KONSTANTA PEGAS
OLEH:
ROHMA YULIANI
G1B016041
UNIVERSITAS MATARAM
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan akhir Fisika Eksperimen II ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk melakukan presentasi hasil eksperimen dan untuk memenuhi kelengkapan
persyaratan kelulusan pada mata kuliah Fisika Eksperimen II.
Mengetahui,
Asisten 1 Asistent 2
Asistent 3 Asistent 4
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Fisika Eksperimen
II. Sholawat serta salam dihaturkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW
yang telah menuntun kita dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang
benderang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ANALISIS DATA......................................................................................... 8
PEMBAHASAN ........................................................................................... 9
PENUTUP ..................................................................................................... 11
1. Kesimpulan ....................................................................................... 11
iv
2. Saran ................................................................................................. 12
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 6.1 Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor untuk Benda Pertama 20
Tabel 6.2 Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor untuk Benda Kedua .. 21
Tabel 6.3 Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor untuk Benda Ketiga .. 21
Tabel 6.4 Penentuan Konstanta Pegas dengan Penggaris .............................. 27
Tabel 6.5 Perbandingan Nilai Konstanta ....................................................... 8
Tabel 10.1 Hasil Kalibrasi Sensor HY-SRF05 .............................................. 16
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Kalibrasi...................................................................................... 16
viii
A. PELAKSANAAN EKSPERIMEN
1. Tujuan Eksperimen
Menentukan konstanta pegas.
2. Waktu Eksperimen
Rabu, 26 Desember 2018
3. Tempat Eksperimen
Lantai III, Laboratorium Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.
C. LANDASAN TEORI
Gerak periodik adalah gerakan suatu benda yang terus berulang-bendanya
kembali ke posisi tertentu setelah selang waktu tertentu. Gerak periodik khusus
terjadi dalam sistem-sistem mekanis, di mana gaya yang bekerja terhadap suatu
benda sebanding dengan posisi relatif benda tersebut terhadap posisi
keseimbangannnya. Bila gaya ini berada pada arah posisi seimbang, maka geraknya
disebut gerak harmonik sederhana (Serway, 2014: 687).
1
Sebuah balok pada permukaan horizontal yang licin terhubung pada sebuah
pegas. Jika pegas tersebut ditarik atau ditekan sejauh jarak yang pendek dari
keadaan bebasnya (kedudukan setimbang), maka pegas mengerjakan sebuah gaya
pada balok yang dapat dinyatakan sebagai
𝐹 = −𝑘𝛥𝑥 … (3.1)
Dimana 𝐹 = 𝑚𝑔
Sehingga
𝑚𝑔
𝑘= … (3.2)
∆𝑥
Dimana 𝑥 adalah posisi balok relatif terhadap posisi setimbang (𝑥 = 0) dan 𝑘 adalah
konstanta positif yang disebut konstanta gaya atau konstanta pegas. Dengan kata
lain, gaya yang dibutuhkan untuk menarik atau menekan sebuah pegas sebanding
dengan jumlah tarikan atau tekanannya, 𝑥. Hukum gaya pegas ini dikenal sebagai
Hukum Hooke (Serway, 2014: 287). Tanda minus pada Persamaan 3.1 menandakan
bahwa gaya pemulih selalu mempunyai arah yang berlawanan dengan simpangan
𝑥. sebagai contoh, jika kita memilih arah positif ke kanan pada Gambar 1, 𝑥 berarah
positif jika pegas diregangkan, tetapi arah gaya pemulih ke kiri (arah negatif). Jika
pegas ditekan, 𝑥 negatif (ke kiri) tetapi gaya 𝐹 bekerja ke arah kanan (Giancoli,
2001: 365).
2
Hukum Hooke berlaku pada suatu bahan selama perubahan panjang tidak
terlalu besar. Daerah dimana hukum Hooke berlaku disebut daerah elastik. Jika
suatu bahan mengalami perubahan panjang melampaui daerah elastik, maka benda
akan mengalami perubahan bentuk permanen. Daerah perubahan panjang diluar
daerah elastik disebut daerah plastik. Dalam daerah plastik perubahan bentuk
bersifat permanen. Jika suatu pegas ditarik melebihi batas elastik, pegas tidak
kembali lagi pada panjang semula, karena struktur-struktur atom dalam pegas telah
mengalami perubahan. Sifat ini ditunjukkan pada Gambar 3.2 (Sutrisno, 1997: 69).
Keterangan:
s = jarak antara gelombang dengan objek yang dideteksi (m)
v = cepat rambat gelombang ultrasonic di udara (334 m/s)
t = selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang (s)
3
Gambar 3.3 Sensor HY-SRF05
Keterangan:
Pin 1: VCC (disambungkan dengan pin 5 V pada Arduino)
Pin 2: Trig (sebagai pembangkit sinyal ultrasonik dan disambungkan ke pin 12 pada
Arduino)
Pin 3: Echo (sebagai pendeteksi sinyal pantulan dn disambungkan ke pin 13 pada
Arduino)
Pin 4: Out (untuk melihat sinyal yang dihasilkan)
Pin 5: GND (disambungkan dengan pin GND pada Arduino)
Sensor HY SRF05 dapat memancarkan seberkas sinyal ultrasonik (40 KHz)
yang berbentuk pulsa, kemudian jika di depan sensor HY SRF05 ada objek padat
maka receiver akan menerima pantulan sinyal ultrasonik tersebut. Receiver akan
membaca lebar pulsa (dalam bentuk PWM) yang dipantulkan objek dan selisih
waktu pemancaran. Dengan pengukuran tersebut, jarak objek di depan sensor dapat
diketahui.
4
Working voltage : 5 VDC
Static current : < 2 mA
Sensor angle : < 15 derajat
Detection distance : 2 cm – 450 cm
Output signal : Electric frequency signal, high level 5V, low level 0V
Input trigger signal : 10us TTL impulse
Arduino Uno adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open
source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip
mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Arduino adalah sebuah
board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino memiliki 14 pin
input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog 13
input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol
reset. Arduino mampu men-support mikrokontroler dan dapat dikoneksikan dengan
komputer menggunakan kabel USB (Kadir, 2013).
5
D. PROSEDUR EKSPERIMEN
1. Mengkalibrasi Sensor HY-SRF05
a. Disiapkan alat dan bahan seperti Gambar 4.1.
2. Setelah kalibrasi
6
2. Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor HY-SRF05
a. Dirangkai alat dan bahan seperti Gambar 4.2 berikut ini:
7
E. HASIL PENGUKURAN
1. Menggunakan Sensor HY-SRF05
Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Menggunakan Sensor
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Untuk 𝑚𝑖 50,6 50,7 50,7 50,6 50,6 50,6 50,6 50,7 50,6 50,6
(gr)
beban ∆𝑥𝑖 7,79 7,69 7,67 7,69 7,79 7,79 7,79 7,69 7,79 7,79
1 (cm)
Untuk 𝑚𝑖 61,1 61,1 61,1 61,0 61,1 61,1 61,1 61,1 61,1 61,1
(gr)
beban ∆𝑥𝑖 8,99 8,99 9,07 9,09 9,53 9,53 9,09 9,06 8,99 8,99
2 (cm)
Untuk 𝑚𝑖 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6
(gr)
beban ∆𝑥𝑖 10,98 10,97 10,98 10,98 10,98 11,08 11,08 11,08 11,08 11,08
3 (cm)
2. Menggunakan Penggaris
Hasil pengukuran dengan menggunakan penggaris dapat dilihat pada Tabel 5.2.
F. ANALISIS DATA
Table 6.5 Perbandingan Nilai Konstnta Pegas dengan Sensor dan Penggaris
Beban 𝑚
̅ (kg) ̅̅̅̅
∆𝑥 (m) 𝑘̅ ± Persentase 𝑘̅ ± Persentase
𝑆𝐷(N/m) error (%) 𝑆𝐷(N/m) error (%)
Sensor Pertama 0,05064 0,07748 6,41±0,049 1,6
Kedua 0,06109 0,09133 6,56±0,15 4,7 6,41±0,076 2,4
Ketiga 0,0706 0,11029 6,27±0,031 0,97
Penggaris Pertama 0,05064 0,07370 6,74±0,18 5,6
Kedua 0,06109 0,09000 6,65±0,098 1,1 6,61±0,13 3,4
Ketiga 0,0706 0,19527 6,44±0,11 3,6
Analisis data dapat dilihat pada Lampiran 4.
8
Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Menggunakan Penggaris
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Untuk 𝑚𝑖 50,6 50,7 50,7 50,6 50,6 50,6 50,6 50,7 50,6 50,6
(gr)
beban 𝑥𝑖 (cm) 14,9 14,8 14,9 15,0 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9 15,0
1
𝑥𝑓 (cm) 22,3 22,4 22,1 22,1 22,2 22,5 22,3 22,3 22,5 22,1
∆𝑥𝑖 7,4 7,6 7,2 7,1 7,3 7,6 7,4 7,4 7,6 7,1
(cm)
Untuk 𝑚𝑖 61,1 61,1 61,1 61,0 61,1 61,1 61,1 61,1 61,1 61,1
(gr)
beban 𝑥𝑖 (cm) 14,9 14,8 14,9 15,0 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9 15,0
2
𝑥𝑓 (cm) 23,9 23,8 24,1 24,0 24,1 23,8 23,7 23,8 24,0 23,9
∆𝑥𝑖 9,0 9,0 9,2 9,0 9,2 8,9 8,8 8,9 9,1 8,9
(cm)
Untuk 𝑚𝑖 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6
(gr)
beban 𝑥𝑖 (cm) 14,9 14,8 14,9 15,0 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9 15,0
3
𝑥𝑓 (cm) 25,7 26,0 25,8 25,7 25,4 25,5 25,5 25,6 25,6 25,7
∆𝑥𝑖 10,8 11,2 10,9 10,7 10,5 10,6 10,6 10,7 10,7 10,7
(cm)
G. PEMBAHASAN
9
tersebut didapat persamaan 𝑦 = 1.0175𝑥 − 0.2467 dimana variable x merupakan
penggaris dan variable y merupakan sensor.
25.000
20.000
Sensor (cm)
15.000
Sensor
10.000
y = 1.0175x - 0.2467 Linear (Sensor)
R² = 0.9987
5.000
0.000
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
Penggaris (cm)
10
masih pada kisaran 6 N/m. Perbedaan hasil yang didapat ini disebabkan oleh error dari
alat ukur sensor (dikarenakan sensor sensitive terhadap perubahan lingkungan) dan
kesalahan pembacaan alat ukur dengan penggaris.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi hasil pengukuran dengan sensor yaitu
panjang gelombang, refleksi, suhu dan atenuasi. Yang pertama panjang gelombang:
kecepatan gelombang bunyi di udara pada suhu 20⁰C sekitar 344 m/s yang cukup
tergolong lambat. Pada kecepatan yang demikian, panjang gelombang yang dipancarkan
pendek yang berarti bahwa resolusi jarak dan arahnya lebih tinggi. Karena resolusi yang
lebih tinggi memungkinkan untuk mendapatkan tingkat akurasi yang cukup besar. Yang
kedua refleksi: untuk mendeteksi kehadiran suatu objek, gelombang ultrasonik
direfleksikan pada objek. Karena sifat material bahan berbeda-beda tingkat pantulan
gelombang ultrasoniknya, sehingga factor refleksi berpengaruh pada jumlah pulsa yang
diterima sensor. Ketiga suhu: suhu pada system berakibat pada cepat atau lambatnya
bunyi merambat di udara. Hal ini secara singkat dapat dijelaskan bahwa ketika suhu
meningkat besanya energy kinetic gas di udara pun meningkat. Dengan demikian
mengakibatkan besarnya kecepatan yang merambat pada medium juga meningkat.
Keempat yaitu atenuasi atau gangguan yang ada pada saat sensor digunakan.
Pada Tabel 6.3 terlihat bahwa error pengukuran dengan sensor HY-SRF05 relatife
lebih kecil dibanding pengukuran dengan penggaris. Dimana dengan menggunakan
sensor HY-SRF05 didapat persentase error sebesar 2,4% sedangkan dengan penggaris
yaitu 3,4%. Sehinga dapat dikatakan bahwa ekperimen penentuan konstanta pegas
dengan sensor memberikan hasil yang lebih presisi dibanding dengan penggaris. Selain
memberikan hasil pengukuran yang lebih presisi, dengan menggunakan sensor
dibutuhkan waktu yang lebih singkat dalam pengambilan data. Dikarenakan tiap detiknya
didapat data perubahan panjang pegas. Hal ini lebih memudahkan dalam pengambilan
data berulang yang banyak jika dibanding dengan pengambilan data menggunakan
penggaris yang membutuhkan waktu lebih lama.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
besarnya konstanta pegas dengan menggunakan sensor HY-SRF05 yaitu
(6,41±0,076) N/m, sedangkan dengan menggunakan penggaris sebesar
(6,61±0,13) N/m.
11
2. Saran
Diharapkan praktikan mengkalibrasi sensor sebelum pengambilan data dan
daya laptop minimal 50% terisi untuk mencegah terjadinya hang pada saat
pengambilan data. Hal ini dikarenakan tegangan laptop digunakan sebagai sumber
tegangan Arduino.
12
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Kadir, A. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler dan
Pemograman Menggunakan Arduino. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Serway, Raymond A. dan John W. Jewett. 2014. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Salemba Teknika.
Sutriano. 1997. Fisika Dasar Mekanika. Bandung: Penerbit Institut Teknologi
Bandung.
13
Lampiran 1. Set Alat Eksperimen
(a) (b)
(c) (d)
14
(e) (f) (g)
(h) (i)
Gambar 10.2 Alat-alat eksperimen, (a) Pegas, (b) Statif, (c) Neraca digital, (d)
Laptop, (e) Kabel jumper female, (f) Kabel USB, (g) Arduino Uno, (h) Penggaris,
(i) Milimeter blok
(a) (b)
Gambar 10.3 Bahan-bahan eksperimen, (a) beban dan (b) Sensor HY-SRF05
15
Lampiran 2. Kalibrasi
a. Foto saat kalibrasi
16
Lampiran 3. Program
17
Lampiran 4. Analisis Data
1. Menggunakan Sensor
a. Untuk massa beban pertama
Digunakan persamaan 3.2 yaitu
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑥
Pengulangan 1
Diketahui : 𝑚1 = 50,6 𝑔𝑟
= 0,0506 𝑘𝑔
𝑔 = 9,80 𝑚/𝑠 2
∆𝑥1 = 7,79 𝑐𝑚
= 0,0779 𝑚
Ditanya : 𝑘 = ⋯?
Penyelesaian
𝑚1 𝑔
𝑘1 =
∆𝑥1
0,0506 𝑘𝑔 × 9,80𝑚/𝑠 2
𝑘1 =
0,0779 𝑚
𝑁
𝑘1 = 6,37
𝑚
Konstanta rata-rata
∑10
1 𝑘𝑖
̅̅̅
𝑘1 =
𝑛
(6,37 + 6,46 + 6,48 + ⋯ + 6,37)𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘1 =
10
64,05
̅̅̅
𝑘1 = 𝑁/𝑚
10
̅̅̅
𝑘1 = 6,41𝑁/𝑚
b. Untuk massa beban kedua
Digunakan persamaan 3.2 yaitu
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑥
Pengulangan 1
Diketahui : 𝑚1 = 61,1 𝑔𝑟
18
= 0,0611 𝑘𝑔
𝑔 = 9,80 𝑚/𝑠 2
∆𝑥1 = 8,99 𝑐𝑚
= 0,0899 𝑚
Ditanya : 𝑘 = ⋯?
Penyelesaian
𝑚1 𝑔
𝑘1 =
∆𝑥1
0,0611 𝑘𝑔 × 9,80𝑚/𝑠 2
𝑘1 =
0,0899 𝑚
𝑘1 = 6,66 𝑁/𝑚
Konstanta rata-rata
∑10
1 𝑘𝑖
̅̅̅
𝑘2 =
𝑛
(6,66 + 6,66 + 6,60 + ⋯ + 6,66)𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘2 =
10
65,58
̅̅̅
𝑘2 = 𝑁/𝑚
10
̅̅̅
𝑘2 = 6,56 𝑁/𝑚
c. Untuk massa beban ketiga
Digunakan persamaan 3.2 yaitu
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑥
Pengulangan 1
Diketahui : 𝑚1 = 70,6 𝑔𝑟
= 0,0706 𝑘𝑔
𝑔 = 9,80 𝑚/𝑠 2
∆𝑥1 = 10,98 𝑐𝑚
= 0,1098 𝑚
Ditanya : 𝑘 = ⋯?
Penyelesaian
𝑚1 𝑔
𝑘1 =
∆𝑥1
19
0,0706 𝑘𝑔 × 9,80𝑚/𝑠 2
𝑘1 =
0,1098 𝑚
𝑘1 = 6,30 𝑁/𝑚
Konstanta rata-rata
∑10
1 𝑘𝑖
𝑘̅ =
𝑛
(6,30 + 6,31 + 6,30 + ⋯ + 6,24)𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘3 =
10
62,73𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘3 =
10
̅̅̅
𝑘3 = 6,27 𝑁/𝑚
Tabel 6.1 Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor untuk Massa Benda Pertama
No. 𝑚𝑖 (kg) ∆𝑥(m) 𝑘𝑖 (N/m) 𝑘̅ (N/m) 𝑘𝑖 − (𝑘𝑖
𝑘̅ (N/m) 2 2
− 𝑘̅ ) 𝑁 ⁄𝑚2
20
Tabel 6.2 Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor untuk Massa Benda kedua
No. 𝑚𝑖 (kg) ∆𝑥(m) 𝑘𝑖 (N/m) 𝑘̅ (N/m) 𝑘𝑖 − 𝑘̅ (N/m) (𝑘𝑖
2 2
− 𝑘̅ ) 𝑁 ⁄𝑚2
Massa 1.
0.0611 0.0899 6.66 0.102 0.01045
benda 2.
0.0611 0.0899 6.66 0.102 0.01045
kedua 3.
0.0611 0.0907 6.60 0.043 0.00189
4.
0.0610 0.0909 6.58 0.018 0.00033
5. 6,56
0.0611 0.0953 6.28 -0.275 0.07572
6.
0.0611 0.0953 6.28 -0.275 0.07572
7.
0.0611 0.0909 6.59 0.029 0.00084
8.
0.0611 0.0906 6.61 0.051 0.00258
9.
0.0611 0.0899 6.66 0.102 0.01045
10
0.0611 0.0899 6.66 0.102 0.01045
𝛴 3,55𝑥10−15
0.6109 0.9133 65.58 0.19888
Tabel 6.3 Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor untuk Massa Benda ketiga
No. 𝑚𝑖 (kg) ∆𝑥(m) 𝑘𝑖 (N/m) 𝑘̅ (N/m) 𝑘𝑖 − 𝑘̅ (N/m) (𝑘𝑖
2 2
− 𝑘̅ ) 𝑁 ⁄𝑚2
Massa 1.
0.0706 0.1098 6.30 0.0279 0.00078
benda 2.
0.0706 0.1097 6.31 0.0336 0.00113
kedua 3.
0.0706 0.1098 6.30 0.0279 0.00078
4.
0.0706 0.1098 6.30 0.0279 0.00078
5. 6,27
0.0706 0.1098 6.30 0.0279 0.00078
6.
0.0706 0.1108 6.24 -0.0290 0.00084
7.
0.0706 0.1108 6.24 -0.0290 0.00084
8.
0.0706 0.1108 6.24 -0.0290 0.00084
9.
0.0706 0.1108 6.24 -0.0290 0.00084
10
0.0706 0.1108 6.24 -0.0290 0.00084
𝛴 0,706 −7,11 × 10−15
0.11029 62.73 0.00844
21
Standar deviasi (SD) untuk massa beban pertama
2
𝛴(𝑘𝑖 − 𝑘̅ )
𝑆𝐷1 = √
(𝑛 − 1)
2
0,02198 𝑁 ⁄𝑚2
𝑆𝐷1 = √
(10 − 1)
𝑆𝐷1 = 0,049𝑁/𝑚
Persentase error
𝑆𝐷1
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√𝑛
0,049
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 1,6%
Rentang nilai konstanta pegas
𝑘 = ̅̅̅
𝑘1 ± 𝑆𝐷1
𝑘 = (6,41 ± 0,049)𝑁/𝑚
Standar deviasi (SD) untuk massa beban kedua
2
𝛴(𝑘𝑖 − 𝑘̅ )
𝑆𝐷2 = √
(𝑛 − 1)
2
0,19888 𝑁 ⁄ 2
𝑆𝐷2 = √ 𝑚
(10 − 1)
𝑆𝐷2 = 0,15𝑁/𝑚
Persentase error
𝑆𝐷2
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√𝑛
0,15
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 4,7%
Rentang nilai konstanta pegas
𝑘 = ̅̅̅
𝑘2 ± 𝑆𝐷2
𝑘 = (6,56 ± 0,15)𝑁/𝑚
22
Standar deviasi (SD) untuk massa beban ketiga
2
𝛴(𝑘𝑖 − 𝑘̅ )
𝑆𝐷3 = √
(𝑛 − 1)
2
0,00844 𝑁 ⁄𝑚2
𝑆𝐷3 = √
(10 − 1)
𝑆𝐷3 = 0,031𝑁/𝑚
Persentase error
𝑆𝐷3
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√𝑛
0,031𝑁/𝑚
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 0,97%
Rentang nilai konstanta pegas
𝑘 = ̅̅̅
𝑘3 ± 𝑆𝐷3
𝑘 = (6,27 ± 0,031)𝑁/𝑚
Besarnya konstanta pegas rata-rata
̅̅̅
𝑘1 + ̅̅̅
𝑘2 + ̅̅̅
𝑘3
𝑘̅ =
3
𝑘̅ = 6,41𝑁/𝑚
̅̅̅̅ = 0,076𝑁/𝑚
𝑆𝐷
23
2. Menggunakan Penggaris
a. Untuk massa beban pertama
Digunakan persamaan 3.2 yaitu
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑥
Pengulangan 1
Diketahui : 𝑚1 = 50,6 𝑔𝑟
= 0,0506 𝑘𝑔
𝑔 = 9,80 𝑚/𝑠 2
∆𝑥1 = 7,40 𝑐𝑚
= 0,074 𝑚
Ditanya : 𝑘 = ⋯?
Penyelesaian
𝑚1 𝑔
𝑘1 =
∆𝑥1
0,0506 𝑘𝑔 × 9,80𝑚/𝑠 2
𝑘1 =
0,074 𝑚
𝑘1 = 6,70 𝑁/𝑚
Konstanta rata-rata
∑10
1 𝑘𝑖
̅̅̅
𝑘1 =
𝑛
(6,70 + 6,54 + 6,90 + ⋯ + 6,98)𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘1 =
10
67,38
̅̅̅
𝑘1 = 𝑁/𝑚
10
̅̅̅
𝑘1 = 6,74 𝑁/𝑚
b. Untuk massa beban kedua
Digunakan persamaan 3.2 yaitu
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑥
Pengulangan 1
Diketahui : 𝑚1 = 61,1 𝑔𝑟
= 0,0611 𝑘𝑔
𝑔 = 9,80 𝑚/𝑠 2
24
∆𝑥1 = 9,0 𝑐𝑚
= 0,090 𝑚
Ditanya : 𝑘 = ⋯?
Penyelesaian
𝑚1 𝑔
𝑘1 =
∆𝑥1
0,0611 𝑘𝑔 × 9,80𝑚/𝑠 2
𝑘1 =
0,090 𝑚
𝑘1 = 6,65 𝑁/𝑚
Konstanta rata-rata
∑10
1 𝑘𝑖
𝑘̅ =
𝑛
(6,65 + 6,65 + 6,51 + ⋯ + 6,73)𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘2 =
10
66,53
̅̅̅
𝑘2 = 𝑁/𝑚
10
̅̅̅
𝑘2 = 6,65 𝑁/𝑚
c. Untuk massa beban ketiga
Digunakan persamaan 3.2 yaitu
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑥
Pengulangan 1
Diketahui : 𝑚1 = 70,6 𝑔𝑟
= 0,0706 𝑘𝑔
𝑔 = 9,80 𝑚/𝑠 2
∆𝑥1 = 10,80 𝑐𝑚
= 0,108 𝑚
Ditanya : 𝑘 = ⋯?
Penyelesaian
𝑚1 𝑔
𝑘1 =
∆𝑥1
0,0706 𝑘𝑔 × 9,80𝑚/𝑠 2
𝑘1 =
0,108 𝑚
𝑘1 = 6,41 𝑁/𝑚
25
Konstanta rata-rata
∑10
1 𝑘𝑖
𝑘̅ =
𝑛
(6,41 + 6,18 + 6,35 + ⋯ + 6,47)𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘3 =
10
64,44𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘3 =
10
̅̅̅
𝑘3 = 6,44𝑁/𝑚
Penentuan konstanta pegas dengan penggaris dapat dilihat pada tabel 6.4.
26
Tabel 6.4 Penentuan Konstanta Pegas dengan Penggaris
No. 𝑚𝑖 (kg) ∆𝑥(m) 𝑘𝑖 (N/m) 𝑘̅ (N/m) 𝑘𝑖 − 𝑘̅ (N/m) (𝑘𝑖
2 2
− 𝑘̅ ) 𝑁 ⁄𝑚2
Massa 1. 0.0506 7.40 6.70 -0.0368 0.00135
benda 2. 0.0507 7.60 6.54 -0.2002 0.04009
Pertama 3. 0.0507 7.20 6.90 0.1630 0.02656
4. 0.0506 7.10 6.98 0.2464 0.06069
5. 0.0506 7.30 6.79 6,74 0.0550 0.00303
6. 0.0507 7.60 6.54 -0.2002 0.04009
7. 0.0506 7.40 6.70 -0.0368 0.00135
8. 0.0507 7.40 6.71 -0.0235 0.00055
9. 0.0506 7.60 6.52 -0.2131 0.04542
10 0.0506 7.10 6.98 0.2464 0.06069
𝛴 −9,77
0.5064 73.70 67.38 × 10−15 0.27984
Massa 1 0.0611 0.090 6.65 -0.0002 4.8556E-08
benda 2. 0.0611 0.090 6.65 -0.0002 4.8556E-08
kedua 3. 0.0611 0.092 6.51 -0.1449 0.02098
4. 0.0610 0.090 6.64 -0.0111 0.00012
5. 0.0611 0.092 6.51 6,65 -0.1449 0.02098
6. 0.0611 0.089 6.73 0.0745 0.00556
7. 0.0611 0.088 6.80 0.1510 0.02280
8. 0.0611 0.089 6.73 0.0745 0.00556
9. 0.0611 0.091 6.58 -0.0733 0.00538
10. 0.0611 0.089 6.73 0.0745 0.00556
𝛴 −1,78
0.6109 0.900 66.53 × 10−15 0.08693
Massa 1 0.0706 0.108 6.41 -0.0377 0.00142
benda 2. 0.0706 0.112 6.18 -0.2665 0.07100
ketiga 3. 0.0706 0.109 6.35 -0.0964 0.00930
4. 0.0706 0.107 6.47 0.0222 0.00049
5. 0.0706 0.105 6.59 6,44 0.1454 0.02113
6. 0.0706 0.106 6.53 0.0832 0.00692
7. 0.0706 0.106 6.53 0.0832 0.00692
8. 0.0706 0.107 6.47 0.0222 0.00049
9. 0.0706 0.107 6.47 0.0222 0.00049
10. 0.0706 0.107 6.47 0.0222 0.00049
𝛴 0,706 1.074 64.44 0,0000 0.11867
27
Standar deviasi (SD) untuk massa beban kedua
2
𝛴(𝑘𝑖 − 𝑘̅ )
𝑆𝐷2 = √
(𝑛 − 1)
2
0,08693 𝑁 ⁄𝑚2
𝑆𝐷2 = √
(10 − 1)
𝑆𝐷2 = 0,098 𝑁/𝑚
Persentase error
𝑆𝐷2
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
0,098𝑁/𝑚
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 1,1%
Rentang nilai konstanta pegas
𝑘 = ̅̅̅
𝑘2 ± 𝑆𝐷2
𝑘 = (6,65 ± 0,098)𝑁/𝑚
Standar deviasi (SD) untuk massa beban ketiga
2
𝛴(𝑘𝑖 − 𝑘̅ )
𝑆𝐷3 = √
(𝑛 − 1)
2
0,11867 𝑁 ⁄ 2
𝑆𝐷3 = √ 𝑚
(10 − 1)
𝑆𝐷3 = 0,11𝑁/𝑚
Persentase error
𝑆𝐷3
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√𝑛
0,11𝑁/𝑚
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 3,6%
Rentang nilai konstanta pegas
𝑘 = ̅̅̅
𝑘3 ± 𝑆𝐷3
𝑘 = (6,44 ± 0,11)𝑁/𝑚
28
Besarnya konstanta pegas rata-rata
̅̅̅
𝑘1 + ̅̅̅
𝑘2 + ̅̅̅
𝑘3
𝑘̅ =
3
𝑘̅ = 6,61𝑁/𝑚
̅̅̅̅ = 0,13𝑁/𝑚
𝑆𝐷
29
SRF05 Technical Documentation Page 1 of 4
Introduction
The SRF05 is an evolutionary step from the SRF04, and has been designed to increase flexibility, increase
range, and to reduce costs still further. As such, the SRF05 is fully compatible with the SRF04. Range is
increased from 3 meters to 4 meters. A new operating mode (tying the mode pin to ground) allows the SRF05
to use a single pin for both trigger and echo, thereby saving valuable pins on your controller. When the mode
pin is left unconnected, the SRF05 operates with separate trigger and echo pins, like the SRF04. The SRF05
includes a small delay before the echo pulse to give slower controllers such as the Basic Stamp and Picaxe
time to execute their pulse in commands.
30
file://D:\shared folders servidor\PDF\Organizada\Sensores\Distancia\SRF05
Technica... 29/05/2008 PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
SRF05 Technical Documentation Page 2 of 4
www.DataSheet4U.com
31
file://D:\shared folders servidor\PDF\Organizada\Sensores\Distancia\SRF05
Technica... 29/05/2008 PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
SRF05 Technical Documentation Page 3 of 4
www.DataSheet4U.com
To use mode 2 with the Basic Stamp BS2, you simply use PULSOUT and PULSIN on the same pin, like this:
SRF05 PIN 15 ' use any pin for both trigger and echo
Range VAR Word ' define the 16 bit range variable
The SRF04 provides an echo pulse proportional to distance. If the width of the pulse is measured in uS, then
dividing by 58 will give you the distance in cm, or dividing by 148 will give the distance in inches. uS/58=cm
or uS/148=inches.
The SRF05 can be triggered as fast as every 50mS, or 20 times each second. You should wait 50ms before the
next trigger, even if the SRF05 detects a close object and the echo pulse is shorter. This is to ensure the
ultrasonic "beep" has faded away and will not cause a false echo on the next ranging.
32
file://D:\shared folders servidor\PDF\Organizada\Sensores\Distancia\SRF05
Technica... 29/05/2008 PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
SRF05 Technical Documentation Page 4 of 4
www.DataSheet4U.com
33
file://D:\shared folders servidor\PDF\Organizada\Sensores\Distancia\SRF05
Technica... 29/05/2008 PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com