Anda di halaman 1dari 3

Judul : Diagnosis and treatment of allograft rejection in islet transplantation

Tahun : 2023
Nama jurnal : American Journal of Transplantation

Summary (Intisari)
Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik ditandai dengan
hiperglikemia yang dihasilkan dari kerusakan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Beberapa faktor lain seperti hiperlipidemia dan peningkatan stres oksidatif memainkan peran
yang penting dalam patogenesis diabetes. Penyakit ini memiliki sifat progresif dan
berhubungan dengan risiko tinggi komplikasi. Transplantasi pankreas dan transplantasi sel
islet pankreas sebagai pengobatan alternatif masih banyak kendala. Pertama-tama karena
organ donor yang kurang, biaya yang sangat mahal, serta komplikasi perioperatif yang terkait
dengan transplantasi pankreas dan risiko jangka panjang kronik yang bersifat imunosupresi.
Pada penelitian tersebut bertujuan untuk mengkarakteristik diagnosa penolakan
allogaf dan menilai efektivitas pengobatan methylprednisolone dengan dosisi tinggi. Selama
masa rata-rat 61,8 bulan, 22% (9 dari 41) penerima transplantasi islet mengalami 10
suspected rejection episodes (SREs). 6 bulan pasca SRE, pasien yang menerima
methylprednisolone yang di protokolkan (n = 4) memiliki fungsi islet yang jauh lebih baik
dibandingkan pasien yang tidak di obati (n = 4). Perawatan yang tepat waktu dengan
methylprednisolone dosis tinggo dapat mengurangi kerugian. Hiperglikemia yang tidak dapat
dijelaskan, penurunan C-peptida tidak terduga, kejadian predisposisi, dan peningkatan risiko
imunologis indikator diagnosa untuk RSE.

Pembahasan
1. Ontologi
Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan
ultimate reality yang berbentuk jasmani: kongkret maupun rohani/abstrak. Semakin
berkembangnya jaman, makin banyak muncul pertanyaan-pertanyaan yang berujung
menjadi percobaan penelitian.
Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu,
ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang
dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya.
Tanpa sadar dalam kehidupan sehari-hari kita mempraktekkan ilmu ontologi, dengan
adanya pertanyaan-pertanyaan tersebut yang pada akhirnya kita akan mencari jawaban
dengan berbagai cara untuk memenuhi keingintahuan kita. Dan hal tersebut juga terjadi di
bidang ilmu biologi, misalnya, bagaimana bentuk organ-organ manusia, apa fungsi
masing-masing organ, bagaimana jika terjadi kerusakan salah satu organ, apakah akan
mempengaruhi kinerja organ lain. Dengan proses pertanyaan lalu memproses pertanyaan
dan terakhir melakukan uji coba untuk menghasilkan kesimpulan akhir.

2. Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan
jenis pengetahuan. Epistemologi atau teori pengetahuan yang berhubungan dengan
hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta
pertanggung jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indra dengan
berbagai metode, diantaranya: metode induktif, metode deduktif, metode positivisme,
metode kontemplatis dan metode dialektis.
Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu
pengetahuan, hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan
yang benar, apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya. Jadi yang menjadi landasan
dalam tataran epistemologi ini adalah proses apa yang memungkinkan mendapatkan
pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran
ilmiah, kebaikan moral dan keindahan seni, apa yang disebut dengan kebenaran ilmiah,
keindahan seni dan kebaikan moral.
Metode ilmiah adalah suatu rangkaian prosedur tertentu yang diikuti untuk
mendapatkan jawaban tertentu dari pernyataan yang tertentu pula. Epistemologi dari
metode keilmuan akan lebih mudah dibahas apabila mengarahkan perhatian kita kepada
sebuah rumus yang mengatur langkah-langkah proses berfikir yang diatur dalam suatu
urutan tertentu Dengan adanya rasa keingintahuan manusa yang tinggi, maka lahirlah
pemikiran-pemikiran, bagaimana cara merawat fungsi organ agar tetap berfungsi dengan
baik, bagaimana jika organ yang rusak diganti dengan organ yang baru, apakah hal
tersebut memungkinkan. Bagaimana agar proses transplantasi organ tersebut bisa berhasil
dengan baik.
Proses metode keilmuan pada akhirnya berhenti sejenak ketika sampai pada titik
“pengujian kebenaran” untuk mendiskusikan benar atau tidaknya suatu ilmu. Ada tiga
ukuran kebenaran yang tampil dalam gelanggang diskusi mengenai teori kebenaran, yaitu
teori korespondensi, koherensi dan pragmatis. Penilaian ini sangat menentukan untuk
menerima, menolak, menambah atau merubah hipotesa, selanjutnya diadakanlah teori
ilmu pengetahuan

3. Aksiologi
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang ditinjau dari
sudut kefilsafatan. adi yang menjadi landasan dalam tataran aksiologi adalah untuk apa
pengetahuan itu digunakan? Bagaimana hubungan penggunaan ilmiah dengan moral
etika? Bagaimana penentuan obyek yang diteliti secara moral? Bagimana kaitan prosedur
ilmiah dan metode ilmiah dengan kaidah moral?
Dengan adanya perkembangan jaman maka hidup juga akan menjadi lebih modern,
ilmu dan pengetahuan yang dipelajarin akan bertambah. Dimana hal tersebut akan
menjadi rujukan penelitian selanjutnya, Nilai kegunaan ilmu tergantung dari manusia
yang memanfaatkannya. Dalam realitas manusia terdiri dari dua golongan; pertama
golongan yang mengatakan bahwa ilmu itu bebas mutlak berdiri sendiri. Golongan kedua
berpendapat bahwa ilmu itu tidak bebas nilai. Adapun dalam Islam ilmu itu tidak bebas
nilai ia dilandasi oleh hokum normatif transendental. Nilai yang menjadi dasar dalam
penilaian baik buruknya segala sesuatu dapat dilihat dari nilai etika (agama) dan estetika.
Implementasi dan Implikasi di Indonesia
Boedi Setiawan dan Hani Plumeiastuti pernah melakukan penelitian selama enam
bulan (Juli–Desember 2014) di lab. Stem Cell, Institute of Tropical Diseases, Universitas
Airlangga, Surabaya, dengan judul penelitian “Pengaruh Transplantasi Allograf Pancreatic
Stem Cell terhadap Kadar Insulin dan C-Peptide Tikus Putih Penderita Diabetes Melitus Tipe
I”. Tujuan penelitian tersebut adalah mengetahui kadar insulin dan C-peptide tikus putih
penderita diabetes melitus tipe I yang diberikan transplantasi allograf pancreatic stem cell
dengan laparotomi intrapankreatik. Model dalam penelitian tersebut adalah tikus, tikus lebih
banyak menguntungkan dibanding dengan mouse serta organisme lainnya. Tikus paling
banyak dipergunakan dalam penelitian medis, dan dengan suksesnya isolasi ESC (embryonic
stem cell) pada tikus maka penggunaan tikus sebagai hewan model semakin meningkat.
Tikus adalah model yang sangat baik untuk penyakit kardiovaskular, terutama pada penyakit
strok dan juga hipertensi. Lebih mudah memantau fisiologi tikus.
Dua belas tikus putih jantan Rattus novergicus galur Wistar dibagi secara acak
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama (P0) disuntik aloksan 150 mg/kg bobot badan
tanpa terapi stem cell. Kelompok kedua disuntik aloksan dengan dosis 150 mg/kg bobot
badan dan diterapi dengan 1x106 /kg bobot badan stem cell pankreas secara laparotomi
intrapankreatik (P1). Akhir penelitian adalah pada hari ke-31 percobaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kadar glukosa darah pada akhir penelitian berbeda sangat nyata (p<0,01)
antara kelompok perlakuan yang menerima terapi stem cell (P1) dengan PO kontrol positif,
meskipun nilai kadar glukosa darah rata-rata tidak senormal seperti pada hari ke-1. Tingkat c-
peptide dan insulin P0 dan P1 berbeda sangat nyata (p<0,01). Dapat disimpulkan dalam
penelitiam tersebut bahwa terapi stem cell secara laparotomi intrapankreatik dapat
menurunkan kadar glukosa darah, serta meningkatkan kadar C-peptide dan insulin.

Anda mungkin juga menyukai