Anda di halaman 1dari 3

Rahayu dan Cita-cita.

Oleh : Nimas Ajeng Probowati P. S.

Di sebuah kota besar yang ada di Jawa Timur bernama kota Surabaya kota yang dijuluki kota
Pahlawan, hidup seorang anak perempuan berusia 10 tahun bernama Rahayu. Setiap hari, dia
bercerita tentang cita-citanya kepada teman baiknya, Aurora.
Mereka berteman sejak kecil, rumah mereka bersebelahan. Setiap sore mereka selalu
menghabiskan waktu dengan bermain di depan rumah. Suatu ketika pada saat mereka
bermain Rahayu melontarkan pertanyaan tentang cita cita.
Tanya Rahayu kepada Aurora, ”Aurora kamu tahu nggak, besar nanti cita cita mu jadi apa?”.
Aurora menjawab, “aku sendiri masih belum memikirkan cita cita, aku bingung cita citaku
apa”
Aurora kembali melontarkan pertanyaan kepada Rahayu, “cita-citamu apa emangnya?”.
Rahayu menjawab, “besar nanti aku ingin menjadi pengusaha sukses agar bisa
membanggakan orang tuaku, dan bisa menolong orang banyak diluar sana”. Aurora kembali
menjawab, “emangnya bisa kamu menjadi pengusaha?” tanyanya. Rahayu menjawab dengan
rasa percaya diri “bisa, aku yakin aku bisa”.
Dihari itu Rahayu kembali pulang ke rumah setelah bermain dengan Aurora dengan penuh
pertanyaan di benaknya “apakah ia bisa mewujudkan cita-citanya itu?” “gimana caranya biar
bisa mewujudkan cita-cita itu?” “aku bisa tidak ya jadi pengusaha....”, Ya walaupun tadi dia
menjawab pertanyaan Aurora dengan percaya diri namun tetap saja dia terbayang bayang
dengan pertanyaan itu.
Keesokan harinya saat ia berada di motor bersama ayahnya untuk berangkat ke sekolah.
Rahayu bertanya kepada ayahnya, “ayah gimana caranya biar cita cita kita terwujud”. Ayah
menjawab, “kenapa tiba tiba kamu menanyakan hal itu?” Rahayu menjawab, “ya ngga papa
cuman tanya aja yah” Ayah menjawab, “emangnya cita citamu apa?” Rahayu menjawab,
“pengusaha” Ayah kembali menjawab, “alasanmu memilih pengusaha kenapa?” Rahayu
menjawab, “aku ingin membahagiakan ayah sama bunda, aku juga mau menolong banyak
orang diluar sana”.
Obrolan mereka mulai cukup serius, ayah menjawab dengan nada seperti menasehati,
“apapun cita citamu berusahalah dengan baik, ayah bunda selalu mendukung kamu, yang
penting hatimu baik sama orang lain, dan paling penting harus sayang sama keluarga”.
Rahayu menjawab, “iya yah,tapi aku takut tidak bisa gapai mimpi ku itu” ayah menjawab,
“jangan takut lakuin aja yang terbaik, belajar yang sungguh-sungguh, sekolah yang bener,
selalu doa sama tuhan. Jadi atau tidaknya kamu jadi pengusaha yang terpenting kamu jadi
orang yang baik, yang selalu sayang keluarga, selalu jadi orang yang pekerja keras”. Rahayu
terdiam memikirkan semua perkataan yang telah ayahnya lontarkan.
Tidak terasa mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah Rahayu, Rahayu segera turun
dan berpamitan kepada sang ayah. Rahayu menjalani hari di sekolah seperti biasa. Pada saat
waktu sekolah selesai Rahayu telah dijemput sang ayah untuk pulang ke rumah dan
beristirahat.
Sore harinya seperti biasa ia selalu meluangkan waktu bermain bersama Aurora. Rahayu
bercerita kepada Aurora tentang percakapannya dengan ayah di pagi hari tadi.
Aurora berkata, “benar tuh yang dibilang ayahmu, kita harus semangat untuk menggapai cita
cita” Rahayu menjawab, “iya benar katamu, emangnya kamu sudah punya cita-cita? Kemarin
kamu bilang bingung cita citamu apa” Aurora menjawab, “sudah, setelah pulang bermain
denganmu kemarin aku memikirkan apa cita-cita yang aku inginkan” Rahayu menjawab
dengan rasa penasaran, “apa cita citamu?” Aurora menjawab, ”penulis, aku ingin menjadi
penulis, mengabadikan cerita-cerita dihidupku dalam buku yang bisa di baca semua orang
yang bisa menginspirasi banyak orang”
Rahayu menjawab, “wow bagus sekali cita citamu, aku yakin kamu bisa mewujudkannya”
Aurora menjawab, “kita berdua pasti bisa menggapai apa yang kita mau, selagi kita belajar,
berusaha dan tidak putus asa”
Rahayu dan Aurora saling meyakinkan satu sama lain. Mereka adalah sahabat sejati dan
selalu saling mendukung.
Beberapa tahun kemudian, Rahayu dan Aurora sudah menjalani kehidupan di SMA. Mereka
menjalani sekolah dengan baik, tekun belajar. Mereka sangat ingin sekali menggapai cita cita
mereka.
Rahayu juga selalu ingat perkataan ayah saat itu, perkataan ayahlah yang membuat ia selalu
semangat menggapai mimpinya.

BIOGRAFI PENULIS
NIMAS AJENG PROBOWATI P.S , Saya adalah murid SMA NEGERI 6
Surabaya.Walaupun umur saya tergolong cukup muda namun semangat saya dalam
menulis buku selalu ada.Saya harap kedepannya lebih banyak lagi anak muda yang
tertarik untuk selalu membaca buku.
Penulis dapat dihubungi Via WhatsApp 081244095702 dan Via Email
nimasajeng301@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai