Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM PENGENDALIAN

MANAJEMEN

“Hakikat Sistem Pengendalian

Manajamen”

DISUSUN OLEH KELOMPOK


10:

NAMA : 1. GHIA AMANDA RISKA PABELA (C1C021106)

2. NOVERINA ANGRAINI (C1C021117)

KELAS : AKUNTANSI 5C

DOSEN PENGAMPU : IRWANSYAH, Dr., SE, M.Si., Ak., CA, CFrA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

1
2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya, maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Sistem
Pengendalian Manajemen” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen yang diajar oleh Bapak Irwansyah,
Dr., SE, M.Si., Ak., CA, CFrA.

Kami mengucapkan terima kasih Kepada Bapak Irwansyah, Dr., SE, M.Si., Ak., CA,
CFrA, selaku dosen Mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen Universitas Bengkulu.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Agustus 2023

3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................4

1.3 TUJUAN PENULISAN................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

2.1 KONSEP-KONSEP DASAR........................................................................5

2.2 BATAS PENGENDALIAN MANAJEMEN.............................................10

2.3 DAMPAK INTERNET PADA PENGENDALIAN MANAJEMEN.........13

BAB III PENUTUP.....................................................................................................16

3.1 KESIMPULAN...........................................................................................16

3.2 SARAN.......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah hal yang penting dalam pengendalian
formal dan sistem umpan balik yang dimaksudkan untuk memonitor hasil organisasi dan
mengkoreksi penyimpangan standar dari kinerja yang ditetapkan sebelumnya (Hosfstede,
1978 dalam Lekatompessy, 2012). Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu mekanisme
secara formal didesain untuk menciptakan kondisi yang mampu meningkatkan peluang dan
pencapaian harapan serta memperoleh hasil (output) yang diinginkan dengan memfokuskan
pada tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan perilaku yang diinginkan partisipan
(Porporato, 2006).

Anthony dan Govindrajan (2002:7) menyebutkan bahwa Sistem Pengendalian


Manajemen adalah suatu alat atau cara yang terstruktur yang digunakan oleh manajer untuk
memastikan bahwa orang-orang yang diawasinya mengimplementasikan strategi yang
dimaksudkan. Sedangkan menurut Mulyadi dan Setyawan (2001) sistem pengendalian
manajemen adalah suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan berbagai kegiatan
perwujudan visi organisasi melalui visi yang telah dipilih dan untuk mengimplementasikan
dan memantau pelaksanaan rencana kegiatan tersebut. Sehingga dapat dikatakan sistem
pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

 Apa saja elemen-elemen sistem pengendalian?


 Apa pengertian dari pengendalian, manajemen, dan sistem?
 Apa yang dimaksud batas-batas pengendalian manajemen?
 Bagaimana dampak internet terhadap pengendalian manajemen?

1.3 TUJUAN

Adapun Tujuan dari penulisan ini antara lain:

 Untuk mengetahui elemen-elemen sistem pengendalian.


 Untuk mengetahui pengertian dari pengendalian, manajemen, dan sistem.
 Untuk mengetahui batas-batas pengendalian manajemen.
 Untuk mengetahui dampak internet terhadap pengendalian manajemen.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 KONSEP-KONSEP DASAR

2.1.1 Pengendalian

Mobil akan berjalan lebih cepat jika menekan pedal gas. Jika memutar setir, maka
mobil akan berganti arah. Mobil akan melaju secara perlahan bahkan berhenti jika menekan
pedal rem. Dengan perangkat ini, dpat mengendalikan arah dan kecepatan; atau jika beberapa
di antaranya tidak berfungsi, maka mobil tersebut tidak akan melakukan apa yang diinginkan.
Dengan kata lain, mobil tersebut berada di luar kendali.

Suatu organisasi juga harus dikendalikan; yaitu, harus ada perangkat-perangkat untuk
memastikan bahwa tujuan strategis organisasi dapat tercapai. Meskipun demikian,
mengendalikan suatu organisasi adalah jauh lebih rumit dibandingkan dengan mengemudikan
sebuah mobil. Kita akan memulainya dengan menjelaskan proses detektor (pelacak)
pengendalian dalam sistem yang lebih sederhana.

Elemen-elemen Sistem Pengendalian


Sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen:
1. Detector (pelacak) atau sensor-suatu perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya
terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
2. Assessor (penilai) suatu perangkat yang menentukan signifikansi dari peristiwa aktual
dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa
yang seharusnya terjadi.
3. Effector suatu perangkat (yang sering disebut dengan "umpan balik") yang mengubah
perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan hal tersebut.
4. Jaringan komunikasi-perangkat yang meneruskan informasi antara detector dan
assessor dan antara assessor dan effector.

6
Gambar 1.1 elemen-elemen proses kendali
Keempat elemen dasar dari sistem pengendalian ini digambarkan dalam bentuk diagram pada
Gambar 1.1, yang menjelaskan tentang bagaimana elemen- elemen tersebut berfungsi dalam tiga
contoh dengan tingkat kerumitan yang semakin meningkat: thermostat, yang mengatur suhu
ruangan; proses biologis, yang mengatur suhu tubuh; dan pengendara mobil, yang mengatur arah
dan kecepatan kendaraan.
Thermostat Komponen thermostat meliputi: (1) termometer (detector), yang mengukur suhu
ruangan; (2) assessor, yang membandingkan suhu ruangan dengan standar yang diterima
mengenai suhu yang seharusnya; (3) effector, yang mendorong pemanas untuk memancarkan
panas (jika suhu aktual lebih rendah dari suhu standar) mengaktifkan pendingin (jika suhu aktual
lebih tinggi dari standar) dan juga yang mematikan alat-alat ini ketika suhu ruangan telah sesuai
dengan suhu standar; dan (4) atau jaringan komunikasi, yang meneruskan informasi dari
termometer ke assessor dan dari assessor ke elemen pemanas atau pendingin.
Subu Tubuh Sebagian besar mamalia dilahirkan dengan standar suhu tubuh yang diinginkan.
Standar suhu tubuh manusia adalah 98,6° F (37°C). Elemen-elemen dari mekanisme
pengendalian ketika tubuh berusaha untuk mempertahankan standar tersebut meliputi: (1) saraf
sensorik (detector) yang tersebar di seluruh tubuh; (2) bypothalamus yang berpusat di otak
(assessor), yang membandingkan yang diterima dari detector dan suhu tubuh standar 98,6° F
(37°C); (3) otot-otot dan organ tubuh (effector), yang mengurangi suhu tubuh ketika melebihi
suhu standar (dengan cara bernapas terengah-engah dan berkeringat, serta dengan membuka pori-
pori kulit) dan meningkatkan suhu tubuh ketika turun di bawah standar (dengan cara menggigil
dan menutup pori-pori kulit); dan (4) sistem komunikasi yang menyeluruh dari jaringan saraf.

Sistem pengendalian biologis ini bersifat homeostatis-yaitu, teratur dengan sendirinya. Jika
sistem ini berfungsi sebagaimana mestinya, sistem tersebut akan secara otomatis mengoreksi
penyimpangan dari standar tanpa memerlukan usaha secara sadar (conscious effort).
Bila dibandingkan dengan thermostat, dengan sensor tubuh yang tersebar di seluruh tubuh dan
hypothalamus yang mengarahkan tindakan yang melibatkan bermacam-macam otot dan organ,
sistem pengendalian tubuh lebih rumit. Namun, yang lebih misterius adalah kenyataan bahwa
ilmuwan mengetahui apa yang hypothalamus lakukan, tetapi tidak tahu bagaimana cara
melakukannya.
Pengendara Molnl Bayangkan Anda sedang mengemudikan mobil di jalan raya di mana peraturan
menetapkan kecepatan standarnya adalah 65 mil per jam (mph). Sistem pengendalian Anda
bertindak sebagai berikut: (1) Matanya Anda (sensor) mengukur kecepatan aktual dengan cara
mengamati spedometer; (2) otak Anda (assessor) membandingkan kecepatan aktual dengan
kecepatan yang ditetapkan, dan mendeteksi adanya penyimpangan dari standar; (3) mengarahkan
kaki Anda (effector) untuk melepas atau menekan pedal gas; dan (4) seperti dalam pengaturan
suhu tubuh, saraf Anda mengubah sistem komunikasi yang menyebarkan informasi dari mata ke
otak dan dari otak ke kaki.

7
Namun, karena pengaturan suhu tubuh lebih rumit daripada thermostat, pengaturan dari sebuah
mobil juga lebih rumit daripada pengaturan suhu tubuh. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
kepastian mengenai tindakan apa yang akan diarahkan oleh otak setelah menerima dan
mengevaluasi informasi dari detector. Sebagai contoh, setelah menetapkan bahwa kecepatan
mobil aktual melebihi 65 mph, beberapa pengemudi, yang ingin mematuhi batasan kecepatan
yang resmi akan mengurangi kecepatannya; sementara di lain pihak, karena sejumlah alasan,
beberapa pengemudi lain tidak akan menguranginya. Dalam sistem ini, kendali tidaklah bersifat
otomatis; seseorang seharusnya mengetahui sesuatu mengenai kepribadian dan situasi pengemudi
untuk memprediksi berapa kecepatan aktual mobil pada titik akhir dari sebuah proses.

2.1.2 Manajemen

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk men


capai tujuan bersama (dalam suatu organisasi bisnis tujuan utamanya adalah mem peroleh
tingkatan laba yang memuaskan). Organisasi dipimpin oleh satu hierarki manajer, dengan chief
executive officer (CEO) pada posisi puncak, dan para manajer unit bisnis, departemen, fungsi,
dan subunit lainnya yang berada di bawah CEO dalam bagan organisasi. Kompleksitas suatu
organisasi menentukan jumlah lapisan dalam hierarki. Seluruh manajer selain CEO merupakan
atasan dan bawahan sekaligus, mereka mengawasi kinerja dari orang-orang yang ada di dalam
unitnya, dan mereka diawasi oleh manajer kepada siapa mereka melapor.
CEO (atau, dalam beberapa organisasi, satu tim manajer senior) memutuskan keseluruhan strategi
yang akan memungkinkan organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya. Tunduk kepada
persetujuan CEO, para manajer dari berbagai unit bisnis merumuskan strategi tambahan yang
memungkinkan unit mereka masing-masing untuk memperluas tujuan-tujuan ini. Proses
pengendalian manajemen adalah proses di mana manajer pada seluruh tingkatan memastikan
bahwa orang-orang yang mereka awasi mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan.

Perbandingan dengan Proses Pengendalian yang Lebih Sederhana


Proses pengendalian biasanya digunakan oleh manajer. Proses ini memuat elemen yang
sama dengan elemen pada sistem pengendalian yang lebih sederhana sebagai mana telah
digambarkan sebelumnya: detector, assessor, effector, dan sistem komunikasi. Detector
melaporkan apa yang sedang terjadi atas organisasi; assessor membandingkan informasi ini
dengan keadaan yang diinginkan; effector mengambil tindakan koreksi terhadap perbedaan yang
signifikan antara keadaan aktual dan keadaan yang diingin kan; dan sistem komunikasi
memberitahukan kepada para manajer apa yang sedang terjadi dan bagaimana hal tersebut
dibandingkan dengan keadaan yang diinginkan.
Namun, terdapat perbedaan yang signifikan antara proses pengendalian manajemen dan
proses yang lebih sederhana sebagaimana digambarkan sebelumnya:

8
1. Tidak seperti pada thermostat atau sistem suhu tubuh, standarnya tidak tampak.
Namun, standar tersebut merupakan proses perencanaan yang sadar. Dalam proses
ini, manajemen memutuskan apa yang seharusnya dilakukan oleh orga- nisasi, dan
sebagian dari proses pengendalian adalah perbandingan antara pencapaian aktual
dan rencana-rencana ini. Oleh karena itu, proses pengen- dalian dalam suatu
organisasi mencakup perencanaan. Dalam banyak situasi, perencanaan dan
pengendalian dapat dipandang sebagai dua aktivitas yang ter- pisah. Namun,
pengendalian manajemen melibatkan baik perencanaan maupun pengendalian.

2. Seperti mengendalikan mobil (tetapi tidak seperti pengaturan suhu tubuh atau
ruangan), pengendalian manajemen tidaklah bersifat otomatis. Beberapa detector
dalam organisasi mungkin berkaitan dengan mesin, tetapi manajer sering kali
mendeteksi informasi penting dengan mata, telinga, dan indra lainnya. Meskipun ia
mungkin memiliki cara rutin untuk membandingkan laporan tertentu tentang apa
yang sedang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi, manajer secara pribadi
harus melakukan fungsi assessor, memutuskan bagi dirinya sendiri apakah
perbedaan kinerja aktual dan standar cukup signifikan untuk membenarkan
tindakan, dan jika demikian, tindakan apa yang akan diambil. Selanjutnya, karena
tindakan yang dimaksudkan untuk mengubah perilaku organisasi meli- batkan
manusia, manajer harus berinteraksi sedikitnya dengan satu orang untuk melakukan
perubahan.

3. Tidak seperti pengendalian sebuah mobil yang merupakan suatu fungsi yang
dilakukan oleh seorang individu, pengendalian manajemen memerlukan koor-
dinasi antarindividu. Suatu organisasi terdiri dari banyak bagian yang terpisah, dan
pengendalian manajemen harus memastikan bahwa setiap bagian bekerja secara
harinonis dengan bagian lainnya, suatu kebutuhan yang hanya ada secara minimal
dalam kasus di mana terdapat beragam organ yang mengendalikan suhu tubuh, dan
sama sekali tidak ada dalam kasus thermostat.

4. Kaitan antara diterimanya kebutuhan akan tindakan dan ditetapkannya tindakan


yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan mungkin tidak jelas.
Seorang manajer yang bertindak sebagai assessor mungkin memutuskan bahwa
“biaya yang ada terlalu tinggi” tetapi tidak melihat adanya tindakan mudah atau
otomatis yang menjamin turunnya biaya ke standar yang diinginkan. Istilah kotak
hitam menggambarkan sebuah operasi yang sifat pastinya tidak dapat diamati.
Tidak seperti thermostat atau pengendara mobil, sistem pengendalian manajemen
merupakan kotak hitam. Tidak dapat diketahui apa tindakan yang akan diambil oleh
manajer tertentu ketika terjadi sebuah perbedaan yang signifikan antara hasil aktual
dengan hasil yang diharapkan, atau apa tindakan yang akan diambil (yang dinilai,
jika perlu) oleh orang lain sebagai respons terhadap sinyal dari manajernya
Sebaliknya, kita tahu dengan pasti kapan thermostat memberikan tanda diperi
kannya suatu tindakan dan apa tindakan yang akan dilakukan; dan dalam kas yang

9
pengendara mobil, tahap assessor melibatkan penilaian, tetapi tindakan in sendiri
merupakan tindakan mekanis ketika keputusan untuk bertindak telah dibuat.

5. Sebagian besar pengendalian manajemen merupakan pengendalian din sendin yaitu,


pengendalian tidak dilakukan oleh suatu perangkat pengatur eksternal seperti
thermostat, tetapi oleh para manajer yang menggunakan penilaian mereka sendiri
dan bukannya mengikuti instruksi yang diberikan oleh seorang atasan. Para
pengemudi yang mematuhi batas kecepatan 65 mph melakukan hal itu bukan
karena ada rambu-rambu yang memerintahkannya, tetapi karena mereka secara
sadar memutuskan bahwa yang terbaik adalah mematuhi aturan.

2.1.3 Sistem
Sistem merupakan suatu cara tertentu dan biasanya bersifat repetitif (pengulangan)
untuk melakukan suatu atau sekelompok aktivitas. Sistem ditandai dengan rangkaian langkah-
langkah yang berirama, terkoordinasi, dan berulang; yang dimaksudkan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Thermostat dan proses pengendalian suhu tubuh merupakan contoh suatu sistem.
Proses pengendalian manajemen, sebagaimana yang telah kita ketahui, jauh lebih rumit dan
mengandung penilaian (judgmental).
Banyak tindakan manajemen bersifat tidak sistematis. Pada umumnya, para jer
menghadapi situasi di mana aturan tidak terdefinisikan dengan baik sehingga harus menggunakan
penilaian terbaik mereka dalam memutuskan tindakan apa yang akan diambil. Efektivitas
tindakan mereka ditentukan oleh kepiawaian mereka dalam berhadapan dengan orang-orang, dan
bukan oleh aturan yang ditentukan dalam sistem mana (meskipun sistem mungkin memberikan
gambaran umum dari respons yang wajar). Jika seluruh sistem menjamin tindakan tepat untuk
semua situasi, maka manajer sumber daya manusia mungkin tidak diperlukan lagi. Pada aspek
sistematis (yaitu formal) dari fungsi pengendalian manajemen. Seseorang dapat menjelaskan
secara mendalam tentang berbagai langkah dalam sistem formal, informasi yang dikumpulkan
dan digunakan dalam setiap langkah tersebut, serta prinsip-prinsip yang mengatur operasi sistem
secara keseluruhan.
Namun, hal tersebut terlalu sulit, kecuali dalam istilah umum, untuk
menggambarkan tindakan yang tepat bagi para manajer dalam menghadapi situasi yang tidak
terpikirkan dalam sistem formal. Hal ini tergantung pada faktor-faktor seperti keahlian dan
kepribadian orang-orang yang terlibat, hubungan mereka satu sama lain, dan lingkungan di mana
suatu masalah tertentu timbul. Akan tetapi, penting untuk disadari bahwa proses informal sangat
dipengaruhi oleh bagai- mana cara sistem pengendalian formal dari organisasi dirancang dan
dioperasikan.

2.2 BATAS-BATAS PENGENDALIAN MANAJEMEN


Pengendalian manajemen terletak antara perumusan strategi dan pengendalian tugas dalam
beberapa hal. Perumusan strategi paling tidak sistematis di antara ketiganya, sedangkan

10
pengendalian tugas merupakan yang paling sistematis, dan pengendalian manajemen terletak di
antaranya. Perumusan strategi fokus pada jangka panjang, pengendalian tugas memfokuskan
pada kegiatan jangka pendek, sementara pengendalian manajemen terletak di antaranya.
Perumusan strategi menggunakan perkiraan kasar akan masa depan, pengendalian tugas
menggunakan data akurat saat ini, dan pengendalian manajemen terletak di antaranya Masing-
masing kegiatan meliputi perencanaan dan pengendalian, tetapi dengan penekanan yang berbeda
pada masing-masing kegiatan. Proses perencanaan dalam perumusan strategi merupakan hal yang
lebih penting, sedangkan proses pengendalian merupakan hal yang lebih penting dalam
pengendalian tugas. Adapun dalam pengendalian manajemen, perencanaan dan pengendalian
merupakan hal yang sama pentingnya.
Hubungan antara satu dan yang lain dari sistem-sistem aktivitas ini ditunjukkan dalam
Gambar 1.2. Dalam bagian berikut, mendefinisikan pengendalian manajemen, perumusan
strategi, dan pengendalian tugas didefinisikan secara lebih rinci dan lebih jauh menggambarkan
perbedaan di antara ketiganya.

Gambar 1.2 hubungan umum antara fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian

2.2.1 Pengendalian Manajemen


Pengendalian manajemen merupakan sebuah proses dengan mana para manajer
mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi.
Beberapa aspek dari proses ini dijelaskan sebagai berikut.
Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen terdiri atas berbagai kegiatan, meliputi:
• Merencanakan (Planning) apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi.
• Mengoordinasikan (Coordinating) aktivitas aktivitas dari beberapa bagian organisasi.

11
• Mengomunikasikan (Informing) informasi.
• Mengevaluasi (Evaluating) informasi.
• Memutuskan (Deciding) tindakan apa yang seharusnya diambil jika ada. • Mempengaruhi
(Influencing) orang-orang untuk mengubah perilaku mereka.

Kegiatan pengendalian manajemen tidak berarti mengharuskan agar semua tindakan sesuai
dengan rencana yang ditentukan sebelumnya, seperti anggaran. Rencana seperti itu didasarkan
pada situasi yang dipercaya ada pada saat rencana tersebut dirumuskan. Jika situasi ini berubah
pada waktu penerapannya, tindakan yang ditentukan oleh rencana mungkin tidak lagi sesuai.
Sementara thermostat merespons terhadap suhu aktual dalam ruangan, pengendalian manajemen
melibatkan antisipasi kondisi masa depan untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai.
Jika seorang manajer menemukan pendekatan yang lebih baik-yang lebih mungkin dibandingkan
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan organisasi sistem
pengendalian manajemen seharusnya tidak merintangi penerapannya. Dengan kata lain,
mematuhi anggaran tidaklah selalu baik, dan penyimpangan dari anggaran tidaklah selalu buruk.
Keselarasan Tujuan
Meskipun sistematis, proses pengendalian manajemen tidak bersifat mekanis; melainkan proses
ini meliputi interaksi antarindividu, yang tidak dapat digambarkan dengan cara mekanis.
Biasanya para manajer memiliki tujuan pribadi dan juga tujuan organisasi. Oleh karena itu,
masalah pengendalian yang utama adalah bagaimana mempengaruhi mereka untuk bertindak
demi pencapaian tujuan pribadi mereka dengan cara sedemikian rupa sehingga sekaligus juga
membantu pencapaian tujuan organisasi. Keselarasan tujuan (goal congruence) berarti, sejauh hal
tersebut dimungkinkan, tujuan seorang anggota organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan
organisasi itu sendiri. Dengan demikian sistem pengendalian manajemen seharusnya dirancang
dan dioperasikan dengan prinsip keselarasan tujuan dalam pikiran setiap pribadi.
Perangkat Penerapan Strategi
Sistem pengendalian manajemen membantu para manajer untuk menjalankan organisasi ke arah
tujuan strategisnya. Dengan demikian, pengendalian manajemen terutama fokus pada
pelaksanaan strategi.m Pengendalian manajemen merupakan satu-satunya perangkat manajer
yang digunakan dalam mengimplementasikan strategi yang diinginkan pada gambar 1.3, strategi
juga diimplementasikan melalui struktur organisasi, manajemen sumber daya manusia (SDM),
dan budayanya.

12
Struktur organisasi menetapkan peranan, hubungan pelaporan, dan pembagian tanggung jawab
yang membentuk pengambilan keputusan dalam suatu organisas Manajemen SDM melakukan
seleksi, pelatihan, evaluasi, promosi, dan pegawai guna mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan pemecatan untuk melaksanakan strategi organisasi. Budaya
mengacu pada sekelompok keper cayaan, sikap, dan norma umum yang secara eksplisit maupun
implisit mengarahkan tindakan manajerial.
Tekanan Finansial dan Nonfinansial
Sistem pengendalian manajemen meliputi ukuran kinerja finansial dan nonfinansial. Ukuran
kinerja finansial fokus pada "hasil-hasil" moneter-laba bersih, pengembalian tersebut akan
berinisiatif untuk melakukan tindakan koreksi atau, jika komputer tersebut tidak memiliki
kapasitas untuk melakukannya sendiri, maka komputer itu menyampai- kan kebutuhan akan
perbaikan ke komputer yang mengendalikan seluruh komputer dalam satu bagian pabrik.
Komputer ini mungkin mengacu pada permasalahan untuk mengkoordinasikan komputer di
pabrik secara keseluruhan. Sistem perencanaan sumber daya manufaktur (Manufacturing
Resource Planning-MRP II) digunakan untuk mengendalikan operasi manufaktur di beberapa
perusahaan membutuhkan jutaan baris instruksi komputer. Mekanisme perputaran roda yang
digunakan untuk menghubungkan dua anggota dalam sebuah percakapan telepon berbiaya
miliaran dolar. Dan sistem untuk program penjualan dan jenis keputusan lain yang dibuat oleh
pedagang di pasar keuangan melibatkan aturan keputusan yang rumit dan informasi dari menit ke
menit mengenai harga dari ratusan instrumen keuangan.
Seperti yang disarankan dalam contoh sebelumnya, aktivitas tertentu yang dilakukan oleh
manajer pada saat ini diotomatisasikan dan telah menjadi aktivitas pengendalian tugas.
Pergeseran dari pengendalian manajemen menjadi pengen- dalian tugas ini membebaskan waktu
manajer untuk kegiatan manajemen lainnya (tanpa menghapuskan posisi manajer tersebut).
Perbedaan antara Pengendalian Tugas dan Pengendalian Manajemen
Hal paling penting yang menjadi perbedaan antara pengendalian tugas dan pengendalian
manajemen adalah bahwa banyak sistem pengendalian tugas bersifat ilmiah, sementara
pengendalian manajemen tidak dapat disederhanakan menjadi suatu ilmu. Berdasar- kan
definisinya, pengendalian manajemen melibatkan perilaku para manajer, dan hal ini tidak dapat
dinyatakan melalui persamaan-persamaan. Kesalahan serius yang mungkin dibuat adalah jika
prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh ilmuwan mana- jemen untuk situasi pengendalian tugas
juga diterapkan pada situasi pengendalian manajemen. Dalam pengendalian manajemen, para
manajer berinteraksi dengan inanajer lainnya. Adapun dalam pengendalian tugas, manusia tidak
terlibat sama sekali (sebagaimana dalam beberapa proses produksi yang terotomatisasi), atau
interaksinya adalah antara seorang manajer dan seorang nonmanajer.
Fokus pengendalian manajemen, terletak pada unit organisasional; sementara dalam pengendalian
tugas, fokus terletak pada tugas spesifik yang dilakukan oleh unit-unit organisasional ini
(misalnya, Pekerjaan Manufaktur No. 59268, atau pesanan 100 unit Barang No. 3642).

13
Gambar 1.3 contoh-contoh keputusan dalam fungsi perencanaan dan pengendalian
Pengendalian manajemen berhubungan dengan aktivitas para manajer yang didefinisikan
secara luas dalam menentukan apa yang harus dilakukan dengan kendala strategis secara umum.
Adapun pengendalian tugas berhubungan dengan tugas-tuge tertentu, yang sebagian besar
membutuhkan sedikit atau tidak sama sekali pertim bangan untuk melaksanakannya.
Pada Tampilan 1.5, kami diidentifikasikan perbedaan antara manajemen, pengendalian tugas, dan
perumusan strategi dengan memberikan contoh masing-masing.

2.3 DAMPAK INTERNET TERHADAP PENGENDALIAN MANAJEMEN


Penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada akhir abad ke-19 merupakan tonggak
sejarah dimulainya reformasi informasi. Telepon telah menyediahkan manfaat yang signifikan
bagi konsumen, yaitu kenyamanan. Orang tidak perlu lagi mengunjungi suatu toko untuk
memperoleh informasi tentang suatu produk, mengetahui ketersediaannya, atau melakukan
pesanan. Pesatnya revolusi informasi dipercepat dengan penemuan komputer yang memperoleh
momentum besar pada tahun 1990-an dengan hadirnya Internet.
Banyak manfaat disediakan oleh Internet yang tidak didapat dari telepon.

 Akses mudah dan cepat. Pada situs Internet, sejumlah besar data dapat dikirimkan kepada
setiap orang, di mana pun di dunia ini dalam hitungan detik.
 • Komunikasi multi-target. Internet memiliki jangkauan yang sangat luas; satu situs dapat
menjangkau jutaan orang.
 Komunikasi berbiaya rendah. Sebuah bisnis yang menggunakan operator telepon untuk
berinteraksi dengan pelanggan harus membayar gaji dari pegawai telepon, panggilan
bebas pulsa (“800”), dan gedung/bangunan untuk mendukung fungsi layanan pelanggan.
Komunikasi dengan pelanggan melalui Internet bertujuan untuk menghindari seluruh
biaya ini.
 Menampilkan citra tertentu. Tidak seperti telepon, situs Web membuat konsumen dapat
melihat produk yang sedang ditawarkan untuk dijual.
 Pergeseran kekuatan dan kendali kepada individu. Bisa jadi manfaat yang paling dramatis
dari situs Web adalah bahwa pelanggan menjadi “raja di dunia maya”. Konsumen
memegang kendali dan dapat menggunakan situs Web selama 24 jam sehari pada waktu
yang mereka sukai tanpa diinterupsi atau terlalu dipengaruhi oleh agen penjualan maupun
telemarketers.
Dampak Internet terhadap dunia bisnis telah menjadi sangat signifikan. Dengan demikian apa
dampak Internet terhadap pengendalian manajemen dalam sebuah organisasi? Sistem
pengendalian manajemen meliputi informasi, dan organisasi memerlukan sebuah infrastruktur
untuk memproses informasi tersebut. Internet me nyediakan infrastruktur tersebut, sehingga
membuat pemrosesan informasi menjadi lebih mudah dan lebih cepat, dengan kesalahan yang
lebih sedikit. Pada situs Web. Seorang manajer dapat mengumpulkan data dalam jumlah yang
amat besar, menyimpan, menganalisis data tersebut dengan format yang berbeda, dan

14
mengirimnya ke setiap orang dalam organisasi. Selain itu, para manajer menggunakan informasi
ini untuk mengubah laporannya secara pribadi.
Meskipun Internet telah dapat memfasilitasi koordinasi dan pengendalian melalui pemrosesan
informasi yang efisien dan efektif, Internet tidak dapat menggantikan proses fundamental yang
melibatkan pengendalian manajemen. Hal ini disebabkan oleh penerapan strategi melalui
pengendalian manajemen secara esensial merupakan sebuah proses sosial dan perilaku, sehingga
tidak dapat diotomatisasikan secara penuh. Ketersediaan akses data secara elektronis ke data base
hanya memberikan kontribusi kecil pada penilaian (judgment) yang diperlukan untuk mendesain
dan mengoperasikan suatu sistem pengendalian yang optimal. Penilaian tersebut adalah sebagai
berikut:

 Mengetahui nilai relatif dari pentingnya keanekaragaman, dan terkadang bersaing dalam,
tujuan yang mendorong individu untuk bertindak (misalnya, prestasi pribadi dibandingkan
prestasi bersama, penciptaan nilai bagi pelanggan dan pemegang saham daripada diri sendiri,
dan sebagainya).
 Melakukan penyelarasan tujuan dari beragam individu dengan organisasi.
 Melakukan pengembangan tujuan tertentu melalui unit bisnis, area fungsional, dan
departemen-departemen yang akan dinilai.
 Mengomunikasikan strategi dan tujuan kinerja yang spesifik untuk keseluruhan organisasi.
 Menjelaskan variabel kunci yang akan diukur dalam penilaian kontribusi indi- vidual
terhadap tujuan organisasi.
 Mengevaluasi kinerja aktual relatif terhadap ukuran standar dan pembuatan kesimpulan
tentang kinerja manajer.
 Menyelenggarakan pertemuan untuk meninjau kinerja yang produktif.
 Mendesain struktur penghargaan yang tepat.
 Mempengaruhi individu untuk mengubah perilaku mereka.

Jadi, meskipun Internet telah sangat meningkatkan pemrosesan informasi, elemen fundamental
dari pengendalian manajemen-informasi apa yang dikumpulkan dan bagaimana
menggunakannya-pada dasarnya melibatkan perilaku. Oleh karena itu, informasi tidak dapat
digantikan dengan pendekatan formula saja.

15
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Metode atau cara tertentu untuk melaksanakan suatu atau serangkaian aktivitas
disebut sistem. Sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mengendalikan akti vitas suatu
organisasi, yaitu sistem pengendalian manajemen. Pengendalian mana jemen adalah proses
yang dilakukan oleh seorang manajer untuk mempengaruhi anggota organisasi lainnya agar
melaksanakan strategi organisasi. Pengendalian manajemen difasilitasi oleh suatu sistem
formal yang merupakan siklus aktivitas yang terus berulang

Salah satu dari tiga fungsi perencanaan dan pengendalian yang ada dalam hampir
setiap organisasi adalah pengendalian manajemen. Dua di antaranya adalah perumusan
strategi, yaitu proses mengidentifikasikan ancaman dan kesempatan yang sebagian besar
tidak sistematis dan memutuskan suatu strategi baru sebagai wujud responsnya dan
pengendalian tugas, yaitu proses memastikan bahwa tugas tertentu dilaksa- nakan secara
efektif dan efisien.

3.2 SARAN

Kami menyadari bahwa tulisan pada makalah yang berjudul “Hakikat Sistem
16
Pengendalian Manajemen” ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kedepannya kami
akan lebih fokus dan detail dalam pembuatan makalah tersebut dengan sumber sumber yang
lebih banyak, dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Kami mengharapkan saran yang
dapat berupa kritik atau saran yang membangun terhadap penulisan makalah ini, agar dapat
menjadi bahan evaluasi atau perbaikan untuk kelompok kami kedepannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N, dan Vijay Govindarajan. 2011. Sistem Pengendalian Manajamen Jilid 1.

Tanggerang Selatan: Karisma Publishing Group.

18

Anda mungkin juga menyukai