Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI

UPT PUSKESMAS TEMBUKU II


Br. Metra Tengah, Desa Yangapi, Kec. Tembuku– Bangli
Kode Pos 80671, Telpon (0366) 5501332
email : puskesmas_tembuku_2@yahoo.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS TEMBUKU II


NOMOR : 440/ 036 /2023

TENTANG

IDENTIFIKASI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PASIEN DENGAN


RESIKO, KENDALA DAN KONDISI/KEBUTUHAN KHUSUS DI UPT
PUSKESMAS TEMBUKU II

KEPALA UPT PUSKESMAS TEMBUKU II

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin tercapainya hasil mutu


pelayanan yang sesuia harapan pasien, diperlukan
komunikasi yang baik antara petugas pemberi
layanan dengan pasien maupun keluarganya;

b. bahwa agar komunikasi antara petugas pemberi


layanan dengan pasien dapat berjalan optimal,
dipandang perlu untuk melakukan identifikasi
hambatan budaya, bahasa, kebiasaan, dan
hambatan lain dalam pelayanan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan


b, perlu menetapkan Keputusan Kepala UPT
Puskesmas Tembuku II tentang identifikasi dan
pemenuhan kebutuhan pasien dengan resiko, kendala
dan kebutuhan khusus UPT Puskesmas Tembuku II

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun


2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.
290/MENKES/PER/III/2008, tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.11 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No.43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 34 tahun 2022
tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat,
Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi
Darah, Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TEMBUKU II
TENTANG IDENTIFIKASI DAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN PASIEN DENGAN RESIKO, KENDALA
DAN KEBUTUHAN KHUSUS DI UPT PUSKESMAS
TEMBUKU II.
KESATU : Identifikasi dan Pemenuhan Kebutuhan Pasien
dengan Resiko Kendala dan Kebutuhan Khusus UPT
Puskesmas Tembuku II.

KEDUA : Menentukan kewajiban identifikasi dan pemenuhan


kebutuhan pasien dengan resiko, kendala dan
kebutuhan khusus dalam pelayanan menjadi
kewajiban bersama baik Kepala Puskesmas, petugas
pendaftaran maupun petugas pemberi layanan klinis.

KETIGA : Uraian yang berkaitan dengan identifikasi kebutuhan


pasien dengan resiko, kendala dan kebutuhan
khusus sebagaimana pada lampiran, merupakan
bagian bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.

KEEMPAT Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


: : dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Yangapi
Pada tanggal 27 Januari 2023
KEPALA UPT. PUSKESMAS TEMBUKU II,

Dr. M. TAMIBUDIREJEKI
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TEMBUKU II
NOMOR : 440/ 036 /2023
TANGGAL : 27 JANUARI 2023
TENTANG : IDENTIFIKASI DAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN PASIEN DENGAN
RESIKO, KENDALA DAN
KONDISI/KEBUTUHAN KHUSUS
DI PUSKESMAS TEMBUKU II

IDENTIFIKASI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PASIEN DENGAN RESIKO,


KENDALA DAN KONDISI/KEBUTUHAN KHUSUS

I. IDENTIFIKASI PASIEN BERKEBUTUHAN KHUSUS


a. Suatu proses identifikasi terhadap hambatan-hambatan yang
mungkin dimiliki pasien seperti hambatan dalam faktor bahasa,
fisik, budaya/kepercayaan
b. Identifikasi pasien berkebutuhan khusus ini diperuntukan sebagai
acuan penerapan Langkah-langkah identifikasi pasien dengan
kebutuhan khusus
c. Identifikasi pasien berkebutuhan khusus dilakukan di loket
pendaftaran dengan langkah-langkah sebagai berikut
1. Petugas pendaftaran mengenali hambatan yang dimiliki pasien
yaitu hambatan bahasa (tidak bisa berbahasa Indonesia),
hambatan fisik (dilihat dari cara berjalan pakai tongkat atau
alat bantu yang lain, dituntun, buta, bisu, tuli, menggunakan
kursi roda)
2. Petugas pendaftaran segera menghubungi petugas penerjemah
yang sudah ditunjuk sebagai penerjemah bahasa (jika pasien
tidak bisa berbahasa Indonesia) dan melakukan pendaftaran
3. Jika pasien lansia atau anak, maka petugas pendaftaran
mendahulukan pendaftaran pasien lansia atau anak tersebut.
4. Jika hambatan fisik maka petugas pendaftaran akan
mendahulukan dan mengantarkan pasien langsung menuju
ruang periksa yang dituju dan mempersilahkan kepada kerabat
yang mengantar untuk melakukan pendaftaran, jika pasien
datang sendiri tanpa ada yang mengantar maka pada ruang
pemeriksaan akan melakukan pendataan langsung diruang
periksa dan setelah itu menyerahkan ke bagian pendaftaran

II. IDENTIFIKASI PADA PASIEN DENGAN KEADAAN KHUSUS


a. Identifikasi Pada Pasien Dengan Keadaan Khusus adalah Suatu
sistem identifikasi kepada pasien membedakan antara pasien
satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau memudahkan
pemberian pelayanan kepada pasien.
b. Identifikasi pada pasien dengan keadaan khusus diperuntukkan
sebagai acuan penerapan Langkah Langkah Identifikasi Pada
Pasien Dengan Keadaan Khusus
c. Identifikasi pada pasien dengan keadaan khusus dilakukan di loket
pendaftaran dengan ketentuan sebagai berikut
1. Pasien bayi baru lahir atau neonatus
a. Lahir Tunggal : Untuk bayi baru lahir yang masih belum
diberi nama, identitas digelang identifikasi berisikan nama
ibu, tanggal lahir bayi, dan nomor rekam medis bayi
b. Lahir kembar : Untuk bayi baru lahir yang masih belum
diberi nama, identitas digelang identifikasi berisikan nama
ibu, tanggal lahir bayi, dan nomor rekam medis bayi
ditambah nomor urut kelahiran bayi.
2. Pasien yang identitasnya mirip atau sama yaitu jika ditemukan
identitas pasien yang mirip atau sama satu sama lain maka
diberikan penanda atau stiker khusus pada rekam medis pasien
yaitu stiker ‘KONDISI/KEBUTUHAN KHUSUS’
3. Pasien yang identitasnya tidak diketahui
a. Sebelum pasien dapat diidentifikasi dengan benar, pasien
akan diberi gelang sesuai jenis kelamin berisi Mr.X dan
Mrs.X dan nomor rekam medis.
b. Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang
identifikasi baru dengan identitas yang benar.
4. Pasien tidak punya ektremitas atas/luka bakar
Identifikasi dilakukan dengan memasangkan gelang identifikasi
dan dimasukkan pada tali kur dan dikalungkan pada leher
pasien.
5. Pasien rawat jalan
a. Tidak perlu menggunakan gelang pengenal
b. Sebelum melakukan suatu prosedur atau therapi, tenaga
medis harus menanyakan identitas pasien berupa nama dan
tanggal lahir. Data ini harus dikonfirmasi dengan yang
tercantum pada rekam medis
c. Jika pasien adalah rujukan dari Dokter
umum/Puskesmas/Pelayanan Kesehatan lainnya, surat
rujukan harus berisi identitas pasien berupa nama lengkap,
tanggal lahir, dan alamat. Jika data ini tidak ada,
prosedur/therapi tidak dapat dilaksanakan.
6. Pasien dengan gangguan jiwa
a. Kapanpun dimungkinkan pasien gangguan jiwa harus
menggunakan gelang identifikasi
b. Apabila identifikasi pasien sulit dilakukan karena pasien
tidak mau menggunakan gelang identifikasi atau tidak
kooperatif, maka konfirmasi dan verifikasi pasien dilakukan
oleh petugas kepada keluarga/penunggu pasien, dan
dokumentasi proses verifikasi di dalam rekam medis.
c. Apabila pasien tidak memiliki penunggu atau pengantar,
maka proses konfirmasi dan verifikasi cukup dilakukan oleh
dua orang petugas ruangan dan proses ini dicatat dalam
rekam medis dan ditempel foto pasien dalam rekam
medisnya.
7. Pasien yang meninggal
a. Pasien yang meninggal di ruang rawat inap Rumah Sakit
harus dilakukan konfirmasi terhadap identitasnya dengan
gelang identifikasi dan rekam medis (sebagai bagian dari
proses verifikasi kematian).
b. Satu salinan surat kematian harus ditempelkan dikain
kafan. Jika menggunakan kantung jenazah, salin kedua
harus ditempelkan pada kantung jenazah, salin ketiga
disimpan pada rekam medis pasien.

Ditetapkan di Yangapi
Pada tangal, 27 Januari 2023
KEPALA UPT. PUSKESMAS TEMBUKU II,
M. TAMIBUDIREJEKI

Anda mungkin juga menyukai