Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991

Vol. 10 No. 1 Juni 2016

ANALISIS CITRAAN PADA KUMPULAN PUISI


“DOA UNTUK ANAK CUCU” KARYA W. S. RENDRA

Oleh Agus Sulaeman


Universitas Muhammadiyah Tanggerang
(Email: sultanwahyu13@gmail.com)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang bentuk citraan


dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W. S. Rendra. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis isi. Teknik pengumpulan
data menggunakan dokumentasi dan teknik analisis data dengan langkah-langkah:
reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan/verifikasi. Data dalam
penelitian ini berupa citraan dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya
W. S. Rendra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kumpulan puisi Doa
Untuk Anak Cucu Karya W. S. Rendra terdapat beragam citraan yang cukup
bervariasi. Citraan yang digunakan pengarang dapat menciptakan imajinasi yang
lebih hidup. Citraan yang terdapat pada kumpulan puisi tersebut yaitu citraan
penglihatan, citraan pendengaran, citraan gerak, citraan perabaan, citraan
penciuman, citraan pengecapan dan citraan suhu. Jumlah seluruh citraan yang di
peroleh dari hasil analisis data pada kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu Karya
W. S. Rendra adalah 226 buah.

Kata kunci: Citraan, Kumpulan puisi.

A. Pendahuluan terkurung dalam dunia pengalaman


Sastra merupakan suatu jenis sehari-hari saja. Sastra dapat dibagi
kegiatan yang diungkapkan melalui menjadi dua, yaitu sastra lisan dan
kata-kata yang estetis. Sastra sastra tertulis. Sastra lisan adalah
merupakan hasil pemikiran seorang sebuah karya sastra yang
seniman yang kreatif dengan penyebarannya disampaikan dari
memunculkan karya-karya yang mulut kemulut secara turun temurun
dapat terus menerus dikembangkan sehingga sastralisan ini dapat terus
dalam suatu masyarakat. Dalam bertahan.Sedangkan sastra tertulis itu
sastra yang dibuat oleh para seniman sendiri yaitu sastra yang di hasilkan
ini tentunya banyak menceritakan oleh para sastrawan berupa puisi,
kehidupan yang terjadi di sekitarnya, sajak dan prosa sehingga penikmat
tetapi tetap memberikan tanggapan atau pembaca dapat membedakan
yang baik terhadapnya, sehingga isi jenis dan karakteristik suatu karya
sebuah karya sastra tersebut tidak tersebut.

32
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

Menurut Wellek dan Warren memasyarakatkannya. Jika upaya


(1989:3) “Sastra adalah kegiatan keras seorang sastrawan untuk
kreatif sebuah karya seni”. Pendapat membuat karya yang baik tidak
tersebut sesuai dengan apa yang diimbangi dengan kesungguhan
dikemukakan oleh Susanto (2012:45) usaha mengapresiasinya, kondisi ini
bahwa sastra yang mampu dapat memupus minat masyarakat
mengungkapkan kesadaran sejarah pada dunia sastra. Di samping itu,
dengan bahasa yang estetik dan jika kondisi ini terus menerus
indah memiliki peran yang strategis berlangsung sangat mungkin
dalam menenteramkan hati mematahkan semangat para
masyarakat sekaligus sastrawan dan calon sastrawan untuk
melembutkannya. Dalam konteks ini, terus mengembangkan
sastra dengan demikian memiliki kemampuannya.
fungsi atau nilai estetis.Sastra sendiri Untuk itu, seorang sastrawan
merupakan pemuas kebutuhan emosi harus mampu menggunakan bahasa
manusia. Dengan bersastra yang yang sedemikian rupa agar dapat
indah, emosi manusia yang merusak, memikat orang-orang untuk tetap
jahat dan meledak-ledak dapat ingin membacanya dan mendapatkan
dikendalikan dan disalurkan. Dengan kepuasan. Dalam bahasa yang
bersastra atau berkesenian, digunakan oleh sastrawan disini
masyarakat dapat dididik dan hakikatnya lebih kuat dalam
sekaligus dihibur. menggambarkan ekspresi kehidupan.
Perkembangan sastra sekarang Bahasa sastra yang bersifat puitis
ini dapat dinilai memprihatinkan jika tidak member kemungkinan kepada
sebuah karya sastra yang bermutu pembaca untuk memahaminya secara
belum mampu menarik minat langsung. Oleh karena itu, seorang
masyarakat untuk menimba manfaat sastrawan harus kreatif dalam
darinya. Apalagi jika keadaan seperti membuat karya-karyanya agar terus
ini diperparah oleh ketidak inginan dapat diminati banyak masyarakat.
orang-orang yang langsung Karya sastra disusun dari kata-
berhubungan dengan dunia kata yang memiliki pengertian-
kesusastraan untuk pengertian sendiri karena setiap kata

33
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

yang dipilih seorang penyair yang kata sebagai citraan. Citraan yang
baik pastilah telah dibuat maksud menggambarkan sesuatu yang nyata
dan makna tertentu. Kata-kata dalam tetapi sebenarnya tidaknyata
sebuah karya sastra seperti pada puisi sehingga penulis tertarik untuk
menghubungkan pembaca dengan memilih judul citraan pada tugas
penyair seperti kata-kata dalam akhir ini.
bahasa sehari-hari. Maka dari itu Kata yang digunakan oleh W. S.
seorang penyair harus pandai Rendra adalah kata keseharian. Ia
merangkai kata-kata dari apa yang di menulis mengenai apa yang di
tulisnya agar masyaraka atau para dapatdanjuga di rasa serta di pahami
pembaca dapat terlibat dan tersentuh orang lain. Kondisi inilah yang
oleh karya-karya seorang penyair. membuat pembaca puisinya menjadi
Alasan penulis memilih citraan dapat terlibat dalam pengalaman
karena dalam citraan mengacu pada puitisnya. Akan tetapi, tidak semua
gambar dan dunia yang menunjuk orang dapat memahami puisi secara
pada pandangan hidup yang tersirat sepenuhnya tanpa mengetahui dan
pada karya sastra, sehingga penulis menyadari bahwa puisi itu karya
tertarik untuk mengetahui apa saja sastra estetis yang mempunyai arti
gambaran (angan-angan) dan dan bukan hanya sesuatu yang
pandangan hidup yang terdapat kosong tanpa sebuah makna.
dalam kumpulan puisi Doa untuk Penelitian ini memusatkan
Anak Cucu karya W. S. Rendra. pembahasan pada penggunaan
Penulis memilih puisi dalam citraan dalam kumpulan puisi DUAC
kumpulan puisi Doa untuk Anak karena itulah yang menurut penulis
Cucu (selanjutnya di singkat DUAC) menjadi sumber kekuatan puisi
karya Willy brordus Surendra W.S.Rendra. Dalam buku kumpulan
Bhawana Rendra Brotoatmojo yang puisi DUAC karya W. S. Rendra
lebih dikenal dengan nama W. S. terdapat 22 puisi yang akan dianalisis
Rendra untuk di analisis karena oleh penulis. Berdasarkan latar
dalam kumpulan puisi tersebut belakang penelitian di atas penulis
memperlihatkan kekonsistenan sikap dapat merumuskan masalah sebagai
W. S. Rendra dalam menggunakan berikut:

34
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

(1) Bagaimana citraan pada tujuan penelitian sebagai berikut: (1)


kumpulan puisi Doa untuk Anak untuk mengetahui citraan pada
Cucu karya W.S.Rendra?; (2) Unsur kumpulan puisi Doa untuk Anak
citraan apa sajakah yang dipakai dari Cucu karya W. S. Rendra; dan (2)
masing-masing judul puisi Doa untuk mengetahui unsur citraan dari
untuk Anak Cucu karya W.S.Rendra? masing-masing judul puisi Doa
Berdasarkan rumusan masalah untuk Anak Cucu karya W. S.
diatas penulis dapat menentukan Rendra.

B. Landasan Teori dengan cara yang tidak pernah


1. Puisi terfikirkan oleh pembaca, sehingga
Esten (2007:1) menjelaskan membuat pembaca dapat melihat
puisi Indonesia adalah suatu bentuk dan merasakan lebih banyak dari
puisi yang baru yang sebelumnya pada yang pernah dia lakukan
tidak dikenal dalam tradisi puisi sebelumnya, karena puisi
Indonesia asli. Sebagaimana dengan menyatakan lebih banyak di
Kesusastraan Indonesia Modern. cerminkan oleh kehidupan sehari-
Puisi Indonesia Modern juga hari yang ada di sekitar kita.
merupakan bentuk sastra hasil Waluyo (1987:3)
persentuhan dengan tradisi sastra mengemukakan bahwa puisi adalah
asing, terutama Kesusastraan Barat. bentuk karya sasrta yang paling tua.
Di dalam sastra, persentuhan itu Sejak kelahirannya, puisi memang
tidak hanya terbatas menghasilkan sudah menunjukkan ciri-ciri khas
perubahan-perubahan dalam seperti yang kita kenal sekarang,
struktur, tapi juga dalam tema, meskipun puisi telah mengalami
sikap, dan visi kepengarangan. perkembangan dan perubahan tahun
Perubahan-perubahan dan gejala- demi tahun. Bentuk karya sastra
gejala yang terlihat di dalam struktur puisi memang di konsep oleh
dapat menjelaskan dan dijelaskan penulis atau penciptanya sebagai
melalui proses perubahan tema, puisi dan bukan bentuk prosa yang
sikap, dan visi kepengarangan. kemudian di puisikan dan. Konsep
Puisi dapat menyinari dan pemikiran pencipta sesuai dengan
memperdalam peristiwa sehari-hari bentuk yang terungkapkan. Sejak di

35
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

dalam konsepnya, seorang penyair singkat dan padat agar dapat


telah mengkonsentrasikan segala menangkap suatu objek perasaan
kekuatan bahasa dan atau pikiran dalam puisi tersebut.
mengkonsentrasikan gagasannya Oleh karena itu setiap kata harus di
untuk melahirkan puisi, penyair buat menarik untuk menyampaikan
bukan memulai karyanya dengan pesan puisi yang bersangkutan. Puisi
konsep prosa. Perencanaan konsep yang indah dapat menimbulkan
dasar penciptaan puisi sudah sejak kesan yang kuat seperti
dalam pikirannya. Hal ini juga kebahagiaan, kegembiraan, bahkan
berakibat hahwa seorang penyair kesedihan.
belum tentu mampu menjadi Dari beberapa pendapat di atas
pengarang prosa, dan sebaliknya dapat disimpulkan bahwa puisi
seorang pengarang prosa belum adalah salah satu bentuk
tentu mampu menjadi penyair. kesusastraan yang mengungkapkan
Sedangkan puisi menurut pikiran dan perasaan penyair secara
Tarigan (2011:128) puisi adalah imajinatif dan disusun dengan
bahasa perasaan, yang dapat mengkonsentrasikan semua
memadukan suatu response yang kekuatan bahasa. Konsep pemikiran
mendalam dalam beberapa kata. seorang penyair sesuai dengan apa
Puisi yang indah adalah penyulingan yang di ungkapkan, sejak dalam
pengalaman yang menangkap esensi konsepnya penyair telah
suatu objek, perasaan atau pikiran. mengeluarkan apa yang ada dalam
Intensifikasi atau penggiatan seperti pikirannya kedalam konsep yang dia
itu menuntut permulaan kata-kata buat tersebut, sehingga penyair
yang lebih terstruktur rapi dari pada mampu membuat karya sastra yang
yang dilakukan oleh prosa. Setiap baik. Puisi juga dapat
kata dalam puisi harus dipilih mengekspresikan pemikiran yang
dengan cermat, baik bunyi maupun membangkitkan perasaan, yang
maknanya, karena puisi adalah merangsang imajinasi panca indra
bahasa yang bermakna konotatif dan dalam susunan yang berirama.
bentuk yang terkonsentrasi. Bahasa Semua itu merupakan sesuatu yang
dalam puisi adalah bahasa yang penting, yang direkam dan

36
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

diekspresikan, dinyatakan dengan menggambarkannya, sedang setiap


menarik dan memberi kesan. Puisi gambar pikiran disebut citra atau
itu merupakan rekaman dan imaji (image). Gambaran pikiran ini
interpretasi pengalaman manusia adalah sebuah efek dalam pikiran
yang penting, digubah dalam wujud yang sangat menyerupai (gambaran)
yang paling berkesan. Bahasa dalam yang dihasilkan oleh penangkapan
puisi adalah bahasa yang singkat kita terhadap sebuah objek yang
dan padat agar dapat menangkap dapat dilihat oleh mata, saraf
suatu objek perasaan atau pikiran penglihatan, dan daerah-daerah otak
dalam puisi tersebut. Oleh karena itu yang berhubungan (yang
setiap kata harus di buat menarik bersangkutan).
untuk menyampaikan pesan puisi Sedangkan Hasanuddin (2002:
yang bersangkutan. Puisi yang indah 110) mengemukakan bahwa pada
dapat menimbulkan kesan yang kuat hakikatnya, permasalahan citraan
seperti kebahagiaan, kegembiraan, atau pengimajian ini masih
bahkan kesedihan. berkaitan dengan permasalahan
2. Citraan diksi. Artinya pemilihan terhadap
Menurut Pradopo (2012:79-80) kata tertentu akan menyebabkan
dalam puisi, untuk memberikan timbulnya daya saran yang
gambaran yang jelas, untuk menyebabkan daya bayang pembaca
menimbulkan suasana yang khusus, terhadap sesuatu hal. Daya bayang
untuk membuat (lebih) hidup (imajinasi) pembaca tersentuh,
gambaran dalam pikiran dan karena beberapa dari indera
penginderaan dan juga untuk dipancing untuk segera
menarik perhatian, penyair juga membayangkan sesuatu lewat daya
menggunakan gambaran-gambaran bayang yang dimiliki pembaca.
angan (pikiran), di samping alat Daya bayang ini tentu saja
kepuitisan yang lain. Gambaran- tergantung kepada kemampuan
gambaran angan dalam sajak itu masing-masing pembaca. Jadi,
disebut citraan (imagery). Citraan pemilihan kata yang tepat dapat
ini ialah gambar-gambar dalam menggambarkan suatu daya saran.
pikiran dan bahasa yang Daya saran itu yang akan

37
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

membangkitkan daya bayang Dari beberapa pendapat tersebut


pembaca. Secara imajinatif pembaca dapat disimpulkan bahwa citraan
akan menghubungkan pikiran dan merupakan suatu gambaran angan-
perasaanya pada suatu pengalaman angan yang terdapat dalam sebuah
yang telah membuatnya terkesan. puisi. Angan-angan tersebut dapat
Dengan demikian, citraan biasanya dilihat, dicium, diraba, dikecap, dan
lebih mengingatkan kembali didengar dengan kata lain disebut
daripada membuat suatu kesan oleh panca indra. Gambaran angan-
pikiran. angan yang terdapat dalam sebuah
Menurut Waluyo (2002:10) puisi sangat menyerupai aslinya
penyair juga menciptakan tetapi tidak benar-benar ada hanya
pengimajian (pencitraan) dalam dapat dirasakan dalam angan-angan
puisinya. Pengimajian adalah kata pembaca atau pendengar saja.
atau susunan kata-kata yang dapat Pemilihan kata yang tepat dapat
memperjelas atau memperkonkret menggambarkan suatu daya saran.
apa yang dinyatakan oleh penyair. Daya saran itu yang akan
Melalui pengimajian, apa yang membangkitkan daya bayang
digambarkan seolah-olah dapat pembaca. Secara imajinatif pembaca
dilihat (imaji visual), didengar akan menghubungkan pikiran dan
(imaji auditif), atau dirasa (imaji perasaanya pada suatu pengalaman
taktil). Jadi imaji atau citraan yang telah membuatnya terkesan.
merupakan suatu kata atau susunan Dengan demikian, citraan biasanya
sebuah kata yang seolah-olah dapat lebih mengingatkan kembali
di gambarkan dengan bayang- daripada membuat suatu kesan
bayang yang dapat dilihat, dirasa pikiran. Sehingga pembaca dapat
dan didengar oleh pembaca puisi. merasakan isi dan mengerti arti
Sehingga pembaca dapat merasakan sebuah makna dalam puisi tersebut.
isi dan mengerti arti sebuah makna
dalam puisi tersebut.

38
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

3. Jenis-jenis Citraan berhubungan dengan bunyi, kualitas


Menurut Pradopo (2009:4-16) bunyi (kemerduan), intensitas bunyi,
Jenis citraan dalam sebuah puisi ada dan dengan nada (bunyi musikal).
bermacam-macam sesuai dengan Citra gerak ialah citra yang
jenis indra yang ingin digugah oleh dibangkitkan oleh pengalaman atau
penyair lewat puisinya. Jenis citraan pengamatan terhadap gerak. Citra
ini dinamai berdasarkan macam gerak dibangkitkan oleh pengalaman
imaji yang dapat ditimbulkannya, sensoris hasil tanggapan sejumlah
yaitu imaji yang berkaitan dengan alat indra, terutama oleh indra
pengalaman visual, pengalaman penglihatan dan pendengaran
pendengaran atau audif, pengalaman terhadap gerak. Sedangkan citraan
indra penciuman, pengalaman indra perabaan adalah citra yang
pengecapan, pengalaman indra bercirikan adanya potensi
perabaan, pengalaman sensoris akan pembangkitan pengalaman sensoris
suhu, dan pengalaman akan indra indra peraba. Pengalaman indra
pengamatan terhadap gerak. Adapun peraba terutama berkaitan dengan
citraan secara umum dapat rasa bahan, yaitu cirri atau kualitas
dikelompokkan menjadi 7 jenis suara permukaan sesuatu yang dapat
yaitu: citra penglihatan, citra diraba.
pendengaran, citra gerak, citra Citaan penciuman adalah citra
perabaan, citra penciuman, citra yang dapat ditimbulkan dengan
pengecapan, dan citra suhu. menggunakan pengalaman indra
Citraan penglihatan adalah citra penciuman. Pengalaman yang
yang ditimbulkan dengan merupakan hasil pengindraan indra
memanfaatkan pengalaman indra penciuman ini berkaitan dengan
penglihatan. Citraan ini berkaitan wewangian, keharuman atau
dengan dimensi ruang (ukuran, pembaruan. Citraan pengecapan
kedalaman, dan jarak) warna, dan adalah citra yang dimunculkan
kualitas cahaya atau sinar. Citra dengan menggunakan pengalaman
pendengaran adalah citra yang indra pengecapan. Pengalaman
ditimbulkan dengan menggunakan sensoris yang berkaitan dengan rasa
indra pendengaran. Citraan ini lidah menjadi sumber citra

39
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

pengecapan. Citra suhu adalah citra Ide-ide abstrak coba


yang dibangkitkan melalui dikonkretkan oleh penyair dengan
pengalaman sensoris yang berkaitan cara melukiskannya atau
dengan suhu. Pengalaman sensoris menggambarkannya lewat suatu
akan suhu suatu objek atau suhu rangsangan yang seolah-olah dapat
lingkungan sebenarnya hasil ditangkap oleh indera penciuman.
tanggapan indra peraba atau kulit. Citraan ini mungkin saja
Kemudian, Hasanuddin dipergunakan secara bersama-sama
(2002:117) menjelaskan bahwa dengan citraan-citraan yang lain.
beberapa citraan dalam puisi, yaitu: Sebab tidak tertutup kemungkinan
citraan penglihatan (visual imagery), sebuah sajak ditulis oleh penyair
citraan pendengaran (auditory dengan memanfaatkan sarana
imagery), citraan penciuman (smell citraan secara maksimal. Citraan
imagery), citraan rasaan (taste yang gambarkan oleh seorang
imagery), citraan rabaan (tactile penyair dengan memilih kata-kata
imagery), dqn citraan gerak untuk membangkitkan emosi
(kinaesthetic imagery). Citraan menggiring daya bayang pembaca
penglihatan adalah citraan yang lewat sesuatu yang seolah-olah
timbul karena daya saran dapat dirasakan oleh indera
penglihatan. Banyak penyair pengecapan pembaca. Citraan
memanfaatkan citraan penglihatan. rabaan adalah citraan berupa lukisan
Citraan ini memang banyak yang mampu menciptakan suatu
digemari oleh para penyair. Segala daya saran bahwa seolah-olah
sesuatu yang berhubungan dengan pembaca dapat tersentuh,
usaha memancing bayangan bersentuhan atau apapun yang
pendengaran guna membangkitkan melibatkan efektifitas indera
suasana tertentu di dalam sajak kulitnya.
dapat digolongkan kepada citraan
pendengaran (Auditory Imagery).
Sedangkan menurut Waluyo visual, imaji auditif dan imaji
(2002) hanya membagi tiga jenis taktil”. Imaji visual yaitu imaji yang
citraan atau imaji yaitu “imaji menyebabkan apa yang

40
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

digambarkan penyair dalam kata- penyajian data dan menarik


kata di puisinya dapat dilihat jelas kesimpulan/verifikasi.
oleh pembaca. Imaji auditif adalah
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
imaji yang diungkapkan oleh
Pada temuan penelitian Analisis
penyair sehingga seolah-olah
Citraan pada kumpulan Puisi Doa
pembaca dapat mendengar suara
untuk Anak Cucu karya W. S.
yang digambarkan oleh penyair.
Rendra, peneliti menganalisis
Imaji taktil adalah imaji yang
seluruh puisi yang ada di buku
diungkapkan oleh penyair yang
tersebut yang terdiri dari 22 puisi
mampu mempengaruhi perasaan
secara berurutan mulai dari puisi
seorang pembaca terhadap puisi
pertama hingga puisi terakhir.
yang sedang dibacanya sehingga
Dalam Puisi Gumamku Ya Allah
pembaca ikut terpengaruh
terdapat 6 citraan. Citraan
perasaannya.
penglihatan 3 buah atau 50%,
C. METODE PENELITIAN citraan pendengaran 1 buah atau
Penelitian ini menggunakan 16%, citraan gerak 1 buah atau 17%,
pendekatan deskriptif dengan citraan suhu 1 buah atau 17%,
metode penelitian analisis isi. citraan perabaan 0%, citraan
Dalam hal ini sumber data penelitian penciuman 0%, dan citraan
adalah sumber buku kumpulan puisi pengecapan 0% Berdasarkan
Doa untuk Anak Cucu karya W. S. temuan penelitian peroleh data
Rendra. Sedangkan datanya berupa bahwa citraan yang mempunyai
citraan dalam kumpulan puisi Doa frekuensi pemunculan atau
untuk Anak Cucu karya W. S. presentase paling tinggi pada puisi
Rendra. Teknik pengumpulan data pertama adalah citraan penglihatan
menggunakan studi dokumentasi yaitu 3 buah atau 50%. Sementara
atau kajian kepustakaan, dalam hal citraan yang mempunyai frekuensi
ini kajian terhadap teks Kumpulan pemunculan atau presentasenya
Puisi Doa untuk Anak Cucu karya paling rendah adalah citraan
W. S. Rendra. Kemudian teknik perabaan, citraan penglihatan dan
analisis data dengan langkah- citraan pengecapan. Pada puisi ini
langkah, berikut: reduksi data, penulis lebih banyak menggunakan

41
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

kata atau hal-hal yang berhubungan adalah kemah para pengembara.


dengan penglihatan atau indra Kata pengembara merupakan orang
penglihatan. yang memilih hidup berpindah-
Pada puisi pertama yang pindah atau bergerak dari suatu
berjudul Gumamku Ya Allah tempat ke tempat lain di padang
terdapat citraan penglihatan, citraan pasir atau daerah yang bermusim
pendengaran, citraan gerak dan dingin dari pada menetap di suatu
citraan suhu. Citraan penglihatan tempat. Selanjutnya analisis citraan
terlihat pada bait pertama dan bait suhu yang terdapat pada puisi ini
kedua sebagai berikut : yaitu: Api rindu padamu menyala di
Angin dan langit dalam diriku puncak yang sepi. Kata api
Gelap dan terang di alam raya merupakan panas dan cahaya yang
Musafir – musafir yang senantiasa
berasal dari sesuatu yang terbakar
mengembara
Kata langit adalah bagian atas sehingga menimbulkan suhu atau
dari permukaan bumi yang cuaca yang panas.
melibatkan indra penglihatan jika Kemudian, dalam Puisi Doa
melihatnya. Gelap dan terang dapat terdapat 4 citraan. Citraan
terlihat dan kita bayangkan sebagai penglihatan 3 buah atau 75%,
wujud cahaya atau lain sebagainya. citraan pendengaran 1 buah atau
Sedangkan musafir-musafir adalah 25%, citraan gerak 0%, citraan
orang-orang yang bepergian jauh perabaan 0%, citraan penciuman
yang dapat kita lihat oleh mata. 0%, citraan suhu 0% dan citraan
Analisis citraan pendengaran yang pengecapan 0%. Berdasarkan tabel
terdapat pada puisi Gumamku ya 4.2 di peroleh data bahwa citraan
Allah yaitu sebagai berikut: yang mempunyai frekuensi
Menggema beragam doa dan puja. pemunculan atau presentase paling
Kata menggema ialah bunyi tinggi pada puisi ke dua adalah
suara yang memantul yang dapat citraan penglihatan yaitu 3 buah atau
kita dengar dengan alat pendengar 75%. Sedangkan citraan yang
kita yaitu telinga.Adapun citraan mempunyai frekuensi pemunculan
gerak yang terdapat pada puisi atau presentase paling rendah adalah
Gumamku ya Allah, yaitu: Agama citraan gerak, citraan perabaan,

42
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

citraan penciuman, citraan suhu dan penciuman 0%, dan citraan


citraan pengecapan. pengecapan 0%. Berdasarkan tabel
Pada puisi kedua yang berjudul 4.3 di peroleh data bahwa citraan
Doa terdapat citraan penglihatan yang mempunyai frekuensi
dan citraan pendengaran. Citraan pemunculan atau presentase paling
penglihatan terlihat pada baris tinggi pada puisi ke tiga adalah
pertama yaitu : citraan penglihatan yaitu 4 buah atau
Allah menatap hati 67%. Sedangkan citraan yang
Manusia menatap raga
mempunyai frekuensi pemunculan
Sehingga dengan begitu mata
hamba atau presentase paling rendah adalah
Bisa melihat cahaya-mu
citraan gerak, citraan pendengaran,
Kata menatap adalah citraan penciuman, dan citraan
memperlihatkan suatu objek dari pengecapan.
jarak dekat maupun jauh yang Pada puisi ketiga ini terdapat
melibatkan indra penglihatan. citraan penglihatan, citraan perabaan
Melihat cahaya-mu dapat kita lihat dan citraan suhu. Citraan
dan kita bayangkan sebagai wujud penglihatan yang ada dalam puisi ini
cahaya berkilau. Sedangkan citraan yaitu :
pendengaran yang terdapat pada Karena aku dikerumuni mata gelap
Karena aku disekap oleh mata
puisi Doa ialah: Telinga hamba bisa
merah saga
mendengar bisikkan-mu. Kata Kedalaman yang tak terkira
Keluasan yang tak terduga
mendengar bisikkan-mu ialah suara
yang tidak terlalu keras atau
Kata gelap dapat terlihat dan
kencang tetapi pelan yang dapat di
kita bayangkan sebagai wujud
dengar dengan alat pendengar kita
cahaya atau lain sebagainya. Merah
yaitu telinga.
merupakan warna yang dapat kita
Pada Puisi Syair Mata Bayi
lihat dan bisa di kaitkan dengan
terdapat 6 citraan. Citraan
keberanian. Sedangkan kedalaman
penglihatan 4 buah atau67%, citraan
adalah jarak yang sangat jauh di
perabaan 1 buah atau 16%, citraan
dalam yang sulit terlihat tapi dapat
suhu 1 buah atau 17%, citraan gerak
dibayangkan. Keluasan adalah
0%, citraan pendengaran 0%, citraan
bidang permukaan yang lebar dan

43
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

lapang yang dapat terlihat oleh indra atau presentase yang paling tinggi
penglihatan. Sedangkan citraan atau yang paling sering muncul
perabaan yang terdapat dalam puisi adalah citraan penglihatan 123 atau
Syair Mata Bayi yaitu: Mata pisau 54% sedangkan frekuensi
di mana-mana. Kata pisau adalah pemunculan atau presentase yang
alat yang digunakan untuk paling rendah adalah citraan
memotong yang berkaitan dengan pengecapan 5 buah atau 2%. Pada
indra peraba, kita dapat merasakan kumpulan puisi Doa Untuk Anak
kesakitannya jika tergores dengan Cucu Karya W. S. Rendra ini
pisau. Analisis citraan suhu pada penulis lebih banyak menggunakan
puisi ini adalah: Aku merindukan kata atau hal-hal yang berhubungan
matahari. Matahari adalah sumber dengan penglihatan atau indra
kehidupan manusia yang memiliki penglihatan karena penulis ingin
kesamaan dengan cuaca yang panas memusatkan perhatian pembaca dan
seperti pada musim kemarau. berimajinasi pada kumpulan puisi
Dari hasil rekapitulasi dari puisi ini dan citraan yang jarang di
pertama hingga puisi terakhir gunakan dalam kumpulan puisi Doa
diperoleh hasil citraan penglihatan Untuk Anak Cucu Karya W. S.
123 buah atau 54%, citraan Rendra ialah citraan pengecapan
pendengaran 35 buah atau 15%, karena pada citraan ini kurang
citraan gerak 17 buah atau 8%, begitu menyentuh atau memusatkan
citraan perabaan 15 buah atau perhatian pembaca dalam kumpulan
7%,citraan penciuman 9 buah atau puisi ini.
4%, citraan pengecapan 5 buah atau
E. KESIMPULAN
2% dan citraan suhu 22 buah atau
Berdasarkan hasil penelitian,
10%. Presentase keseluruhan dari
maka dapat disimpulkan bahwa
setiap citraan tersebut di peroleh 226
dalam buku kumpulan puisi Doa
atau 100% citraan dalam kumpulan
Untuk Anak Cucu Karya W. S.
puisi Doa Untuk Anak Cucu Karya
Rendra terdapat beragam citraan
W. S. Rendra.
yang cukup bervariasi. Citraan yang
Kemudian, dari hasil data yang
digunakan pengarang dapat
diperoleh frekuensi pemunculan
menciptakan imajinasi yang lebih

44
Jurnal Perspektif Pendidikan ISSN : 0216-9991
Vol. 10 No. 1 Juni 2016

hidup. Citraan yang terdapat pada pendengaran 35 buah, citraan gerak


kumpulan puisi tersebut yaitu 17 buah, citraan perabaan 15 buah,
citraan penglihatan, citraan citraan penciuman 9 buah, citraan
pendengaran, citraan gerak, citraan pengecapan 5 buah, dan citraan suhu
perabaan, citraan penciuman, citraan 22 buah. Citraan penglihatan
pengecapan dan citraan suhu. merupakan citraan yang frekuensi
Jumlah seluruh citraan yang di pemunculannya paling tinggi yaitu
peroleh dari hasil analisis data pada 123 kali. Sementara citraan yang
kumpulan puisi Doa Untuk Anak frekuensi pemunculannya paling
Cucu Karya W. S. Rendra adalah rendah adalah citraan pengecapan
226 buah, dengan rincian: citraan yaitu hanya 5 kali.
penglihatan 123 buah, citraan

DAFTAR PUSTAKA Wellek, Rene dan Austin Warren.


1989. Teori Kesusastraan.
Esten, Mursal. 2007. Memahami Jakarta: PT Gramedia.
Puisi. Bandung: Angkasa.
Hasanuddin. 2002. Membaca dan
Menilai Sajak. Bandung:
Angkasa.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2009.
Puisi. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2012.
Pengkajian Puisi.
Yogyakarta: Gadjah Mada
Univesity Press.
Susanto, Dwi. 2012. Pengantar
Teori Sastra. Jakarta: CAPS.
Tarigan, Henry Guntur. 2011.
Dasar-Dasar Psikosastra.
Bandung: Angkasa.
Waluyo, Herman J. 1987. 2002.
Apresiasi Puisi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan
Apresiasi Puisi. Jakarta:
Erlangga.

45

Anda mungkin juga menyukai