Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HADIST SEBAGAI SUMBER DAN METODOLOGI HUKUM


ISLAM

Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam


Dosen Pengajar: Fatriliya Rasyi Radita, S.Pdi., M.Pdi

Disusun Oleh:

Kelompok 11 Manajemen 1C & Shift

 Maulana yusuf (NPM 2023102203)


 Lina Dwi Cahyani (NPM 2023102197)
 Kholik Hafijudin (NPM ga tau ) TIDAK
MENGERJAKAN
 Mesiba Laia (NPM ga tau) MENGHILANG
 Tuti ……..(NPM GATAU) ga ada kabar

Manajemen Bisnis
UNIVERSITAS INSAN PEMBANGUNAN INDONESIA
Tahun 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadits bukanlah ayat sederhana seperti Al-Quran. Namun, setelah Al-Quran,


hadits selalu menjadi rujukan terpenting kedua dalam sejarah Islam. Karena
ratusan tahun setelah wafat nabi Muhammad SAW penulisan hadits, banyak orang
yang meninggal akibat sebuah hadits yang gagal. Akibatnya, banyak orang menjadi
tidak puas dengan hadits sebagai istilah hukum.

Al-Hadits didefinisikan pada umunya oleh ulama seperti definisi Al-Sunnah yaitu
sebagai segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Muhammad SAW, baik ucapan,
perbuatan maupun taqrir (ketetapan), Sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau
become nabi atau sudah menjadi nabi. Ulama ushul fiqih namai dengan sunnah
ketika mencakup perbuatan dan taqrir beliau yang berkaitan dengan hukum.
Pengertian hadits yang dikemukakan oleh ulama ushul fiqih tersebut dapat
dikatakan sebagai bagian dari wahyu Allah SWT yang tidak berbeda dari segi
kewajiban menaatinya dan ketetapan-ketetapan hukum dengan bersumber dari
wahyu Al-Quran.1

Sebagai ulama fiqih, Imam Syafi'i banyak menulis tentang ilmu hadits dalam
karya-karyanya, seperti kitab al risalah dan al-umm, di mana dia membahas hadits
mukhtalif, yang banyak diperdebatkan oleh para muhadits. Tulisan ini akan
membahas posisi Imam Syafi'i tentang keshahihan hadits sebagai sumber hukum
Islam.

a). Pembahasan
 Fungsi dan kedudukan hadits?
 Apa yang dimaksud dengan hadis?
 Hadits dalam agama Islam sebagai sumber hukum yang ke berapakah!
 Sumber-sumber hukum Islam ?
 Bagaimana cara menerapkan hadits sebagai sumber hukum islam ?

b). Tujuan
 Untuk mengetahui hadits adalah salah satu sumber ajaran Islam
 Untuk mengetahui apa saja sumber hukum islam
 Menerapkan hadits sebagai sumber hukum islam
BAB II
PEMBAHASAN

1). Fungsi dan Kedudukan Hadis


Hadis memiliki beberapa fungsi dan kedudukan yang penting dalam Islam. Berikut ini
adalah beberapa di antaranya beserta dalilnya:

1. Fungsi sebagai sumber hukum:


Hadis memiliki fungsi sebagai sumber kedua dalam agama Islam setelah Al-Qur'an. Dalil
yang mendukung kedudukan hadis sebagai sumber hukum adalah sebagai berikut:

"Dan apa yang Rasul berikan kepadamu maka terimalah, dan apa yang di larangnya bagimu
maka tinggalkanlah." (Al-Hasyr: 7)

2. Fungsi sebagai penjelas Al-Qur'an:


Hadis juga memiliki fungsi sebagai penjelas Al-Qur'an, karena Al-Qur'an dalam beberapa
ayat memberikan petunjuk secara umum, sedangkan hadis memberikan penjelasan dan
implementasi dari ajaran tersebut. Dalil yang mendukung fungsi ini adalah sebagai berikut:

- "Dan Kami turunkan kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala, sebagai
petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri." (An-Nahl: 89)

3. Fungsi sebagai saksi dan bukti:


Hadis juga memiliki fungsi sebagai saksi dan bukti dalam menetapkan hukum-hukum
Islam. Dalil yang mendukung fungsi ini adalah sebagai berikut:
- "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai." (Ali Imran:
103)

- "Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah."
(An-Nisa: 80)

4. Fungsi sebagai sumber ajaran moral dan etika:


Hadis juga memiliki fungsi sebagai sumber ajaran moral dan etika dalam Islam. Dalil yang
mendukung fungsi ini adalah sebagai berikut:

- "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak
mengingat Allah." (Al-Ahzab: 21)

- "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. wahai orang-orang
yang beriman! bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh
penghormatan kepadanya." (Al-Ahzab: 56)

Dengan demikian, hadis memiliki fungsi yang penting dalam agama Islam sebagai sumber
hukum, penjelas Al-Qur'an, saksi dan bukti, serta sumber ajaran moral dan etika
2). Apa yang dimaksud dengan hadits?
Hadis secara etimologi merupakan kata benda dari kata al-Tahdis yang berarti
pembicaraan. Sedangkan hadis menurut istilah ulama muhadditsin adalah
segala yang dinukilkan dari Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan taqrir
maupun hal ihwal nabi.

3). Hadits dalam agama Islam sebagai sumber hukum yang ke


berapakah!
Hadits selalu menjadi rujukan kedua setelah Al-Quran dan menempati posisi
penting dalam kajian keislaman. Mengingat penulisan hadits yang dilakukan
ratusan tahun setelah nabi Muhammad SAW wafat, maka banyak terjadi silang
pendapat terhadap keabsahan sebuah hadits.

4). Sumber-sumber hukum islam


Musleh menjelaskan dalam menetapka hukum islam ada 4 yakni Al-Qur'an,
Hadis, Ijma', Qiyas.

1. Al-Qur'an
Al Quran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW. Tulisannya berbahasa Arab dengan perantaraan Malaikat Jibril.
Al Quran juga merupakan hujjah atau argumentasi kuat bagi Nabi
Muhammad SAW dalam menyampaikan risalah kerasulan dan pedoman hidup
bagi manusia serta hukum-hukum yang wajib dilaksanakan. Hal ini untuk
mewujudkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat serta untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
Al Quran sebagai kalam Allah SWT dapat dibuktikan dengan
ketidaksanggupan atau kelemahan yang dimiliki oleh manusia untuk
membuatnya sebagai tandingan, walaupun manusia itu adalah orang pintar.

Dalam surat Al Isra ayat 88, Allah berfirman:

ِ ‫الالقُ ْر ٰا‬
‫لن ا‬
‫لَل‬ ٰ ‫ع ٰ ٰٓلىلا ا ْنليَّأْت ُ ْوالب ِ ِمثْ ِل‬
ْ ‫لهذا‬ ‫لو ْال ِج ُّنل ا‬
‫س ا‬ ْ ‫قُ ْلللَّ ِٕى ِن‬
ِ ْ ‫لاجت ا امعات‬
ُ ‫ ِلاَ ْن‬
‫ضل ا‬
‫ظ ِهي ًْرا‬ ‫ياأْت ُ ْولنا لب ِ ِمثْ ِل ٖه ا‬
ُ ‫لولا ْول اكانا لبا ْع‬
ٍ ‫ض ُه ْمل ِلبا ْع‬

Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk


membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu
sama lain."

2. Hadits
Seluruh umat Islam telah sepakat dan berpendapat serta mengakui bahwa
sabda, perbuatan dan persetujuam Rasulullah Muhammad SAW tersebut
adalah sumber hukum Islam yang kedua sesudah Al Quran. Banyak ayat-ayat
di dalam Al Quran yang memerintahkan untuk mentaati Rasulullah SAW
seperti firman Allah SWT dalam Q.S Ali Imran ayat 32:

٢٣‫ل‬-‫لريْنا ل‬ ْ ُّ‫لَليُ ِحب‬


ِ ‫لال ٰك ِف‬ ‫س ْو اللۚلفاا ْ ِنلت ا اولَّ ْوالفاا َّ ِن ه‬
‫لّٰللاا ا‬ ُ ‫الر‬
َّ ‫لو‬
‫والّٰللاا ا‬
‫ه‬ ُ‫قُ ْللا ا ِط ْيع‬

Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu


berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir."

Al Hadits sebagai sumber hukum yang kedua berfungsi sebagai penguat,


sebagai pemberi keterangan, sebagai pentakhshis keumuman, dan membuat
hukum baru yang ketentuannya tidak ada di dalam Al Quran. Hukum-hukum
yang ditetapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW ada kalanya atas petunjuk
(ilham) dari Allah SWT, dan adakalanya berasal dari ijtihad.

3. Ijma
Imam Syafi'i memandang ijma sebagai sumber hukum setelah Al Quran
dan sunah Rasul. Dalam moraref atau portal akademik Kementerian Agama
bertajuk Pandangan Imam Syafi'i tentang Ijma sebagai Sumber Penetapan
Hukum Islam dan Relevansinya dengan perkembangan Hukum Islam Dewasa
Ini karya Sitty Fauzia Tunai, Ijma' adalah salah satu metode dalam menetapkan
hukum atas segala permasalahan yang tidak didapatkan di dalam Al-Quran dan
Sunnah. Sumber hukum Islam ini melihat berbagai masalah yang timbul di era
globalisasi dan teknologi modern.
Jumhur ulama ushul fiqh yang lain seperti Abu Zahra dan Wahab Khallaf,
merumuskan ijma dengan kesepakatan atau konsensus para mujtahid dari umat
Muhammad pada suatu masa setelah wafatnya Rasulullah SAW terhadap suatu
hukum syara' mengenai suatu kasus atau peristiwa.
Ijma dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu ijma sharih dan ijma sukuti.
Ijma sharih atau lafzhi adalah kesepakatan para mujtahid baik melalui
pendapat maupun perbuatan terhadap hukum masalah tertentu. Ijma sharih ini
juga sangat langka terjadi, bahkan jangankan yang dilakukan dalam suatu
majelis, pertemuan tidak dalam forum pun sulit dilakukan.
Bentuk ijma yang kedua dalah ijma sukuti yaitu kesepakatan ulama
melalui cara seorang mujtahid atau lebih mengemukakan pendapatanya tentang
hukum satu masalah dalam masa tertentu kemudian pendapat itu tersebar luas
serta diketahui orang banyak. Tidak ada seorangpun di antara mujtahid lain
yang menggungkapkan perbedaan pendapat atau menyanggah pendapat itu
setelah meneliti pendapat itu.

4. Qiyas
Sumber hukum Islam selanjutnya yakni qiyas (analogi). Qiyas adalah
bentuk sistematis dan yang telah berkembang fari ra'yu yang memainkan peran
yang amat penting. Sebelumnya dalam kerangka teori hukum Islam Al- Syafi'i,
qiyas menduduki tempat terakhir karena ia memandang qiyas lebih lemah dari
pada ijma.

5). cara menerapkan hadis sebagai sumber hukum Islam?

1. Gemar membaca dan mempelajari al-Quran dan hadis saat sibuk atau
senggang.
2. Sekuat tenaga konsisten untuk menjalankan ajaran-ajaran dalam Al
Quran dan hadis.
3. Selalu memandang persoalan yang dihadapi dengan merujuk pada Al
Quran dan hadis.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan makalah "Hadits sebagai sumber dan metedologi hukum Islam" penulis
menyimpulkan bahwa Hadits menjadi salah satu sumber hukum Islam setelah
Al-Qur’an, jika terjadi suatu perkara yang belum jelas didalam Al-Qur’an
maka hadits bisa menjadi sebuah sandaran berikutnya setelah Al-Qur’an fungsi
utama sebagai menegaskan, memperjelas dan menguatkan hukum-hukum dan
hal lain yang ada di Al-Qur’an.

Saran
Diharapkan semua masyarakat dapat menerapkan hadits dalam islam
tidak hanya sekedar mengetahui. Bagi pembaca, hasil makalah ini diharapkan
dapat menambah wawasan pengetahuan. Menyadari bahwa penulis masih jauh
dari kata sempurna. kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam
menjelaskan tentang makalah di atas. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran
terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari
bahasa makalah yang telah di jelaskan.

Anda mungkin juga menyukai