Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGUATAN PENGALAMAN PROFESIOAL

KEPENDIDIKAN P3K UPI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG SEMESTER GENAP


TAHUN 2022/2023

Oleh:

Imey Indayanti Ensar

2000472

Program Studi Pendidikan Ekonomi

DIVISI PENDIDIKAN PROFESI GURU DAN JASA KEPROFESIAN (P2GJK)


DIREKTORAT PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR

PROGRAM PENGUATAN PENGALAM PROFESIONAL KEPENDIDIKAN (P3K UPI)


DI SMA NEGERI 7 BANDUNG SEMESTER GENAP TAHUN 2022/2023

Menyetujui:

Bandung, 31 Mei 2023

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Guru Pamong

Dr. Hj. Sumartini, MP. Debby Raeni Aprilian, S.Pd., M.M


NIP:195908301986012001 NIP: 19750412 200801 2 007
BAB I

PENDAHULUAN

A. Implementasi Tugas Harian, Tugas Tambahan, dan tugas Utama Pembelajaran


1. Implementasi Tugas Harian
a. Praktik Mengajar
Selama hampir 4 bulan melakukan program P3K di SMA Negeri 7
Bandung saya bertanggung jawab untuk melakukan praktik mengajar di kelas
X-D dan XI MIPA 2. Jam pelajaran pada kelas X-D dan XI MIPA 2 adalah 2JP
dan 3JP sehingga total nya 5 JP/ minggu. Jadwal mata pelajaran ekonomi di
kelas X-D adalah hari senin jam pelajaran ke 3 dan 4. Sedangkan untuk XI
MIPA 2 adalah hari rabu jam pelajaran ke 8, 9, dan 10. Materi yang dipelajari
oleh kelas X-D berdasarkan kurikulum merdeka adalah Bank Sentral, Bank
Umum, Alat Pembayaran, Sistem Pembayaran, Lembaga Keuangan Bank,
Industri Keuangan Non Bank, OJK, dan Pasar Modal. Untuk kelas XI MIPA 2
yang masih menggunakan kurikulum 13 materi pokok yang dipelajarinya adalah
APBN & APBD, Perpajakan, Kerjasama Internasional, dan Perdagangan
Internasional.
Praktik mengajar yang saya lakukan mengacu pada 8 kompetensi guru.
Dimana diawal pembelajaran saya membuka pembelajaran dengan memimpin
doa sebelum belajar, mengecek kehadiran siswa, apersepsi atau mengaitkan
materi yang hendak diperlajari dengan materi sebelumnya, menyampaikan
tujuan pembelajaran, dan memberikan motivasi kepada siswa. Kemudian saya
menjelaskan materi kepada siswa, memberikan pertanyaan, mengevaluasi, dan
melakukan kegiatan menutup pembelajaran dengan menyampaikan kesimpulan
dan memberikan intruksi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Sebelum melaksanakan praktik mengajar, saya membuat rancangan
pelaksanaan pembelajaran untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran
dikelas. Setiap rancangan pelaksanaan pembelajaran dirancang berbeda
disesuaikan dengan materi nya. Rancangan pelaksanaan pembelajaran kelas X
atau istilah dalam kurikulum merdeka adalah modul ajar. Modul ajar kelas X
yang memuat tujuan, indicator, model pembelajaran, metode pembelajaran, dan
bahan ajar. Model dan metode pembelajaran yang saya gunakan untuk
melaksanakan pembelajaran dibuat sangat menarik agar siswa senang saat
melaksanakan pembelajaran tetapi tujuan pembelajaran masih dapat tercapai.
Metode pembelajaran yang saya gunakan biasanya berbasis games agar siswa
merasakan suasana belajar sambil bermain. Setiap pertemuan karena materinya
berbeda maka, metode ajar nya pun berbeda sehingga siswa tidak bosan.
Pada pertemuan materi bank sentral dan bank umum metode yang saya
gunakan adalah bermain peran/ role playing. Siswa harus memerankan pekerja-
pekerja yang ada di bank seperti teller, customer service, satpam, customer, dan
lain-lain. Pertunjukan bermain peran dilakukan secara berkelompok. Sebelum
memerankan tugas-tugas dari bank, siswa diharuskan untuk membuat naskah
cerita terlebih dahulu. Di dalam naskah cerita tersebut memuat pembagian
peran, alur cerita yang harus menggambarkan fungsi bank yaitu menghimpun
dana dan menyalurkan kredit, property apa saja yang hendak digunakan,dan
dialog untuk setiap peran. Setelah itu, siswa diberikan waktu untuk berlatih
mendalami peran dan menghafalkan dialog. Urutan penampilan kelompok
dilakukan secara acak. Penampilan-penampilan bermain peran kelompok harus
dilakukan sesuai naskah yang telah dibuat sebelumnya. Dalam penampilan nya
masing-masing kelompok menggambarkan fungsi bank seperti menghimpun
dana dimana dalam cerita nya terdapat customer yang hendak menabung.
Kemudian menggambarkan fungsi bank yang lain yaitu menyalurkan kredit
dimana terdapat customer bank yang hendak melakukan pinjaman untuk
berbisnis. Dari penampilan bermain peran tersebut siswa menjadi paham akan
konsep dari fungsi bank karena selain tau akan teori tetapi mereka juga
mempraktikkan fungsi bank tersebut.
Pertemuan selanjutnya adalah materi system pembelajaran dan alat
pembelajaran. Pertemuan ini dibagi menjadi 2 pertemuan. Pertemuan pertama
mempelajari system pembelajaran. Pertemuan ini dilakukan secara daring
karena kelas XII sedang melaksanakan ujian sekolah. Model dan metode yang
saya gunakan pada pertemuan ini adalah Coopertive learning dan kelompok.
Keterbatasan saat pembelajaran adalah tidak semua siswa memiliki material
yang sama dalam hal kuota internet. Oleh karena itu, tidak disarakan untuk
melakukan pertemuan tatap maya menggunakan aplikasi zoom secara full.
Maka, saya hanya memberikan tugas kepada siswa untuk membuat infografis
tentang system pembayaran secara berkelompok. Agar siswa mencari tahu
sendiri mengenai konsep system pembelajaran kemudian mendiskusikan konsep
tersebut dengan kelompoknya. Hasil diskusi tersebut disajikan dalam bentuk
infografis untuk meningkat kreativitas siswa.
Materi selanjutnya adalah alat pembayaran. Pertemuan ini dilakukan
secara luring. Sehingga bisa lebih banyak interaksi dengan siswa. Berbeda
dengan pertemuan sebelumnya yang mengharuskan siswa untuk berkelompok,
pada pertemuan ini dilakukan secara individu. Metode yang digunakan adalah
make a macth. Pelaksanaan metode ini adalah guru menjelaskan terlebih dahulu
mengenai konsep alat pembayaran. Setelah siswa paham tentang materi tersebut
guru menguji nya dengan cara siswa mengambil satu kertas soal dan siswa lain
nya mengambil satu kertas jawaban. Kemudian, siswa tersebut harus mencari
pasangan yang cocok antara kertas soal dan kertas jawaban. Waktu pencarian
kertas soal dan jawaban hanya 15 menit sehingga siswa harus bergerak cepat.
Siswa paling cepat yang mendapatkan pasangan kartu soal dan jawaban akan
menempati posisi pertama begitupun seterusnya sampai posisi terakhir. Setelah
itu, setiap pasangan membacakan soal dan jawaban nya untuk dikoreksi
bersama-sama. Jika jawaban nya benar siswa tersebut akan mendapatkan nilai
dan jika jawaban nya kurang tepat guru akan meluruskan jawaban tersebut.
Pertemuan selanjutnya membahas materi lembaga keuangan bank.
Pertemuan ini menggunakan metode ceramah dan snowball. Kegiatan pertama
pada pertemuan ini saya menjelaskan materi lembaga keuangan bank
menggunakan bahan ajar berupa power point interaktif. Setelah siswa paham
mengenai konsep lembaga keuangan bank untuk menguji pemahaman siswa
saya menggunakan metode snowball. Metode ini dilakukan dengan cara siswa
membuat soal tentang lembaga keuangan bank dalam kertas selembar. Lalu
kertas soal dibentuk seperti bola salju. Kemudian, siswa berdiri saling
membelakangi dan melemparkan bola tersebut ke arah yang berlawanan.
Setelah itu, siswa harus mengambil bola salju yang berisikan soal dan
menjawab soal tersebut. Kertas jawaban siswa dikumpulkan dan koreksi
bersama-sama. Dalam metode ini siswa di uji kognitif dan berpikir kritis. Untuk
membuat soal siswa harus memiliki daya berpikir kritis dan saat menjawab soal
siswa harus memiliki kemampuan kognitif yang baik.
Selanjutnya adalah pertemuan yang membahas materi IKNB atau Industri
Keuangan Non-Bank. Pertemuan ini menggunakan model TGT atau Team
Games Tournament. Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
merupakan model pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-
kelompok kecil dalam kelas yang terdiri tiga sampai lima siswa yang heterogen.
Adapun langkah-langkah dari model ini adalah guru menjelaskan terlebih
dahulu materi industri keuangan non bank sampai siswa paham dengan
konsepnya. Kemudian guru membentuk kelompok masing-masing anggota nya
adalah 6 orang. Setelah masing-masing kelompok berkumpul, guru menyiapkan
games berupa soal latihan yang ditutupi oleh kertas kemudian ditempel di papan
tulis. Lalu, setiap kelompok berbaris didepan soal tersebut, setiap soal harus di
isi secara berurutan oleh anggota kelompok. Games ini dilakukan secara cepat
dan tepat. Kelompok yang paling cepat mengerjakan soal dan jawaban nya
benar akan diberikan hadiah dan nilai lebih. Pembelajaran menggunakan TGT
ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, daya juang,
daya saing, dan kerjasama antar siswa.
Untuk pertemuan pada kelas XI saya membuat rancangan pelaksanaan
pembelajaran hanya pada materi kerjasama internasional dan perdagangan
internasional karena pertemuan sebelumnya dilakukan oleh guru ekonomi lain.
Pada pertemuan kerjasama internasional model pembelajaran yang digunakan
adalah cooperative learning. Siswa melakukan pembelajaran secara
berkelompok untuk membuat infografis mengenai lembaga-lembaga kerjasama
internasional. Kemudian infografis tersebut dipresentasikan oleh setiap
kelompok. Selanjutnya adalah pertemuan materi perdagangan internasional
yang dibagi menjadi 2 pertemuan. Pertemuan pertama siswa mempelajari
pengertian, manfaat, tujuan, dan teori perdagangan internasional. Metode yang
digunakan adalah metode ceramah. Saya menjelaskan terlebih dahulu mengenai
konsep perdagangan internasional sampai siswa paham. Kemudian siswa di uji
pemahaman nya dengan mengerjakan soal teka teki silang. Pengerjaan teka teki
silang dilakukan dengan teman sebangku. Siswa yang berhasil mengerjakan
paling cepat dan benar akan diberikan reward. Pada pertemuan berikutnya,
materi yang dipelajari adalah tentang kebijakan perdagangan internasional, alat
pembayaran, dan kurs valuta asing. Model pembelajaran yang digunakan adalah
Team Games Tournament. Langkah-langkah dari model ini adalah guru
menjelaskan terlebih dahulu materi perdagangan internasional sampai siswa
paham dengan konsepnya. Kemudian guru membentuk kelompok masing-
masing anggota nya adalah 6 orang. Setelah masing-masing kelompok
berkumpul, guru menyiapkan games berupa soal latihan yang ditutupi oleh
kertas kemudian ditempel di papan tulis. Lalu, setiap kelompok berbaris
didepan soal tersebut, setiap soal harus di isi secara berurutan oleh anggota
kelompok. Games ini dilakukan secara cepat dan tepat. Kelompok yang paling
cepat mengerjakan soal dan jawaban nya benar akan diberikan hadiah dan nilai
lebih. Pembelajaran menggunakan TGT ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif siswa, daya juang, daya saing, dan kerjasama antar siswa.
Penyajian bahan ajar berupa power point interaktif dan video
pembelajaran. Power point dibuat interaktif agar siswa senang dan semangat
saat melakukan kegiatan pembelajaran. Selain itu, memudahkan siswa yang
memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Bahasa yang digunakan pada power
point bahan ajar saya juga sudah disesuaikan dengan kemampuan bahasa siswa
SMA sehingga lebih mudah dipahami.

b. Piket KBM
Piket KBM dilakukan 1 minggu 1 kali pada hari jumat. Kegiatan piket
KBM ini adalah berkeliling ke setiap kelas untuk mengecek kehadiran guru dan
siswa. Pengecekan kehadiran guru dilakukan setiap pergantian jam pelajaran.
Selain itu, tugas saat melaksanakan piket KBM menjadi resepsionis sekolah
yaitu menerima tamu yang hendak bertemu dengan guru atau tenaga pendidik di
sekolah. Memberikan informasi kehadiran guru atau tenaga pendidik ketika ada
tamu dari luar bertanya. Mencatat siswa yang telat masuk sekolah, memberikan
siswa surat izin masuk/keluar, merazia tas siswa, menyambut siswa sebelum bel
masuk berbunyi, dan mencatat barang yang dititipkan di ruang piket.

c. Piket Perpustakaan
Piket perpustakaan dilakukan 1 minggu 1 kali dengan durasi waktu 2 jam.
Kegiatan yang dilakukan saat piket perpustakaan adalah merapihkan buku-buku
sesuai dengan kode buku, membersihkan perpustakaan dan buku yang sudah
berdebu, menyampuli buku baru, dan merekap data siswa yang memimjam
buku.

d. Piket BK
Partisipasi saya juga diimplementasikan dalam bentuk kegiatan piket
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan hari Kamis sesuai jadwal. Kegiatan
piket BK diantaranya membantu pekerjaan guru BK, mendata serta memanggil
peserta didik yang bermasalah. Selama melaksanakan piket bimbingan dan
konseling tidak ada masalah yang berarti bagi saya.

e. Piket Ekstrakurikuler
Piket ekstrakurikuler dilakukan setiap 1 minggu 1 kali. Ekstrakurikuler
yang saya ikuti adalah KAMUS. KAMUS merupakan ekstrakurikuler dibidang
keagamaan. Kegiatan yang dilakukan kamus diantaranya mengadakan sholat
dhuha bersama, memimpin mengaji saat pembiasaan, menjadi panitia perayaan
hari besar islam, berdiskusi tentang agama, mengaji bersama, dan melakukan
kegiatan berbagi. Selain itu, KAMUS memiliki social media untuk melakukan
kegiatan dakwah online.
f. Tugas Pembiasaan
Pembiasaan dilakukan pada pagi hari oleh setiap kelas dengan membaca
Al-Qur’an, doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan literasi dengan
membaca buku yang dipimpin oleh guru atau siswa. Adapun tugas mahasiswa
P3K adalah memantau dan mendampingi kelas-kelas untuk mengikuti jalannya
pembiasaan tersebut.

2. Implementasi Tugas Tambahan


Selain tugas harian, mahasiswa P3K Pendidikan Ekonomi di SMAN 7 Bandung
juga mendapatkan tugas tambahan sebagai berikut:
1. Berkoordinasi dengan guru pamong mengenai rencana pembelajaran yang
akan dilakukan.
2. Melakukan bimbingan dengan guru pamong secara berkala.
3. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
4. Mendampingi siswa dalam kegiatan projek P5.
5. Melakukan input penilaian.
6. Membantu kegiatan sekolah.
7. Mengawasi Ujian.
8. Dan kegiatan-kegiatan lainnya yang situasional sesuai instruksi dari sekolah

3. Implementasi Tugas Utama Pembelajaran


Pada implementasi tugas utama pembelajaran kelas X, pembelajaran dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan student centered atau pembelajaran berpusat pada
siswa. Materi yang dipelajari oleh peserta didik untuk mata pelajaran IPS secara
terintergrasi adalah Bank Sentral, Sistem Pembayaran, Alat Pembayaran, dan badan
usaha. Khusus untuk materi bank sentral siswa melakukan projek bermain berperan
dimana siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan harus menyiapkan dialog
beserta properti yang berkaitan dengan materi tersebut. Sedangkan implementasi
tugas utama pembelajaran pada kelas XI, pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan student centered atau pembelajaran berpusat pada siswa.
Materi yang dipelajari oleh peserta didik adalah ekonomi dengan materi APBN dan
APBD, Pajak, Kerjasama Internasional dan Perdagangan Internasional.

B. Strategi Implementasi Pelaksanaan Tugas


Sebelum mahasiswa melakukan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di kelas,
mahasiswa melakukan pertemuan bersama dengan guru pamong membahas rencana
pembelajaran yang akan dilakukan. Pada bimbingan tersebut, mahasiswa diajarkan
bagaimana cara untuk menyusun alokasi waktu pertemuan berdasarkan kalender
pendidikan, Tujuan Pembelajaran (TP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Kriteria
Ketuntasan Tujuan Pembelajaran (KKTP), Program Tahunan, dan Program Semester,
Modul Ajar, dan Indikator Penilaian. Selain itu, bimbingan juga diisi oleh materi tentang
aspek penting yang dinilai dalam pembelajaran siswa yang didasarkan pada Profil Pelajar
Pancasila. Setelah mendapatkan pengarahan dan bimbingan, mahasiswa membuat alokasi
waktu, TP, ATP, KKTP, Prota, Prosem, Modul Ajar, dan Indikator Penilaian untuk kelas
X serta suplemen pembelajaran lainnya seperti LKPD dan bahan ajar yang dapat
mendukung pembelajaran pada setiap pertemuannya. Setelah selesai membuat Modul
Ajar beserta perangkat pembelajarannya, mahasiswa mengirimkan file tersebut kepada
guru pamong. Mahasiswa dan guru pamong sama-sama membahas dan berdiskusi
tentang adminstrasi dan perencanaan yang telah dibuat, kemudian mahasiswa
memperbaiki dan menambahkan hal-hal yang masih kurang. Selanjutnya mahasiswa
melaksanakan KBM dengan alur dan perencanaan yang telah dibuat. Evaluasi
pembelajaran dilakukan menggunakan penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian
formatif dilakukan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi berupa check list dan catatan anekdotal. Penilaian sumatif dilakukan di
akhir ketika pembelajaran telah selesai. Penilaian sumatif berupa Penilaian Akhir
Semester. Setelah KBM selesai, mahasiswa melakukan refleksi dan evaluasi untuk
membahas hal yang masih kurang dalam pembelajaran sebagai bahan perbaikan untuk
pertemuan selanjutnya. Selain KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), mahasiswa melakukan
kegiatan lain seperti piket KBM, piket perpustakaan, serta piket ekstrakurikuler yang
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Kegiatan piket
diantaranya:
1) Berjaga di lobi sekolah.
2) Mengecek kehadiran guru dan siswa dengan memasuki setiap kelas dan merekap
presensi dan keterangan siswa yang tidak hadir.
3) Menjaga perpustakaan.

C. Capaian keberhasilan/Indikator Keberhasilan


Indikator keberhasilan dalam KBM disesuaikan dengan format penilaian yang
dilakukan oleh guru pamong dan minimal terdapat 16x pertemuan disertai RPP/Modul
Ajar beserta perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan kelas pada
setiap pertemuannya. Indikator keberhasilan dalam kegiatan tambahan, yaitu piket KBM,
piket perpustakaan, dan piket ekstrakurikuler adalah mahasiswa terlibat baik dalam
persiapan maupun pelaksanaan kegiatan.
BAB II

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

A. Permasalahan dalam Pelaksanaan Tugas Harian


1. Implementasi Tugas Harian
a. Praktik Mengajar
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting bagi guru dalam proses belajar mengajar, dengan adanya RPP
maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran akan lebih terarah dan jelas. Selain
itu dengan adanya RPP maka akan lebih mempermudah guru untuk
melakukan proses kegiatan pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan KI,
KD dan tujuan pembelajaran. Dalam pelaksanaannya di lapangan selama
praktikan menyusun RPP terdapat beberapa permasalahan, faktor penyebab
permasalahan tersebut diantaranya adalah:
 Kesulitan dalam susunan RPP disebabkan karena adanya perbedaan
antara teori yang didapatkan di perkuliahan dengan susunan RPP
yang diterapkan di tempat praktik. Selain itu banyaknya referensi
mengenai susunan RPP juga menyebabkan praktikan cukup
kebingungan dalam menentukan susunan RPP yang ideal.
 Kesulitan dalam pembagian materi dan alokasi waktu pada RPP
dikarenakan praktikan belum mampu memperkirakan alokasi waktu
yang tepat dalam membawakan materi di kelas. Hal ini juga
disebabkan oleh keadaan peserta didik serta terdapatnya hari libur
karena terdapat kegiatan sekolah.
 Kesulitan dalam menentukan metode, model, serta media yang
digunakan. Hal ini disebabkan oleh praktikan belum memiliki
wawasan dan pengetahuan yang lebih untuk dijadikan referensi dalam
menentukan metode, model dan media yang sesuai dan tepat dengan
kondisi peserta didik dan karakteristik materi pembelajaran yang
hendak disampaikan.
 Kesulitan dalam hal menilai apektif dan psikomotor peserta didik
disebabkan oleh kurangnya pengalaman praktikan mengenai hal
tersebut. Dalam ranah apektif, praktikan dituntut untuk mengenal
setiap kebiasaan/sikap masing-masing peserta didik lewat metode
observasi. Padahal banyaknya materi pembelajaran menyebabkan hal
tersebut tidak dapat terpenuhi. Selain itu aspek psikomotor biasanya
dapat tercapai melalui pembuatan produk, projek, atau suatu karya
peserta didik. Sementara itu hal tersebut membutuhkan dana serta
waktu yang cukup banyak.
 Kesulitan dalam menyusun teknik evaluasi yang tepat disebabkan
karena tidak setiap materi pembelajaran ekonomi menuntut ranah
apektif, kognitif dan psikomotor secara sekaligus. Terkadang dalam
beberapa materi, aspek kognitif lebih ditonjolkan daripada apektif dan
psikomotor.

Adapun beberapa masalah dalam proses penampilan di kelas adalah


sebagai berikut:

 Kurangnya keterampilan dan pengalaman praktikan dalam hal


menguasai kelas. Hal ini terjadi juga karena faktor eksternal, seperti
misalnya keadaan peserta didik yang terkadang susah di atur saat
pembelajaran berlangsung.
 Kurangnya perhatian dan minat peserta didik dalam belajar juga
disebabkan oleh kurangnya pengalaman praktikan.
 Saat suasana kelas sudah menjadi kurang kondusif, volum suara
praktikan dalam menyampaikan materi menjadi terkendala. Hal ini
terjadi karena banyaknya peserta didik yang mengobrol saat
pembelajaran berlangsung. Sementara itu tidak kondusifnya suatu
kelas disebabkan karena sudah tidak fokusnya peserta didik terhadap
materi yang disampaikan.
 Pada beberapa situasi dan kondisi, suasana kelas menjadi terganggu
akibat berbagai hal yang dilakukan oleh peserta didik seperti
mengobrol, main HP, dan tidur. Hal tersebut terjadi karena misalnya
jam pelajaran berlangsung pada jam terakhir yang membuat peserta
didik menjadi tidak fokus karena ingin pulang.
 Komunikasi yang baik antara praktikan dan peserta didik menjadi
penting untuk dilakukan. Namun pada beberapa peserta didik,
komunikasi tersebut tidak berjalan dengan baik. Hal tersebut karena
kurangnya waktu serta banyaknya peserta didik.
 Banyaknya materi pembelajaran menjadi faktor utama tidak
tersampaikannya seluruh materi yang telah direncanakan di dalam
RPP.
 Kenyamanan ruangan kelas untuk belajar terkadang kurang baik, hal
tersebut terjadi karena beberapa hal seperti peserta didik yang buang
sampah sembarangan serta kurang memadainya fasilitas dan sarana
prasarana kelas.
 Beberapa peserta didik yang membutuhkan perlakuan khusus
disebabkan kemungkinan besar oleh faktor internal dari peserta didik

b. Piket KBM
Kesulitan yang dihadapi praktikan saat kegiatan piket KBM diantaranya
adalah sebagai berikut:
 Ketika pertama kali melakukan piket, tidak adanya pengarahan dari
sekolah mengenai apa saja yang harus dilakukan.
 Banyaknya peserta didik yang kesiangan pada saat jam pertama
berlangsung, sehingga menyulitkan praktikan untuk memberi surat
izin mengikuti pelajaran serta merekapnya.
 Banyak nya tamu yang datang secara bersamaan terkadang membuat
kewalahan.
 Pada saat-saat tertentu praktikan terkadang terlambat untuk
melaksanakan piket KBM yang dimulai pada pukul 06.30 WIB.
 Banyak nya siswa yang mencoba kabur sehingga harus selalu
memperhatikan gerbang sekolah untuk memastikan siswa tidak kabur
dari sekolah.

c. Piket Perpustakaan
Partisipasi saya juga diimplementasikan dalam bentuk kegiatan piket
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan hari selasa sesuai jadwal.
Kegiatan piket BK diantaranya. menyusun buku sesuai kode buku,
membersihkan dan merapihkan buku-buku, merekap data siswa yang
meminjam buku. Selama melaksanakan piket bimbingan dan konseling tidak
ada masalah yang berarti bagi saya.

d. Piket BK
Partisipasi saya juga diimplementasikan dalam bentuk kegiatan piket
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan hari Kamis sesuai jadwal.
Kegiatan piket BK diantaranya membantu pekerjaan guru BK, mendata serta
memanggil peserta didik yang bermasalah. Selama melaksanakan piket
bimbingan dan konseling tidak ada masalah yang berarti bagi saya.

e. Piket Ekstrakurikuler
Permasalahan pada piket ekstrakurikuler KAMUS adalah rendahnya
partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Maka dari itu,
seringkali kegiatan ekstrakurikuler hanya dilaksanakan oleh beberapa siswa
saja. Kemudian permasalahan lain dari ekstrakurikuler yang saya ikuti adalah
kurangnya kebersamaan dari anggota ekstrakurikuler tersebut. Selain itu,
kurang berkembangnya social media KAMUS sehingga perlu dikembangkan.

f. Tugas Pembiasaan
Permasalahan pada tugas pembiasaan yang dilakukan sebelum
pembelajaran di mulai adalah banyak siswa yang tidak mengikuti
pembiasaan dengan serius. Banyak siswa yang memilih bermain HP dan
mengobrol dibandingkan dengan membaca alquran dan kegiatan literasi.

B. Permasalahan dalam Pelaksanaan Tugas Tambahan


Dengan sibuk nya kegiatan guru pamong dan dosen pembimbing sehingga saya
tidak dapat melakukan bimbingan secara berkala mengenai kegiatan pembelajaran. Tetapi
bimbingan tersebut masih tetap dilakukan di waktu tertentu. Kemudian kurang nya
komunikasi antara sekolah dengan peserta P3K membuat intruksi mengerjakan tugas lain
nya menjadi kurang jelas. Kegiatan membimbing P5 dilaksanakan pada hari jumat,
jadwal tersebut bentrok dengan piket KBM. Sehingga saya tidak bisa ikut mendampingi
kegiatan P5.

C. Permasalahan dalam Pelaksanaan Tugas Utama


Permasalahan dalam pelaksanaan tugas utama yaitu mengajar adalah menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaraan. Seringkali mengalami kebingungan dalam
menentukan model dan metode apa yang akan digunakan saat mengajar. Kemudian,
terdapat beberapa siswa yang bolos pada jam pelajaran ekonomi. Selain itu, suasana
pembelajaran yang tidak kondusif karena mendekati jam pulang membuat beberapa
materi tidak tersampaikan dengan optimal.
BAB III

STRATEGI PENYELESAIAN PERMASALAHAN

Strategi dan penyeleaian masalah yan telah dipaparkan di bab sebelumnya adalah dengan
bimbingan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi praktikan berkaitan dengan
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sangatlah penting. Masukan dan saran
sangat membantu praktikan dalam mencari solusi dari permasalahan tersebut. Pada akhirnya,
praktikan dapat menyusun perangkat pembelajaran menjadi lebih baik. Upaya-upaya yang
dilakukan oleh praktikan dalam menanggulangi permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan
perangkat pembelajaran diantaranya adalah:

1. Praktikan melakukan bimbingan dengan guru pamong terkait penyusunan dan lain-lain.
2. Memaksimalkan kesempatan bimbingan dan konsultasi dengan dosen pembimbing dan
guru pamong untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemui saat proses belajar
mengajar berlangsung.
3. Menyesuaikan dan mengaplikasikan bentuk rencana pengajaran yang diterima di bangku
kuliah dengan kondisi sebenarnya yang ada di sekolah sehingga tercapainya proses
pembelajaran yang baik di dalam kelas.
4. Mempelajari silabus untuk mengetahui kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator serta
tujuan pembelajaran yang sangat berpengaruh terhadap arah penyusunan RPP.
5. Menyusun RPP jauh-jauh hari sebelum melaksanakan pembelajaran, sehingga ada revisi
dan masukan-masukan untuk kegiatan pembelajaran.
6. Bertukar pendapat dengan rekan P3K lain, terutama yang materinya sama, mengenai
penerapan metode dan model pembelajaran.
7. Mempelajari referensi, buku-buku, modul, kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka untuk
menambah ide dan pengetahuan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Dalam proses penampilan di kelas, praktikan banyak dibantu oleh guru pamong. Guru
pamong kerap memberikan evaluasi mengenai penampilan praktikan selama di kelas. Selain itu,
guru pamong juga memberikan pendapat, kritik, dan saran dalam kegiatan mengajar, sehingga
praktikan dapat mengetahui kekurangan selama proses penampilan dan memperbaikinya agar
bisa tampil lebih baik lagi pada pertemuan berikutnya. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh
praktikan dalam menanggulangi permasalahan yang dihadapi dalam proses penampilan
mengajar, diantaranya adalah:

1. Dalam penampilan pertama sebisa mungkin praktikan memberikan kesan awal yang baik.
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh peserta didik, tenang,
mengatur ritme serta intonasi ketika sedang menyampaikan materi.
3. Selalu mempersiapkan diri secara maksimal baik dalam mental, penguasaan materi,
metode, maupun pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada
peserta didik.
4. Menggunakan metode, media serta materi-materi yang dapat menarik perhatian peserta
didik. Hal ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi yang sekiranya belum dan
tidak lumrah dengan kehidupan peserta didik. Selain itu hal ini juga dapat dilakukan
dengan menayangkan video video atau foto menarik yang berkaitan dengan materi
pembelajaran.
5. Melakukan pendekatan secara personal. Pendekatan ini dilakukan dengan cara praktikan
berkeliling ke setiap peserta didik pada saat sedang mengerjakan latihan soal di kelas,
serta menanyakan masalah yang dialami terkait proses pembelajaran.
6. Pemberian penghargaan kepada peserta didik berupa pujian untuk meningkatkan motivasi
belajar.
7. Selalu berusaha untuk bersikap penuh wibawa, berwawasan luas, sehingga tidak
dipandang rendah oleh peserta didik.
8. Membawa suasana kelas agar lebih santai dan rileks dengan sesekali bercanda sehingga
peserta didik tidak merasa tegang atau kaku pada saat pembelajaran berlangsung diselingi
dengan olahraga ringan agar peserta didik merasa rileks.
9. Melakukan pendekatan khusus dengan peserta didik di luar jam pelajaran untuk
mengetahui karakter dari masing- masing peserta didik tersebut.
10. Berusaha mengenal setiap karakteristik kelas sehingga praktikan dapat menggunakan
strategi yang tepat ketika proses pembelajaran berlangsung.
11. Meminta masukan kepada guru pamong dan sesama praktikan lain mengenai penampilan
di kelas agar praktikan bisa memperbaiki kesalahan dan kekurangan dalam mengajar.
Penyelesaian permasalahan dari piket KBM adalah pembagian tugas harus jelas agar tidak
kewalahan saat bertugas, persiapan lebih pagi lagi agar tidak terlambat saat menyambut siswa.
Lalu, penyelesaian piket ekstrakurikuler adalah dengan membuat pendekatan kepada anggota
ekstrakurikuler KAMUS agar tercipta bonding yang kuat. Kemudian mengembangkan social
media KAMUS dengan aktif membuat konten menarik lalu rajin upload di social media KAMUS.

Upaya yang praktikan lakukan agar proses bimbingan dapat terlaksana dengan baik yaitu
selalu berkonsultasi dengan guru pamong PPLSP secara langsung maupun tidak langsung dan
sebisa mungkin melakukan bimbingan secara intensif. Sedangkan upaya bimbingan dengan
dosen pembimbing praktikan selalu berusaha datang ke kampus untuk bertemu langsung dengan
dosen pembimbing dengan catatan sudah ada janji untuk bertemu. Saat melakukan bimbingan
praktikan mencatat dan memahami semua masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing
ataupun guru pamong.
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Program Penguatan Profesional Kependidikan (P3K) yang dirancang oleh Universitas
Pendidikan Indonesia dengan maksud dan tujuan-tujuan tertentu memberikan manfaat
yang sangat besar bagi praktikan, khusunya dalam hal penguasaan kelas, mengenal
karakter peserta didik, menetukan metode dan media pembelajaran, dan masih banyak
lagi pengalaman berharga yang diperoleh praktikan. Program Penguatan Profesional
Kependidikan (P3K) banyak menciptakan pengalaman yang dapat dijadikan
pembelajaran bagi praktikan untuk ke depannya agar bisa terus mengembangkan diri ke
arah yang lebih baik. Permasalahan yang di hadapi saat P3K merupakan proses
pendewasaan dan langkah awal untuk dapat terus memotivasi diri agar dapat menjadi
tenaga pendidik yang handal. Selama kurang lebih 4 bulan melaksanakan Program
Penguatan Profesional Kependidikan (P3K) di SMA Negeri 7 Bandung, praktik belajar
banyak hal mengenai profesi seorang pendidik. Mulai dari menyusun RPP, penampilan
mengajar di kelas, sampai hal-hal lain yang perlu seorang guru lakukan di sekolah.
Dalam melalui proses tersebut, penulis mengalami beberapa hambatan, yang berkat
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya mampu mengatasi kesulitan tersebut dan
melaksanakan P3K ini dengan lancar. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari kegiatan
P3K ini antara lain sebagai berikut:
1. Program Penguatan Profesional Kependidikan (P3K) merupakan kegiatan yag
sangat penting untuk dilakukan, dikarenakan kegiatan P3K ini sebagai
pengalaman pertama praktikan dalam proses belajar mengajar.
2. Dengan adanya kegiatan P3K ini praktikan mendapatkan banyak pengalaman dan
pengetahuan dalam penyusunan dan merencanakan pembelajaran.
3. Kegiatan P3K membuat praktikan dapat lebih dekat melihat secara langsung
mengenai dunia pendidikan yang sebenarnya.
4. Melalui kegiatan P3K ini praktikan dapat mengaplikasikan semua materi yang
telah didapat selama belajar di perkuliahan, termasuk materi tentang kependidikan
secara langsung.
5. Sebagai calon tenaga pendidik, praktikan diharuskan kreatif dalam menyiapkan
media yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
6. Menjadi seorang tenaga pendidik bukan hanya menjadi teladan di dalam kelas,
namun juga harus mampu menjadi teladan di luar kelas dan sekolah.
7. Kesiapan menjadi tenaga pendidik tidak hanya pada kemampuan kognitif,
kemampuan mengelola kelas, kesiapan mental, dan kesiapan finansial juga harus
diperhitungakan.
8. Menjadi tenaga pendidik profesional merupakan akumulasi dari kemampuan
pedagogik dan pengalaman mengajar yang cukup.
9. Tenaga pendidik harus berpegang teguh kepada motto “Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Artinya, pendidik harus bisa
menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya, di tengah-tengah mereka
pendidik harus bisa membangkitkan suasana berkreasi dan berinovasi, dan
memotivasi peserta didik untuk berani tampil di depan mengemukakan pendapat
dan ide/gagasan hasil pemikirannya.
B. Saran
Setiap kegiatan tentunya tidak akan terlepas dari kekurangan meskipun terdapat banyak
manfaat di dalamnya. Begitu pun dengan kegiatan P3K yang telah dilaksanakan oleh
praktikan di SMA Negeri 7 Bandung yang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh
karena itu, ada beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi mahasiswa
ke depannya, dan bagi sekolah.
1. Bagi Mahasiswa
a. Mempunyai pengetahuan yang luas mengenai komponen- komponen
pembelajaran berikut dengan perkembangan kurikulum serta penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Sebaiknya praktikan selalu mencari referensi mengenai strategi dan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik maupun
materi yang akan diajarkan agar penyampaiannya dapat diterima dan
diserap oleh peserta didik secara efektif.
c. Praktikan harus senantiasa meminta masukan dan koreksi, baik dari dosen
pembimbing, maupun dari guru pamong P3K terhadap penampilan di
kelas maupun terhadap rencana pengajaran yang telah dibuat.
d. Praktikan harus mampu bersikap, berpenampilan, dan bertindak
sebagaimana layaknya seorang guru yang profesional serta senantiasa
memberikan teladan yang baik bagi peserta didik di dalam dan di luar
kelas.
e. Selalu berinovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran yang
dilakukan agar peserta didik tidak merasa bosan.
f. Tanamkanlah rasa percaya diri, mental kuat dan tanggung jawab yang
tinggi pada diri kita, di dalam setiap pelaksanaan pengajaran.
2. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan komunikasi antara pihak sekolah dengan praktikan demi
kelancaran proses pendidikan.
b. Peningkatan atau perbaikan sarana pendidikan agar proses pembelajaran
berlangsung secara efektif.
c. Proses pendidikan yang menanamkan nilai-nilai karakter kebangsaan dan
berakhlakul karimah sangat penting untuk dilakukan.
LAMPIRAN
Laporan PBM
Kegiatan Praktik Mengajar
Piket KBM

Piket Perpustakaan
Piket Ekstrakurikuler

P5
Mengawasi Ujian Sekolah

Upacara Bendera

Anda mungkin juga menyukai