DI SUSUN OLEH :
NIM : 2022.01.0066
(STAKPN) SENTANI
2023/2024
Indentitas Buku
Judul Buku : Filsafat Modern
Penulis : Machiavelli Nietzsche
Tahun Terbit : 2004 / 2019
Jumlah halaman buku : 33 / 452
Topik yang di baca : Awal zaman modern dan semangat filsafat modern
BAB 1
AWAL ZAMAN MODERN DAN SEMANGAT
FILSAFAT MODERN
Modernitas ditandai dengan penghargaan atas rasionalitas, dengan kemajuan berbagai cabang sains,
dengan industri, dengan demokrasi hak-hak asasi manusia, dan terutama dengan sekularitas.
- Sekularitas adalah hal- hal yang membawa ke arah kehidupan yang tdiak di dasarkan pada
ajaran agama.
Pemikiran modern membentuk pemahaman manusia tentang kenyataan, pengetahuan, dan nilai-
nilai, sehingga mencapai taraf wawasan dunia ( wel-tanscbauung ) yang membentuk berbagai
masyarakat dan kebudayaan di bumi ini. Karena melihat segalanya, termasuk Tuha, dari sudut
pandang manusia, pemikiran modern disebut pemikiran antroposentris, dan minat ini berbeda dari
minat zaman sebelumnya.
Sebuah periode yang disebut ‘ zaman modern ’ berasal dari kata latin ‘ mordena ’ yang artinya ‘
sekarang ’, baru ‘ atau ‘ saat kini ’ ( jerman: Jetztzeit ). Modern kekinian menjadi kesadarannya,
banyak ahli sejarah menyepakati bahwa sekitar tahun 1500 adalah zaman modern eropa
Dalam karyanya yang termasyhur Die Cultur der Renaissance in italien ( Kebudayaan Renaissance di
Italia, 1859 ), sejerawan Swiss, Jacob Bruckhardt, menjelaskan bagaimana manusia dalam
masyarkat abad pertengahan lebih mengenali dirinya sebagai ras, rakyat, partai, keluarga atau
kolektif. Lewat modernisasi yang dimulai di italia di zaman Renaisans manusia lebih menyadari
dirinya sebagai individu “ Menjelang akhir abad ke-13 ”.
Dalam filsafat kita mendengar pernyataan Descartes yang sangat termasyur, cogito ergo sum ( saya
berpikir maka saya ada ). Peryataan itu adalah formulasi padat kesadaraan zaman modern yang
terus di pertahankan bahkan sampai abad ke-20 ini bahwa manusia bisa mengetahui keyataan
dengan rasionya sendiri. Abad ke-19 Marx, dengan Ilham dari Hegal, menegaskan bahwa manusia
adalah subjek sejarah ( Jerman: subjekt der Gescbicbte )
dengan kritik dimaksudkan bahwa rasio tidak hanya menjadi sumber pengetahuan , melainkan
juga menjadi kemampuan praktis untuk membebaskan invidu dari wewenang tradisi atau
menghancurkan prasangka-prasangka yang menyesatkan.
Kant subjektivitas merumusakan kritik sebagai keberanian untuk berpikir sendiri di luar tuntunan
tradisi atau otoritas. Dia sendiri mengatakan “terbangun dari tidur dogmatis” yaitu kemampuan
kritis rasio membuat bebas dari prasangka-prasangka pemikiran tradisional kritik pada gilirannya
mengandaikan
Keyakinan akan kemajuan (inggris : progress) dengan kemajuan di maksudkan bahwa manusia
menyadari waktu sebagai sumber langka yang tak terulangi demi tanggung jawab akan masa depan
di alami sebagai rangkaian peristiwa yang mengarah pada satu tujuan yang di tuju oleh subjektivitas
dan kritik itu, rima perbedaan antara cara berpikir abad ke-16 dan seterusnya dengan abad-abad
sebelumnya. Pembedaan yang terang itu adalah hasil dari perdebatan yang lama karena begitu
kabur dan kompleksnya soal periodesasi ini, tidak mengherankan kalau baru pada abad ke-19 para
sejarawan sepakat menentukan tanggal lahir modernitas pada abad ke-16,sambil membedakan
zaman sebelumnya sebagai “abad pertengahan ”.istilah medium aveum
(zaman tengah) sudah muncul di awal modernitas istilah ini berasal dari Flavio Biondo
Kesimpulan:
yang saya dapatkan dan bandingkan dengan kejadian yang terjadi di indonesia yaitu:
Munculnya pola pikir modern di indonesia secara garis besar terjadi karena adanya perubahan pada
sistem pemerintahan, dari masa pemerintahan kerajaan pribumi menjadi pemerintahan kolonial
oleh belanda, lalu diterapkannya sistem ekonomi kapitalis, di bangunnya industri dan pembaharuan
kota-kota, serta adanya politik etis yang membuat semakin meluasnya pembagunan fisik melalui
pendidikan modern yang dilakukan secara merata, itu menimbulkan adanya toko-tokoh terpelajar
yang mempelopori adanya perubahan revolusionar di indonesia.