setiap media tersebut.
Literasi Teknologi
Literasi teknologi adalah kemampuan dalam mengetahui
dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan
teknologi misalnya hardware dan software, mengerti cara
menggunakan internet serta memahami etika dalam
menggunakan teknologi.
jenis-jenis literasi
LiteLiterasi Visual
Literasi visual adalah pemahaman yang lebih
kemampuan dalam menginterpretasi dan
memberi makna dari suatu informasi yang
berbentuk gambar atau visual. Literasi visual
hadir dari pemikiran bahwa suatu gambar
bisa “dibaca” dan artinya bisa
dikomunikasikan dari proses membaca.
strategi meningkat
literasi
Mendongeng Rutin Membaca
Strategi pertama yang dilakukan untuk Ajak murid untuk rutin membaca.
meningkatkan kemampuan berliterasi Sebagimana kebijakan Mendikbudristek,
pada murid adalah dengan untuk memulai pelajaran dengan
mendongeng. Guru bisa memulai kelas membaca buku nonpelajaran selama 10
dengan mendongengkan cerita yang ada menit. Jika murid rutin membaca, maka
di buku. Ini akan membuat murid-murid kemampuan berliterasinya akan
tertarik membaca buku. meningkat.
Rutin Membaca
Ajak murid untukLorem
rutin ipsum
membaca.dolorSebagimana
sit amet, kebijakan
Mendikbudristek,consectetur
untuk memulai pelajaran
adipiscing dengan
elit. Nunc
membaca buku nonpelajaran selama
a ultricies tortor. 10 menit. Jika murid
In vestibulum
rutin membaca, maka kemampuan
vitae velit berliterasinya
nec viverra. Proin non akan
meningkat. ultrices ex. Integer mattis dui vel
pretium euismod. Morbi dictum
strategi meningkat
literasi
Membuat Review Buku Diskusi Buku
Jangan lupa untuk mengajak murid Tak hanya ditulis review-nya, guru juga
membuat review buku yang sudah bisa mengajak murid berdiskusi tentang
dibaca. Menulis review buku adalah buku yang sudah dibaca. Diskusi ini
kegiatan yang bisa mengasah menjadi sarana bagi murid untuk
kemampuan dasar berliterasi, yaitu mengasah kemampuan menceritakan
membaca dan menulis. kembali. Kemampuan ini juga penting
dalam berliterasi.
1.Exploration tutorial
Dalam tahap ini, siswa akan melakukan kegiatan eksplorasi untuk menemukan
sesuatu yang baru berdasarkan pemahaman awal yang dimiliki mereka.
3.Review tutorial
Merupakan tahapan ketiga dimana pada tahapan ini siswa mempresentasikan
hasil temuan yang didapatkannya dari proses self directed learning.
inquiry learning
4. Consolidation tutorial
siswa bersama-sama dengan anggota kelompoknya melakukan
konsolidasi terhadap hal-hal yang mereka temukan. Konsolidasi
dilakukan dengan diskusi kelompok maupun presentasi.
5. Plenary tutorial
yaitu siswa merefleksikan pembelajaran individu dan kelompok
dengan fasilitator. Dalam tahapan ini penguatan diberikan oleh
fasilitator pendamping yang memberikan pembimbingan pada
saat proses pembelajaran berlangsung.
Problem Based Learning
Sintaks model pembelajaran problem based learning
menurut Warsono & Hariyanto (2013, hlm. 151) adalah
sebagai berikut.