Anda di halaman 1dari 28

Volume 21 Nomor 1 April 2021

ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

Page 1-28

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND
NEELAKANTAN

Oleh:
Seno Joko Suyono
senojokosuyono@gmail.com

Proses Review 4-25 Maret, Dinyatakan Lolos 28 Maret

Abstract

Researches on Ramayana in Indonesia have revealed the possibility of other sources besides Walmiki
intertextually adopted by ancient Indonesian authors and sculptors. Malini Saran and Vinod C. Khanna,
in their book entitled The Ramayana in Indonesia, have considered some of the pictures in the
Prambanan reliefs to deviate from Walmiki’s depiction of the Ramayana. Malini Saran and Vinod C.
Khanna interestingly suspect that the Prambanan silpins (relief sculptors), apart from sculpting
generally referring to the Walmiki version of the Ramayana mainstream, also referenced themselves to
several minor Ramayana stories in India. In this study I intend to reread the Ramayana reliefs as
interpreted by Malini Saran and Vinod C Khanna, especially of Ravana. Because for me, the reading of
Ravana in the Prambanan relief by the two Indian archaeologists is the most deconstructive and
different from those earlier interpretations.

Keywords: Comparison, Rahwana Prambanan, Novel Anand Neelakantan

Abstrak

Dalam penelitian tentang Ramayana di Indonesia, sudah banyak yang menyadari tentang
kemungkinan adanya sumber lain selain Walmiki yang digunakan oleh pengarang dan pemahat
Indonesia di zaman kuno. Malini Saran dan Vinod C. Khanna misalnya, dalam buku The Ramayana
in Indonesia, mereka menganggap beberapa gambar di relief Prambanan menyimpang dari
penggambaran Ramayana versi Walmiki. Malini Saran dan Vinod C. Khanna secara menarik
menduga bahwa para silpin (pemahat relief) Prambanan selain memang secara umum saat memahat
mengacu pada kisah mainstream Ramayana versi Walmiki, juga mereferensikan diri pada beberapa
kisah minor Ramayana di India. Dalam studi ini saya bermaksud melakukan pembacaan ulang atas
relief Ramayana sebagaimana ditafsir oleh Malini Saran dan Vinod C Khanna, terutama pembacaan

1
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

atas Rahwana. Sebab bagi saya pembacaan Rahwana di relief Prambanan yang dilakukan kedua
arkeolog India ini yang paling dekonstruktif dan berbeda dari kesepakatan umum.

Kata kunci: Perbandingan, Rahwana Prambanan, Novel Anand Neelakantan

I. PENDAHULUAN pasca perang Bharatayudha – setelah semua


tokoh meninggal yang pertama-tama diadili
Pada tahun 2004 dua orang arkeolog India para dewa adalah Kresna. Dia dianggap yang
Malini Saran dan Vinod C Khanna menerbitkan paling berdosa karena dialah pangkal dari
buku: The Ramayana in Indonesia (Ravi Dayal perang akbar itu.
Publisher, New Delhi).1 Buku ini jarang dibahas Pada studi atas relief jarang sekali menangkap
di Indonesia. Setahu saya tidak ada satupun adanya “dekonstruksi” semacam ini. Apalagi
review atas buku ini dilakukan di media atau atas pembacaan Ramayana pada relief
jurnal-jurnal terbitan Indonesia. Padahal Prambanan. Sesungguhnya penelitian tentang
menurut saya buku ini memuat tafsir yang Ramayana di Indonesia sudah banyak yang
penting atas relief Ramayana Prambanan. menyadari tentang kemungkinan adanya
Sebuah tafsir yang lain dari pada lain dan sumber lain selain Walmiki yang digunakan oleh
berbeda dengan tafsir terhadap relief pengarang dan pemahat Indonesia di zaman
Prambanan pada umumnya. kuno. Jan Fontein, ahli arkeologi asal Amerika
Salah satu poin penting dari buku The pernah menyinggung hal itu. Ia menyebut soal
Ramayana in Indonesia adalah mereka Ramayana di Indonesia dalam pengantar
menganggap beberapa gambar di relief sebuah pameran besar arca-arca dari Indonesia
Prambanan menyimpang dari penggambaran di Amerika. Sepanjang tahun 1990-1991 di
Ramayana versi Walmiki. Malini Saran dan Amerika diadakan pameran kebudayaan
Vinod C. Khanna secara menarik menduga Indonesia yang sangat prestisius dan besar.
bahwa para silpin (pemahat relief) Prambanan Pameran ini dikenal luas bernama KIAS
selain memang secara umum saat memahat (Kebudayaan Indonesia di Amerika Serikat).
mengacu pada kisah main stream Ramayana Salah satu pameran yang sangat besar untuk
versi Walmiki, juga mereferensikan diri pada acara itu adalah pameran bertajuk: The Sculpture
beberapa kisah minor Ramayana di India. of Indonesia. Pameran ini dikoordinasi oleh
Dekonstruksi dalam sastra modern dan National Gallery of Art Washington. Pameran ini
kontemporer adalah sesuatu yang umum. Sering diketuai dan dikuratori oleh Jan Fontein. Jan
para novelis menyajikan sebuah cerita tentang Fontein memilih arca-arca mana dari periode
sesuatu hal namun dengan tafsir yang sangat Hindu-Buddha Indonesia yang akan dibawa dan
berbeda bahkan melenceng dari yang sudah dipamerkan di Amerika Serikat. Untuk
disepakati khalayak ramai. Kisah-kisah keperluan riset Jan Fontein sampai menetap di
Ramayana dan Mahabrata dalam dunia sastra Indonesia selama dua tahun sebelum pameran
kontemporer Indonesia tidak luput dari hal itu terlaksana. Pameran itu sendiri sukses
demikian. Putu Wijaya misalnya sering dibawa keliling di kota-kota Amerika.
mengangkat kisah-kisah wayang dalam Untuk pameran-pameran itu diluncurkan
perspektif berbeda. Yudhistira Ardi Nugraha sebuah buku katalog luks berjudul: The Sulpture
juga membuat kisah-kisah wayang dengan of Indonesia.2 Jan Fontein menulis sebuah kata
semangat pop anak muda. Bahkan di dunia 2 Fontein, Jan (1990)The Sculpture of Indonesia, Washington
pedalangan pun tafsiran bebas atas kisah D.C. Pameran itu diadakan berturut-turut di National Gallery
wayang juga terjadi. Almarhum dalang Slamet of Art, Washington (1 July-4 November 1990), Houston
Museum of Fine Arts (9 Desember 1990-17 Maret 1991), The
Gundono dalam sebuah pementasannya misal Metropolitan Museum of Art Newyork (22 April-18 Agustus
pernah membuat pergelaran bagaimana di 1991), Asian Art Museum, San Fransisco (28 September
1 Saran,Malini and Vinod C Khanna (2004) The Ramayana in 1991-5 Januari 1992). Pameran KIAS sendiri diinisasi oleh
Indonesia, Ravi Dayal Publisher, New Delhi Dr Mochtar Kusumaatmaja. Dan didukung penuh oleh Mentri

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


2 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

pengantar sangat panjang mengenai arca-arca Baru sesudah membandingkan kajian Malini
Hindu Buddha di Indonesia. Dilengkapi dua Saran dan Vinod C.Khanna dengan analisis
artikel yang ditulis oleh Prof Dr Soekmono dan Sttuterheim saya akan membandingkan relief
Prof Dr Edi Sedyawati. Dalam kata pengantarnya Ramayana Prambanan dengan Kakawin
itu Jan Fontein sempat menyinggung Ramayana. Setahu saya belum pernah ada studi
permasalahan Ramayana secara menarik. yang membandingkan antara relief Ramayana
Menurut Jan Fontein sumber kisah Ramayana Prambanan dengan Kakawin Ramayana. Padahal
yang termuat dalam Kakawin Ramayana di Jawa Kakawin Ramayana muncul hanya berselang
kuno bukanlah teks Walmiki melainkan sebuah beberapa puluh tahun sesudah kisah Ramayana
versi kisah Ramayana yang lebih pendek yang terpatri di dinding Candi Siwa Prambanan.
disebut Bhattikavya (sebuah puisi untuk Bhatti). Bahkan Malini Saran dan Vinod C.Khanna berani
Bhattikavya ditulis di Gujarat antara abad 6-7 menyatakan relief Ramayana Prambanan
masehi. Jan Fontein akan tetapi berpandangan— sesungguhnya adalah rujukan bagi penulisan
relief Ramayana Prambanan masih bersumber Kakawin Ramayana.
pada teks kanon Walmiki. Relief Ramayana dan Kakawin Ramayana seperti kita ketahui telah
Kakawin Ramayana adalah produk satu zaman. diterjemahkan Poerbatjaraka. Poerbatjaraka
Namun menurut Jan Fontein ilustrasi-ilustrasi menyatakan Kakawin Ramayana muncul pada
relief Ramayana di Prambanan masih zaman pemerintahan Dyah Balitung yaitu pada
sepenuhnya menuruti versi Walmiki tidak periode 899-911 Masehi. Poerbatjaraka
seperti Kakawin Ramayana yang lebih merujuk berpendapat seluruh isi Ramayana Jawa Kuno
ke Bhattikavya. menunjukkan semangat agama Siwa yang
Pada titik inilah menurut saya pendapat berkobar-kobar. Isi kitab itu dikatakannya
Malini Saran dan Vinod C Khanna penting. secara tegas seolah-olah propaganda menentang
Karena mereka berani mengatakan bahwa relief agama Buddha tinggalan dari zaman Syailendra.
Ramayana Prambanan pun sesungguhnya Poerbatjaraka menilai bahasa Ramayana sangat
“disusupi” pengaruh teks non Walmiki. Dalam indah dan gagah sekali. Kata Poerbatjaraka:
studi ini saya bermaksud melakukan pembacaan “seumur hidup belum pernah saya membaca
ulang atas relief Ramayana sebagaimana ditafsir Kitab Jawa yang menandingi kitab Ramayana
oleh Malini Saran dan Vinod C Khanna. Terutama dalam bahasanya.”.3
pembacaan atas Rahwana. Mengapa Rahwana? Akan halnya beberapa peneliti seperti J.J Ras
Sebab bagi saya pembacaan Rahwana di relief dan Aichele percaya Kakawin Ramayana
Prambanan yang dilakukan kedua arkeolog merupakan lambang atau alegori dari
India ini yang paling dekonstruktif: menyebal kemenangan Rakai Kayuwangi. Rama harus kita
dari kesepakatan umum. baca sebagai Rakai Pikatan, Sita sebagai
Untuk maksud studi ini pertama-tama akan Pramodawardhani, Rahwana sebagai
dibaca kajian yang pernah dilakukan ahli Balaputradewa dan Bharata, adik Rama sebagai
purbakala Belanda W.F Sttuterheim mengenai Rakai Kayuwangi.4 Syair ini menurut J.J Ras
relief Ramayana Prambanan untuk melengkapi adalah teks persembahan atas perayaan
kajian yang telah dilakukan oleh Malini Saran kemenangan agama Siwa atas agama Buddha di
dan Vinod C. Khanna. Mengapa Sttuterheim? Jawa Tengah di tahun 855.
Sebab saya melihat pada beberapa poin Setelah membandingkan relief Ramayana
kajiannya, meski berbeda fokus dengan kedua dengan Kakawin Ramayana, saya ingin
arkeolog India di atas, Sttuterheim juga melihat membandingkan poin-poin penting yang saya
adanya penyimpangan-penyimpangan kecil dapat dari komparasi itu dengan sebuah novel
pada relief Prambanan. Penyimpangan yang kontemporer yang ditulis novelis India bernama
tidak mengikuti deskripsi Walmiki. Anand Neelakantan. Novel ini merupakan novel
Pendidikan dan Kebudayaan saat itu Dr Fuad Hassan, Mentri kontemporer yang melakukan dekontruksi atas
Luar Negri saat itu, Dr Ali Alatas. Dan Dirjen kebudayaan saat 3 Lihat Prof Dr R.M.Ng Poerbatjaraka dan Tardjan Hadijaja,
itu Prof Dr Haryati Subadio serta GBPH Puger. Juga didukung Kepustakaan Djawa, Penerbit Djambatan,1957
oleh seluruh direktur-direktur museum-museum Indonesia. 4 Lihat J.J Ras, Masyarakat dan Kesusastraan di Jawa, Yayasan
Pustaka Obor Indonesia,2014

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 3
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

kisah Ramayana. Novel ini menyajikan kisah ternyata Kakawin Ramayana pun, karya sastra
Ramayana dari perspektif pandang Rahwana yang sezaman dengan dibuatnya relief Ramayana
yang berbeda sama sekali dengan cerita Prambanan, juga ada kemungkinan tidak
Ramayana pada umumnya. Secara memikat mentah-mentah menyalin atau mengikuti
menurut saya Anand Neelakantan mampu Ramayana versi Walmiki. Sama dengan relief
menyajikan pandangan Rahwana tentang siapa Ramayana Prambanan, penyusun Kakawin
itu Sinta yang seratus delapan puluh derajat Ramayana diduga membaca banyak versi
berbeda dengan siapa itu Sinta pada umumnya. Ramayana dari India. Baik Ramayana versi India
Hipotesis saya adalah meski novel ini tidak ada Utara maupun India Selatan lalu mengolahnya
sangkut pautnya dengan tafsiran Malini Saran sendiri dengan nuansa dan deskripsi-deskripsi
dan Vinod C.Khanna atas sosok Rahwana relief yang sangat nusantara. Banyak elemen
Ramayana Prambanan—dan hanya sekedar nusantara muncul dalam Kakawin Ramayana
sebuah kisah fiksi yang mungkin pop – namun misalnya sebagaimana nanti saya perlihatkan:
menarik untuk diparalelkan dengan tafsiran elemen laut, yang dalam cerita Ramayana versi
yang dibuat oleh Malini Saran dan Vinod C. India tidak begitu dieksplorasi karena India
Khanna. bukan negeri kepulauan.
Penelitian ini juga hendak membuktikan
II. TUJUAN dan METODE PENELITIAN bahwa baik relief Ramayana Prambanan
maupun Kakawin Ramayana ternyata sangat
2.1 Tujuan Penelitian bisa dibandingkan atau dikomparasikan dengan
Tujuan penelitian ini adalah untuk novel kontemporer India yang dikarang oleh
menunjukkan kepada masyarakat bahwa relief pengarang abad ini. Perbandingan dengan novel
Ramayana di Prambanan kemungkinan tidak kontemporer ini saya lakukan karena saya ingin
bersumber dari satu teks tunggal yaitu teks membuktikan bahwa Relief Ramayana
kanon Ramayana yang disusun Walmiki Prambanan dan Kakawin Ramayana adalah dua
sebagaimana banyak diterima orang begitu saja jenis teks kuno yang bila digali ternyata bisa
selama ini termasuk para peneliti budaya dan menghasilkan kejutan-kejutan tidak terduga
arkeolog. Penelitian ini hendak memberikan yang bisa dibandingkan dengan novel
pembuktian bahwa dalam memahat relief-relief kontemporer.
Ramayana, para silpin (pemahat) kita di masa Lebih jauh dari itu saya ingin memperlihatkan
lalu kemungkinan berpegang pada banyak bahwa kisah Ramayana yang dipahat di
sumber Ramayana yang berbeda-beda. Prambanan dan dituliskan di Kakawin Ramayana
Penelitian ini hendak menunjukkan ternyata bukanlah cerita yang hitam putih. Di mana hero
untuk memahat relief Ramayana para silpin kita seratus persen suci dan tokoh antagonis seratus
di masa lampau mengacu pada referensi yang persen jahat. Novel kontemporer dalam hal ini
kaya. Tidak hanya satu referensi. Tapi dari sering menampilkan tokoh-tokoh secara tidak
berbagai referensi Ramayana yang berbeda- hitam putih. Saya ingin membuktikan bahwa
beda. ternyata nenek moyang kita sebagaimana sering
Ramayana tidak hanya berkembang di India dilakukan novel kontemporer memiliki kearifan
utara namun juga di India selatan. Kisah moral yang tinggi yang tidak melihat segala
Ramayana yang berkembang di India Selatan sesuatu di dunia ini secara hitam putih.
mengalami variasi yang agak menyimpang dari Penelitian ini dengan kata lain ingin
versi Ramayana di India utara. Penelitian ini menunjukkan bahwa tafsir terhadap Ramayana
hendak memperlihatkan bagaimana sumber- Prambanan tidak lekang zaman. Dia selalu
sumber teks Ramayana versi India selatan itu relevan dengan persoalan-persoalan etika
ternyata juga dipahami oleh silpin Ramayana kekinian pun. Relief Ramayana di Prambanan
Prambanan, sehingga beberapa bagiannya bagi saya singkatnya adalah relief yang
masuk ke dalam pemahamatan relief, terutama senantiasa nilai-nilainya aktual dan
pada masalah Rahwana. kontemporer.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


4 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

2.2 Metode Semiotika buku itu terdapat artikel berjudul: Archaeological


Untuk perbandingan ketiga teks itu, saya Representation: The Visual Conventions for
akan bertolak dari pendekatan semiotika. Constructing Knowledge about The Past yang
Pendekatan semiotik dewasa ini mulai banyak ditulis oleh Stephanie Moser.7 Moser mengatakan
dipakai dunia arkeologi untuk menangkap arkeologi Post Prosesual selalu berkeinginan
makna dari artefak-artefak kebudayaan menggali apa yang disebutnya “archaeological
material.5 Untuk penelitian semiotik ini yang poetics” pada representasi visual kebudayaan
saya lakukan pertama-pertama adalah terjun ke material. Berdasar artikel ini, saya menangkap
lapangan mengamati relief Ramayana di Candi salah satu tugas arkeologi adalah senantiasa
Prambanan. Saya mengamati secara detail panil harus berusaha menggali atau menampilkan
per panil relief Ramayana. Dan memotretnya apa-apa yang tersembunyi secara puitik dalam
untuk dokumentasi. sebuah teks arkeologi sebagaimana relief.
Menurut Robert W.Preucel dalam kata Bertolak dari artikel inilah, saya berusaha
pengantar buku: Archaeological Semiotics membaca “archaeological poetic” atau hal-hal
pendekatan semiotik dalam arkeologi mulai puitik tersembunyi yang ada dalam relief
digunakan pada tahun 60-an tapi hanya terbatas Ramayana Prambanan terutama terkait dengan
dalam lingkup arkeologi paleolitik dan arkeologi panil bertema Rahwana. Saya ingin
sejarah. Pendekatan semiotik dan strukturalisme memperlihatkan bahwa dalam relief Ramayana
dalam arkeologi mulai berkembang luas setelah Prambanan, ternyata Rahwana tidak ditampilkan
arkeolog Ian Hodder pada tahun 1980-an gencar seratus persen jahat. Ini sangat bertolak
memperkenalkan pendekatan strukturalisme belakang dengan gambaran Rahwana secara
dan post strukturalisme untuk arkeologi. umum yang senantiasa mem-frame Rahwana
Pada tahun 1979 Ian Hodder dan mahasiswa- seratus persen sebagai sosok yang jahat. Akan
mahasiswanya di Universitas Cambridge saya perlihatkan bagaimana dalam relief
mengorganisir seminar bertema: Symbolism and Prambanan terutama dalam panil yang
Structuralism in Archaeology. Seminar ini menunjukkan adegan kematiannya Rahwana
memiliki pengaruh besar pada kalangan bukanlah sosok yang dinistakan. Dalam
akademis. Hubungan semiotik dan arkeologi kematiannya dia dihormati bahkan diratapi.
kemudian dibahas secara khusus pada acara the Hal-hal demikian itu persoalannya
5 th International Institute for Semiotic and ditampilkan secara sangat halus dalam relief
Structural Studies yang diadakan di Universitas Ramayana Prambanan dan menurut saya hanya
Indiana Bloomington, Amerika pada tahun bisa dibedah secara jelas bila kita
1983. Menurut Robert W.Pruecel pada acara memperbandingkan relief Ramayana
World Archaeological Congress yang Prambanan dengan Kakawin Ramayana. Untuk
diselenggarakan di Southampton Inggris, pada itulah bagi saya secara metode merupakan
tahun 1986, Ian Hodder kemudian kewajiban membandingkan relief Ramayana
mengorganisasi sebuah seri simposium khusus Prambanan dengan Kakawin Ramayana.
bertema: Material Culture and Symbolic Maka dari itulah langkah metode selanjutnya,
Expression. Simposium ini menghasilkan setelah mendata dan mensurvey relief Ramayana
makalah dari 25 ahli dari berbagai belahan di Prambanan saya akan secara semiotik
dunia mulai Afrika, Australia, Papua Nugini, membaca “tanda-tanda halus” yang saling
Eropa Barat dan Timur, India, Amerika Utara berkaitan antara relief Ramayana Prambanan
dan Selatan dan Inggris sendiri.6 dan Kakawin Ramayana. Baik relief Ramayana
Pada titik ini relief Ramayana Prambanan maupun Kakawin Ramayana masing-masing
saya anggap sebagai data semiotik sebagaimana saya kira memiliki kode-kode yang bisa dibaca
disarankan beberapa penulis dalam buku bersama.
Hodder: Archaeological Theory Today. Dalam Studi semiotika merupakan sebuah studi
5 Woodward, Ian (2007) – Understanding Material Culture,Sage tanda yang menghubungkan pemaknaan suatu
publications, Ltd, London.
6 W.Pruecel, Robert (2010) – Archaelogical Semiotics, Edition 7 Lihat Moser,Stephanie (2001) dalam Ian Hodder:
history Wiley-Blackwell Publisher Ltd. Archaeological Theory Today Balckwell Publisher Ltd,

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 5
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

tanda dengan tanda-tanda lain. Pada titik ini relief Ramayana Prambanan yang tak lagi
maka akan dicari “penyimpangan” dan kekhasan muncul atau diperhatikan. Dalam hal ini saya
apa dari relief Ramayana Prambanan mengacu pada pendapat Roland Barthes.
sebagaimana diuraikan oleh Malini Saran dan Barthes pernah membagi makna tanda
Vinod C.Khanna Ramayana Prambanan. Lalu itu menjadi makna denotasi dan konotasi. Denotasi
akan dibandingkan dengan isi Kakawin menurut Barthes adalah sistem pertama tanda.
Ramayana. Saya akan mencari adakah hal-hal di Akan halnya konotasi adalah pengembangan
dalam Kakawin Ramayana bisa mendukung makna dari sistem pertama tersebut. Konotasi
pembacaan Malini Saran dan Vinod C. Khanna. adalah makna baru yang diberikan pemakai
Dengan demikian penelitian ini tidak semata- tanda sesuai dengan konvensi baru yang ada
mata mengulang penelitian mereka berdua dalam masyarakat. Barthes mengatakan sebuah
namun melanjutkan dan mengembangkan konotasi kemudian bisa menguasai atau
secara intertekstual. menjadi mantap di masyarakat. Dan dalam
Ferdinand Sausurre sebagaimana kita tahu kebudayaan modern konotasi yang mantap di
mengatakan bahasa atau tanda terdiri dari dua masyarakat itu menjadi mitos-mitos.9
aspek. Yaitu langue dan parole. Langue adalah Meski Barthes membahas dan menerapkan
suatu fakta sosial. Langue adalah suatu sistem pengertian konotasi dalam konteks kebudayaan
kode yang diketahui oleh semua anggota pop, saya kira analisanya dapat dipakai untuk
masyarakat pemakai bahasa tersebut. Langue melihat konteks permasalahan penafsiran relief
adalah suatu sistem kode yang seolah telah Ramayana Prambanan yang saya sodorkan di
disepakati bersama di antara pemakai bahasa. atas. Berdasar “penemuan” Malini Saran dan
Adapun parole adalah penggunaan bahasa Vinod C. Khanna, saya memiliki hipotesis bahwa
secara individual. Ungkapan parole merupakan kecenderungan umum pemahaman masyarakat
ungkapan yang menampilkan unsur-unsur atau kita sekarang mengenai Ramayana
kode-kode tertentu dari “kamus” umum. sesungguhnya adalah sebuah konotasi yang
Ungkapan parole hanya dapat dimungkinkan melupakan beberapa unsur khas pada relief
berdasarkan acuan terhadap langue sebagai Ramayana Prambanan. Menurut saya perjalanan
sistem kode umum. Singkatnya antara langue penafsiran kisah Ramayana bukanlah suatu
dan parole saling tergantung. 8 perjalanan penafsiran yang lurus tapi mengalami
Menurut saya relief Ramayana Prambanan pengembangan. Dan pengembangan itu bisa
bisa dibaca dalam perspektif langue dan parole. berupa pengayaan, pelembutan atau bisa
Relief Ramayana Prambanan menurut saya penonjolan-penonjolan yang membuat
secara umum di satu pihak menampilkan diri beberapa unsur yang “asli” pada masa-masa
sebagai relief langue yang kode-kode berikutnya tak dibicarakan lagi.
Ramayananya standard sesuai dengan cerita
Walmiki yang disepakati semua pembaca
Ramayana dimanapun. Namun di pihak lain 9 Lihat Roland Barthes, Imaji Musik Teks, Jalasutra, Yogyakarta,
2010. Juga Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial
menurut saya relief Ramayana memiliki hal-hal Budaya, Komunitas Bambu, Jakarta,2014. Lihat juga Seno
khusus tersendiri atau parole. Unsur parole Joko Suyono, Sastra dan Kematian Pengarang (sebuah refleksi
inilah yang sebenarnya ingin diajukan oleh Teori Roland Barthes), Majalah Kebudayaan Umum Basis,
Oktober 1992. Baca juga Umberto Eco, Teori Semiotika
Malini Saran dan Vinod C. Khanna. (Signifikansi Komunikasi, teori Kode serta Teori Produksi
Kekhasan parole Ramayana Prambanan ini Tanda), Kreasi Wacana, Kasihan Bantul, 2016. Menurut
Umberto Eco tanda selalu memiliki dinamika. Tatkala seorang
yang dalam tulisan ini ingin saya soroti dengan membaca atau menuturkan image maka ia terlibat dalam
cara membandingkannya dengan Kakawin sebuah proses produksi tanda. Ia sesungguhnya memilih,
Ramayana. Saya memiliki hipotesis dalam menyeleksi, menata dan mengkombinasikan image tersebut
dengan cara dan aturan main tertentu. Di dalam proses
pemaknaan Ramayana di Jawa yang telah tersebut maka terjadi peluang proses perubahan kode. Lihat
berjalan ratusan tahun ada beberapa segi parole Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya,
8 Lihat Panuti Sujiman dan Aart van Zoest, Serba-Serbi Bandung, 2016. Pada titik ini menurut saya pembacaan relief
Semiotika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,1992. Juga Aart bisa disebut juga sebagai pembacaan image. Dalam perjalanan
van Zoest, Fiksi dan Non Fiksi dalam Kajian Semiotik, sejarahnya seperti dikatakan Eco bisa terjadi peluang proses
Intermasa, Jakarta ,1991 perubahan pembacaan kode-kode yang dianggap penting

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


6 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

III. PEMBAHASAN Panel relief Ramayana di Candi Siwa kita


amati diawali dengan gambar Wisnu
3.1 Rujukan ke Kalidasa, Bukan Walmiki mengambang di permukaan samudra. Wisnu
Sebelum masuk pada kajian, marilah kita tampak duduk tenang di atas sekor ular suci
mengingat bawa relief Ramayana Prambanan bernama Ananta yang mengapung di atas air. Ia
sesungguhnya merupakan rangkaian relief yang tengah melakukan tidur kosmis selama ratusan
menampilkan episode kisah Ramayana secara tahun. Di kepalanya terdapat aureole atau
lengkap. Tidak ada candi manapun di Indonesia lingkar cahaya. Empat tangannya terlihat jelas.
atau di Asia yang menampilkan relief Ramayana Tangan kanan belakang memegang cakra.
selengkap Prambanan. Bahkan di India sekali Tangan kiri belakang menggenggam sankha.
pun. Rabindranath Tagore, sastrawan Bengal Tangan kanan depan memegang upavita, tali
ketika mengunjungi Prambanan juga mengakui suci yang terkalung sampai lehernya. Sementara
kelengkapan relief Ramayana Prambanan. tangan kiri depan tak menggenggam apa-apa;
Kitab Ramayana kita ketahui terdiri: Bala- jemari-jemarinya dalam posisi vara mudra:
Kanda (kitab masa muda Rama), Ayodhya-Kanda simbol penerimaan. Di bawahnya tampak segala
(kitab yang menceritakan Rama selama di makhluk ikan laut dan aneka kepiting.
Ayodhya), Aranya-Kanda (Kitab pengembaraan Di sebelah kiri Wisnu terdapat sosok Garuda
Rama di hutan), Kiskindha Kanda (Kitab episode yang duduk bersila di atas hamparan air penuh
Rama di Kiskindha), Yuddha-Kanda (kitab ikan. Adalah menarik Garuda yang merupakan
peperangan Rama dengan Rahwana) dan Uttara- musuh bebuyutan para ular dipahat berada
Kanda (Kitab penutup). Adalah fakta bahwa didekat ular suci Ananta. Dalam mitologi Hindu,
seluruh enam bagian itu petilan-petilannya Garuda pernah suatu waktu bertarung sengit
terdapat dalam relief Ramayana Prambanan. dengan ular. Ia membebaskan sang ibu yang
Relief Ramayana Prambanan memuat adegan bernama Dewi Winata yang menjadi budak
sampai adegan dari kanda terakhir yaitu Uttara Dewi Kadru, ibu para ular. Garuda memangsa,
Kanda. Hal ini yang tidak kita temui di candi- mematuk-matuk dan menelan para ular yang
candi di India. Adegan adegan dari Uttara-Kanda jumlahnya ribuan. Nama Garuda berasal dari
belum pernah dipahatkan di candi-candi India. akar kata bahasa Sansekerta gru yang berarti
Relief Ramayana tertua di India ditemukan di menelan. 10 Kedua makhluk itu dalam relief
periode Gupta yaitu di kuil Dasavatara di Prambanan sama sekali tidak menunjukan
Deogarh. Relief Ramayana kemudian banyak hasrat permusuhan. Tentunya Wisnu demikian
dipahatkan di candi-candi Siwais India Selatan. berwibawa hingga dalam keadaan tidur pun
Relief Ramayana yang cukup lengkap pertama mampu menenangkan mereka.
muncul di India di candi Papanath Pattadakal Yang menarik, jika kita amati baik-baik dalam
sekitar tahun 680 M. panel itu Wisnu tampak ditampilkan tengah
Pendirian candi itu berkaitan dengan menerima kedatangan lima rsi atau brahmana
pemahkotaan raja Kirtivarman II yang memeluk suci. Tentunya kedatangan para rsi tersebut
agama Siwais. Pada abad 10, kuil-kuil Chola di 10 Dewi Winata dan Dewi Kadru adalah dua dewi bersaudara
India Selatan seperti Nageshwarwami di istri Maharesi Kasyapa. Asal muasal perbudakan Dewi
Kumbakonam dan Brahmapurishwara di Winata oleh Dewi Kadru adalah lantaran tebak tebakan.
Alkisah tatkala para dewa tengah mengaduk lautan susu
Pollamanga memahatkan beberapa adegan dari untuk mencari Amerta, keluarlah segala macam benda-benda
kanda-kanda Ramayana namun tak sampai dan senjata-senjata. Salah satu yang muncul adalah seekor
kuda yang bernama Uccairaswa. Dewi Winata dan Dewi
menampilkan adegan dari Uttarakanda. Marilah Kadru bermain tebak-tebakan apa warna kuda itu. Siapa
kita masuk ke inti persoalan. Kita mulai dengan yang salah tebak akan menjadi budak. Tebakan Dewi Winata
mengamati bagaimana relief Ramayana yang bahwa kuda itu berwarna putih tepat. Sementara Dewi Kadru
menebaknya hitam. Mendapat kenyataan bahwa ibunya
dipatri di Candi Siwa Prambanan dimulai. Di bakal menjadi budak Dewi Winata, para ular melakukan
Candi Siwa ditampilkan 42 panel relief tindakan licik. Mereka menyemburkan bisanya pada ekor
Ramayana. Kemudian kisah Ramayana itu kuda putih itu hingga ekor itu berwarna hitam. Sehingga
kemudian Dewi Winata lah yang menjadi budak Dewi Kadru.
disambung ke Candi Brahma. Di Candi Brahma Itu membuat Garuda marah dan menyerang, memangsa dan
dipahatkan 30 panel relief Ramayana. menelan ular-ular. Lihat leaflet Candi Kidal, Malang, 2008

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 7
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

dilandasi sebuah peristiwa amat besar, sebab Antara lain monolog liris: Meghaduta (Sang
tidaklah mungkin mereka berani mengganggu awan kurir)), Kumarasambha (Lahirnya putra
tidur kosmis sang Wisnu bila tidak ada hal Siva). Dan tiga drama: Malavikagnimitra,
penting dan genting yang hendak mereka Vikramorvasiya (Kisah Kemenangan Urvasi)
sampaikan ke Wisnu. Para rsi itu posisinya serta Abhijinasakuntala (Kisah Sakuntala dan
dalam tatapan pengunjung terletak di sebelah Cincin kenangan). Menurut Barbara Stoler
kanan Wisnu. Seorang brahmana berjanggut Millker deskripsi Kalidasa mengenai keindahan
tampak memimpin para rsi digambarkan lanskap selalu menggemakan kehadiran dan
bersimpuh paling depan. Ia membawa semacam misteri kekreatifan Siwa. Setiap menarasikan
sesaji. Di belakang beberapa rekannya lanskap dan panorama, Kalidasa selalu
membawa bunga. mengalegorikan betapa alam yang elok itu
Relief brahmana berjanggut ini penting. tercipta karena Siwa menyatukan kekuatan
Sebab menurut Malini Saran dan Vinod C. kosmis. Karya-karya Kalidasa konflik antara
Khanna11, sosok brahmana berjanggut itu bisa hasrat atau nafsu (kama). Ketegangan antara
menjadi kunci bahwa relief Ramayana hasrat dan pengendalian diri. 12
Prambanan sedari awal sudah tak sepenuhnya Rangkaian relief Ramayana di Candi Siwa
mengambil rujukan dari kitab mainstream yang bermula dari Wisnu mengambang di lautan
Ramayana versi pakem Walmiki. Sebab menurut itu kalau kita susuri berakhir di adegan para
kedua peneliti India itu awal Ramayana dengan kera membangun jembatan di lautan sebagai
sosok berjanggut tidak disajikan dalam jembatan menuju Srilangka. Berawal dari lautan
Ramayana versi Walmiki. Juga adanya Garuda berakhir di lautan. Di relief terakhir tersebut
yang mendampingi Wisnu tidak terdapat dalam Rama dan Lesmana berjalan meniti laut
kisah Walmiki. Dimulainya kisah Ramayana bersama Sugriwa. Bala tentara kera tampak
dengan kedatangan brahmana berjanggut 12 Lihat Theater of Memory, The Plays of Kalidasa, Edited by
mengunjungi Wisnu yang didampingi Garuda Barbara Stoler Miller, Columbia University Press, New York,
1984. Para ahli tak bisa menentukan persis kapan Kalidasa
menurut mereka lebih cocok dengan pembukaan lahir. Namun mereka sepakat Kalidasa hidup pada zaman
dalam cerita Raghuvamsa (Anak cucu keturunan Candragupta II, yang memerintah India utara dari 375 SM
Raghu) karya sastrawan terkenal Kalidasa sampai 415 SM. Ibu kota Candragupta II adalah Pataliputra.
Kalidasa pernah menjadi dutabesar negara Vakataka. Putri
daripada pembukan Ramayana versi Walmiki. Candragapta II bernama Prabhavatigupta menikah dengan
Rsi itu dalam kisah Kalidasa adalah Rsi Bhrigu. seorang pangeran dari Vakataka. Dan Kalidasa mengabdi di
Menurut saya boleh jadi dipilihnya Ramayana istana Vakataka.
Inskripsi dan koin-koin yang ditemukan para arkeolog
versi Kalidasa—bila itu benar—sebagai memberikan bukti bahwa Candragupta II adalah penguasa
pembuka dari relief Ramayana Prambanan ketiga di era Gupta. Candaragupta I yang merupakan kakek
adalah karena para pendiri Prambanan sangat Candragupta II diperkirakan mula-mula merupakan
penguasa kecil di wilayah Bihar. Dia kemudian mengawini
beraliran Siwais. Ingat seperti dikatakan J.J Ras Kumaradewi, putri suku kuat Licchavi yang mengontrol
di atas, Prambanan adalah lambang kemenangan Patalipura. Koin-koin emas era itu yang ditemukan para
Dinasti Sanjaya yang Siwais atas Dinasti arkeolog bercapkan dia dan permaisurinya. Kekuasaan
Candragupta I diperluas oleh anaknya Samudragupta, yang
Sailendra yang Budhis. Menurut saya bila merupakan ayah Candragupta II. Cerita kemenangan Raghu
memang betul versi Kalidasa dipilih sebagai atas musuh-musuhnya dalam Raghuvamsa yang dikarang
rujukan pembuka relief adalah karena Kalidasa Kalidasa diperkirakan merupakan metafor bagi kemenangan-
kemenangan Samudragupta.
dikenal seorang penganut agama Siwa yang Candragupta I memuja Wisnu. Tetapi kemudian agama
saleh. Karya-karya Kalidasa senantiasa Siwais menyebar ke seluruh wilayah Gupta. Candragupta II
membuat sebuah tempat ziarah dan pemujaan Siwa di gua
dipersembahkan ke Siwa dan kekasihnya Kali. daerah Udayagiri. Candragupta II menahbiskan dirinya
Kalidasa sendiri berarti pelayan Kali (istri sebagai Paramabhagavata. Pada masa itu muncul pemujaan
Siwa). Ketokohan Kalidasa dalam sastra selain Bhagavata. Pemujaan ini mensinkretiskan Siwa dan dewi
sebagai salah satu aspek Wisnu yang disebut Bhagavan. Pada
terdapat dalam: Raghuvamsa (Anak cucuk masa awal pemerintahan Candragupta II, dia mampu
keturunan Raghu) dapat diukur dari karya menumpas pemberontakan di Bengal dan memukul suku
lainnya yang terselamatkan sampai zaman kita. Kush ke tepi sungai Indus. Setelah 390 dia memenangkan
perang terhadap suku Saka Malwa dan merampas wilayahnya.
11 Lihat Malini Saran , Vinod C Kahhna, The Ramayana in Dan mendirikan provinsi di Ujjayi. Dia kemudian
Indonesia, Ravi Dayal Publisher, Delhi 2004 mengalahkan penguasa Saka di India barat.

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


8 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

riang gembira mengikuti mereka. perempuan Destarata.13


Di depan seekor monyet kecil kaki kanannya Mari kita teliti satu persatu relief-relief
terangkat melangkah, seraya tangannya Ramayana Prambanan dalam perspektif yang
menunjuk ke depan. Rama dan Lesmana dilihat Sttuterheim. Kita mulai dengan relief
membawa panah. Sugriwa menyandang pedang setelah adegan Wisnu mengambang di lautan.
melengkung. Pada barisan belakang ada kera Setelah adegan Rsi Bhrigu menghadap Wisnu
yang membawa gada. Salah satu kera tersebut itu, relief Ramayana di Prambanan berlanjut
menoleh menyaksikan ular-ular laut yang dengan dua relief yang menggambarkan
hendak mematuk mereka dan anjing laut yang kunjungan bagawan Vishwamitra ke istana
mungkin mau menjilat ekor mereka. Langkah- Dastarata meminta tolong agar Raja
langkah kaki para kera itu seolah mengajak kita mengenyahkan para raksasa yang mengganggu
untuk menuruni Candi Siwa untuk kemudian pertapaannya. Disusul kemudian panil Rama
menaiki Candi Brahma meneruskan mengikuti yang menggambarkan Rama diutus raja
relief selanjutnya. Relief di Candi Brahma membunuh raksasa Tadaka dan mengusir iblis
diawali dengan panel Rama telah tiba di tanah Maricha dan Subahu di pertapaan Vishamitra.
Srilangka. Bahwa relief Ramayana Prambanan Kemudian adegan Rama di istana Raden Janaka
dibuka dengan visual yang ada kemungkinan memenangkan perlombaan lamaran Sinta.
merujuk ke pembukaan Raghuvamsa karya Ksatria yang diterima menjadi pendamping
Kalidasa menandakan bahwa rujukan pembuat Sinta adalah ksatria yang mampu mengangkat
relief Ramayana Prambanan tak sepenuhnya busur Siwa yang berat. Dan Rama memenangkan
bertumpu tunggal pada kanon Ramayana karya perlombaan tersebut.
Walmiki. Urutan kronologis relief berikutnya sesudah
relief di atas adalah dua relief yang
3.2 Analisis Sttuterheim Terhadap Relief menggambarkan Rama dihadang oleh
Ramayana Parashurama, yang kemudian bisa diatasinya.
Arkeolog Belanda Sttuterheim dalam Dua panil relief kemudian melukiskan: Kaikeyi,
disertasinya juga pernah menyampaikan analisa ibu tiri Rama menginginkan bahwa putranya
terhadap relief Ramayana Prambanan yang Bharata yang menjadi Yuvaraja (calon raja)
berbeda dengan kisah Ramayana dalam kanon bukan Rama. Relief menampilkan adegan
Ramayana versi Walmiki. Dalam disertasinya sebuah pesta penobatan yuva raja. Relief
yang sudah menjadi klasik ia menyebut beberapa berikutnya kontras dengan kegembiraan pesta
perbedaan Relief Ramayana Prambanan dengan menampilkan adegan seorang laki-laki
kanon Walmiki. Bahkan Sttuterheim berani menunduk sedih. Orang itu adalah Dasharata.
menyebut perbedaan yang muncul di relief Adegan berikutnya adalah adegan pembuangan
Ramayana Prambanan sebagai sebuah deviasi. Rama, Sita, Laksmana dari Ayodha menuju
Menurut Sttuterheim ada beberapa paniel hutan.
relief Ramayana Prambanan yang cukup Setelah adegan arak-arakan pembuangan
berbeda dengan cerita Walmiki. Antara lain Rama, Sita dan Laksmana ke hutan itu relief
relief yang menggambarkan: 1. Sinta menampilkan adegan kematian Dastarata.
memberikan cincin ke Jatayu. 2. Jatayu Dastarata dalam gambar relief tersebut tampak
menyerahkan cincin ke Rama 3. Rahwana saat dikremasi. Kemudian adegan Bharata pergi ke
menculik Sinta terbang 4. Dua kepala raksasa hutan menemui Rama, menyampaikan berita
Kabandha 5. Relief yang menggambarkan Sabari duka tersebut dan Rama memberikan sandal
6. Versi yang berbeda pertemuan Rama dan kepada Bharata – simbol bahwa ia rela sang adik
Hanuman serta Sugriwa. 7. Saat duel dengan yang menjadi Raja Ayodha. Selanjutnya disusul
Subali, Sugriwa mengenakan pengikat pinggang panil yang menggambarkan adegan Rama
untuk membedakan dia dengan Subali 8. Ikan- masuk jauh ke dalam hutan membunuh monster
ikan di samudra menggerogoti bendungan batu
13 Lihat Willem Stutterheim, Rama-Legends and Rama-Reliefs
9. Pentahbisan Bharata 10. Kehadiran anak in Indonesia, Indira Gandhi National Centre for the Arts,
1989.

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 9
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

bernama Viradha. Dan adegan Rama Prambanan kurang akurat, kurang mengerti
menghukum seekor burung gagak yang mencuri cerita? Sttuterheim membela penggambaran
makanan Sinta. Jatayu yang bak beo tersebut. Ia mengatakan
Kemudian dimulailah relief-relief yang penggambaran demikian juga pernah ia lihat di
terkenal. Dua relief berikutnya melukiskan gua Ellora India.
adegan saudara perempuan Rahwana, Panil berikutnya menampilkan Rama
Sarpakenaka yang mengubah diri menjadi membunuh Kabandha. Kabandha adalah raksasa
seorang perempuan molek untuk memikat yang akibat kutukan dewa Indra, letak kepalanya
Lesmana. Adegan Lesmana memutilasi hidung berada di perut oleh dewa Indra. Dia tidak
Sarpakenaka namun tidak ada dalam panil. memiliki leher dan kepala yang normal. Dalam
Selanjutnya dua relief berturut-turut penggambaran di Prambanan, Kabandha selain
menampilkan adegan Rama memanah raksasa kepalanya di perut masih memiliki kepala
Maricha yang menyaru menjadi kijang kencana. seperti manusia biasa. Menurut Stturteheim ini
Relief ini sendiri menurut saya secara visual lebih suatu deviasi daripada suatu ketidaktahuan
demikian kuat. Mampu menggambarkan pemahat. Relief berikutnya memperlihatkan
bagaimana dari kijang itu muncul wujud asli Rama memanah buaya dan bertemu seorang
Maricha saat terkena panah. Gambar tubuh wanita bernama Shabari.
kijang dan sosok Maricha yang keluar dari tubuh Selanjutnya relief menggambarkan
kijang itu seolah bertumpuk dwimatra. Setelah perjumpaan dengan tokoh-tokoh kera. Pertama
panil yang kuat itu relief selanjutnya Hanuman. Dan kemudian Sugriwa. Relief yang
menampilkan adegan Rahwana menyamar menggambarkan pertemuan Rama dan Sugriwa
menjadi seorang tua suci mendekati Sinta. terdiri dari tiga panil. Rama digambarkan haus,
Panil berikutnya adalah panil yang Laksmana mencarikan air. Di relief tergambar
melukiskan Rahwana membawa terbang Sinta tatkala Laksmana menadah air di dedaunan
dan dihadang oleh Jatayu. Pada titik ini atasnya ada kera di pepohonan. Relief itu ingin
Sttuterheim mulai melihat adanya tanda-tanda menceritakan air yang didapat Laksmana
relief Ramayana Prambanan memunculkan rasanya berbeda. Mungkin asin. Itu ternyata
sedikit variasi yang berbeda dengan karena air dari pepohonan yang menetes jatuh
penggambaran Walmiki. Dalam kisah Walmiki ke bawah adalah air mata seekor kera yang
saat menculik Sinta, Rahwana menggunakan menangis. Kera itu adalah Sugriwa. Relief ini
kereta kencana. Sementara dalam relief menyentuh.
Prambanan, Dasamuka terbang sendiri Selanjutnya relief mendeskripsikan
membawa Sinta. Sttuterheim mencermati bagaimana Rama menunjukkan kekuatannya di
perbedaan yang lain, tatkala di udara itu tangan hadapan para kera. Dan kemudian relief
kanan Sinta melemparkan cincin ke paruh menampilkan dua raja kera bertempur: yaitu
Jatayu. Sugriwa melawan saudaranya Subali. Kedua
Relief ini disusul panil Jatayu memberikan saudara itu bergulat disaksikan Rama dan
cincin kepada Rama. Yang agak membingungkan Lesmana. Raut wajah Sugriwa dan Subali begitu
mungkin adalah tatkala di relief sebelumya saat mirip. Mereka bagaikan kembar. Relief
Jatayu bertempur dengan Rahwana berikutnya menunjukkan Rama memanah
,digambarkan Jatayu sebagai seekor burung Subali. Di sini sekali lagi Stturtheim
besar. Tapi di relief Jatayu memberikan cincin menunjukkan Ramayana Prambanan
Sita ke Rama, Jatayu di situ lebih mirip sosok menampilkan penggambaran yang berbeda
beo biasa. Sama sekali tak nampak keperkasaan dengan Walmiki. Dalam kisah Walmiki, saat
Jatayu. Sama sekali tak nampak bahwa Jatayu Rama tidak bisa membedakan mana yang
adalah burung raksasa, pemimpin kaum burung. Sugriwa mana yang Subali - Sugriwa akhirnya
Juga kita bisa amati, Jatayu yang seharusnya mengenakan kalung atau karangan bunga,
sekarat sama sekali dalam relief Prambanan tak hingga Rama bisa membidik Subali dengan
nampak terluka terdedah-dedah tubuhnya, mudah. Sementara dalam relief Ramayana,
terpotong sayapnya. Apakah para pemahat Rama bisa membedakan Sugriwa dan Subali

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


10 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

karena Subali mengenakan rambatan di istana Rahwana. Anggada diperlihatkan


pinggangnya. Dan Sugriwa tatkala bertempur memasuki hutan melewati ular ganas yang mau
mengangkat tangan. mematuknya. Anggada adalah anak dari Subali
Relief berikutnya menggambarkan yang meski ayahnya dibunuh oleh Rama dan
penahbisan Sugriwa sebagai raja kera. Dan tiga Sugriwa, akhirnya mengikuti Sugriwa membela
relief berturut-turut melukiskan Rama Rama. Relief selanjutnya memperlihatkan
berdiskusi dengan Sugriwa rencana-rencana Anggada di istana Rahwana. Dia duduk diatas
selanjutnya. Lalu sebuah relief mendeskripsikan ekornya sendiri. Di hadapannya Rahwana
Hanuman melakukan survei ke Alengka. dengan posisi duduk agak tinggi diperlihatkan
Hanuman dilukiskan kepergok seorang raksasa memiliki banyak kepala. Relief itu dapat kita
wanita yang tampak marah kepadanya. Lalu baca sebagai Anggada meminta Rahwana agar
selanjutnya adegan Hanuman bertemu Sinta di mengembalikan Sinta.
taman. Dua relief berikutnya menggambarkan Yang menarik dari relief tersebut terdapat
Hanuman ditangkap, ekornya diobong para adegan seorang prajurit Rahwana yang berada
raksasa. Hanuman lalu membakar Alengka. di belakang Anggada dengan kedua tangannya
Selanjutnya relief menggambarkan Hanuman memegang gundul Anggada. Menurut Malini
memberi laporan kepada Rama. Saran dan Vinod C.Khanna penggambaran ini
Adegan berikutnya Rama dan pasukan kera menarik. Sebab mereka menemukan di abad-
terhadang samudra luas saat mau ke Srilangka. abad kemudian di Jawa terdapat kisah yang
Rama bertemu dengan Sagara, dewa laut. Relief menceritakan tatkala Anggada menghadap
sesudahnya menggambarkan bagaimana tentara Rahwana, Rahwana meledak kemarahannya,
kera membuat jembatan penyebrangan ke seorang serdadunya lalu memotong kuping
Srilangka. Dan relief disampingnya Anggada. Dalam tradisi Walmiki sendiri
memperlihatkan bagaimana Rama dan Lesmana menurut Malini Saran dan Vinod C.Khanna tak
diikuti para kera yang riang gembira menyebrang ada kisah Anggada disayat telinganya
jembatan itu menuju Srilangka. Seluruh demikian .
14

rangkaian relief Ramayana di Candi Siwa Adegan relief berikutnya menampilkan


berakhir pada adegan ini. barisan pasukan kera membawa berbagai
Relief pada Candi Brahma diawali dengan senjata berderap melangkah menuju jatung
relief yang menggambarkan Wibisana, adik Alengka. Disusul relief yang menampilkan
Rahwana melakukan pertemuan dengan Rama. sosok-sosok di tubir peperangan. Relief ini
Wibisana menurut Sttuterheim bisa cukup rusak. Malini Saran dan Vinod C.Khanna
diidentifikasi di relief pada diri sosok yang menduga relief ini menggambarkan Wibisana
membawa setangkai lotus. Dari segi waktu
14 Bagi saya sendiri menemukan bahwa ada kemungkinan
kejadian pertemuan Rama dengan Wibisana di adegan penggambaran pengeratan telinga pada diri seorang
relief Prambanan ini sedikit berbeda dengan utusan terdapat di salah satu relief Jawa pada abad 8
epos Walmiki. Dalam kisah Walmiki, pertemuan merupakan sesuatu yang menantang untuk diteliti
pemaknaanya lebih jauh. Sebab ini mengingatkan kita bahwa
Rama dan Wibisana dilakukan sebelum Rama sampai kini kisah seorang utusan yang dipotong kupingnya
menyeberang lautan. Wibisana di situ amat populer meresap di Jawa. Yang tak bisa kita lenyapkan
menyatakan keinginannya berada di pihak dari “ingatan” kolektif kita - misal adalah kisah bagaimana
raja Singosari Kertanegara memotong kuping Mengki, utusan
Rama. Sugriwa memperingatkan Rama agar Kubilai Khan sehingga Kubilai Khan marah dan mengirim
hati-hati terhadap Wibisana yang mungkin ratusan kapal perang ke Jawa. Adakah pemotongan telinga
Mengki merupakan tindakan bagi utusan yang sudah
tengah melakukan tipu muslihat. Sebagai mentradisi lama di Jawa semenjak zaman Prambanan?
sambungan dari relief di Candi Siwa yang Apakah ini fakta? Ataukah hanya adegan ini sebuah
menggambarkan penyebrangan Rama dan kera- peminjaman simbolis untuk memudahkan penceritaan
kepada masyarakat umum betapa hebatnya kemarahan
kera, secara logis relief pertama di Candi Brahma Kertanegara - karena cerita Anggada dipotong sudah
ini – kejadian waktunya adalah saat Rama sudah sedemikian meresap dan dikenali masyarakat Jawa?
mencapai Srilangka. Seberapa jauh relief Prambanan menyumbang simbolitas
pengeratan telinga pada utusan yang tak disukai raja-raja
Selanjutnya diperlihatkan relief mengenai Jawa?
Anggada yang ditugaskan sebagai utusan ke

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 11
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

yang memperingatkan Rama akan kekuatan Kumbakarna. Tubuh Kumbakarna sendiri jauh
magis Indrajit. Indrajit dalam kisah Walmiki berlipat-lipat lebih besar dibanding para
memiliki ilmu yang membuat dirinya tak raksasa.
terlihat. Ia bisa menghipnotis Rama, Lesmana Diperlihatkan seorang raksasa meniupkan
dan seluruh pasukannya tertidur. Hanya kerang persis di kuping Kumbakarna. Lalu
Wibisana yang tak terpedaya oleh ilmu sirep seorang raksasa lain mentrumpetkan belalai
Indrajit. Indrajit juga memiliki panah ampuh gajah ke telinga Kumbakarna. Juga ada raksasa
bernama Nagapasha. Sebuah panah yang bila yang menjambak rambut Kumbakarna. Kira-
dilepas akan berbentuk ular beracun. Saran dan kira ketiganya berusaha memasukkan bunyi-
Khanna berkesimpulan demikian, sebab relief bunyian bising, gaduh, melengking dan keras ke
selanjutnya mempertunjukan bagaimana tubuh telinga Kumbakarna agar Kumbakarna
Rama dan Lesmana dililit oleh ular. Sementara terbangun. Ada seorang raksasa membawa
seseorang dari balik awan dengan garang martil panjang. Mungkin martil itu hendak
tampak menuding lurus ke arah . Dialah Indrajit dipukul-pukulkan ke tubuh Kumbakarna karena
yang bersumbunyi di awan. dalam relief itu juga tergambar ada seorang
raksasa yang menyogrok-nyogrokkan senjata
3.3 Lamentasi Gugurnya Rahwana dalam ke dada Kumbakarna. Bahkan ada seorang
Kajian Malini Saran dan Vinod C. raksasa yang menunggang kuda yang mungkin
Khanna untuk menyepak-nyepak atau menginjak-injak
Setelah penggambaran relief di atas, relief tubuh Kumbakarna.
meloncat langsung kepada relief yang Kronologi relief selanjutnya adalah adegan
menyajikan pertempuran Rama melawan bagaimana Kumbakarna terjun dalam
Rahwana. Itu berarti relief melewati adegan- pertempuran. Ia dipanah oleh Rama dan
adegan perang sebelumnya yang juga dahsyat. Laksamana. Gaya Rama dan Lesmana memanah
Dalam Walmiki dikisahkan panglima-panglima terlihat jelas di sini. Keduanya bersama-sama
Alengka satu persatu gugur melawan Rama dan membidikkan panah dengan anggun ke tubuh
pasukan keranya. Itu semua sama sekali tak Kumbakarna. Wajah Kumbakarna digambarkan
digambarkan di Prambanan karena tentunya jelas bersiung. Mulutnya menganga dan matanya
sangat terlalu panjang. yang besar redup saat terpanah.
Pertempuran Rahwana dengan Rama pada Adegan berikutnya adalah lamentasi atau
kisah Walmiki merupakan klimaks. Pertempuran ratapan gugurnya Kumbakarna. Inilah salah
dua tokoh itu terjadi setelah adik dan anak satu relief yang menarik di Prambanan. Terlihat
sulung Rahwana, Kumbakarna dan Indrajit enam orang berdiri di jenasah Kumbarkana.
sebelumnya berturut-turut tewas. Pada kisah Mereka meletakkan berbagai sesaji mungkin
Walmiki, singkatnya Rahwana muncul setelah bunga-bunga. Menurut Malini Saran dan Vinod
kematian Kumbakarna, adiknya. Sementara C.Khanna, penghormatan terhadap Kumbakarna
yang menarik di relief Prambanan, perang ini jarang terdapat dalam cerita-cerita India.
tanding Rama versus Rahwana mendahului Sebaliknya ia melihat kisah gugurnya
adegan Kumbakarna. Pertempuran pasukan Kumbakarna sampai sekarang sangat populer di
Rama melawan Kumbakarna pada titik ini Jawa. Di kisah-kisah wayang kulit atau wayang
seolah ditempatkan sebagai sebuah klimaks. wong, sampai kini pun Kumbakarna mendapat
Relief mengenai Kumbakarna di Prambanan porsi penghormatan tersendiri. Kumbakarna
dimulai dengan menampilkan bagaimana para meski membela Rahwana dalam perspektif
raksasa berusaha membangunkan Kumbakarna masyarakat Jawa bukanlah sosok raksasa yang
yang tidur. Dalam relief sebelumnya digambar jahat. Ia membela Rahwana karena tanah airnya
bagaimana Rahwana menyuruh para serdadu diusik dan keharusan bagi seorang ksatria untuk
raksasa membangunkan adiknya Kumbakarna terjun mempertahankan negerinya. Bagi orang
yang tengah melakukan tidur kosmis. Relief ini Jawa, tatkala Kumbakarna gugur, rohnya
menarik dan lucu. Digambarkan bagaimana diangkat naik ke surga.
para raksasa itu susah membangunkan Relief Ramayana menurut Malini Saran dan

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


12 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

Vinod C.Khanna adalah bukti bahwa sejak awal diculik?


Kumbakarna amat dimuliakan di Jawa. Relief Menurut saya dua relief terhadap jenasah
Prambanan bisa disebut merupakan sumber Kumbakarna dan Rahwana adalah relief kunci
gambar tertua tentang penghormatan orang yang menyimpan pemaknaan problematik.
Jawa terhadap Kumbakarna. Maka dari itu bisa Jenasah Rahwana sendiri yang dipatrikan
menetapkan lamentasi terhadap Kumbakarna membujur bersama tiga orang wanita tersebut
yang disertai sesaji bunga-bunga itu merupakan menurut saya digarap demikian sangat halus.
deviasi utama dalam relief Ramayana Menurut penulis, relief tersebut demikian
Prambanan. berhasil menyajikan lamentasi yang
Selain lamentasi terhadap jenasah memperlihatkan kesedihan ibu-ibu. Mandodari
Kumbakarna, panel Ramayana di Prambanan – jika tafsiran Malini Saran dan Vinod C.Khanna
juga menampilkan satu adegan jenazah betul, bahkan diukir meletakkan bunga di atas
Rahwana dibesuk tiga sosok perempuan. Relief kaki sang suami.
itu didahului oleh relief tiga perempuan. Setelah Mengapa kematian Rahwana disajikan
relief yang memperlihatkan ritual jenasah dengan nuansa kesedihan demikian? Bukankah
Kumbakarna, relief memperlihatkan tiga Rahwana adalah pihak angkara murka, yang
perempuan tengah duduk bersama-sama. seharusnya kematiannya disyukuri – setidaknya
Seseorang yang duduk paling tinggi mengenakan dari perspektif pembuat relief? Karena
mahkota, terlihat menaruh tangan kanan di bukankah mampusnya Rahwana merupakan
keningnya. Ada halo—semacam lingkaran simbol kemenangan terang dewata? Mengapa
cahaya di kepalanya. Di bawahnya seseorang Sinta seperti dikatakan di atas– bila tafsiran
perempuan lain dengan sanggul ke atas Malini Saran dan Vinod C.Khanna betul justru
menunjukkan trah bangsawan duduk dengan ikut serta mengekspresikan belasungkawanya
tangan kiri ditekuk menyangga pipinya. Ia kepada Rahwana? Bukankah ia seharusnya
tampak tengah mendengarkan cerita seorang girang telah lepas dari Rahwana yang
perempuan yang bersimpuh dekat kakinya. membawanya secara paksa ke Alengka?
Siapa ketiga perempuan tersebut? Menurut Mengapa diperlukan satu panil untuk
tafsir Malini Saran dan Vinod C.Khanna tiga menggambarkan lamentasi terhadap Rahwana
perempuan tersebut adalah: Mandodari-istri sesudah panil lamentasi terhadap gugurnya
Rahwana, Sinta dan Trijata. Adegan itu menurut Kumbakarna? Saya ingin agak sedikit panjang
mereka dapat diidentifikasi sebagai relief yang lebar di bawah ini berdasar analisis Malini Saran
menggambarkan bagaimana setelah Trijata, dan Vinod C.Khanna menguraikan kemungkinan-
anak Wibisana dan keponakan Rahwana kemungkinan untuk masalah sikap terhadap
mengabarkan berita kematian Rahwana – dan Rahwana ini.
kemudian permaisuri Rahwana sedih
mendengar berita kematian tersebut. Sebuah 3.4 Pengaruh Jainisme dalam Peng-
relief dapat kita lihat melukiskan Mandodari gambaran Jenasah Rahwana di Relief
menderita mendengar kabar kematian Ramayana Prambanan?
suaminya. Relief berikut kemudian Seperti diuraikan di atas–Malini Saran dan
memperlihatkan relief jenasah Rahwana. Vinod C.Khanna menafsirkan ketiga perempuan
Adalah menarik perasaan duka cita di yang meratap atau melakukan lamentasi
hadapan jenasah Rahwana itu menurut Malini terhadap jenasah Rahwana adalah: Mandodari,
Saran dan Vinod C. Khanna salah satunya adalah Sinta dan Trijata. Dari gestur ketiga sosok
sosok Sinta. Menurut Malini Saran dan Vinod C. perempuan tersebut, Malini berkesimpulan
Khanna, Sinta dalam relief Prambanan relief itu jelas ingin menggambarkan ketiga
menggambarkan gesturkulasinya khas Jawa. perempuan itu saling dekat satu sama lain. Pada
Sama sekali bukan sosok perempuan India. titik ini Malini Saran dan Vinod C.Khanna
Sinta tampak sosoknya halus. Ia duduk melakukan pembacaan yang fantastik. Bisa
bersimpuh. Mengapa Sinta ikut menyatakan dikatakan sebuah semiotika yang mengejutkan—
belasungkawa terhadap Rahwana? Bukankah ia yang lebih “radikal” dari tafsiran Stturteheim.

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 13
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

Jain kita ketahui adalah sebuah agama yang Tradisi Ramayana dalam versi Jainisme
muncul di India pada abad 6 SM. Pendirinya sendiri menurut Malini Saran dan Vinod C.
adalah Mahavira.15 Menurut Malini Saran dan Khanna dikenal lebih rasional dibanding
Vinod C.Khanna, agama Jain memiliki versi penafsiran tradisi-tradisi lain. Hal-hal yang tak
tersendiri dalam memahami Ramayana. Dalam masuk akal dalam karya Walmiki banyak diubah.
kisah-kisah Ramayana versi Jainis terdapat Dalam Paumacariya kitab karya pujangga Jainis
kisah Sinta sebenarnya adalah anak Mandodari lainnya bernama Vimalasuri Prakrit yang
bersama Rahwana. Sinta adalah anak Mandodari diperkirakan dikarang sekitar abad 3 sebelum
dan Rahwana yang dibuang saat dilahirkan. masehi misalnya, raksasa-raksasa digambarkan
Salah satu pengarang Jainis bernama bukan sosok kanibal yang memakan daging
Sanghadasa, sekitar abad 7 Masehi misalnya manusia. Sementara para vanara atau kera-kera
menurut Malini Saran dan Vinod C.Khanna bukanlah monyet. Mereka adalah ras yang
mengarang karya berjudul: Vasudevahindi. mendekati manusia (mungkin dalam hal ini
Dalam Vasudevahindi, diceritakan Rahwana makhluk-makhluk kera yang tak mencapai fase
mempercayai nujum bahwa anak pertama dari homo sapiens) yang memiliki kekuatan
perkawinannya dengan Mandodari akan supranatural tertentu. Bahkan dalam episode
menghancurkan keluarga dan membawa Gua Kiskindha, Vimalasuri menggambarkan
bencana bagi istana Alengka. Untuk pasukan kera dalam Ramayana sesungguhnya
menyelamatkan trah Alengka, maka jabang bayi bukanlah kera tapi manusia yang menggunakan
tersebut dimasukkan dalam kotak permata lalu topeng atau totem-totem kera.
dibuang ke taman milik Janaka. Keluarga Janaka Rahwana dalam versi Vimalasuri juga bukan
percaya bahwa jabang bayi muncul secara ajaib ditafsirkan sebagai sosok yang memiliki sepuluh
dari dalam tanah. kepala. Rahwana disebut memiliki sepuluh
Diadakannya relief tiga wanita ini menurut muka karena dimasa kecilnya ia melihat
pembacaan Malini Saran dan Vinod C.Khanna wajahnya bisa menjadi banyak saat bercermin
sebenarnya ingin menunjukan pesan atau kode di rangkaian cincin permata kalung yang
betapa terdapat “hubungan rahasia” antara melingkar di leher ibunya. Karakter Rahwana
Ratu Mandodari dan Sinta. Menurut Malini juga digambarkan Vimalasuri sebagai sosok
Saran dan Vinod C.Khanna ada pengarang Jainis terhormat dan bukan seorang pemerkosa.
lain bernama Gunabhadra yang juga membahas Rahwana hanyalah seseorang laki-laki yang
hal ini. Dalam buku yang ditulis Gunabhadra memiliki nafsu obsesif terhadap istri orang lain.
disebut tatkala Ratu Mandodari untuk pertama
kalinya melihat Sinta yang dibawa suaminya ke 3.5 Pengaruh Ramopakhyana di Relief
Alengka, ia langsung yakin itu adalah anaknya Prambanan?
yang hilang. Ratu Mandodari bisa memastikan Selain menunjukkan kemungkinan pengaruh
Sinta adalah anak hasil perkawinan dia dan Ramayana versi Jainis yang meresap pada panil
Rahwana karena dari payudaranya langsung relief pemakaman Rahwana yang cenderung
keluar air susu begitu melihat Sinta. menampilkan kepedihan tiga sosok perempuan
Dalam kisah-kisah Asia Tenggara sendiri Sita, Trijata dan Mandodari, Malini Saran dan
menurut Malini Saran dan Vinod C.Khanna Vinod C.Khanna juga menunjukkan
ternyata perihal air susu Mandodari ini juga bisa kemungkinan sumber Ramayana lain yang
ditemukan. Hikayat Sri Rama yang muncul dipakai referensi para silpin pemahat
berabad-abad kemudian di kawasan Melayu Prambanan.
misalnya melukiskan soal air susu tersebut. Marilah kita lihat analisanya. Setelah adegan
Dalam sebuah adegan di Hikayat Rama kematian Rahwana yang syahdu, relief
dilukiskan Ratu Mandodari yakin bahwa Sinta selanjutnya menunjukkan seorang brahmana
adalah anaknya—karena tatkala ia melihat tengah duduk memberikan wejangan. Kronologi
Sinta, keluar air susu dari buah dadanya. sesudahnya relief memperlihatkan adegan
15 Lihat Jeffery d Long, Jainism, An Introduction, I.B Tauris & Co
Rama dan Sinta bersatu kembali. Relief
Ltd, 2009. kemudian memperlihatkan Rama ditahtakan di

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


14 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

Ayodhya. Lalu selanjutnya relief menunjukkan Relief selanjutnya mempertunjukkan Rama


seorang perempuan di istana tengah mendengar kabar tentang anaknya. Lalu
membisikkan sesuatu ke Rama. Agaknya relief kemudian relief Rama bertemu dengan Lava
itu ingin memperlihatkan bagaimana Rama dan Kusha, kedua anak kembarnya. Terpampang
menerima laporan kecurigaan dari wanita- dengan jelas berikutnya relief dua anak kembar
wanita istana terhadap kesucian Sinta. Relief di pertapaan Walmiki. Lalu adegan selanjutnya
berikutnya adalah adegan Laksmana membawa panil yang menyajikan Walmiki menyongsong
Sinta ke hutan. Selanjutnya relief kedatangan Rama. Relief berikutnya
menggambarkan Sinta berjalan sendirian di menampilkan pahatan pertemuan antara Rama
hutan. Berikutnya relief yang menunjukkan dan anak-anaknya. Seluruh relief Ramayana
Sinta mengunjungi pertapaan Walmiki. yang ada di Candi Brahma Prambanan ditutup
Lalu tiga relief selanjutnya menggambarkan dengan sebuah relief happy ending, sebuah
adegan penting. Adegan-adegan tersebut pesta meriah. Sebuah hajatan besar berlangsung
dicuplik dari Uttara-Kanda (Kitab penutup di istana Ayodya yang kira-kira menggambarkan
Ramayana). Adegan-adegan ini jarang sekali pemahkotaan Lava dan Kusha
atau malah tak pernah dipahatkan di relief-relief Yang aneh, dari keseluruhan adegan
candi Hindu manapun di Asia termasuk India. Ramayana di Prambanan ada satu adegan
Tiga relief itu berturut-turut adalah: relief yang penting yang hilang. Yaitu sekuen adegan: Sinta
menggambarkan adegan persalinan Sinta atau Obong. Sinta Obong atau pembakaran Sinta
adegan Sinta melahirkan anak di hutan, adalah adegan yang sangat terkenal sekali di
kemudian relief yang menggambarkan perayaan Jawa maupun India. Bisa dikatakan Sinta Obong
atas kelahiran di mana terlihat Walmiki adalah merupakan juga refleksi paling inti di
memberkati bayi. Setelah itu terdapat relief Ramayana. Mengapa justru sekuen Sinta Obong
yang menampilkan Sinta mencari buah-buahan tidak dipahatkan di Prambanan? Adalah
bersama bayinya. mustahil menurut Malini Saran dan Vinod C.
Menurut Malini Saran dan Vinod C.Khanna Khanna pembuat relief Ramayana tidak
ada berbagai versi mengenai anak Rama dan mendengar adanya kisah Sinta Obong. Bahkan
Sinta di India. Dalam Ramayana Walmiki di kitab Raghuvamsa karya Kalidasa, kisah
diceritakan Sinta melahirkan dua bayi kembar Sinta yang membakar diri itu pun ada. Adakah
Lava dan Kusha. Dalam tradisi-tradisi non motif tertentu mengapa adegan sedemikian
Walmiki sering disebut Sinta hanya melahirkan penting itu dihilangkan di Prambanan?
seorang jabang bayi. Pada titik ini maka dari itu Malini Saran dan Vinod C.Khanna sekali lagi
sangat perlu memperhatikan tiga relief secara tak lazim berspekulasi ada kemungkinan
kelahiran anak Sinta dan Rama di relief Ramayana Jawa khusus untuk bagian ini
Prambanan. Apakah mengikuti tradisi Walmiki merujuk pada cerita Ramayana yang diduga
atau non Walmiki? lebih tua dari versi Walmiki yaitu Ramopakhyana.
Bila kita cermati betul-betul adegan di tiga Kisah Ramopakhayana juga menjadi sumber
relief tersebut terlihat Sinta hanya melahirkan utama rujukan Walmiki. Ramopakhyana
seorang jabang bayi bukan dua. Namun di relief- bercerita tentang genealogi Rahwana. Dalam
relief berikutnya kita melihat ada dua sosok cerita ini tak ada kisah mengenai pembakaran
yang selalu diutamakan dalam relief. Setelah Sinta. Adalah hal penting untuk diketahui:
tiga relief kelahiran itu, relief kemudian Poerbatjaraka pernah setuju dengan pendapat
meloncat ke sebuah adegan dua orang di kanan penulis India Manomahan Ghosh, yang
kiri memanah raksasa. Diperkirakan dua kstaria menyatakan induk dari Ramayana Jawa
itu adalah Lava dan Kusha tatkala sudah dewasa. bukanlah Ramayana karya Walmiki melainkan
Itu artinya dalam relief Prambanan, untuk kemungkinan kitab Rawanawadhia (Matinya
persoalan berapa anak Sinta dan Rama tetap Dasamuka) karya pujangga India Bhattikavya.
bersumber kepada tradisi Walmiki, meski dalam Pada titik ini ada kesejajaran pemikiran
adegan kelahiran hanya seorang jabang bayi antara Poerbatjaraka dengan Malini Saran dan
diperlihatkan. Vinod C.Khanna mengenai kemungkinan

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 15
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

sumber-sumber sastra Ramayana yang menjadi nama-nama ikan yang disebut.


acuan pemahat Prambanan. Malini dan Khanna Rincinya deskripsi lautan di Ramayana Jawa
berkesimpulan tak ada rujukan tunggal kitab Kuno itu termasuk adegan kera-kera membuat
Ramayana tertentu untuk relief Ramayana bendungan raksasa (menambak) dengan cara
Prambanan. Sia-sia menurut mereka bila kita mencabut dan menaruh bukit-bukit di samudra
hendak mencari teks spesifik Ramayana yang yang ganas paralel dengan bagaimana deskripsi
menjadi acuan tunggal relief Ramayana. tentang kera-kera mendapat tempat dominan
dalam relief Ramayana Prambanan. Dan
3.6 Perbandingan dengan Kakawin bagaimana saat menggambar Wisnu yang
Ramayana tengah tidur kosmis di awal pembukaan relief
Tibalah saatnya kita sekarang melongok laut digambarkan penuh dengan ikan.
Kakawin Ramayana. Apakah cocok dengan relief Sekarang marilah kita masuk ke pembahasan
Prambanan yang menurut Sttuterheim maupun tewasnya Kumbakarna di Kakawin. Di atas telah
Malini Saran dan Vinod C.Khanna penuh dengan dikatakan bahwa relief Prambanan adalah
deviasi-deviasi? Dari uraian di atas kira-kira tempat atau bukti pertama kalinya Kumbakarna
deviasi Ramayana di relief Prambanan yang dimuliakan dalam sejarah Ramayana di Jawa.
paling inti terletak pada penggambaran Adalah menarik bila kita komparasikan adegan
kematian Kumbakarna, Rahwana, serta dibangunkannya Kumbakarna di relief
hubungan Sinta, Mandodari, Trijata. Maka mari Prambanan dengan di Kakawin. Di atas saya
kita periksa bagian-bagian Kakawin Ramayana melukiskan adegan pembangunan Kumbakarna
saat melukiskan mereka. Untuk Kakawin di relief prambanan demikian imajinatif
Ramayana ini, saya memakai terjemahan sekaligus “kocak”. Para raksasa Alengka
Poerbatjaraka.16 memukul kendang, canang, slompret, kentongan,
Sebelum membahas itu, saya lebih dahulu gamelan di dekat kuping Kumbakarna demi
tertarik dengan analisa Malini Saran yang jeli membangunkannya. Bahkan ada seorang
tentang bagaimana Kakawin Ramayana Jawa raksasa yang dalam relief dipahatkan membawa
mendeskripsikan lautan. Menurut Malini cara kuda untuk diinjak-injakkan tubuh Kumbakarna.
penggambaran samudra Ramayana Jawa Kuno Saya melihat antara relief Prambanan dan
jauh lebih dramatis dari Walmiki. Penulis kakawin terdapat kesamaan. Dalam kakawin
Ramayana Jawa Kuno mampu secara detail disebut segolongan perwira Alengka naik kuda
membeberkan samudra yang bergolak dengan dan bersama-sama menghentak-hentakkan
segala isi ikannya. Pada titik ini kita bisa kaki-kaki kuda itu ke badan Kumbakarna. Cara
berspekulasi, situasi lokasi nusantara yang mereka menghentak-hentakkan kaki kuda ke
kepulauan dan didominasi lautan membuat tubuh Kumbakarna tersebut tak perlahan.
penulis Ramayana Jawa kuno memang lebih Bahkan karena tetap tak mampu membangunkan
memiliki fantasi tentang lautan daripada penulis Kumbakarna kemudian mereka membawa
India sehingga membuat penggambaran sekitar 500 gajah menginjak-injakkan ke sekujur
samudranya lebih hidup. tubuh Kumbakarna. Lalu kereta yang besarnya
Bila kita baca Kakawin Ramayana pada sebukit untuk digelindingkan ke badan
bagian Rama memanah dan panahnya sampai Kumbakarna. Saat Kumbakarna akhirnya
ke dasar laut. Penulis Kakawin Ramayana berhasil dibangunkan ia disediakan makan
menggambarkan panah Rama berkobar-kobar sayur, daging singa dan gajah serta bertong-tong
menyala. Samudra langsung panas. Riuh. minuman yang sekejap mata habis.
Gemuruh. Segala ikan buas dan buaya kalang Kakawin Ramayana melukiskan kematian
kabut berputaran kemana-mana mencari dingin. Kumbakarna secara dramatis. Setelah
Poerbatjaraka mengakui ia sampai tak Kumbakarna dikeroyok Hanuman, Sugriwa dan
menerjemahkan beberapa bait di adegan Rama ribuan kera, kemudian Rama menembakkan
memanah laut ini karena demikian banyaknya panah Amogha yang membuat putus kedua
16 Prof.Dr. R.M.Ng. Poerbatjaraka, Ramayana Djawa-Kuna,
betis Kumbakarna. Kumbakarna kemudian
Perpustakaan Nasional RI,2010. selanjutnya dipanah di ketiak membuat kedua

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


16 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

tangannya putus. Walau hanya tinggal badan melukiskan betapa Rahwana sebetulnya
dan kepala saja, Kumbakarna tetap berusaha demikian merasa kehilangan. Ia sadar
maju. Saat mulutnya menganga, ribuan panah kemuliaannya sudah tak lagi ada. Ia sadar
Rama dilepaskan masuk ke rongga mulut dan ketakaburannya selama ini. Sampai-sampai
tenggorokan. Dari mulut dan hidung Indrajit, putra sulungnya mengingatkan sang
Kumbakarna darah memancar deras. Ia gemetar. ayahanda agar tegak di dalam pikiran. Dan
Dan ambruk. jangan larut kesedihan. Tapi kemudian Indrajit
Menurut saya pertarungan hidup mati pun wafat. Permaisuri, istri Indrajit digambarkan
Kumbakarna melawan monyet-monyet adalah melakukan patibrata. Sebagai tanda kesetiaan
salah satu bagian peperangan yang sangat luar terhadap suaminya, ia memilih ikut mati.
biasa imajis deskripsinya. Kumbakarna Saya tertarik dengan bagaimana kakawin
bertarung dengan perkasa. Habis-habisan. kemudian mendeskripsikan tindakan pertama
Badan Kumbakarna dilukiskan begitu tinggi apa yang dilakukan Dasamuka setelah berturut-
besar seperti Mahameru. Taringnya sangat turut menyaksikan kematian keluarga intinya:
tajam menakutkan. Ia berselempang usus. Lebar adiknya Kumbakarna, anak-anak dan
lubang hidungnya begitu besar sehingga mirip menantunya: Indrajit, Trisirah, Narantaka,
gua yang gelap. Diserang ribuan monyet. Ia Trikaya. Dasamuka menyadari kini dia hanya
memakan monyet tak terhingga banyaknya. seorang diri. Dia mau tak mau harus maju ke
Pasukan monyet-monyet berusaha meloncat ke medan laga. Dan sebelum ia berangkat ke medan
badannya. Memukulkan batu, mencakar muka, peperangan yang mengesankan saya, Rahwana
menggigit, menusuk-nusuk seluruh anggota digambarkan kakawin melakukan sembahyang
badannya. Tapi semua hanya menggores tubuh ke Candi Siwa. Sebagaimana adiknya,
Kumbakarna. Ribuan kera berantakan. Ditampar Kumbakarna yang disebut sebagai Siwa.
tangan Kumbakarna, ratusan tubuh kera Dasamuka pun—dalam kakawin— dalam
semburatan ke udara. Sekali genggaman tangan sebuah pasasi singkat disebut menyerahkan
Kumbakarna puluhan monyet bisa penyet mati dirinya ke Siwa.
bersama-sama. Hal yang sama dalam kakawin juga dilakukan
Kumbakarna membanting, merobek, Rama. Untuk menghadapi Rahwana, Rama
menggitas kepala monyet sampai hancur remuk. menyiapkan khusus panah Pasupatapasa, panah
Kumbakarna memlintir mematahkan leher- hadiah dari Siwa. Saat kereta Rahwana dan
leher monyet. Monyet-monyet bahkan dikunyah Rama berhadap-hadapan, Rahwana melihat
Kumbakarna hidup-hidup. Darah monyet seorang dewa di langit menghujankan harum-
dicucup. Dalam perut Kumbakarna berjejalan harum bunga ke Rama. Rahwana sadar
banyak sekali monyet. Digambarkan secara kemenangan akan bakal di pihak Rama. Tapi
fantastis monyet-monyet itu ada yang masuk Kakawin memuji Rahwana. Rahwana diutarakan
terhisap ke lubang hidung Kumbakarna yang seorang perwira yang teguh hati. Ia betul-betul
bagai gua hitam. Monyet-monyet itu mati pahlawan sejak lahir. Meski ia mendapat firasat
terbentur tai hidung Kumbakarna yang keras bahwa dirinya akan kalah, ia tak menarik diri
seperti batu. dari peperangan. Ia tak berlaku curang.
Kumbakarna dalam Kakawin Ramayana Dan tatkala panah Rama menembus lehernya,
jelas-jelas disebut dan diagungkan sebagai Siwa sepuluh kepala Dasamuka runtuh sekaligus
yang menjelma menjadi raksasa atau Sang Maha berjatuhan. Kakawin tidak melukiskan duel
Bhairawa. Saat bersuci ia dilukiskan memakai Rama dan Rahwana secara dramatik. Duel itu
bunga-bunga dan boreh. Selempang usus dikisahkan singkat saja. Tidak dideskripsikan
Kumbakarna disebut sebagai brahmasutra. sebagai sebuah pertarungan sengit sebagaimana
Kumbakarna mengenakan perhiasan Mahakala. klimaks peperangan yang menampilkan duel
Setelah Kumbakarna wafat, Dasamuka antara pemimpin satu dan lainnya. Dan yang
dilukiskan demikian guyah. Ia mulai baik akan mampu melumatkan mereka yang
membayangkan kematiannya sendiri. Ia menjadi berada di pihak angkara murka. Sudah sedari
sadar bahwa ia tak lagi berkekuatan. Kakawin turun di medan laga malah agak ditekankan

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 17
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

Rahwana sudah sadar bahwa ia akan kalah dan watak Rama, tak sepenuhnya manusia ideal
ia menerimanya. tanpa cacat. Lihatlah bagaimana kakawin
Tatkala Dasamuka wafat, digambarkan menampilkan karakter Rama tatkala adegan
Wibisana langsung menyembah jenasah kembalinya Sinta. Inilah adegan puncak
Rahwana. Ia terharu. Ia menangis. Ia Ramayana. Adegan terakhir yang haru biru.
menjatuhkan bunga di kaki kakaknya. Ia Peperangan besar ini terjadi karena Sinta.
meminta maaf kepada kakaknya, karena Ratusan ribu nyawa dipertaruhkan untuk
berpihak kepada Rama. Wibisana kemudian di menyelamatkan Sinta. Tapi dalam pertemuan
hadapan jenasah Rahwana melakukan lamentasi kembali Rama dan Sinta yang disaksikan oleh
panjang yang menjelaskan mengapa ia memilih seluruh panglima dan serdadu, di sebuah
mendukung Rama. Rama sendiri kemudian pertemuan besar, di depan banyak orang, Rama
melipur hati Wibisana. Rama mengatakan justru menghina Sinta. Rama mencurigai
kepada Wibisana, bahwa Dasamuka mati kesetiaan Sinta.
sebagai prajurit besar. Kesetiaan Sinta. Sinta Rama di pertemuan itu meminta Sinta
pati brta. Ingin terjun dalam api tatkala membersihkan diri. Rama mempermalukan
mendengar berita (bohong) kematian Rama. Sinta di muka publik, seolah-olah Sinta dalam
Tampak di sini kakawin melukiskan Rahwana keyakinan Rama tak mungkin tak melakukan
secara simpatik. Rahwana tidak ditempatkan sesuatu dengan Rahwana. Tubuhnya tak lagi
par excellence sebagai representasi kejahatan. suci. Rama menghina Sinta, menganggap tubuh
Rahwana ditampilkan sebagai sosok manusia Sinta pasti kotor sehingga dilukiskan Sinta
biasa yang memiliki banyak kelemahan. lemas. Penghinaan Rama ini membuat kaget
Rahwana sedih satu persatu panglimanya tewas. Wibisana, Sugriwa, Hanuman. Bahkan pasukan
Rahwana mukanya pucat. Rahwana dilukiskan kera tatkala Sinta menangis sampai ikut
sangat khawatir dan perasaannya kecut ketika meneteskan air mata. Sinta merasa tak
mendengar bahwa Hanuman memporak dipercaya. Di sini berbeda dengan relief
porandakan Alengka. Rahwana dilukiskan Ramayana Prambanan yang tak menampilkan
seperti manusia pada umumnya yang berusaha adegan Sinta Obong. Sinta dalam kakawin
menyembunyikan rasa ketakutannya. Sikap meminta Lesmana untuk mencarikan kayu dan
takaburnya hilang. Rahwana bahkan menangis menyalakan api. Sinta ingin melakukan pati
saat mendengar Kumbakarna wafat. brata untuk membuktikan kesetiaannya.
Yang juga terasa kuat menurut saya adalah Pada titik ini sosok Trijata tampil mengkritik
tokoh-tokoh utama tidak sekedar disajikan Rama. Trijata di sini dilukiskan sebagai
hitam putih. Marilah kita melihat karakter Sinta, perempuan kokoh, keras dan punya sikap. Ia
Rama, Trijata yang dilukiskan oleh Kakawin memiliki karakter kuat. Malini Saran dan Vinod
Ramayana. Sinta dalam Kakawin Ramayana C.Khanna melihat Kakawin Ramayana memberi
dipersonifikasikan sebagai seorang perempuan tempat yang demikian besar bagi Trijata.
lemah lembut yang setia. Namun kata-katanya Menurut mereka Trijata dalam versi Valmiki
bisa sangat tajam dan menyinggung perasaan. hanya memiliki porsi kecil. Menurut Malini
Tatkala Sinta di Hutan Dandaka menyuruh Saran, Trijata juga menempati status sangat
Lesmana untuk mencari Rama dan Lesmana terhormat dalam Ramopakhayana, sumber yang
bersikukuh untuk tak meninggalkannya sesuai lebih tua dari Walmiki. Itulah sebabnya Malini
amanah Rama, Sinta memaki-maki Lesmana Saran menduga Ramophakayana cukup
hingga membuat Lesmana sakit perasaannya. mempengaruhi Kakawin Ramayana. Dan juga
Lesmana merasa terluka tatkala Sinta pembuat relief Ramayana di Prambanan. Relief
mengatakan Lesmana punya niat busuk untuk Prambanan bisa disebut adalah kisah pertama
mengawininya. Sampai-sampai Lesmana di Indonesia yang menempatkan status Trijata
mengeluarkan kutukan terhadap Sinta. “He Sita. secara terhormat. Kakawin Ramayana
Moga-moga kamu ditawan oleh musuh waktu ini, selanjutnya, adalah wahana kedua yang makin
sesudah aku berangkat, wahai!” menonjolkan Trijata. Sosok Trijata baik dalam
Demikian pula saat kakawin melukiskan Kakawin maupun relief Prambanan menempati

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


18 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

status yang sangat mulia. Dalam kakawin, Trijata ningrat. Hal ini menurut Malini Saran dan Vinod
digambarkan berani melawan bahkan C.Khanna tak pernah ada dalam kitab Walmiki.
memperingatkan Rama. Trijata mengatakan Dalam kitab Walmiki - Trijata sama sekali tidak
kecurigaan Rama sudah terlalu jauh. Bila kita pernah disebut sebagai putri Wibisana. Malini
bedah lebih jauh kakawin, kita lihat Trijata Saran dan Vinod C.Khanna menduga dalam hal
berani mencerca Rama dengan pedas. Ia tak Trijata merupakan anak Wibisana pengaruh
segan menghardik bahkan memaki Rama di cerita Tamil pasti merembes ke Kakawin
muka umum. Silahkan Anda baca bagaimana Ramayana. Sebab di Tamil misal ada
Trijata digambarkan dalam kakawin: Iramavataram karya Kamban. Dalam kisah
“Terlanjur baginda, sebagai buta tuli tak Kamban, Trijata disebutkan adalah putri
melihat. Bukan kah kamu tau pelajaran agama? Wibisana. Dalam kitab Walmiki, Trijata hanya
Beliau sang Sita tak ada samanya di dunia sekedar digambarkan sebagai raksasa
tentang setia dan tetap bakti berswami.” perempuan tua.
“He Radja, (Kamu) seolah-olah menerka Dalam Kakawin Ramayana akhirnya Sinta
begitu. Sama sekali tak ada perasaan kah pada melakukan pembakaran diri. Pembakaran Sinta
manusia ini?!” terjadi namun Sinta sama sekali tak tersentuh
“Sangat (besar) lah kekotoran yang kamu- api. Ia diselamatkan oleh Siwa. Dapat dilihat di
ambil, he radja. Tabiat dewa tak ada pada kamu. sini bagaimana Kakwin Ramayana adalah kitab
Hilang lah ibadatmu (dan) jasamu di dunia, yang cenderung Siwais. Rahwana dan
sebab kamu mengambil yang jahat, tidak Kumbakarna disajikan sebagai pengikut Siwa
mengambil yang baik.” yang setia dan khidmad. Rama juga disanjung
Trijata sampai kehilangan rasa hormat sebagai Nilakanta atau Siwa.
terhadap Rama. Baginya Rama adalah manusia
rendah. Ia bahkan bersumpah tak kawin, karena 3.7 Novel Anand Neelakantan
melihat penghinaan ini adalah penghinaan Dapat dilihat di atas bagaimana pada
terhadap perempuan. beberapa poin terutama saat melukiskan
“Melihat beliau sang Sita sedih, maka hilang Kumbakarna, Kakawin Ramayana sangat
takut hormatku kepada sang raja (Rama). Tak mendukung relief Ramayana. Cerita mengenai
ada yang lebih baik bagiku daripada aku mati, Kumbakarna, Rahwana, Sinta serta Trijata
biar lah, bila beliau (sang Sita) mati.” dalam Kakawin Ramayana menurut saya bisa
Trijata di sini dikokohkan sebagai seorang dipakai untuk memaknai beberapa adegan
perempuan kritis. Perempuan yang berani relief-relief yang ada di Prambanan. Cerita
menuding secara blak blakan kesalahan Rama. dalam Kakawin Ramayana menunjukkan sebuah
Kita lihat bagaimana dalam kakawin sosok cerita yang tidak hitam putih. Dalam Kakawin
Trijata bukan sekedar sosok perempuan halus Ramayana, bahkan watak Rama yang buruk
yang senantiasa menemani Sinta. Gambaran diungkapkan apa adanya oleh Trijata.
Trijata dalam kakawin berbeda dengan Trijata Untuk memperkaya tafsiran Malini Saran
dalam dunia pewayangan, sendra tari atau dan Vinod C.Khanna terhadap relief lamentasi
dunia wayang wong sekarang yang semata-mata tiga perempuan: Mandodari, Trijata dan Sinta
menggambarkan Trijata hanya sebagai pelipur terhadap Rahwana di Prambanan, saya ingin
lara Sinta. Unsur keberanian, kekritisan, membandingkan tafsiran itu dengan sebuah
kemuakan Trijata terhadap Rama yang menonjol novel berjudul: Asura: Tale of Vanquished (The
dalam kakawin – entah mengapa dalam Story of Ravana and His People) karya sastrawan
perjalanan waktu dalam dunia Ramayana Jawa India Anand Neelakantan17. Novel ini berisi
kemudian hilang atau tak muncul. tentang alasan-alasan Rahwana menculik Sinta
Yang menarik dalam Kakawin Ramayana itu dan hubungannya dengan Sinta yang berbeda
juga untuk pertama kalinya dinyatakan bahwa
Trijata adalah anak dari Wibisana atau 17 Lihat Anand Neelakantan, Asura: Tale of The Vanguished –
The Story of Ravana and His People, Platinum Press, 2012.
keponakan dari Rahwana. Trijata artinya adalah Ananda Neelakantan juga menulis novel mengenai Mahabrata
perempuan berdarah biru. Ia perempuan dari sudut pandang Kurawa berjudul Maha Kurawa.

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 19
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

seratus delapan puluh derajat dengan yang kita Lambat laun invasi dan agresi suku liar
kenal. Saya ingin agak sedikit panjang lebar penunggang kuda mencapai seluruh wilayah
menguraikan novel ini, agar terlihat India. Menurut Rahwana dalam perjalanannya
hubungannya dengan hipotesis yang disodorkan kaum pengembara berkuda ini merampok dewa
oleh Malini Saran dan Vinod C.Khanna. bangsa Asura. Siwa mereka jadikan dewa utama
Novel ini dibuka secara liris. Sehari sebelum mereka. Brahma, guru bangsa Asura mereka
hukuman mati terhadap dirinya oleh bala angkat juga menjadi dewa. Serta tiba-tiba
tentara Rama, Rahwana melakukan perenungan mereka memunculkan dewa bernama Wisnu.
panjang mengenai sejarah bangsanya, Mereka kemudian menamakan diri sebagai
masyarakat Asura yang kian lama kian terdesak masyarakat deva.
dan bakal punah. Ingatan Rahwana melakukan Menurut Rahwana, semenjak kaum
kilas balik. Masyarakat Asura menurut Rahwana penunggang kuda itu mengadopsi Siwa menjadi
adalah masyarakat tanpa kelas. Mulanya dewa utama bersama dewa-dewa lain timbul
masyarakat Asura adalah suku pengelana. suatu sistem peribadatan yang kompleks. Para
Kemudian kira-kira 2000 tahun lalu sebelum pendeta masyarakat deva yang disebut kaum
zaman Rahwana masyarakat Asura membangun brahmin kemudian mengembangkan suatu tata
sebuah masyarakat perkotaan di tepi sungai cara peribadatan yang rumit. Berbagai jenis
Lembah Indus. Secara damai kultur masyarakat ritual diformulasikan. Ibadat ibadat kepada
Asura perlahan lahan merambah ke seluruh Siwa tidak bisa dilaksanakan tanpa mereka
India. sehingga menjadikan mereka kelas tertinggi
Peradaban kota di Lembah Indus yang setelah para penguasa. Lambat laun tata cara
dibangun masyarakat Asura dituturkan peribadatan baru ini tertanam ke seluruh India.
Rahwana memiliki jalan-jalan yang teratur, Akibat invasi sendiri percampuran darah antar
sistem drainase yang baik. Perkotaan memiliki suku menjadi tidak terelakkan.
fasilitas-fasilitas publik seperti rumah sakit. Selama seribu tahun itu di India asimilasi
Masyarakat Asura memiliki dewa asli sendiri. membuat tidak bisa lagi ditemukan seorang
Mereka mengagungkan dan memuja Siwa atau yang berdarah seratus persen Asura maupun
Parameswara. Kehidupan masyarakat Asura berdarah seratus persen Deva. Tidak ada lagi
relatif tenang dengan peribadatan terhadap identitas asli. Kaum Asura yang kulitnya
Siwa. Masyarakat Asura adalah masyarakat berwarna hitam sudah beranak pinak dan
kosmopolitan. Mereka masyarakat egaliter yang berakulturasi dengan kaum deva yang kulitnya
terbuka. Berdasar pemujaan terhadap Siwa pucat. Masyarakat Asura yang tadinya setara
mereka mengembangkan kultur meditasi, dan tanpa kelas kini dengan sistem peribadatan
musik, seni rupa dan arsitektur. Sekitar 1000 yang baru terbagi-bagi menjadi sistem kasta.
tahun kemudian kedamaian ini terusik. Sebuah Para pandita sebagai kasta tertinggi bisa
suku liar penunggang kuda mengepung kota mengontrol masyarakat.
masyarakat Asura. Mereka membakar dan Rahwana sendiri memiliki sebuah kerajaan
menghancurkan kota dan pencapaian jauh di selatan. Di seberang lautan India.
masyarakat Asura di Lembah Indus. Namanya Lanka. Ibu Kotanya bernama Trikota.
Suku ini memuja dewa bernama Indra. Indra Mereka juga sudah menerima sistem
dijuluki Purendara atau Sang pembantai Kota. peribadatan Wedha sebagaimana secara umum
Serangan mereka begitu bengis. Peradaban dipraktekkan di India. Ayah Rahwana adalah
Asura yang selama ini hanya membangun seorang brahmin terkemuka bernama
peradaban seni, meditasi, sains dan agama Maharishi. Meskipun demikian Rahwana
tanpa berupaya membangun kekuatan militer berusaha mempertahankan kultur masyarakat
porak poranda. Kota luluh lantak. Mereka Asura. Rahwana merasa akar kultural Lanka
membakar sekolah-sekolah, asrama-asrama, adalah masyarakat Asura. Nenek moyang
rumah sakit-rumah sakit, kuil-kuil-kuil. masyarakat Lanka adalah para pelarian
Peradaban Asura runtuh. Masyarakat Asura masyarakat Asura dari Lembah Indus. Karena
yang selamat melarikan diri ke arah selatan. letaknya di sebrang lautan tradisi masyarakat

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


20 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

Asura di Lanka relatif lebih terjaga daripada di melewati masa empat bulan pernikahan tumbuh
India. Lanka adalah satu-satunya wilayah mekar rasa cinta dan sayang luar biasa Rahwana
berkebudayaan Asura yang belum tertundukan. terhadap Mandodari. Bagai ada mukjizat
Dewa utama masyarakat Lanka tetap Siwa. Rahwana mulai mengerti perasaan dan mampu
Dimana-mana di Lanka jauh sampai pedesaan menyelami hati Mandodari. Rahwana tergila-
terdapat kuil-kuil kecil Siwa. Lanka tadinya gila kepada Mandodari.
kawasan miskin. Di tangan Rahwana, kawasan Yang menjadi soal adalah tatkala lahir anak
ini menjadi maju dan menaruh minat terhadap mereka, bayi perempuan sangat kecil dan
pengembangan ilmu pengetahuan. Mereka lemah. Proses persalinan Mandodari demikian
melakukan pertempuran terus menerus di India susah. Terasa tak ada harapan hidup lama bagi
menahan agar jangan sampai pasukan-pasukan bayi itu. Seorang juru ramal yang datang ke
kerajaan-kerajaan di India menyebrangi lautan istana, menujumkan bahwa bila bayi ini bisa
dan menguasai mereka. Di Lanka mereka selamat tetap hidup di kala dewasa bakal
membangun peradaban terhormat. Dari segi mendatangkan malapetaka bagi istana dan
kebudayaan mereka merasa lebih unggul dan bangsa Asura. Rahwana gundah. Sampai
tinggi dari banyak kerajaan-kerajaan di India. akhirnya Rahwana mengambil keputusan
Sampai suatu ketika terdapat tanda-tanda membuang bayinya. Saya kutipkan pasasi dalam
yang mengkhawatirkan kalangan istana Lanka. novel yang menggambarkan kegelisahan
Novel menceritakan itu dimulai dari lahirnya Rahwana saat melihat bayinya demikian rapuh:
anak perempuan Rahwana. Permaisuri Rahwana “Her birth was difficult and we did not dare
adalah Mandodari. Ia istri yang sederhana. hope she woud survive. When I held her little, tiny
Mandodari berasal dari kalangan biasa body in my hands, hardened by years of warfare, i
pedesaan. Dia ibu rumah tangga. Novel felt deeply content. I felt i owned the whole world
memaparkan bagaimana awalnya Mandodari di and nothing else mattered during the hours I
ranjang sama sekali tidak mampu menerbitkan spent watching mjy wife cooing to the baby,
hasrat seksual Rahwana. Rahwana merasa feeding and bathing her. I could have gone on
gamang terhadap istri yang memang dijodohkan with that life for ever. But then one day, everything
oleh sang ibu dan tak ia kenal sebelumnya. Pada change. An astrologer, who claimed to be my
malam pertama perkawinannya, Mandodari father’s friend, came to the palace, looked at my
begitu frigid. Mandodari bahkan menolak daughter and proclaimed in front of everyone,
membuka pakaiannya. that she would bring destruction to the Asuras..”
Selama empat bulan awal perkawinan Akhirnya di suatu malam, Rahwana
mereka, berkali-kali saat dijamah diranjang memerintahkan Maricha, sang paman membawa
Mandodari beku bagai balok kayu. Sampai bayi itu bersamanya dalam sebuah keranjang
Rahwana kehilangan nafsu seksualnya. Dan untuk dibuang ke sebuah hutan. Hutan yang
secara mental letih. Sering Rahwana berusaha ditujunya adalah tempat tinggal seorang istri
membelai Mandodari, duduk di sampingnya, brahmin bernama Vedavathi yang jelita. Suami
mengusap wajah Mandodari secara halus perempuan ini beberapa tahun sebelumnya
dengan tangan dan berusaha menciumnya dibunuh oleh Rahwana dalam sebuah
bibirnya. Tapi Mandodari justru memalingkan pertempuran. Namun Rahwana terpesona
muka ke arah lain, menggerutu dan kemudian dengan kecantikan dan tubuh Vedavathi yang
melanjutkan tidur. Kejengkelan Rahwana erotik. Ia mendambakan Vedavathi mau menjadi
pernah mencapai puncak. Tatkala ia hendak pasangannya. Untuk pertama kali dalam
mencium Mandodari dan sekali lagi Mandodari hidupnya Rahwana berkeinginan melakukan
menolak, Rahwana menjambak rambut affair. Ia membayangkan Mandodari tetap
Mandodari dan kemudian menghempaskan menjadi istri, pendampingnya yang setia
kepalanya ke bantal. Sebagai seorang permaisuri sementara Vedavathi bisa menjadi seorang ratu.
sehari-hari Mandodari mengatur rumah tangga Tapi Vedavathi menolak.
istana layaknya seorang ibu rumah tangga Tatkala Rahwana sampai ke hutan itu namun
pedesaan. Namun entah kenapa setelah Vedavathi mengamuk. Ia mengutuk Rahwana.

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 21
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

Dan bersumpah bahwa rohnya akan masuk ke semi-civilized, nomadic tribe? Women were
tubuh jabang bayi untuk membalas dendam treated by the Deva men as noting more than
kepada Rahwana. Vedavathi melakukan bunuh commodities.Perhaps I was prejudiced as I
diri. Pada saat hampir bersamaan melintas belonged to an entirely different culture. But I
rombongan Raja Janaka dari kerajaan Mithila – had always believe a society could be called
kerajaan besar bangsa Deva. Rahwana civilized only when it treated its women and
bersembunyi di atas pohon. Raja Janaka terkejut downtrodden people, well.”
mendapati ada seorang mayat perempuan Umur Rahwana saat itu 46 tahun. Rahwana
tergeletak di samping keranjang berisi bayi. Ia memutuskan untuk mengunjungi Mithila
memungut bayi itu. Dari atas pohon Rahwana, menyaksikan sayembara meminang Sinta. Ia
menyaksikan oleh Janaka, anak hasil menyamar. Berpakaian seperti warga Deva,
perkawinannya dengan Mandodari, diangkat masyarakat India utara. Baru pertama kali
menjadi anak Janaka dan diberi nama: Sinta. Rahwana berada di Mithila. Ia mengamati
Pada titik inilah novel Anand Neelakantan kondisi kemakmuran Mithila jauh dari Lanka.
melakukan dekonstruksi atas kisah Ramayana Jalan utama di kota Mithila sempit-sempit. Tidak
standard. Sinta diceritakan sesungguhnya ada sistem drainase. Rumah-rumah penduduk
adalah anak Rahwana sendiri yang dibuang. seperti rumah kampung. Sementara istana
Novel selanjutnya menceritakan betapa Mithila lebih mirip rumah besar keluarga petani
Rahwana selalu rindu terhadap anaknya itu. kelas menengah di Lanka. Padahal Mithila
Beberapa kali ia mengirim mata-mata untuk dipandang salah satu kota yang paling maju di
memantau pertumbuhan sang anak di kerajaan utara. Kondisinya menurut Rahwana sangat
Mithila. Bahkan sampai belasan tahun rindu terbelakang dibanding Lanka.
Rahwana tak lekang. Ia diliputi perasaan Rahwana merasa Sinta, berada di sebuah
bersalah membuang bayinya. Sampai suatu tempat yang tidak semestinya. Ia kecewa dengan
ketika, Rahwana mendengar Raja Janaka kondisi Mithila. Pertama kali ia melihat Sinta,
mengadakan sebuah lomba bagi para ksatria sang putri berada di atas balkon. Hatinya
untuk meminang Sinta. Rasa rindu Rahwana berdebar. Wajah Sinta ditutupi oleh cadar,
melonjak. Ia ingin sekali menyaksikan wajah sebuah kebiasaan yang tak dianut oleh
anaknya yang telah tumbuh besar. Ia tapi tak masyarakat Asura. Raja Janaka kemudian
habis mengerti mengapa untuk sebuah mengumumkan tata cara sayembara. Menurut
perkawinan putrinya harus dilombakan atau Janaka barang siapa bisa mengangkat busur
dikompetisikan. Itu bagi tradisi masyarakat panah yang berat dan membentangkan, dialah
Asura sesuatu yang tak senonoh yang sama yang bakal memperoleh Sinta. Busur itu
sekali bertentangan dengan etika dan martabat bernama Triambaka dan menurut Janaka
perempuan. pernah digunakan oleh Siwa.
“What would she be doing now? Who did she Rahwana merasa muak dengan sayembara
look like? Perhaps like her mother? Something itu. Ia merasa martabat Sinta direndahkan.
snaped in me when I thought of my long-lost love. Rahwana juga menertawakan busur yang
Was the empire worth losing her? I longed to see dikatakan pernah digunakan Siwa. Sebagai
the face of my daughter more than anything else. anggota masyarakat Asura yang memuja Siwa
I had not read the reports from the field for some selama ribuan tahun, Rahwana tahu betul bahwa
time but I vaguely remembered reading about the itu tak betul. Busur itu hanya tiruan. Dirinya
marriage arrangements being made for her. sendiri sanggup dengan mudah mengangkat
These northern people had a strange custom. The dan mematahkan busur itu. Rahwana merasa
fathers of the prospective bride would announce risih melihat banyak orang ingin mengangkat
a contest among eligible suitors. I found it boorish. busur tersebut sembari mata mereka dengan
Was a bride a prize to be won in a contest? I have perasaan nafsu menguliti sosok Sinta yang telah
even heard of Deva men selling their wives as turun balkon. Sinta menjadi objek tatapan
slaves, mortgaging them or using them as wagers. jahanam mata para lelaki.
It was terrible but what could one expect from a “... She stood there in the middle of hundreds of

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


22 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

men, trembling, while many lusty eyes greedly karangan bunga, Rahwana sebagai ayah
assesed her – the prize of the stupid contest. She berlinang air mata. Ia melihat Rama pun
stood there so radiant and lovely that I almost sesungguhnya belum begitu layak menjadi
wept. Sita. She resembled her mother, but her skin suami Sinta. Tapi ia tergetar dengan pancaran
was dark, the colour of honey. She had long, black kebahagiaan yang muncul dari ekspresi wajah
tresses. She was my daughters, an Asura Princess. Sinta.
I noticed that the princess and kings assesed “..I watched in dismay and shock as my
her like they had come to a cattle market and daughter approached the Prince of Ayodhya and
have found their prize cow. I burned with anger. garlanded him. From that moment Sita and Rama
What sort of custom was this? An innocent young were husband and wife. Tears welled up in my
girl in her prime exposed to the lustful eyes of old eyes. I looked at the young couple and could see
men who could win her in a contest? I could not the happines and pride in Rama’s eyes at the
take my eyes off my daughter Sita. She demurely unexpected victory, and the prize. It upset me.”You
lifted her head and scanned the lusty crowd that do not deserve her, young man. “ I wanted to
had assembled. She did not pause for more than a shout. Then i saw pure and innocent love in Sita’s
few seconds on any one face. When she stared at eyes and felt helpless. What right did I have to
me, my hear skipped a beat. She stared at me destroy the happines she felt? Daughter, I have
intently and I was afraid. Something tugged failed you.” I hoped she would be happy with the
inside me. Was it guilt or fear? I dont’t know and man she love so much. I hoped he would treat her
quickly looked away..” with love and respect and reciprocate her love. I
Rahwana saat itu sampai hendak membuka hoped he would be worthy of her. I had no rights
penyamarannya. Dan ingin mengatakan kepada over my daughter, but I prayed for her happines.
Raden Janaka, bahwa dialah ayah sebenarnya Something told me that man she had chosen, or
Sinta. Rahwana ingin mengatakan bahwa dia more correctly the man who had won her as prize,
ingin membawa pulang Sinta ke Lanka. Dan would only make her sad. I hoped I was wrong.
mencarikan pasangan yang cocok untuk Sinta But I would keep protective watch over her from
atau memperbolehkan Sinta mencari pasangan now on. If i ever found that the man was not
yang dia cintai sendiri. Bagi Rahwana yang worthy of her, I would whisk her away to my
terpenting adalah mengunduh perkawinan palace, my bosom, and protect her from all harm..”
Sinta tanpa melalui sayembara. Dia juga ingin Rahwana lalu pulang ke Lanka dengan hati
mengaku salah kepada Mandodari bahwa tak menentu. Sesampai di Lanka ia mengaku
pernah membuang anak mereka. kepada Mandodari bertemu dengan Sinta, anak
“It was time to reveal my identity to Janaka mereka yang pernah mereka buang. Mandodari
and claim my daughter. I would take her to Lanka menangis dan menginginkan Sinta bisa
and give her a life befitting an Asura princess. She menjenguk Lanka. Tapi Mandodari juga sadar
would mary who she love or I would find a good bahwa Sinta telah memiliki suami dan mereka
match for her. I would confess to Mandodari and tak berhak menganggu. Rahwana merasa tenang
ask her forgiveness..” dengan penerimaan Mandodari tapi ia masih
Tapi kemudian Rahwana menyaksikan merasa khawatir akan nasib anaknya kelak. Ia
muncul seorang pangeran dari Ayodhya berjanji dalam dirinya akan terus mengawasi
bernama Rama. Pembawaannya tenang. Ia anaknya. Bila sang suami tiada bisa
tampak tangguh dan kuat. Rahwana pernah membahagiakan Sinta, ia ingin membawa Sinta
mendengar Ayodhya. Kota itu luasnya hanya ke Lenka.
separuh Mithila. Kota itu sepanjang Sampai suatu ketika Rahwana mendengar
pengetahuannya masih jauh terbelakang kabar Dasaratha, ayah Rama yang telah sakit-
dibanding Mithila. Tapi Rahwana terpukau pada sakitan menginginkan tampuk kekuasaannya
Rama. Ia mengakui bahwa pangeran dari diserahkan ke salah satu putranya. Kita tahu –
Ayodhya ini adalah seorang prajurit tangguh. dalam cerita Ramayana seharusnya Rama
Dan tatkala Rama berhasil membengkokkan sebagai putra tersulung yang menjadi raja
busur dan Sinta maju mengalungi Rama dengan Ayodha. Namun Kekayi, ibu tiri Rama yang

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 23
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

ambisius menginginkan Bharata, sang anak daughter had been dragged along with them...”
yang diangkat raja. Ia juga menginginkan Rama Bahkan tatkala Rahwana telah berhasil
dibuang ke hutan selama 14 tahun. Dasaratha membawa terbang Sinta ke Alenka, Rahwana
dengan berat hati menuruti Kekayi, karena telah menginginkan putrinya bahagia. Tatkala
terlanjur janji. Rama akhirnya diikuti istrinya Rahwana sudah sampai membawa Sita di langit
Sinta dan Lesmana masuk hutan menjalani Alenka, yang pertama ingin dilihat Rahwana
pengusiran. Dasaratha sendiri lantaran adalah bagaimana raut muka ekspresi Sita
sedemikian sedih dengan keputusannya menyaksikan kota Lanka yang jauh lebih maju
kemudian wafat. dari pada Minthika atau Ayodya. Ia ingin melihat
Dalam novel Tale of Vanquished (The Story of bagaimana anaknya takjub dan senang melihat
Ravana and His People) karya Anand keindahan kotanya. Dan bagaimana di bawah
Neelakantan, digambarkan Rahwana marah Mandodari menyambut suka cita kedatangan
mendengar keputusan Rama yang tunduk anaknya.
dengan perintah pembuangan. Bagi Rahwana, “I could see the the wide-eyed surprise in Sita’s
tak seharusnya Rama bersikap demikian. face when the first sight of Lanka caught her
Seharusnya Rama sebagai ksatria melawan attention. For a moment she forgot her grief. My
perintah ayahnya. Karena ia lebih berhak heart swelled with pride. I wanted to show her
menjadi raja dibanding Bharata. Lebih dari itu what glories I had in store for her. Sita, my
Rahwana langsung mengkhawatirkan putrinya. daughter,behold your Lanka. There was the
Bagaimana Sinta bisa hidup di tengah hutan golden palace where she would dwell. I wanted
lebat selama 14 tahun? Menurut Rahwana, her to look at the gardens and smell the fresh sea,
Rama adalah suami yang tak bertanggung jawab the glittering markets and green paddly fields,
karena tindakannya membuat Sinta ikut the swaying coconut palms and spice gardens, my
menderita. wide royal boulevards and towering castles and
Kemarahan Rahwana terhadap keputusan palaces.”
Rama untuk membawa Sinta ke hutan lebat Tapi hari demi hari Rahwana sedih karena
selama 14 tahun itu adalah kunci dalam novel Sinta tak mau mendekatinya. Ia terpukul.
Anand Neelakantan yang membuat terjadinya Hatinya lumpuh. Dan badannya terasa sakit. Ia
penculikan. Penculikan Sinta oleh Rahwana melihat Sinta sering duduk terisak di taman di
dalam perspektif novel Neelakantan maka dari bawah Pohon Asoka. Ia berusaha mendekati Sita
itu dilakukan oleh Rahwana lebih karena pelan. Dan lirih mengucapkan: anakku...
kekhawatiran seorang bapak terhadap anaknya. “Sita, you are my daughter...I loved your
Sebagai seorang bapak, Rahwana risau mother more than anyone else in my life. But now
menyaksikan anaknya terlunta-lunta dalam I love you more than I love myself. Will you stay
ketidak menentuan dan hidup penuh ancaman here with your father, as Princess of Lanka? I shall
bahaya di hutan lebat lantaran suami yang ask for truce...Rama does not deserve to be your
lemah. Tindakan penculikan Sinta oleh Rahwana husband. Stay with your father always...”
justru dalam novel Neelakantan motif utamanya Pembaca dapat melihat bagaimana tingkat
adalah suatu penyelamatan. radikalisme tafsir sang novelis membalik tafsir
“I hated Rama for his false ego and eagerness konvensional tentang cerita Ramayana. Ia
to prove her self-righteousness t5o the world. I melihat kisah Ramayana dari perspektif
would never understand his logic. And how could Rahwana yang tak terduga dan jarang diungkap.
his father have made such an unfair promise? A Di Indonesia pun para sastrawan modern dan
King could not act like that. It was against Raja dalang kontemporer seperti Sudjiwo Tedjo
Dharma. As the heir, it was Rama’s duty to rise belum pernah ada yang mendekati kisah
against the king who had acted unjustly. He Ramayana dari perspektif Rahwana versi
should have overthrown his father and assumed Neelakantan. Dalam novel Anand Neelakantan,
the kingship. Instead he abdicated in favour of his Rahwana sendiri digambarkan hanya berkepala
step-brother. And his older brother, Lakshmana, satu. Sepuluh kepala Rahwana hanyalah metafor
followed him into the wild. And now my beautiful dari sepuluh sifat Rahwana.

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


24 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

Yang menarik dekonstruksi yang dilakukan diperkirakan berdenyut. Di bekas-bekas lokasi


Anand Neelakantan bukan sekedar bertolak yang diperkirakan dermaga ditemukan sisa-sisa
dari imajinasi tapi bersandar data arkeologis. bangunan yang diduga semacam warehouse
Untuk latar belakang sejarah Rahwana saya tempat mengumpulkan barang-barang yang
melihat ia terutama memanfaatkan kisah-kisah hendak dieksport atau dijual ke luar. Dari sini
mengenai sejarah Dravida dan penemuan situs barang-barang kemungkinan dibawa kapal
perkotaan Mohenjo-daro dan Harappa yang sampai Teluk persia ke Bahrain atau Sumeria.
oleh para arkeolog diduga merupakan sisa-sisa Kedua kota itu diperkirakan kosmopolit pada
peradaban perkotaan kaum Dravida sebelum masanya. Untuk memahami agama yang dianut
mereka dibumihanguskan oleh peradaban dan oleh warga kedua kota itu, para arkeolog
kultur Arya. menduga bahwa mereka memuliakan dewi
Pada tahun 1920–an para arkeolog kesuburan. Dimana-mana di kedua kota itu saat
melakukan eksvakasi di lembah Sungai Indus penggalian ditemukan patung-patung kecil
terhadap reruntuhan dua kota kuno. Yaitu semacam mother goddes. Juga simbol-simbol
Mohenjo-daro di Sind dan Harappa di Punjab phalus. Para arkeolog menemukan patung
Barat. Dari uji radio karbon diperkirakan pendeta, dengan jubah yang bahu kanan
rentang peradaban dua kota tersebut dari masa terbukanya. Sesuatu gaya berjubah para rahib
2400 tahun SM sampai 1700 SM. Mesir dan yang pada ribuan abad sesudahnya populer di
Sumeria memang telah membangun sebuah zaman Buddha.
peradaban kota jauh sebelum dua kota itu Para arkeolog memperkirakan pemujaan
namun yang memukau para arkeolog, kawasan lingga dan yoni di kedua kota itu merupakan
kultural Mohenjo-daro dan Harappa begitu luas. bentuk awal pemujaan lingga dan yoni dalam
Secara keseluruhan dari timur ke barat agama Hindu kemudian. Para arkeolog juga
panjangnya 1770 KM dan dari utara ke selatan menduga bahwa cikal bakal atau akar pemujaan
sepanjang 1290 km. Itu sebuah geografi yang Siwa di India sesungguhnya bertolak dari
jauh lebih luas dari wilayah Mesir kuno dan pemujaan yang ada di kedua kota itu. Dari
Mesopotamia bahkan jika wilayah dua eksvakasi selain ditemukan bentuk-bentuk
peradaban di Timur Tengah itu digabung. phallus juga patung seorang dewa dengan posisi
Temuan para arkeolog atas sistem tata kota seorang yogi bersila yang memiliki tiga wajah.
dan planologi dua reruntuhan Mohenjo-daro Ia dikelilingi oleh binatang harimau dan gajah.
dan Harappa mengagumkan. Dua kota ini Patung ini mirip simbol Siwa sebagai Pasupati,
memiliki peradaban kota yang maju. Dua kota dewa para binatang dalam agama Hindu.18
itu telah memiliki jaringan jalan perkotaan yang Invasi bangsa Arya membuat peradaban dua
sistemik. Jalan utama memanjang lurus dari kota di tepi Sungai Indus berakhir. Bangsa Arya
arah utara ke selatan dan memiliki interseksi- berasal dari kawasan Iran Timur. Diperkirakan
interseksi atau perempatan-perempatan. Dua bangsa Arya migrasi dan mengontrol penuh
kota itu memiliki sistem drainase yang mencapai wilayah sungai Indus 1500 SM. Data-data
seluruh sudut kota. Tiap rumah memiliki sumur, artefak awal penghancuran dan pendudukan
kamar mandi dan toilet yang pengeluaran bangsa Arya di Mohenjo-daro dan Harappa
airnya terhubung dengan saluran-saluran belum ditemukan oleh penggalian arkeologi.
umum. Sistem sanitari dua perkotaan itu sampai Namun sumber dokumentasi tertua adanya
dilengkapi tata kelola pembuangan sampah. penyerbuan adalah Rg Weda.
Bangunan-bangunan publik mendominasi tata Dalam Rg Weda diceritakan bagaimana awal
kota. Ada tanda-tanda terdapat bangunan publik bangsa Arya melakukan peperangan terhadap
untuk storage atau tempat penyimpanan bangsa yang mereka sebut Dasa atau Dasyu.
makanan. Jumlah penduduk Mohenjo-daro Sebuah bangsa yang ciri-ciri fisiknya berkulit
diperkirakan sekitar 40 ribu warga. hitam. Banyak bagian pada Rg Weda yang
Ekonomi kedua kota itu bertopang pada budi menghimnekan kemenangan penyerbuan dan
daya agrikultur yang menghasilkan gandum, 18 Lihat The Penguin Encyclopedia of Ancient Civilizations,
jelai, sayur-sayuran, buah-buahan. Perdagangan edited by Arthur Cotterell, 1980

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 25
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

penghancuran kepada dewa Indra. Dewa Indra biasa. Seperti saya katakan di atas, mulanya
– disamping Dewa Agni, Dewa Bayu adalah saya pikir bagian-bagian dekonstruksi ini adalah
dewa utama bangsa Arya dan dianggap sebagai versi imajinasi pribadi saja dari Neelakantan
kekuatan yang membantu bangsa Arya untuk mengejutkan ceritanya. Namun ternyata
menaklukan peradaban lembah Indus. Sampai tidak demikian. Bahan-bahan mengenai Sinta
Dewa Indra disebut sebagai Purandra: dewa adalah anak Rahwana ternyata sudah ada
penghancur kota. ribuan tahun lalu di India. Yang mengejutkan
Jika kita simak bagian-bagian awal Rg Weda, bahan-bahan itu juga beberapa ditengarai ada
Indra memang dipuja dan diagungkan sebagai oleh Malini Saran dan Vinod C.Khanna di
dewa perkasa, pemilik halilintar. Dia adalah Prambanan.
dewa pelindung yang mampu meluluh lantakkan
musuh. Dia penghancur tempat pemujaan IV. PENUTUP
musuh. Indra adalah dewa perang terkemuka.
Kereta perang Indra senantiasa membawa Malini Saran dan Vinod C.Khanna
keberuntungan. Para brahmana mempersem- berpendapat ada kemungkinan para silpin
bahkan soma bercampur susu atau dimasak pemahat di Prambanan menggunakan beberapa
dengan tepung – sebuah campuran air suci referensi dari kisah-kisah Ramayana versi Jainis
untuk diminum Indra. dan rujukan dari kitab Ramopakhyana – sebuah
Kekuatan Indra tak dapat dibendung. Dalam kitab mengenai asal usul Rahwana yang oleh
Rg Weda misalnya kita temui permohonan para ahli juga ditenggarai digunakan oleh
seperti ini: Kami memohon, kepada Indra yang Walmiki dalam menyusun kisah Ramayana
paling kuat. Beliau penuh kebijaksanaan, versinya yang kemudian menjadi sebuah kanon
merupakan peminum dari Soma (perbuatan Ramayana.
yang bersifat kepahlawanan) dengan jalan apa Akan halnya Kakawin Ramayana, Malini
Engkau membunuh (manusia itu). Juga Saran dan Vinod C.Khanna mengatakan ada
pengagungan seperti ini: Indra Maha Besar, kemungkinan juga terpengaruh oleh kitab
pelindung kebaikan ketika Engkau membunuh Ramopakhyana. Sebab kakawin ini tidak
beribu-ribu (musuh) yang agung itu, kemudian melukiskan Rahwana sebagai 100 persen
kekuatan yang besar dan istimewa itu diperbesar perwujudan angkara murka. Sebagaimana kitab
lagi. 19 Ramopakhyana, Rahwana dalam Kakawin
Adalah menarik bahwa oleh Neelakantan, Ramayana lebih ditampilkan sebagai sosok yang
Rahwana disangkutpautkan dengan sejarah penuh kelemahan. Bahkan Rahwana dalam
Dravida dan kejayaan Mohenjodaro dan sebuah adegan dimunculkan menangis saat
Harappa. Kerajaan Alengka dalam kisah mengetahui putra dan saudara-saudaranya
Neelakantan adalah wilayah Dravida yang oleh wafat di medan perang. Rahwana dilukiskan
karena letaknya paling jauh, di seberang lautan bimbang dan kecut hatinya.
paling tidak bisa diinvasi oleh kaum Arya. Kakawin Ramayana menurut mereka juga
Masyarakat Alengka masih meneruskan memberi tempat yang demikian besar bagi
peribadatan Siwa secara murni sebagaimana Trijata yang tidak dilakukan dalam versi Valmiki.
sejak awal dengan tata ritual yang tak didominasi Menurut Malini Saran dan Vinod C.Khanna
struktur brahmin yang birokratis. Rahwana dalam Ramopakhayanan Trijata menempati
adalah penganut Siwa yang fanatik. Rahwana status sangat terhormat. Sementara dalam
menganggap Siwa adalah agama asli bangsanya Kakawin Ramayana dinyatakan bahwa Trijata
yang kemudian dirampok oleh kaum Deva dan adalah anak dari Wibisana atau keponakan dari
digabungkan peribadatannya dengan dewa- Rahwana. Trijata artinya adalah perempuan
dewa kaum Deva tersendiri. berdarah biru. Hal demikian tak pernah ada
Pada titik ini saja menurut saya novel ini dalam kitab Valmiki. Setelah melakukan
sudah melakukan penjungkiran balik yang luar perbandingan antara relief Ramayana
19 Lihat Rgweda, Samhita, sakala sakha, Mandala VII,IX,X,
Prambanan dan Kakawin Ramayana saya
terjemahan Dewanto S.S, penerbit Paramita Surabaya 2009 berkesimpulan memang ada nuansa pertautan

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


26 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono
ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

yang erat antara keduanya. Gambar relief karya Anand Neelakantan yang saya kaji
Kumbakarna yang dibangunkan para raksasa menampilkan cerita Ramayana dari sudut
pada relief Prambanan secara ikonografis pandang Rahwana yang menurut saya demikian
misalnya terlihat sama dengan deskripsi adegan masuk akal dan logis.
Kumbakarna pada Kakawin Ramayana. Kisah ini menjungkir balikkan Ramayana
Dalam analisa di atas saya menyebut relief versi Walmiki. Rahwana dilukiskan sebagai
Ramayana Prambanan sesungguhnya memberi penduduk asli India yang menjadi korban
tempat terhormat bagi Rahwana. Hal itu terbukti aggresor para suku pendatang dari luar India.
jenasah Rahwana perlu ditampilkan sendiri Kisah Anand Neelakantan juga sama dengan
dalam satu panil. Relief tiga orang perempuan kisah-kisah Ramayana versi Jain menceritakan
yang berbela sungkawa dan sedih di hadapan bagaimana sesungguhnya Sinta adalah anak
jenasah Rahwana dalam panil tersebut juga dari Rahwana dan Mondadari sendiri yang
dilukiskan begitu halus dan puitis di Prambanan. dibuang saat bayi. Penculikan Sinta sebenarnya
Relief itu sangat bernuansa aura kehilangan adalah perbuatan kasih sayang seorang bapak
ditinggal Rahwana. Adanya simpati kepada yang merasa iba dan terhina bagaimana anaknya
Rahwana yang ditunjukkan tiga perempuan dibawa menderita oleh Rama yang mengasingkan
dalam relief itu (yang oleh Malini Saran dan diri dalam hutan. Penculikan itu merupakan
Vinod C.Khanna diidentifikasi sebagai tindakan seorang bapak yang melihat suami
Mandodari, Trijata dan Sinta) menurut saya sang anak tidak bertanggung jawab.
senada dengan pelukisan Rahwana dalam Tentu mengatakan secara tegas bahwa
Kakawin Ramayana. Meskipun Rahwana tetap pembuat relief Ramayana Prambanan
merupakn tokoh protagonis yang jahat dan menyelipkan versi Jainis: Sinta adalah anak
bengis – dalam Kakawin Ramayana ia tidak Rahwana adalah hal yang sangat sumir dan
dilukiskan melulu hitam putih. Melainkan ada merupakan asumsi yang harus terus diuji. Sebab
perasaan-perasaan kemanusiaannya. kita juga harus melihat fakta bahwa sama sekali
Karakter Rahwana yang demikian itu lebih agama Jainisme tidak pernah berkembang di
lanjut ternyata beribu tahun kemudian masih Jawa. Bahkan di nusantara. Bagaimana bisa
dikenal dalam sastra modern India. Itu artinya disimpulkan pengaruh versi Jainisme terhadap
selama ribuan tahun karakter Rahwana yang Ramayana sampai bisa dipahatkan ke
berbeda dengan versi Walmiki tetap mengalir Prambanan? Tentu tidak bisa menjadi sebuah
dalam sejarah sastra India. Dari zaman kuno kesimpulan. Tapi paling tidak dari perbandingan
sampai zaman kontemporer. Novel Tale of ketiga teks tersebut mencuat kemungkinan itu
Vanquished (The Story of Ravana and His People) ada.

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN 27
Seno Joko Suyono Vol. 21 Nomor 1 April 2021
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

DAFTAR PUSTAKA

Anand Neelakantan. 2012. Asura: Tale of The Vanguished – The Story of Ravana and His People.
Platinum Press.
Barbara Stoler Miller, 1984. Theater of Memory, The Plays of Kalidasa. Columbia University Press,
New York.
Barthes, Roland. 2010. Imaji Musik Teks, Jalasutra, Yogyakarta.
Benny H. Hoed, 2014. Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, Komunitas Bambu, Jakarta.
Cotterell, Arthur (ed). 1980. The Penguin Encyclopedia of Ancient Civilizations.
Dewanto (Penerjemah). 2009. Rgweda, Samhita, Sakala Sakha, Mandala VII, IX, X. Paramita Surabaya.
J.J Ras. 2014. Masyarakat dan Kesusastraan di Jawa, Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Poerbatjaraka. 2010. Ramayana Djawa-Kuna. Perpustakaan Nasional RI.
Robert , W.Pruecel. 2010. Archaelogical Semiotics, Edition history Wiley-Blackwell Publisher Ltd.
Saran, Malini and Vinod C Khanna. 2004. The Ramayana in Indonesia. Ravi Dayal Publisher, New
Delhi.
Stutterheim, Willem. 1989. Rama-Legends and Rama-Reliefs in Indonesia. Indira Gandhi National
Centre for the Arts.
Seno Joko Suyono, 1992. Sastra dan Kematian Pengarang (sebuah refleksi Teori Roland Barthes),
Majalah Kebudayaan Umum Basis, Oktober 1992.
Umberto Eco, 2016. Teori Semiotika (Signifikansi Komunikasi, teori Kode serta Teori Produksi Tanda),
Kreasi Wacana, Kasihan Bantul.

PERBANDINGAN SOSOK RAHWANA PRAMBANAN


28 DENGAN KAKAWIN RAMAYANA DAN NOVEL ANAND NEELAKANTAN
Vol. 21 Nomor 1 April 2021 Seno Joko Suyono

Anda mungkin juga menyukai