Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

ANALISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SARANA, PRASARANA


DAN ALAT KESEHATAN (ASPAK) DI DINAS KESEHATAN
KOTA KEDIRI

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3:

Miftahul Haerati S 101814453019

Wahdatul Chizbiyah 101814453020

Mohammad Saleh 101814453022

Reviani 101814453047

Dewi Kurniawati 101814453063

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
MINAT STUDI MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
SURABAYA
2018
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN

DAFTAR ISI ......................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................3

1.3 Tujuan...............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem ...............................................................................................

2.2 Sistem Informasi ..............................................................................

2.3 Sistem Informasi Manajemen...........................................................

2.4 Analisis Sistem .................................................................................

2.5 Desain Sistem ...................................................................................

2.6 Persediaan (Inventory)......................................................................

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kota Kediri .............................

3.2 Sistem Informasi Manajemen Mengenai Persediaan (Inventory) di

Dinas Kesehatan Kota Kediri ...........................................................

3.3 Aplikasi Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan (ASPAK) ..............

3.3.1 Data apa yang ada di ASPAK .................................................

3.3.2 Siapa yang dapat mengakses ASPAK ....................................

3.4 Analisis dan Desain Sistem Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan

(ASPAK) ..........................................................................................
3.4.1 Analisis Sistem ASPAK .........................................................

3.4.2 Implementasi Sistem ASPAK.................................................

3.4.3 Desain Sistem ASPAK ...........................................................

3.5 Evaluasi Sistem Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan

(ASPAK) ..........................................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.......................................................................................

4.2 Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini perkembangan teknologi komputer begitu cepat untuk

segala bidang. Mulai dari bidang politik, kesehatan, ekonomi dan masih

banyak lagi dari bidang lain, sehingga peranan komputer sangatlah penting

untuk mencapai suatu tujuan dengan cepat, akurat mudah, dan aman

(Simanullang, 2017).

Penerapan sistem informasi merupakan hal yang penting dalam suatu

organisasi atau perusahaan. Dengan adanya sistem informasi, organisasi atau

perusahaan dapat menjamin kualitas informasi yang disajikan dan dapat

mengambil keputusan berdasarkan informasi tersebut. Sekarang informasi

dapat diperoleh dengan lebih mudah dan cepat berkat adanya teknologi

informasi. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang diharapkan

adalah sistem persediaan atau inventory (Zuhri & Rejeki, 2013).

Sistem pengendalian persediaan dibutuhkan untuk membantu

menyajikan informasi dengan cepat dan akurat kepada pengguna. Sistem

tersebut dapat memonitor persediaan barang sehingga proses persediaan

barang dapat diketahui dengan jelas. Pencatatan dan penyajian informasi

persediaan yang dilakukan secara konvensional dapat menyebabkan

terjadinya berbagai masalah pada manajemen persediaan. Oleh karena itu,

pengelolaan persediaan secara komputerisasi menjadi hal yang penting untuk

diterapkan di instansi pemerintah atau perusahaan. Selain itu, sistem


pengendalian persediaan memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan

efektivitas dan efisiensi untuk menangani persediaan (Bari & Kasmawi,

2016).

Dinas Kesehatan merupakan salah satu instansi dalam lingkup Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Kediri. Pengelolaan persediaan

(inventory) mengenai sarana prasarana dan alat kesehatan bermaksud sebagai

pedoman bagi penyimpan barang dalam melaksanakan kegiatan

penatausahaan persediaan dan pedoman dalam melakukan inventarisasi.

Dari uraian di atas, maka dibutuhkan analisis sistem informasi

manajemen persediaan sarana prasarana dan alat kesehatan yang dapat

mengelola persediaan barang di Dinas Kesehatan Kota Kediri. Sistem yang

berbentuk online dapat menghubungkan Dinas Kesehatan Kota Kediri dan

UPTD Kesehatan, sehingga pengelolaan sarana prasarana dan alat kesehatan

akan terkendali dengan adanya interaksi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

makalah ini adalah bagaimanakah analisis sistem informasi manajemen

persediaan (inventory) sarana prasarana dan alat kesehatan di Dinas

Kesehatan Kota Kediri?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis

analisis sistem informasi manajemen persediaan (inventory) sarana prasarana

dan alat kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Kediri.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem

1. Definisi Sistem

Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem, elemen-elemen,

prosedur-prosedur, yang saling berintegrasi untuk mencapai tujuan

tertentu, seperti informasi, target atau goal (Ali & Wangdra, 2010).

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan

sistem yaitu yang menekankan pada prosedur yang menekankan pada

komponen atau elemen, yaitu:

a. Yang menekankan pada prosedur sistem adalah suatu jaringan kerja

sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

sasaran tertentu.

b. Yang menekankan pada elemen atau komponen Sistem adalah

kumpulan dari elemen-elemen yang berintraksi untuk mencapai tujuan

(Jogianto, 2001).

2. Karekteristik Sistem

Menurut Jugianto (2001), Suatu sistem mempunyai beberapa

karakteristik yang dapat menunjukan sifat dasarnya yaitu :

a. Komponen Sistem (Component)

Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa


suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem

mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi

tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu

sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut

dengan supra sistem.

b. Batas Sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem

yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini

memungkinkan suatu sistem di pandang sebagai satu kesatuan. Batas

system menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)

Adalah apapun di luar batas sistem yang dapat mempengaruhi

operasi sistem. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan

energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap di jaga dan di

pelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus di tahan dan di

kendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup

sistem.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan

subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsitem akan

menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui

penghubung. Dengan penghubung satu subsitem dapat berintegrasi

dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.


e. Masukan Sistem (input)

Adalah energi yang dimasukkan dalam sistem. Dalam masukan

sistem ada dua jenis masukan yaitu masukan perawatan (maintenance

input) dan masukkan sinyal (signal input). Masukan perawatan adalah

energi yang di masukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi.

Sedangkan masukkan sinyal adalah energi yang di proses untuk di

dapatkan keluaran.

f. Keluaran Sistem (output)

Adalah hasil dari energi yang diolah dan di klasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran Dapat

berupa masukan subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

g. Pengolahan Sistem (process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang

akan merubah masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran Sistem (Goal)

Suatu sistem pasti mempunyai sasaran. Kalau suatu sistem tidak

mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang di

butuhkan sistem dan keluaran yang akan di hasilkan oleh sistem. Suatu

sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasarannya.

2.2 Sistem Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang

berarti dan bermanfaat bagi yang membutuhkannya untuk mencapai tujuan


yang diinginkannya. Jadi, informasi berbeda dengan data karena data tidak

akan bermanfaat apabila tidak diproses lebih lanjut dalam suatu sistem

informasi, sehingga data tersebut menjadi suatu bentuk yang lebih bernilai

dan bermanfaat bagi penerimanya (Chandrayadhi dan Augustinah, 2017).

Sistem informasi didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling

berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk

mengintegrasi data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan

informasi (Oetomo, 2002). Menurut Azzizah (2002) dalam Rahadi et al

(2014) menyatakan bahwa sistem informasi adalah komponen-komponen

yang saling berhubungan yang mengumpulkan, memproses, menyimpan data

menyebarkan informasi untuk mendukung pem buatan keputusan, koordinasi,

pengendalian.

Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan sistem informasi adalah suatu kesatuan elemen-elemen

yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk menciptakan dan

membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan

melakukan pengendalian.

Sistem informasi terintegrasi merupakan sistem yang

mengolaborasikan atau mengintegrasikan potensi-potensi informasi atau data

ke dalam suatu wadah berbasis desktop application atau web yang berfungsi

untuk mempermudah bagi pengguna internal maupun eksternal organisasi

dalam mengelola, menggali dan menemukan informasi (Perdananugraha,

2010). Sistem informasi online adalah kumpulan elemen atau bagian-bagian,


baik berbentuk fisik maupun non-fisik dan prosedur yang saling berhubungan

antara satu bagian dengan bagian yang lain menjadi satu kesatuan yang

bekerja sama untuk mengolah data-data secara online menjadi sebuah

informasi. Online dapat diartikan sebagai sesuatu yang dikendalikan atau

dihubungkan dengan perangkat komputer atau internet (Tumon, 2012).

2.3 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen dibentuk oleh tiga kata, yaitu sistem,

informasi, dan manajemen. Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling

terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.

Informasi sebagai hasil pengelolaan data yang memberikan arti dan manfaat.

Manajemen didefinisikan sebagai suatu tim yang disusun dalam organisasi

untuk mencapai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh suatu

organisasi. Sistem informasi manajemen adalah sistem yang digunakan untuk

menyajikan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan

pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi (Yusran dan Nurdin, 2016).

2.4 Analisis Sistem

Menurut Hartono (2005), pengertian analisis sistem adalah penguraian

dari sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya

dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-

permasalahan, kesmpatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan

kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-

perbaikannya. Langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis

sistem adalah:
1. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

2.5 Desain Sistem

Definisi dari desain sistem menurut para pakar yang dikutip oleh

Hartono (2005) antara lain:

1. Verzello: tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem;

pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk

rancangan bangun implementasi; menggambarkan bagaimana suatu sistem

dibentuk.

2. Burch dan Grundnitski: desain sistem dapat didefinisikan sebagai

penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari

beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan

berfungsi.

3. M. Scott: desain sistem akan menentukan bagaimana suatu sistem akan

menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan, tahap ini menyangkut

mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan

perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem

akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada

akhir tahap analisis sistem.


2.6 Persediaan (Inventory)

Menurut Baridwan (1997), secara umum istilah persediaan barang

dipakai untuk menunujukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual atau

digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. Setiap

perusahaan selalu memerlukan persediaan untuk menghindari resiko tidak

terpenuhinya keinginan pelanggan atau konsumen.

Beberapa perusahaan mengartikan inventory atau persediaan sebagai

stok yang meliputi barang atau sumber daya (Anene & Edwin, 2014).

Persediaan ialah sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih

lanjut untuk digunakan dalam kegiatan produksi di pabrik, kegiatan

pemasaran atau konsumsi rumah tangga (Noviandi, et al., 2012).

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa persediaan adalah

simpanan bahan, baik bahan baku, bahan pembantu, bahan setngah jadi,

bahan jadi, maupun bahan lain-lain, yang dimaksud untuk kebutuhan yang

akan datang. Penyimpanan ini dilakukan karena perusahaan bisa saja

sewaktu-waktu membutuhkan bahan-bahan tersebut, sehingga perusahaan

tidak akan kerepotan dalam mendapatkannya.

Inventory control atau pengendalian persediaan dimaksud untuk

menjaga persediaan agar tetap optimal sehingga diperoleh penghematan

danjumlah persediaan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, terdapat istilah

manajemen persediaan yang menjadi bagian yang bertanggung jawab

terhadap semua aspek dalam pengendalian persediaan. Manajemen

persediaan bertanggung jawab membuat keputusan terhadap suatu kebijakan,


kegiatan atau prosedur untuk memastikan perhitungan yang tepat terhadap

segala hal yang ditangani dalam persediaan (Waters, 2003).


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kota Kediri

3.1.1 Visi Dinas Kesehatan Kota Kediri

Visi Kota Kediri “Tewujudnya masyarakat kota kediri yang

makmur, mandiri dan berakhlak dalam bingkai negara kesatuan

Republik Indonesia”, yang bermakna kondisi masyarakat Kota Kediri

yang sejahtera, serba cukup, rata-rata mampu memenuhi standar

kebutuhan hidup, antara lain pendidikan, kesehatan, bahan pangan dan

papan secara adil dan merata. Hal ini juga sesuai dengan visi Dinas

Kesehatan Kota Kediri yaitu “Terwujudnya Kota Kediri Sehat, Mandiri

dan Berkeadilan”.

3.1.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Kediri


3.2 Sistem Informasi Manajemen Mengenai Persediaan (Inventory) di Dinas

Kesehatan Kota Kediri

Dinas Kesehatan Kota Kediri sebagaimana organisasi yang lain, juga

mempunyai beberapa sistem manajemen informasi untuk menunjang

pelaksanaan kegiatannya. Salah satu di antara sekian banyak sistem informasi

manajemen yang dimiliki, yaitu sistem informasi manajemen yang terkait

dengan proses inventarisasi barang milik Dinas Kesehatan beserta UPTDnya.

Sistem informasi manajemen inventarisasi barang ini pun dibagi

menjadi 3 bagian sesuai dengan area pengelolaan dan kewenangannya yaitu

antara lain:

1. Yang pertama pada Bidang Sekretariat, di bawah Sub Bagian Umum yaitu

sistem informasi daerah barang umum milik daerah (SIMDA BUMD).

Sistem ini memiliki kewenangan untuk melakukan inventarisasi barang

kerumahtanggaan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Kediri dan UPTDnya

yang meliputi jumlah, jenis, spesifikasi serta kelaikan barang tersebut.

Contoh dari barang yang menjadi sumber data untuk sistem informasi

manajemen ini adalah barang meubelair yang ada di seluruh ruangan

Dinas Kesehatan. Sistem ini terhubung dengan sistem yang sama di semua

instansi milik pemerintah Kota Kediri.

2. Yang kedua, sistem informasi manajemen sarana, prasarana dan alat

kesehatan (ASPAK). Sistem ini dijalankan di bidang pelayanan kesehatan

dan SDK seksi kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan

rumah tangga. Sistem ini sebenarnya adalah program dari Kemenkes RI


dan digunakan hampir di semua organisasi kesehatan pemerintah. Sumber

data yang diinputkan ke sistem ini adalah seluruh sarana prasarana dan alat

kesehatan yang ada di lingkup Dinas Kesehatan dan UPTDnya, yang

nantinya akan divalidasi oleh admin sistem (tenaga ATEM) ini di Dinas

Kesehatan. Contoh data yang diinputkan adalah data mengenai jumlah

tensimeter, spesifikasi serta kelaikan dari barang tersebut.

3. Yang ketiga adalah sistem informasi logistik kefarmasian, kewenangannya

berada di seksi yang sama dengan sistem informasi manajemen ASPAK.

Sistem ini lebih banyak melakukan penginputan data mengenai perbekalan

obat yang dimiliki dan akan di distribusikan ke seluruh Puskesmas di

wilayah lingkup Dinas Kesehatan Kota Kediri. Contoh data yang diinput

yaitu nama obat, jumlah obat, dan lain-lain.

Fokus yang kami pelajari untuk analisa sistem informasi manajemen

adalah sistem informasi manajemen inventory Aplikasi Sarana Prasarana dan

Alat Kesehatan (ASPAK).

3.3 Aplikasi Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan (ASPAK)

ASPAK merupakan aplikasi web based sistem informasi data sarana,

prasarana dan peralatan kesehatan secara online. Dengan ASPAK dimungkin

sarana pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas milik pemerintah dapat

menyimpan data sarana, prasarana dan alat kesehatan (SPA) secara langsung

di server ASPAK sehingga monitoring data peralatan kesehatan dapat dengan

cepat dilakukan. ASPAK dapat diakses secara langsung di alamat

www.aspak.buk.depkes.co.id atau melalui situs www.buk.depkes.go.id.


ASPAK bertujuan untuk:

1. Tersedianya data dan informasi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan

di Puskesmas.

2. Terciptanya Pemetaan SPA di fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Supporting untuk perencanaan SPA.

3.3.1 Data apa yang ada di ASPAK

ASPAK menyediakan empat kelompok data utama sarana

pelayanan kesehatan yaitu:

1. Data umum, mencakup data umum sarana pelayanan kesehatan yaitu

alamat, telp, kapasitas, kelas Puskesmas, status akreditasi, dan lain-

lain.

2. Data Sarana, mencakup data dan kondisi gedung berdasarkan

pelayanan kesehatan yang dilayani.

3. Data Prasarana, mencakup data prasarana pelayana kesehatan seperti

data pengelolaan limbah, sumber listrik, air, dan lain-lain.

4. Data peralatan kesehatan yang mencakup jumlah, kondisi peralatan

kesehatan.

3.3.2 Siapa yang dapat mengakses ASPAK

ASPAK dapat diakses oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kab/Kota,

Rumah Sakit, BPFK, dan Puskesmas yang kesemuanya harus memiliki

account yang disediakan oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang

Medik dan Sarana Kesehatan.


3.4 Analisis dan Desain Sistem Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan

(ASPAK)

3.4.1 Analisis Sistem ASPAK

Analisis sistem yang sedang berjalan merupakan kegiatan

mempelajari interaksi sistem yang terdiri atas pelaku proses dalam

sistem, prosedur dan serta data informasi yang terkait. Adapun model

sistem persediaan sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Dinas

Kesehatan Kota Kediri yaitu:

INPUT PROSES OUTPUT

Biaya
Data D
Internal A Persediaan
T
A
Produksi Pemakai
B
A
Data S Kualitas
Eksternal E

Gambar 1. Model Sistem Informasi Persediaan (Inventory)

1. Sub Sistem Input

a. Data Internal

Data ini diperoleh dari sumber internal, yaitu bagian-

bagian yang memiliki barang tersebut atau UPTD Puskesmas

yang memiliki sarana prasarana serta alat kesehatan tersebut,

misalnya jenis barang, jumlah barang, dan lain-lain.


b. Data Eksternal

Data ini diperoleh dari sumber yang berasal dari luar

organisasi, misalnya spesifikasi barang dari produsen, katalog

harga dari produsen, daftar harga kalibrasi dari BPFK, dan lain-

lain.

2. Sub Sistem Output

a. Output: Persediaan

Dari proses pengolahan data yang dilakukan, akan

diperoleh informasi berupa jumlah dan jenis barang atau

prasarana yang saat ini masih tersedia di organisasi.

b. Output: Produksi (Perencanaan Pengadaan)

Dari proses pengolahan data yang dilakukan, akan didapat

informasi mengenai kebutuhan jenis dan jumlah barang yang saat

ini belum tersedia dan direncanakan untuk dilakukan pengadaan

untuk pemenuhan kebutuhan.

c. Output: Kualitas

Dari proses pengolahan data yang dilakukan, akan didapat

informasi mengenai jumlah dan jenis barang dan prasarana yang

kita miliki masih layak digunakan dan masih bisa tepat

pengukuran nilainya (kalibrasi valid).


d. Biaya

Semua output akan mengarah pada beban biaya yang

harus dipersiapkan guna melakukan ketiga poin output terutama

bila dibutuhkan untuk pengadaan barang atau perbaikan.

Semua informasi ini akan mempermudah user/pemakai untuk

membaca dan menggunakan data serta informasi yang ada dalam sistem

informasi manajemen inventory.

3.4.2 Implementasi Sistem ASPAK

1. Halaman Utama

Menu utama digunakan untuk menampilkan halaman depan

Sistem ASPAK. Pada halaman ini, jika ingin mengakses data pada

sistem yang ada harus login terlebih dahulu. Setiap instansi

kesehatan seperti Dinas Kesehatan Provinsi/Kota dan Puskesmas

telah memiliki username dan password masing-masing.


2. Menu Wilayah Kerja Inventarisasi

3. Menu Data Umum Wilayah Kerja


4. Menu Daftar Data Internal

5. Menu Output
3.4.3 Desain Sistem ASPAK

Mengumpulkan STOP
Data

Melakukan Tidak
Validasi Valid

Valid

Data
Base

Sesuai Data Data Data Perlu


Kebutuhan Persediaan Produksi Kualitas Kalibrasi

STOP Kurang dari Sesuai Kurang dari Masih Kalibrasi


Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Layak

Pengajuan STOP Pengajuan STOP Tidak Layak


Pengadaan Pengadaan

Koordinasi Koordinasi Penghapusan


dengan dengan
Bidang Bidang
STOP
Perencanaan Perencanaan

Gambar 2. Flowchart Sistem Informasi ASPAK


Adapun Desain yang disarankan yaitu:

a. Pelaksanaan updating data baik internal maupun ekternal dilakukan secara

berkala, atau ada alarm yang mengingatkan jika terlambat dilakukan

updating data.

b. Hendaknya data yang diinputkan tidak hanya berupa angka, tetapi juga foto

dari masing-masing barang, sehingga akan lebih mudah dikenali

keberadaannya.

c. Hendaknya setiap barang juga diberi kode khusus atau barcode yang bisa

dilakukan scanning keberadaannya sehingga jika ada barang yang hilang

atau perlu dilakukan perbaikan, bisa lebih mudah dilakukan pengecekan

fisiknya.

3.5 Evaluasi Sistem Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK)

Berdasarkan hasil analisis sistem pada aplikasi ASPAK, dapat

dievaluasi bahwa terdapat kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya

antara lain:

1. Kelebihan:

a. Membantu proses pencatatan persediaan sarana dan prasarana serta

ketersediaan alat kesehatan yang ada di lingkup Dinas Kesehatan Kota

Kediri dan UPTDnya.

b. Membantu proses monitoring kelayakan sarana dan prasarana serta

peralatan kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Kediri.

c. Membantu mempermudah proses penyimpanan data terkait sarana

prasarana dan peralatan kesehatan, karena dapat diakses secara online.


d. Pencarian data terkait sarana prasarana dan alat kesehatan dapat lebih

cepat dilakukan.

e. Terciptanya pemetaan data sarana dan prasarana dan alat kesehatan

yang dimiliki Dinas kesehatan Kota Kediri dan UPTDnya.

f. Dapat digunakan sebagai data pendukung dalam proses perencanaan

anggaran pengadaan ataupun pembiayaan untuk sarana prasarana dan

alat kesehatan baik yang masih kurang maupun sudah ada.

2. Kelemahan:

a. Hanya dapat diakses oleh pemegang program sistem informasi

manajemen ini.

b. Pihak Dinas Kesehatan Kota Kediri hanya berwenang melakukan

verifikasi data sarana dan prasarana dan alat kesehatan milik

Puskesmas, karena di masing-masing Puskesmas sudah mempunyai

adminnya sendiri.

c. Karena data pada sistem manajemen informasi persediaan ini terkait

langsung dengan sistem manajemen informasi pengajuan anggaran

tingkat pusat, jadi terkadang pihak Puskesmas melakukan kecurangan

pengisian data dengan tujuan untuk dapat memperoleh anggaran dari

pusat terkait sarana prasarana dan alat kesehatan ini.

d. Karena Dinas Kesehatan Kota Kediri hanya memiliki 1 tenaga teknis

elektro medis (ATEM) maka hanya 1 orang itulah yang mampu

melakukan verifikasi terhadap semua data yang terkait persedian sarana


prasarana dan alat kesehatan di lingkup Dinas Kesehatan Kota Kediri

dan UPTDnya.

e. Puskesmas belum memiliki tenaga khusus yang menangani bidang ini

sehingga data yang diinput ke dalam sistem manjemen informasi ini

terkadang kurang dapat dibuktikan keakuratannya.


BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini yaitu:

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ali, H & Wangdra, T. 2010. Sistem informasi Bisnis “SI-Bis”. Jakarta: Baduose
Medika.

Anene., & Edwin, C., 2014. What Difference does Inventory Control Make in
Typical Small-Scale Farms’ Profitability?. International Journal of
Management Sciences and Business Research, 3(10), 1-5.

Bari, A & Kasmawi., 2016. Sistem Informasi Manajemen Inventory secara Online
Menggunakan Framework EasyUI. Jurnal Inovtek Polbeng-Seri
Informatika, 1(1), 78-86.

Baridwan, Z. 1997. Intermediate Accounting. Edisi VII. Yogyakarta: BPFE.

Chandrayadhi, IGN & Fedianty, A., 2017. Analisis Kelayakan Pengolahan Data
Keuangan Menggunakan Sistem Informasi Akuntansi Yang Berbasis
Komputer. Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi. Vo. No.1.

Hartono, J. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jogiyanto, HM. 2001. Analisis Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi


Offset.

Noviandi, BM., Destiani, D., & Partono., 2012. Perancangan Sistem Informasi
Inventori Barang di Bank Sampah Garut. Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi
Teknologi Garut, 9(32), 1-13.

Oetomo, BSD. 2002. Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi.


Yogyakarta: Andi Offset.

Perdananugraha, G.M., 2010. Rancang Bangun dan Implementasi Sistem


Informasi Terintegrasi (Integrated Information System) E-Government
Berbasis Open Source, Teknologi Indonesia, 33(1), 45-59.

Rahadi, A., Muesadiq, MA., & Susilo, H., 2014. Analisis dan Desain Sistem
Informasi Persediaan Barang Berbasis Komputer. Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB), 8(2), 1-8.

Simanullang, Y. 2017. Pengembangan Perancangan Sistem Informasi Inventory


Stok Material Berbasis Web di PT Sansyu Precision Batam. STIMIK Gici.
Batam.

Tumon, MNG., 2012. Sistem Informasi E-Government PM2L di Badan


Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.
Universitas Komputer Indonesia. Bandung.
Waters, D. 2003. Inventory Control and Management Second Edition. Wiley.

Yusran dan Nurdin R.R., 2016. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi
Manajemen Keuangan Rumah Sakit Berbasis Web (Studi Kasus Pada
Rumah Sakit Umum Daerah Sawerigading Kota Palopo Provinsi Sulawesi
Selatan). Jurnal Teknoains, 10(2).

Zuhri, S & Rejeki, RSA., 2013. Sistem Inventory Obat pada Puskesmas Sukorejo.
Dinamika Informatika, 5(1), 82-89.

Anda mungkin juga menyukai