Aku Ingin Jadi Tim SAR

Oleh: Rizqa Iftahiya

Suatu siang, di lobby sekolah, ibu guru sedang bertugas menjaga meja pendaftaran siswa
baru. Tiba-tiba Rey mendekat, mengajak ibu guru bermain dan bercerita.
“Bu, main yuk!” sapa Rey.
“Wah, ibu lagi ada tugas jaga. Gimana ya, Rey?” jawab ibu guru.
“Ya sudah, ngobrol aja deh,” Rey memberi ide.
Ibu guru dan Rey berbagi cerita, bercanda, bahkan bermain tebak-tebakan hingga Rey sampai pada
sebuah pertanyaan.
“Bu, dulu, cita-cita Ibu mau jadi apa? Langsung mau jadi guru atau ada cita-cita yang lain?”
tanya Rey dengan wajah penasaran.
Bu guru mengingat-ingat, cita-cita yang dulu sempat ingin dicapai.
“Mm, dulu, ibu sempat ingin jadi dubber. Itu lo, pengisi suara yang ada di film-film kartun,”
kata ibu guru.
“Lucu banget!” sahut Rey.
“Kalau Rey, saat sudah dewasa ingin jadi apa?” tanya ibu guru tak kalah penasaran.
“Tebak Bu, aku mau jadi apa?” kata Rey.
Ibu guru menyebutkan beberapa cita-cita umum yang biasa disebutkan oleh anak seusia Rey. Dari
semua yang disebutkan ibu guru, hanya dijawab dengan gelengan dan tawa dari Rey.
“Aku tu mau jadi itu lo Bu. Ibu tahu tim yang menyelamatkan orang-orang saat ada
bencana?” Rey menjelaskan dengan nada tanya.
“Tim SAR?”
“Iya, tim SAR,” jawab Rey membenarkan.
“Mengapa Rey ingin jadi tim SAR?” tanya ibu guru.
“Aku mau ikut bantuin orang-orang yang lagi kena bencana Bu biar semua selamat,” kata
Rey dengan mantap menjelaskan.
Ibu guru terperangah. Jawaban tak terduga dari Rey membuat ibu guru kaget dan cukup
terharu. Tak terpikirkan bahwa Rey yang saat itu masih kelas 3 SD memilih profesi tersebut
sebagai cita-citanya. Terlebih alasan Rey adalah agar bisa membantu menyelamatkan seluruh
korban bencana.
 Dalam hati ibu guru berdoa agar cita-cita dengan tujuan mulia itu, suatu saat bisa diraih
Rey. Semoga keinginan itu tidak hilang seiring bertambahnya usia Rey.
Percakapan ini terjadi saat Rey duduk di kelas 3 SD. Saat ini, Rey sudah menjadi siswa
kelas 9 SMP. Barakallah.

Semarang, 23 Oktober 2023