Anda di halaman 1dari 18

“PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU”

MAKALAH

Oleh, Kelompok 12:

Huliati (17 0205 0124)

Syela Rachmat (17 0205 0079)

Dosen Pengampuh:

Andi Darman, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Profesi Keguruan yang berjudul “Pengembangan Profesionalisme Guru”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat membuat makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Pengembangan


Profesionalisme Guru” ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Palopo, 14 Desember 2019

Penyusun.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II: PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU ...................................... 3

A. Tantangan Profesionalisme Guru ............................................................................ 3


B. Implikasi Profesionalisme Guru .............................................................................. 10
BAB III: PENUTUP .......................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan di sekolah

sekaligus memegang tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan sebagai

pendidik. Namun demikian, untuk mengetahui keterlaksanaan tugas guru tersebut,

diperlukan penilaian kinerja dengan kriteria-kriteria penilaian yang sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

Selain kinerja, sikap profesionalisme guru juga patut diperhatikan guna

meningkatkan kinerja guru. Sikap yang baik tercermin dari pribadi yang baik pula,

hal tersebut erat kaitannya dengan kompetensi guru yaitu kompetensi kepribadian.

Empat kompetensi guru (kepribadian, pedagogik, sosial, dan profesional) menjadi

salah satu syarat seorang guru dapat dikatakan profesional.

Profesionalisme guru seyogyanya menjadi springboard bagi guru untuk terus

menerus menata komitmen melakukan perbaikan diri dalam rangka meningkatkan

kinerjanya. Peningkatan kinerja atas dorongan iklim organisasi yang baik diharapkan

mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja guru di sekolah. Berdasarkan

pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk membuat makalah yang berjudul

“Pengembangan Profesionalisme Guru”

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa sajakah tantangan profesionalisme guru?

2. Bagaimana implikasi profesionalisme guru?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa sajakah tantangan profesionalisme guru.

2. Untuk mengetahui bagaimana implikasi profesionalisme guru.

2
BAB II

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU

A. Tantangan Profesionalisme Guru

Sistem pembelajaran pada era ini membawa tantangan bagi guru untuk

mengembangkan keprofesionalitas kearah yang lebih baik lagi. Disamping memiliki

tugas sebagai mengajar dan mendidik ada banyak tantangan profesionalisme yang

harus di penuhi seorang guru yang terbagi menjadi 4 kelompok yakni pedagogik,

sosial, kepribadian, dan professional. setidaknya ada tiga pengklasifikasian

keterampilan yang di jabarkan dari 4 kelompok tersebut yang seharusnya dimiliki

oleh guru professional yaitu 1). communication and collaboration, 2). critical thinking

and problem solving, 3). creativity and innovation1.

Keterampilan komunikasi menyangkut beberapa hal yaitu:

a. Keterampilan mengartikulasikan ide dan pemikiran secara baik dilakukan dengan

lisan, tulisan atau cara lain dalam konteks pembelajaran.

b. Keterampilan dalam hal mendengarkan secara efektif untuk memahami makna

(berbentuk pengetahuan, nilai, sikap dan lain-lain).

c. Berkomunikasi secara efektif dimana berada atau lingkungan yang luas.

1
Zusmelia dkk, “Tantangan Profesionalisme Guru Pada Pembelajaran Matematika Melalui 4C’s
Ditinjau Dari Perspektif Sosiologi”. Prosiding Seminar Nasonal STKIP PGRI Sumatera Barat. Vol 3. No 1.
April 2017. Hal 28-45.

3
d. Keterampilan dalam penggunaan media teknologi dengan mengetahui secara

efektif dan mengetahui dampaknya.

e. Keterampilan berkomunikasi secara keperluan (memberitahukan, memerintahkan,

mempengaruhi, memotivasi).

Keterampilan kerjasama meliputi:

a. Keterampilan bekerja secara efektif dan penuh respek dengan berbagai tim.

b. Keterampilan untuk menerima tanggungjawab bersama dalam pelaksanaan

pekerjaan tim dan keterampilan untuk menghargai konstribusi orang lain.

c. Keterampilan berkompromi dalam mencapai tujuan.

Keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah meliputi:

a. Kemampuan bernalar secara efektif dengan menggunakan berbagai macam metode

penarikan kesimpulan, baik bersifat induktif, deduktif atau yang lainnya.

b. Memecahkan masalah berbagai masalah yang belum kenal baik secara biasa

maupun secara inovatif serta mengajukan pertanyaan penting yang bisa digunakan

untuk menghasilkan sudut pandang lain yang membuka peluang terselesaikannya

masalah secara baik.

4
c. Keterampilan berfikir sistematik yang mencakup keterampilan menganalisis

bagaimana bagian-bagian dari satu kesatuan utuh yang saling berinteraksi untuk

menghasilkan luaran yang menyeluruh dalam suatu sistem yang kompleks.

d. Keterampilan membuat keputusan 1). Keterampilan menganalisis dan menilai

klaim, bukti dan keyakinan, 2). Keterampilan menghasilkan sudut pandang lain yang

utama, 3). Mensintesis dan membuat keterkaitan antar informasi dan argumen, 4).

Memaknai informasi dan menarik kesimpulan berdasarkan analisis terbaik, 5).

Melakukan reflektif secara kritis terhadap pengalaman dan proses belajarnya.

Keterampilan daya cipta dan inovasi meliputi:

a. Keterampilan bekerja secara kreatif dengan mencakup beberapa hal yaitu: 1).

Keterampilan mengembangkan, melaksanakan dan mengkomunikasikan idenya

secara efektif kepada orang lain, 2). Keterampilan untuk menunjukan keaslian

karyanya dalam pekerjaan, dan memahami tantangan pihak lain 3). Keterampilan

memandang kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan menyadari bahwa daya

cipta dan inovasi menuntut kesabaran dan ketekunan, 4). Keterampilan untuk

m,enerima pendapat dan memasukan serta menerapkanya dalam kerja kelompok.

b. Keterampilan berfikir kreatif yaitu 1). Keterampilan megelaborasi, memperbaiki,

menganalisi dan menilai ide awal untuk menghasilkan ide baru yang lebih baik,

5
Untuk mewujudkan profil guru yang diinginkan pada abad mendatang, berbagai

usaha perlu dilakukan. Menyimak hasil analisis profil guru pada saat ini2, tampaknya

ciri-ciri keprofesionalan guru masih belum banyak terwujud. Berbagai hasil

penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru masih belum sesuai dengan harapan, baik

dalam hal penguasaan materi ajaran maupun dalam pengelolaan pembelajaran 3.

Oleh karena itu, haruslah dicari upaya yang mampu mengatasi kelemahan yang

terjadi. Beberapa upaya yang mungkin dilakukan adalah sebagai berikut.

Pertama, memperbaiki sistem rekrutmen calon guru, sehingga dapat dijaring

calon guru yang memang benar-benar berminat dan mampu menjadi guru. Dalam hal

ini, ujian masuk perguruan tinggi negeri (UMPTN) khusus untuk calon mahasiswa

yang ingin menjadi guru harus disertai dengan tes minat dan penampilan. Di samping

itu, asal daerah calon guru juga harus dijadikan salah satu pertimbangan dalam

penerimaan mahasiswa, sehingga daerah-daerah yang memang memerlukan

tambahan guru mendapat prioritas dalam penerimaan calon mahasiswa.

Kedua, meningkatkan kemampuan dan minat membaca guru dan calon guru,

dapat dilakukan dengan memberi tugas-tugas membaca yang disertai tagihan yang

2
Wardani, I G. A. K, “Pemantapan Kemampuan Guru dan Belajar Siswa”. (Jakarta: Dies Natalis
UT,1996)

3
Jiyono, “Kemampuan/Pemahaman guru tentang ilmu pengetahuan Alam (IPA) dan saran pelajaran
IPA diSekolah Dasar” (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan,
1992)

6
jelas bagi calon guru dan para guru yang sedang mengikuti pelatihan. Di samping itu,

penerbitan jurnal, pengembangan perpustakaan sekolah dengan buku-buku yang

mutakhir dan menarik, serta perlombaan menulis bagi para guru perlu digalakkan

sehingga guru tertarik untuk membaca. Pengumpulan buku bekas dari para dermawan

dapat dilakukan untuk mengisi perpustakaan. Jika minat membaca guru sudah

meningkat, diharapkan kemampuannya juga akan meningkat, sehingga berdampak

positif bagi penguasaan materi ajaran.

Ketiga, membudayakan diskusi ilmiah bagi para guru dan calon guru. Para calon

guru secara berkala diwajibkan untuk melaksanakan diskusi ilmiah/seminar topik-

topik yang menarik perhatiannya, terutarna topik-topik yang paling mutakhir yang

berkaitan dengan mata kuliah tertentu. Para guru dapat didorong metakukan diskusi

ilmiah secara berkala pula, misalnya setiap bulan atau menjelang peristiwa tertentu

seperti Hari Pendidikan Nasional, Hari Kemerdekaan, Sumpah Pemuda, dan Hari

Anak-anak. Topik diskusi dapat dikaitkan dengan peristiwa yang sedang berlangsung

atau topik-topik yang berkaitan dengan pembelajaran/masalah yang dihadapi guru

dalam melaksanakan tugasnya. Dalam kaitan ini, lomba menulis artikel dapat

mendukung berlangsungnya diskusi ilmiah, dengan cara meminta pemenang

menyajikan artikelnya. Upaya ini akan mempunyai nilai tambah karena, wawasan

guru akan berkembang, di samping mereka juga akan mendapat kredit untuk

kenaikan jabatan.

7
Keempat, mampu menyajikan model dan metode, baik bagi calon guru maupun

bagi para guru. Model merupakan media yang sangat efektif untuk menanamkan.

keterampilan serta nilai dan sikap, baik bagi anak-anak maupun bagi orang dewasa.

De Porter & Hernacki (1999) juga menyebutkan bahwa model memegang peran

penting dalam pembentukan perilaku dan kepribadian seseorang4. Mengelola

pembelajaran menuntut berbagai keterampilan yang harus ditampilkan guru ketika

mengajar. Namun, sering sekali terjadi guru tidak menguasai keterampilan tersebut

karena ketika berada, di bangku pendidikan guru, mereka tidak mendapat latihan

yang memadai, di samping mungkin tidak pernah menyaksikan pemodelan

keterampilan tersebut. Oleh karena itu, berbagai strategi mengajar yang mampu

membuat siswa belajar aktif dan menumbuhkan dampak pengiring di samping

dampak instruksional perlu dimodelkan oleh dosen, tutor, dan pelatih/penatar. Selain

itu, hubungan kolegial yang akrab, sehat dan saling menghargai akan dapat

dikembangkan oleh guru, jika dosen, tutor, dan penatar mampu memodelkannya.

Penyajian model hendaknya, disertai dengan latihan yang memadai karena

penguasaan keterampilan hanya dapat dilakukan melalui latihan.

Kelima, mendorong guru untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (Action

Research), yang sudah mulai digalakkan oleh lembaga pendidikan guru. Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) tampaknya merupakan sesuatu yang menjanjikan dalam usaha

pemberdayaan guru karena merupakan "self reflective inquiry" yang dilakukan guru

4
DePorter dkk, “Quantum Learning”. (Bandung: Kaifa, 1999)

8
di dalam kelas untuk memperbaiki praktik pembelajaran serta meningkatkan

pemahaman guru terhadap praktik tersebut 5. Berbeda dengan praktik pembelajaran

sehari-hari yang dilakukan guru, PTK mendorong guru mengenal/menyadari masalah

yang dihadapinya, kemudian merencanakan upaya untuk mengatasinya. Upaya

tersebut dilakukan secara eksplisit dan sistematis yang mengacu kepada kaidah-

kaidah penelitian6. Inilah yang mencirikan PTK sebagai "systematic inquiry made

public". Jika PTK diarahkan dan dikerjakan dengan benar, ia akan mampu

mendorong guru terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang dikelolanya, di

samping mampu mendorong guru menempatkan diri sebagai peneliti di kelasnya

sendiri.

Keenam, membenahi program penataran/pelatihan guru dengan cara

memfokuskan pada kebutuhan guru serta menghindari ketumpangtindihan. Untuk

membuat guru mampu menghadapi tantangan abad 21, penataran/pelatihan guru

harus difokuskan pada kebutuhan guru, yang berdasarkan hasil-hasil penelitian dan

pengamatan informal berkisar pada dua aspek yaitu penguasaan materi ajaran dan

mengelola interaksi di dalam kelas. Di samping itu, program penataran/pelatihan juga

harus memberi kesempatan kepada guru untuk berlatih memecahkan

masalah/menanggulangi situasi, yang semuanya ini dapat dikaitkan dengan mengelola

interaksi di dalam kelas. Dalam hal ini, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat

5
Reynols Davis, dkk. “inking School Effectiveness Knowledge and School Improvement Practice:
Towards a Synergy”. VOL.4 NO.1. 2006. Hal 37-58
6
Joni, T. Raka. “Penelitian Tindakan Kelas: Beberapa Permasalahan”. (PCP, PPGSM Ditjen Dikti:
Bogor, 1998)

9
dilatihkan sebagai wahana untuk mengenal masalah serta merencanakan

pemecahannya melalui berbagai langkah. Agar penataran guru tidak tumpang tindih,

berbagai instansi yang menyelenggarakan penataran perlu melakukan koordinasi

sehingga kemubaziran dari segi dana dan daya dapat dihindari.

Ketujuh, Mengetahui perkembangan dunia pendidikan dan mampu bersaing

pada era digitalisasi. Seorang guru professional harus tahu perkembangan zaman

khususnya yang bergerak didunia pendidikan. Diharapkan guru dapat membawa

dampak perubahan kemasa depan, oleh karena keterbaharuan pada dunia pendiikan

diharapkan mampu diciptakan oleh para guru.

B. Implikasi Profesionalitas Guru

Guru yang professional membuat dampak pendidikan Indonesia mengalami

kemajuan, hal ini sangat diharapkan terjadi sebab tonggak keberhasilan bangsa berada

ditangan penerus yang didikannya ditentukan oleh guru. Beberapa implikasi yang

dapat terjadi jika guru memiliki profesionalitas yang tinggi yaitu:

1. Membuat Pendidikan Indonesia kearah yang lebih baik.


2. Menjadikan siswa sepenuhnya cerdas IQ (Intelligence Quotient), EQ

(Emotional Quetient), SQ (Spiritual Quetient), dan TQ (Transendental

Quetient).

3. Pemberi keterampilan yang bermakna disamping teori yang menuntun.

10
4. Pencetak alumni berkualitas sehingga menurunkan angka pengangguran

secara tidak langsung.

5. Meningkatkan eksistensi guru dan semisalnya dan menjadi profesi yang

diperhitungkan.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pembelajaran pada era ini membawa tantangan bagi guru untuk

mengembangkan keprofesionalitas kearah yang lebih baik lagi. Untuk mewujudkan

profil guru yang diinginkan pada abad mendatang, berbagai usaha perlu dilakukan.

Menyimak hasil analisis profil guru pada saat ini, tampaknya ciri-ciri keprofesionalan

guru masih belum banyak terwujud. Oleh karena itu, haruslah dicari upaya yang

mampu mengatasi kelemahan yang terjadi. Beberapa upaya yang mungkin dilakukan

adalah sebagai berikut.

1. Memperbaiki sistem rekrutmen calon guru.

2. Memperbaiki kemampuan minat dan baca calon guru dan guru.

3. Membudayakan diskusi ilmiah bagi para guru dan calon guru.

4. Mampu menyajikan model dan metode, bagi calon guru dan guru.

5. Mendorong guru untuk melakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas).

6. Membenahi program penataran/pelatihan guru.

7. Mengetahui perkembangan dunia pendidikan dan mampu bersaing pada era

digitalisasi

B. Saran

Langkah-langkah pengusahaan guru professional mestinya dilakukan dengan

baik. Hal ini mesti didukung banyak pihak dan ikut terlibat agar mendapat hasil yang

12
maksimal. Negara perlu menaungi dan mefasilitasi guru dan kegiatan guru yang

bertujuan untuk kemajuan, sekolah perlu menjadi tempat belajar dan evaluasi guru

dalam hal mendidik, lingkungan perlu menciptakan masyarakat yang mendukung

agar pendidikan menjadi maju, serta institusi pendidikan/universitas perlu mencetak

calon guru berkualitas sebelum dilepas menjadi seorang penentu masa depan bangsa.

13
DAFTAR PUSTAKA

DePorter dkk. 1999. “Quantum Learning”. (Bandung: Kaifa)

Jiyono. 1992. “Kemampuan/Pemahaman guru tentang ilmu pengetahuan Alam (IPA)

dan saran pelajaran IPA diSekolah Dasar” (Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan)

Joni, T. Raka. 1998. “Penelitian Tindakan Kelas: Beberapa Permasalahan”. (PCP,

PPGSM Ditjen Dikti: Bogor)

Reynols, Davis dkk. 2006. “inking School Effectiveness Knowledge and School

Improvement Practice: Towards a Synergy”. VOL.4 NO.1. Hal 37-58. Diakses

Pada Tanggal 14 Desember 2019.

Wardani, I G. A. K. 1996. “Pemantapan Kemampuan Guru dan Belajar Siswa”.

(Jakarta: Dies Natalis)

Zusmelia dkk. 2017. “Tantangan Profesionalisme Guru Pada Pembelajaran

Matematika Melalui 4C’s Ditinjau Dari Perspektif Sosiologi”. Prosiding Seminar

Nasonal STKIP PGRI Sumatera Barat. Vol 3. No 1. April 2017. Hal 28-45.

Diakses pada tanggal 14 Desember 2019.

14
15

Anda mungkin juga menyukai