MAKALAH
Dosen Pengampuh:
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Profesi Keguruan yang berjudul “Pengembangan Profesionalisme Guru”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat membuat makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penyusun.
i
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan di sekolah
sekaligus memegang tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan sebagai
meningkatkan kinerja guru. Sikap yang baik tercermin dari pribadi yang baik pula,
hal tersebut erat kaitannya dengan kompetensi guru yaitu kompetensi kepribadian.
kinerjanya. Peningkatan kinerja atas dorongan iklim organisasi yang baik diharapkan
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa sajakah tantangan profesionalisme guru.
2
BAB II
Sistem pembelajaran pada era ini membawa tantangan bagi guru untuk
tugas sebagai mengajar dan mendidik ada banyak tantangan profesionalisme yang
harus di penuhi seorang guru yang terbagi menjadi 4 kelompok yakni pedagogik,
oleh guru professional yaitu 1). communication and collaboration, 2). critical thinking
1
Zusmelia dkk, “Tantangan Profesionalisme Guru Pada Pembelajaran Matematika Melalui 4C’s
Ditinjau Dari Perspektif Sosiologi”. Prosiding Seminar Nasonal STKIP PGRI Sumatera Barat. Vol 3. No 1.
April 2017. Hal 28-45.
3
d. Keterampilan dalam penggunaan media teknologi dengan mengetahui secara
mempengaruhi, memotivasi).
a. Keterampilan bekerja secara efektif dan penuh respek dengan berbagai tim.
b. Memecahkan masalah berbagai masalah yang belum kenal baik secara biasa
maupun secara inovatif serta mengajukan pertanyaan penting yang bisa digunakan
4
c. Keterampilan berfikir sistematik yang mencakup keterampilan menganalisis
bagaimana bagian-bagian dari satu kesatuan utuh yang saling berinteraksi untuk
klaim, bukti dan keyakinan, 2). Keterampilan menghasilkan sudut pandang lain yang
utama, 3). Mensintesis dan membuat keterkaitan antar informasi dan argumen, 4).
a. Keterampilan bekerja secara kreatif dengan mencakup beberapa hal yaitu: 1).
secara efektif kepada orang lain, 2). Keterampilan untuk menunjukan keaslian
karyanya dalam pekerjaan, dan memahami tantangan pihak lain 3). Keterampilan
memandang kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan menyadari bahwa daya
cipta dan inovasi menuntut kesabaran dan ketekunan, 4). Keterampilan untuk
menganalisi dan menilai ide awal untuk menghasilkan ide baru yang lebih baik,
5
Untuk mewujudkan profil guru yang diinginkan pada abad mendatang, berbagai
usaha perlu dilakukan. Menyimak hasil analisis profil guru pada saat ini2, tampaknya
penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru masih belum sesuai dengan harapan, baik
Oleh karena itu, haruslah dicari upaya yang mampu mengatasi kelemahan yang
calon guru yang memang benar-benar berminat dan mampu menjadi guru. Dalam hal
ini, ujian masuk perguruan tinggi negeri (UMPTN) khusus untuk calon mahasiswa
yang ingin menjadi guru harus disertai dengan tes minat dan penampilan. Di samping
itu, asal daerah calon guru juga harus dijadikan salah satu pertimbangan dalam
Kedua, meningkatkan kemampuan dan minat membaca guru dan calon guru,
dapat dilakukan dengan memberi tugas-tugas membaca yang disertai tagihan yang
2
Wardani, I G. A. K, “Pemantapan Kemampuan Guru dan Belajar Siswa”. (Jakarta: Dies Natalis
UT,1996)
3
Jiyono, “Kemampuan/Pemahaman guru tentang ilmu pengetahuan Alam (IPA) dan saran pelajaran
IPA diSekolah Dasar” (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan,
1992)
6
jelas bagi calon guru dan para guru yang sedang mengikuti pelatihan. Di samping itu,
mutakhir dan menarik, serta perlombaan menulis bagi para guru perlu digalakkan
sehingga guru tertarik untuk membaca. Pengumpulan buku bekas dari para dermawan
dapat dilakukan untuk mengisi perpustakaan. Jika minat membaca guru sudah
Ketiga, membudayakan diskusi ilmiah bagi para guru dan calon guru. Para calon
topik yang menarik perhatiannya, terutarna topik-topik yang paling mutakhir yang
berkaitan dengan mata kuliah tertentu. Para guru dapat didorong metakukan diskusi
ilmiah secara berkala pula, misalnya setiap bulan atau menjelang peristiwa tertentu
seperti Hari Pendidikan Nasional, Hari Kemerdekaan, Sumpah Pemuda, dan Hari
Anak-anak. Topik diskusi dapat dikaitkan dengan peristiwa yang sedang berlangsung
dalam melaksanakan tugasnya. Dalam kaitan ini, lomba menulis artikel dapat
menyajikan artikelnya. Upaya ini akan mempunyai nilai tambah karena, wawasan
guru akan berkembang, di samping mereka juga akan mendapat kredit untuk
kenaikan jabatan.
7
Keempat, mampu menyajikan model dan metode, baik bagi calon guru maupun
bagi para guru. Model merupakan media yang sangat efektif untuk menanamkan.
keterampilan serta nilai dan sikap, baik bagi anak-anak maupun bagi orang dewasa.
De Porter & Hernacki (1999) juga menyebutkan bahwa model memegang peran
mengajar. Namun, sering sekali terjadi guru tidak menguasai keterampilan tersebut
karena ketika berada, di bangku pendidikan guru, mereka tidak mendapat latihan
keterampilan tersebut. Oleh karena itu, berbagai strategi mengajar yang mampu
dampak instruksional perlu dimodelkan oleh dosen, tutor, dan pelatih/penatar. Selain
itu, hubungan kolegial yang akrab, sehat dan saling menghargai akan dapat
dikembangkan oleh guru, jika dosen, tutor, dan penatar mampu memodelkannya.
Research), yang sudah mulai digalakkan oleh lembaga pendidikan guru. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) tampaknya merupakan sesuatu yang menjanjikan dalam usaha
pemberdayaan guru karena merupakan "self reflective inquiry" yang dilakukan guru
4
DePorter dkk, “Quantum Learning”. (Bandung: Kaifa, 1999)
8
di dalam kelas untuk memperbaiki praktik pembelajaran serta meningkatkan
tersebut dilakukan secara eksplisit dan sistematis yang mengacu kepada kaidah-
kaidah penelitian6. Inilah yang mencirikan PTK sebagai "systematic inquiry made
public". Jika PTK diarahkan dan dikerjakan dengan benar, ia akan mampu
sendiri.
harus difokuskan pada kebutuhan guru, yang berdasarkan hasil-hasil penelitian dan
pengamatan informal berkisar pada dua aspek yaitu penguasaan materi ajaran dan
interaksi di dalam kelas. Dalam hal ini, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat
5
Reynols Davis, dkk. “inking School Effectiveness Knowledge and School Improvement Practice:
Towards a Synergy”. VOL.4 NO.1. 2006. Hal 37-58
6
Joni, T. Raka. “Penelitian Tindakan Kelas: Beberapa Permasalahan”. (PCP, PPGSM Ditjen Dikti:
Bogor, 1998)
9
dilatihkan sebagai wahana untuk mengenal masalah serta merencanakan
pemecahannya melalui berbagai langkah. Agar penataran guru tidak tumpang tindih,
pada era digitalisasi. Seorang guru professional harus tahu perkembangan zaman
dampak perubahan kemasa depan, oleh karena keterbaharuan pada dunia pendiikan
kemajuan, hal ini sangat diharapkan terjadi sebab tonggak keberhasilan bangsa berada
ditangan penerus yang didikannya ditentukan oleh guru. Beberapa implikasi yang
Quetient).
10
4. Pencetak alumni berkualitas sehingga menurunkan angka pengangguran
diperhitungkan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pembelajaran pada era ini membawa tantangan bagi guru untuk
profil guru yang diinginkan pada abad mendatang, berbagai usaha perlu dilakukan.
Menyimak hasil analisis profil guru pada saat ini, tampaknya ciri-ciri keprofesionalan
guru masih belum banyak terwujud. Oleh karena itu, haruslah dicari upaya yang
mampu mengatasi kelemahan yang terjadi. Beberapa upaya yang mungkin dilakukan
4. Mampu menyajikan model dan metode, bagi calon guru dan guru.
digitalisasi
B. Saran
baik. Hal ini mesti didukung banyak pihak dan ikut terlibat agar mendapat hasil yang
12
maksimal. Negara perlu menaungi dan mefasilitasi guru dan kegiatan guru yang
bertujuan untuk kemajuan, sekolah perlu menjadi tempat belajar dan evaluasi guru
calon guru berkualitas sebelum dilepas menjadi seorang penentu masa depan bangsa.
13
DAFTAR PUSTAKA
dan saran pelajaran IPA diSekolah Dasar” (Jakarta: Badan Penelitian dan
Reynols, Davis dkk. 2006. “inking School Effectiveness Knowledge and School
Nasonal STKIP PGRI Sumatera Barat. Vol 3. No 1. April 2017. Hal 28-45.
14
15