Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN AKHIR FISIKA EKSPERIMEN II

APLIKASI SENSOR HY-SRF05 UNTUK MENENTUKAN

KONSTANTA PEGAS

OLEH:

ROHMA YULIANI

G1B016041

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2018

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan akhir Fisika Eksperimen II ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk melakukan presentasi hasil eksperimen dan untuk memenuhi kelengkapan
persyaratan kelulusan pada mata kuliah Fisika Eksperimen II.

Disahkan di Mataram, Desember 2018

Mengetahui,

Asisten 1 Asistent 2

Rian Affandi Lalu Zulfikri, S.Si


NIM. G1B015033

Asistent 3 Asistent 4

Syafi’I, S.Si Samsul Muhayadi, S.Si

Dosen pengampu Mata Kuliah Fisika Eksperimen II

Syamsuddin, S.Si. MT.


NIP. 19701231 1997021 001

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Fisika Eksperimen
II. Sholawat serta salam dihaturkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW
yang telah menuntun kita dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang
benderang.

Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan konstanta pegas dengan


menggunakan sensor HY-SRF05. Sehingga dapat memudahkan dalam melakukan
pengambilan data dengan jumlah data yang banyak dan lebih presisi. Eksperimen
ini dilakukan di Laboratorium Fisika Fakultas MIPA Universitas Mataram.

Penulis menyadari bahwa eksperimen ini masih jauh dari sempurna,


sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
perbaikan dimasa mendatang. Semoga eksperimen ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak terutama bagi para pelajar. Atas kritik dan saran yang diberikan,
penulis ucapkan terima kasih.

Mataram, 27 Desember 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi

DAFTAR TABEL......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii

PELAKSANAAN EKSPERIMEN ............................................................. 1

1. Tujuan Eksperimen ......................................................................... 1


2. Waktu Eksperimen ......................................................................... 1
3. Tempat Eksperimen ........................................................................ 1

ALAT DAN BAHAN EKSPERIMEN ........................................................ 1

1. Alat-alat Eksperimen ........................................................................ 1

2. Bahan-bahan Eksperimen ................................................................. 1

LANDASAN TEORI .................................................................................... 1

PROSEDUR EKSPERIMEN ...................................................................... 6

1. Mengkalibrasi Sensor HY-SRF05 .................................................. 6


2. Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor HY-SRF05 ................ 7
3. Penentuan Konstanta Pegas dengan Penggaris ............................... 7

HASIL PENGUKURAN .............................................................................. 8

1. Menggunakan Sensor HY-SRF05 .................................................. 8


2. Menggunakan Penggaris ................................................................. 8

ANALISIS DATA......................................................................................... 8

PEMBAHASAN ........................................................................................... 9

PENUTUP ..................................................................................................... 11

1. Kesimpulan ....................................................................................... 11

iv
2. Saran ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pegas........................................................................................... 2


Gambar 3.2 Grafik Hukum Hooke ................................................................. 3

Gambar 3.3 Sensor HY-SRF05 ...................................................................... 4

Gambar 3.4 Prinsip Kerja Sensor HY-SRF05................................................ 4

Gambar 3.5 Arduino Uno ............................................................................... 5

Gambar 4.1 Proses Kalibrasi sensor HY-SRF05 ........................................... 6

Gambar 4.2 Desain Alat Eksperimen ............................................................. 7

Gambar 7.1 Grafik Kalibrasi sensor HY-SRF05 ........................................... 10

Gambar 10.1 Set Alat Eksperimen ................................................................. 14

Gambar 10.2 Alat-alat Eksperimen ................................................................ 14

Gambar 10.3 Bahan-bahan Eksperimen......................................................... 15

Gambar 10.4 Saat Kalibrasi Sensor HY-SRF05 ............................................ 16

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Menggunakan Sensor HY-SRF05 .................... 8

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Menggunakan Penggaris .................................. 9

Tabel 6.1 Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor untuk Benda Pertama 20
Tabel 6.2 Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor untuk Benda Kedua .. 21
Tabel 6.3 Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor untuk Benda Ketiga .. 21
Tabel 6.4 Penentuan Konstanta Pegas dengan Penggaris .............................. 27
Tabel 6.5 Perbandingan Nilai Konstanta ....................................................... 8
Tabel 10.1 Hasil Kalibrasi Sensor HY-SRF05 .............................................. 16

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Set Alat Eksperimen ................................................................... 14

Lampiran 2 Kalibrasi...................................................................................... 16

Lampiran 3 Program ...................................................................................... 17


Lampiran 4 Anaisis Data ................................................................................ 18

Lampiran 5 Datasheet Sensor HY-SRF05 ..................................................... 30

viii
A. PELAKSANAAN EKSPERIMEN
1. Tujuan Eksperimen
Menentukan konstanta pegas.
2. Waktu Eksperimen
Rabu, 26 Desember 2018
3. Tempat Eksperimen
Lantai III, Laboratorium Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN EKSPERIMEN


1. Alat-alat Eksperimen
a. Arduino (1 buah)
b. Kabel jumper female (4 buah)
c. Kabel USB (1 buah)
d. Laptop (1 buah)
e. Milimeter Blok (1 lembar)
f. Neraca digital (1 buah)
g. Pegas (1 buah)
h. Penggaris 30 cm (1 buah)
i. Statif (1 buah)
2. Bahan-bahan Eksperimen
a. Beban 10 gr (1 buah)
b. Beban 20 gr (1 buah)
c. Beban 50 gr (3 buah)
d. Sensor HY-SRF05 (1 buah)

C. LANDASAN TEORI
Gerak periodik adalah gerakan suatu benda yang terus berulang-bendanya
kembali ke posisi tertentu setelah selang waktu tertentu. Gerak periodik khusus
terjadi dalam sistem-sistem mekanis, di mana gaya yang bekerja terhadap suatu
benda sebanding dengan posisi relatif benda tersebut terhadap posisi
keseimbangannnya. Bila gaya ini berada pada arah posisi seimbang, maka geraknya
disebut gerak harmonik sederhana (Serway, 2014: 687).

1
Sebuah balok pada permukaan horizontal yang licin terhubung pada sebuah
pegas. Jika pegas tersebut ditarik atau ditekan sejauh jarak yang pendek dari
keadaan bebasnya (kedudukan setimbang), maka pegas mengerjakan sebuah gaya
pada balok yang dapat dinyatakan sebagai

𝐹 = −𝑘𝛥𝑥 … (3.1)

Dimana 𝐹 = 𝑚𝑔
Sehingga
𝑚𝑔
𝑘= … (3.2)
∆𝑥

Dimana 𝑥 adalah posisi balok relatif terhadap posisi setimbang (𝑥 = 0) dan 𝑘 adalah
konstanta positif yang disebut konstanta gaya atau konstanta pegas. Dengan kata
lain, gaya yang dibutuhkan untuk menarik atau menekan sebuah pegas sebanding
dengan jumlah tarikan atau tekanannya, 𝑥. Hukum gaya pegas ini dikenal sebagai
Hukum Hooke (Serway, 2014: 287). Tanda minus pada Persamaan 3.1 menandakan
bahwa gaya pemulih selalu mempunyai arah yang berlawanan dengan simpangan
𝑥. sebagai contoh, jika kita memilih arah positif ke kanan pada Gambar 1, 𝑥 berarah
positif jika pegas diregangkan, tetapi arah gaya pemulih ke kiri (arah negatif). Jika
pegas ditekan, 𝑥 negatif (ke kiri) tetapi gaya 𝐹 bekerja ke arah kanan (Giancoli,
2001: 365).

Gambar 3.1 Pegas

2
Hukum Hooke berlaku pada suatu bahan selama perubahan panjang tidak
terlalu besar. Daerah dimana hukum Hooke berlaku disebut daerah elastik. Jika
suatu bahan mengalami perubahan panjang melampaui daerah elastik, maka benda
akan mengalami perubahan bentuk permanen. Daerah perubahan panjang diluar
daerah elastik disebut daerah plastik. Dalam daerah plastik perubahan bentuk
bersifat permanen. Jika suatu pegas ditarik melebihi batas elastik, pegas tidak
kembali lagi pada panjang semula, karena struktur-struktur atom dalam pegas telah
mengalami perubahan. Sifat ini ditunjukkan pada Gambar 3.2 (Sutrisno, 1997: 69).

Gambar 3.2 Grafik Hukum Hooke

Sensor HY SRF05 adalah sensor non-kontak pengukur jarak menggunakan


ultrasonik. Prinsip kerja sensor ini adalah transmitter mengirimkan seberkas
gelombang utrasonik, lalu diukur waktu yang dibutuhkan hingga datangnya
pantulan dari objek. Lamanya waktu ini sebanding dengan dua kali jarak sensor
dengan objek, sehingga jarak sensor dengan objek dapat ditentukan persamaan:
𝑣×𝑡
𝑠= …(3.3)
2

Keterangan:
s = jarak antara gelombang dengan objek yang dideteksi (m)
v = cepat rambat gelombang ultrasonic di udara (334 m/s)
t = selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang (s)

3
Gambar 3.3 Sensor HY-SRF05

Keterangan:
Pin 1: VCC (disambungkan dengan pin 5 V pada Arduino)
Pin 2: Trig (sebagai pembangkit sinyal ultrasonik dan disambungkan ke pin 12 pada
Arduino)
Pin 3: Echo (sebagai pendeteksi sinyal pantulan dn disambungkan ke pin 13 pada
Arduino)
Pin 4: Out (untuk melihat sinyal yang dihasilkan)
Pin 5: GND (disambungkan dengan pin GND pada Arduino)
Sensor HY SRF05 dapat memancarkan seberkas sinyal ultrasonik (40 KHz)
yang berbentuk pulsa, kemudian jika di depan sensor HY SRF05 ada objek padat
maka receiver akan menerima pantulan sinyal ultrasonik tersebut. Receiver akan
membaca lebar pulsa (dalam bentuk PWM) yang dipantulkan objek dan selisih
waktu pemancaran. Dengan pengukuran tersebut, jarak objek di depan sensor dapat
diketahui.

Gambar 3.4 Prinsip Kerja Sensor HY-SRF05


Karakteristik sensor HY-SRF05
Presisi : 2 mm

4
Working voltage : 5 VDC
Static current : < 2 mA
Sensor angle : < 15 derajat
Detection distance : 2 cm – 450 cm
Output signal : Electric frequency signal, high level 5V, low level 0V
Input trigger signal : 10us TTL impulse
Arduino Uno adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open
source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip
mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Arduino adalah sebuah
board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino memiliki 14 pin
input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog 13
input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol
reset. Arduino mampu men-support mikrokontroler dan dapat dikoneksikan dengan
komputer menggunakan kabel USB (Kadir, 2013).

Gambar 3.5 Arduino Uno

5
D. PROSEDUR EKSPERIMEN
1. Mengkalibrasi Sensor HY-SRF05
a. Disiapkan alat dan bahan seperti Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Proses Kalibrasi Sensor HY-SRF05

b. Diatur jarak sensor dan plat sejauh 21 cm terhadap milimeter blok.


c. Dibaca hasil pembacaan sensor pada layar laptop.
d. Diulangi prosedur b dan c untuk jarak 20 cm sampai 6 cm dengan spasi 1 cm
tiap pergeseran.
e. Dibuat persamaan regresi dari data yang didapat dengan exel.
f. Diperoleh persamaan y = ax + b (𝑦 = 1.0175𝑥 − 0.2467), persamaan ini yang
akan di masukkan ke program Arduino dengan menambahkan “distance =
(distanceCm – b )/a “ (distance = (distanceCm + 0.2467)/1.0175).
g. Program hasil kalibrasi
1. Sebelum kalibrasi

2. Setelah kalibrasi

6
2. Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor HY-SRF05
a. Dirangkai alat dan bahan seperti Gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2. Desain Alat Eksperimen


b. Neraca digital disiapkan lalu kemudian dikalibrasi.
c. Ditimbang beban yang akan digunakaan dan dicatat hasilnya pada table 5.1.
d. Digantung beban pertama pada pegas.
e. Dibaca nilai perubahan panjang pegas (∆𝑥 ) pada display (laptop), diambil
sebanyak 10 data.
f. Dicatat hasil yang didapat pada tabel 5.1.
g. Diulangi langkah a hingga f untuk beban kedua dan ketiga.
3. Penentuan Konstanta Pegas dengan Penggaris
a. Neraca digital disiapkan lalu kemudian dikalibrasi.
b. Ditimbang beban yang akan digunakaan dan dicatat hasilnya pada table 5.2.
c. Digantung beban pertama pada pegas.
d. Diukur panjang awal pegas (𝑥𝑖 ) dengan sepuluh kali pengulangan.
e. Dicatat hasil yang didapat pada tabel 5.2.
f. Diukur panjang akhir pegas (𝑥𝑓 ) dengan sepuluh kali pengulangan.
g. Dicatat hasil yang didapat pada tabel 5.2.
h. Diulangi langkah a hingga g untuk beban kedua dan ketiga.

7
E. HASIL PENGUKURAN
1. Menggunakan Sensor HY-SRF05
Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Menggunakan Sensor
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Untuk 𝑚𝑖 50,6 50,7 50,7 50,6 50,6 50,6 50,6 50,7 50,6 50,6
(gr)
beban ∆𝑥𝑖 7,79 7,69 7,67 7,69 7,79 7,79 7,79 7,69 7,79 7,79
1 (cm)
Untuk 𝑚𝑖 61,1 61,1 61,1 61,0 61,1 61,1 61,1 61,1 61,1 61,1
(gr)
beban ∆𝑥𝑖 8,99 8,99 9,07 9,09 9,53 9,53 9,09 9,06 8,99 8,99
2 (cm)
Untuk 𝑚𝑖 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6
(gr)
beban ∆𝑥𝑖 10,98 10,97 10,98 10,98 10,98 11,08 11,08 11,08 11,08 11,08
3 (cm)

2. Menggunakan Penggaris
Hasil pengukuran dengan menggunakan penggaris dapat dilihat pada Tabel 5.2.
F. ANALISIS DATA
Table 6.5 Perbandingan Nilai Konstnta Pegas dengan Sensor dan Penggaris
Beban 𝑚
̅ (kg) ̅̅̅̅
∆𝑥 (m) 𝑘̅ ± Persentase 𝑘̅ ± Persentase
𝑆𝐷(N/m) error (%) 𝑆𝐷(N/m) error (%)
Sensor Pertama 0,05064 0,07748 6,41±0,049 1,6
Kedua 0,06109 0,09133 6,56±0,15 4,7 6,41±0,076 2,4
Ketiga 0,0706 0,11029 6,27±0,031 0,97
Penggaris Pertama 0,05064 0,07370 6,74±0,18 5,6
Kedua 0,06109 0,09000 6,65±0,098 1,1 6,61±0,13 3,4
Ketiga 0,0706 0,19527 6,44±0,11 3,6
Analisis data dapat dilihat pada Lampiran 4.

8
Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Menggunakan Penggaris
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Untuk 𝑚𝑖 50,6 50,7 50,7 50,6 50,6 50,6 50,6 50,7 50,6 50,6
(gr)
beban 𝑥𝑖 (cm) 14,9 14,8 14,9 15,0 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9 15,0
1
𝑥𝑓 (cm) 22,3 22,4 22,1 22,1 22,2 22,5 22,3 22,3 22,5 22,1
∆𝑥𝑖 7,4 7,6 7,2 7,1 7,3 7,6 7,4 7,4 7,6 7,1
(cm)
Untuk 𝑚𝑖 61,1 61,1 61,1 61,0 61,1 61,1 61,1 61,1 61,1 61,1
(gr)
beban 𝑥𝑖 (cm) 14,9 14,8 14,9 15,0 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9 15,0
2
𝑥𝑓 (cm) 23,9 23,8 24,1 24,0 24,1 23,8 23,7 23,8 24,0 23,9
∆𝑥𝑖 9,0 9,0 9,2 9,0 9,2 8,9 8,8 8,9 9,1 8,9
(cm)
Untuk 𝑚𝑖 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6
(gr)
beban 𝑥𝑖 (cm) 14,9 14,8 14,9 15,0 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9 15,0
3
𝑥𝑓 (cm) 25,7 26,0 25,8 25,7 25,4 25,5 25,5 25,6 25,6 25,7
∆𝑥𝑖 10,8 11,2 10,9 10,7 10,5 10,6 10,6 10,7 10,7 10,7
(cm)

G. PEMBAHASAN

Tujuan dari eksperimen ini adalah menentukan konstanta pegas dengan


menggunakan sensor HY-SRF05. Sensor HY-SRF05 berfungsi sebagai pendeteksi
perubahan panjang dari pegas. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukannya kalibrasi
sensor sebelum pengambilan data. Tujuannya adalah untuk mengetahui ketepatan
pembacaan sensor. Pengujian sensor dilakukan dengan membandingkan hasil pembacaan
sensor dengan hasil pembacaan penggaris. Pembanding diperlukan untuk mengetahui
ketepatan dari pengukuran yang dilakukan oleh sensor. Adapun hasil kalibrasi sensor
HY-SRF05 dapat dilihat pada Gambar 7.1. Pada Gambar 7.1 tersebut didapat data yang
linear, artinya pengukuran yang dilakukan dengan sensor mendekati hasil pengukuran
dengan penggaris. Tingkat kesalahan relative sensor didapat sebesar 1,453%, dan data uji
dapat dilihat pada Lampiran 2. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa sensor
memiliki hasil pengukuran yang baik dengan akurasi sebesar 98,547%. Dari grafik

9
tersebut didapat persamaan 𝑦 = 1.0175𝑥 − 0.2467 dimana variable x merupakan
penggaris dan variable y merupakan sensor.

25.000

20.000
Sensor (cm)

15.000

Sensor
10.000
y = 1.0175x - 0.2467 Linear (Sensor)
R² = 0.9987
5.000

0.000
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
Penggaris (cm)

Gambar 7.1 Grafik Kalibrasi Sensor HY-SRF05


Pada eksperimen ini, dilakukan pengambilan data menggunakan sensor dan
penggaris. Tujuan pengambilan data dengan penggaris yaitu untuk membandingkan hasil
pengukuran yang diperoleh dengan sensor dalam mendeteksi perubahan panjang pegas.
Untuk memastikan ketepatan dalam pengukuran dilakukan pengambilan data secara
berulang sebanyak sepuluh kali pada masing-masing beban, dimana digunakan tiga
variasi beban yaitu beban pertama, kedua dan ketiga berturut-turut sebesar 0,05064 kg;
0,06109 kg; dan 0,0706 kg. Sebelum dilakukan pengambilan data dengan sensor, terlebih
dahulu dihubungkan sensor dengan Arduino dengan kabel jumper female. Dimana pin
VCC pada sensor dihubungkan ke pin 5V pada Arduino; pin Trig pada sensor
dihubungkan ke pin nomor 12 pada Arduino; pin Echo pada sensor dihubungkan ke pin
nomor 13 pada Arduino dan pin GND pada sensor dihubungkan ke pin GND pada
Arduino. Setelah semua terpasang dengan benar lalu dikalibrasi sensor dan dilakukan
pengambilan data.
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, dengan menggunakan sensor HY-
SRF05 didapat perubahan panjang pegas dan nilai konstanta pegas masing-masing
perulangan dapat dilihat pada Tabel 6.1. Sedangkan dengan menggunakan penggaris
dapat dilihat pada Tabel 6.2. Adapun perbandingan nilai konstanta pegas beserta error
antara pengukuran dengan sensor dan penggaris dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Berdasarkan Tabel 6.3 dapat dilihat bahwa massa beban berbanding lurus dengan
perubahan panjang pegas, dimana semakin besar massanya maka perubahan panjang
pegas juga akan semakin besar. Namun nilai konstanta pegasnya bervariasi, akan tetapi

10
masih pada kisaran 6 N/m. Perbedaan hasil yang didapat ini disebabkan oleh error dari
alat ukur sensor (dikarenakan sensor sensitive terhadap perubahan lingkungan) dan
kesalahan pembacaan alat ukur dengan penggaris.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi hasil pengukuran dengan sensor yaitu
panjang gelombang, refleksi, suhu dan atenuasi. Yang pertama panjang gelombang:
kecepatan gelombang bunyi di udara pada suhu 20⁰C sekitar 344 m/s yang cukup
tergolong lambat. Pada kecepatan yang demikian, panjang gelombang yang dipancarkan
pendek yang berarti bahwa resolusi jarak dan arahnya lebih tinggi. Karena resolusi yang
lebih tinggi memungkinkan untuk mendapatkan tingkat akurasi yang cukup besar. Yang
kedua refleksi: untuk mendeteksi kehadiran suatu objek, gelombang ultrasonik
direfleksikan pada objek. Karena sifat material bahan berbeda-beda tingkat pantulan
gelombang ultrasoniknya, sehingga factor refleksi berpengaruh pada jumlah pulsa yang
diterima sensor. Ketiga suhu: suhu pada system berakibat pada cepat atau lambatnya
bunyi merambat di udara. Hal ini secara singkat dapat dijelaskan bahwa ketika suhu
meningkat besanya energy kinetic gas di udara pun meningkat. Dengan demikian
mengakibatkan besarnya kecepatan yang merambat pada medium juga meningkat.
Keempat yaitu atenuasi atau gangguan yang ada pada saat sensor digunakan.
Pada Tabel 6.3 terlihat bahwa error pengukuran dengan sensor HY-SRF05 relatife
lebih kecil dibanding pengukuran dengan penggaris. Dimana dengan menggunakan
sensor HY-SRF05 didapat persentase error sebesar 2,4% sedangkan dengan penggaris
yaitu 3,4%. Sehinga dapat dikatakan bahwa ekperimen penentuan konstanta pegas
dengan sensor memberikan hasil yang lebih presisi dibanding dengan penggaris. Selain
memberikan hasil pengukuran yang lebih presisi, dengan menggunakan sensor
dibutuhkan waktu yang lebih singkat dalam pengambilan data. Dikarenakan tiap detiknya
didapat data perubahan panjang pegas. Hal ini lebih memudahkan dalam pengambilan
data berulang yang banyak jika dibanding dengan pengambilan data menggunakan
penggaris yang membutuhkan waktu lebih lama.

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
besarnya konstanta pegas dengan menggunakan sensor HY-SRF05 yaitu
(6,41±0,076) N/m, sedangkan dengan menggunakan penggaris sebesar
(6,61±0,13) N/m.
11
2. Saran
Diharapkan praktikan mengkalibrasi sensor sebelum pengambilan data dan
daya laptop minimal 50% terisi untuk mencegah terjadinya hang pada saat
pengambilan data. Hal ini dikarenakan tegangan laptop digunakan sebagai sumber
tegangan Arduino.

12
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Kadir, A. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler dan
Pemograman Menggunakan Arduino. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Serway, Raymond A. dan John W. Jewett. 2014. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Salemba Teknika.
Sutriano. 1997. Fisika Dasar Mekanika. Bandung: Penerbit Institut Teknologi
Bandung.

13
Lampiran 1. Set Alat Eksperimen

Gambar 10.1 Set Alat Eksperimen


Berikut ini alat-alat yang digunakan dalam eksperimen

(a) (b)

(c) (d)

14
(e) (f) (g)

(h) (i)
Gambar 10.2 Alat-alat eksperimen, (a) Pegas, (b) Statif, (c) Neraca digital, (d)
Laptop, (e) Kabel jumper female, (f) Kabel USB, (g) Arduino Uno, (h) Penggaris,
(i) Milimeter blok

Bahan-bahan yang digunakan dalam eksperimen

(a) (b)
Gambar 10.3 Bahan-bahan eksperimen, (a) beban dan (b) Sensor HY-SRF05

15
Lampiran 2. Kalibrasi
a. Foto saat kalibrasi

Gambar 10.4 Saat Kalibrasi Sensor HY-SRF05

b. Data Uji Kalibrasi Sensor HY-SRF05


Tabel 10.1 Hasil Kalibrasi Sensor HY-SRF05
Penggaris (cm) sensor (cm) error %error A (%)
6.000 5.716 0.047 4.733 95.267
7.000 6.604 0.057 5.657 94.343
8.000 7.972 0.004 0.350 99.650
9.000 8.986 0.002 0.156 99.844
10.000 10.020 0.002 0.200 99.800
11.000 11.310 0.028 2.818 97.182
12.000 11.840 0.013 1.333 98.667
13.000 13.166 0.013 1.277 98.723
14.000 13.788 0.015 1.514 98.486
15.000 15.210 0.014 1.400 98.600
16.000 15.776 0.014 1.400 98.600
17.000 17.172 0.010 1.012 98.988
18.000 18.086 0.005 0.478 99.522
19.000 19.110 0.006 0.579 99.421
20.000 20.050 0.003 0.250 99.750
21.000 21.018 0.001 0.086 99.914
Rata-rata 1.453 98.547

16
Lampiran 3. Program

17
Lampiran 4. Analisis Data
1. Menggunakan Sensor
a. Untuk massa beban pertama
Digunakan persamaan 3.2 yaitu
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑥
 Pengulangan 1
Diketahui : 𝑚1 = 50,6 𝑔𝑟
= 0,0506 𝑘𝑔
𝑔 = 9,80 𝑚/𝑠 2
∆𝑥1 = 7,79 𝑐𝑚
= 0,0779 𝑚
Ditanya : 𝑘 = ⋯?

Penyelesaian

𝑚1 𝑔
𝑘1 =
∆𝑥1

0,0506 𝑘𝑔 × 9,80𝑚/𝑠 2
𝑘1 =
0,0779 𝑚
𝑁
𝑘1 = 6,37
𝑚
Konstanta rata-rata
∑10
1 𝑘𝑖
̅̅̅
𝑘1 =
𝑛
(6,37 + 6,46 + 6,48 + ⋯ + 6,37)𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘1 =
10
64,05
̅̅̅
𝑘1 = 𝑁/𝑚
10
̅̅̅
𝑘1 = 6,41𝑁/𝑚
b. Untuk massa beban kedua
Digunakan persamaan 3.2 yaitu
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑥
 Pengulangan 1
Diketahui : 𝑚1 = 61,1 𝑔𝑟

18
= 0,0611 𝑘𝑔
𝑔 = 9,80 𝑚/𝑠 2
∆𝑥1 = 8,99 𝑐𝑚
= 0,0899 𝑚
Ditanya : 𝑘 = ⋯?
Penyelesaian

𝑚1 𝑔
𝑘1 =
∆𝑥1

0,0611 𝑘𝑔 × 9,80𝑚/𝑠 2
𝑘1 =
0,0899 𝑚
𝑘1 = 6,66 𝑁/𝑚
Konstanta rata-rata
∑10
1 𝑘𝑖
̅̅̅
𝑘2 =
𝑛
(6,66 + 6,66 + 6,60 + ⋯ + 6,66)𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘2 =
10
65,58
̅̅̅
𝑘2 = 𝑁/𝑚
10
̅̅̅
𝑘2 = 6,56 𝑁/𝑚
c. Untuk massa beban ketiga
Digunakan persamaan 3.2 yaitu
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑥
 Pengulangan 1
Diketahui : 𝑚1 = 70,6 𝑔𝑟
= 0,0706 𝑘𝑔
𝑔 = 9,80 𝑚/𝑠 2
∆𝑥1 = 10,98 𝑐𝑚
= 0,1098 𝑚
Ditanya : 𝑘 = ⋯?
Penyelesaian

𝑚1 𝑔
𝑘1 =
∆𝑥1

19
0,0706 𝑘𝑔 × 9,80𝑚/𝑠 2
𝑘1 =
0,1098 𝑚
𝑘1 = 6,30 𝑁/𝑚
Konstanta rata-rata
∑10
1 𝑘𝑖
𝑘̅ =
𝑛
(6,30 + 6,31 + 6,30 + ⋯ + 6,24)𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘3 =
10
62,73𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘3 =
10
̅̅̅
𝑘3 = 6,27 𝑁/𝑚

Tabel 6.1 Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor untuk Massa Benda Pertama
No. 𝑚𝑖 (kg) ∆𝑥(m) 𝑘𝑖 (N/m) 𝑘̅ (N/m) 𝑘𝑖 − (𝑘𝑖
𝑘̅ (N/m) 2 2
− 𝑘̅ ) 𝑁 ⁄𝑚2

Massa 1. 0.0506 0.0779 6.37 -0.0399 0.00159


benda 2. 0.0507 0.0769 6.46 0.0556 0.00310
Pertama 3. 0.0507 0.0767 6.48 0.0725 0.00526
4. 0.0506 0.0769 6.45 0.0429 0.00184
5. 0.0506 0.0779 6.37 6,41 -0.0399 0.00159
6. 0.0507 0.0779 6.38 -0.0273 0.00075
7. 0.0506 0.0779 6.37 -0.0399 0.00159
8. 0.0507 0.0769 6.46 0.0556 0.00310
9. 0.0506 0.0779 6.37 -0.0399 0.00159
10 0.0506 0.0779 6.37 -0.0399 0.00159
𝛴 0.5064 0,07748 64.05 8,88𝑥10−16 0.02198

20
Tabel 6.2 Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor untuk Massa Benda kedua
No. 𝑚𝑖 (kg) ∆𝑥(m) 𝑘𝑖 (N/m) 𝑘̅ (N/m) 𝑘𝑖 − 𝑘̅ (N/m) (𝑘𝑖
2 2
− 𝑘̅ ) 𝑁 ⁄𝑚2

Massa 1.
0.0611 0.0899 6.66 0.102 0.01045
benda 2.
0.0611 0.0899 6.66 0.102 0.01045
kedua 3.
0.0611 0.0907 6.60 0.043 0.00189
4.
0.0610 0.0909 6.58 0.018 0.00033
5. 6,56
0.0611 0.0953 6.28 -0.275 0.07572
6.
0.0611 0.0953 6.28 -0.275 0.07572
7.
0.0611 0.0909 6.59 0.029 0.00084
8.
0.0611 0.0906 6.61 0.051 0.00258
9.
0.0611 0.0899 6.66 0.102 0.01045
10
0.0611 0.0899 6.66 0.102 0.01045
𝛴 3,55𝑥10−15
0.6109 0.9133 65.58 0.19888
Tabel 6.3 Penentuan Konstanta Pegas dengan Sensor untuk Massa Benda ketiga
No. 𝑚𝑖 (kg) ∆𝑥(m) 𝑘𝑖 (N/m) 𝑘̅ (N/m) 𝑘𝑖 − 𝑘̅ (N/m) (𝑘𝑖
2 2
− 𝑘̅ ) 𝑁 ⁄𝑚2

Massa 1.
0.0706 0.1098 6.30 0.0279 0.00078
benda 2.
0.0706 0.1097 6.31 0.0336 0.00113
kedua 3.
0.0706 0.1098 6.30 0.0279 0.00078
4.
0.0706 0.1098 6.30 0.0279 0.00078
5. 6,27
0.0706 0.1098 6.30 0.0279 0.00078
6.
0.0706 0.1108 6.24 -0.0290 0.00084
7.
0.0706 0.1108 6.24 -0.0290 0.00084
8.
0.0706 0.1108 6.24 -0.0290 0.00084
9.
0.0706 0.1108 6.24 -0.0290 0.00084
10
0.0706 0.1108 6.24 -0.0290 0.00084
𝛴 0,706 −7,11 × 10−15
0.11029 62.73 0.00844

21
 Standar deviasi (SD) untuk massa beban pertama
2
𝛴(𝑘𝑖 − 𝑘̅ )
𝑆𝐷1 = √
(𝑛 − 1)
2
0,02198 𝑁 ⁄𝑚2
𝑆𝐷1 = √
(10 − 1)
𝑆𝐷1 = 0,049𝑁/𝑚
 Persentase error
𝑆𝐷1
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√𝑛
0,049
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 1,6%
 Rentang nilai konstanta pegas
𝑘 = ̅̅̅
𝑘1 ± 𝑆𝐷1
𝑘 = (6,41 ± 0,049)𝑁/𝑚
 Standar deviasi (SD) untuk massa beban kedua
2
𝛴(𝑘𝑖 − 𝑘̅ )
𝑆𝐷2 = √
(𝑛 − 1)
2
0,19888 𝑁 ⁄ 2
𝑆𝐷2 = √ 𝑚
(10 − 1)
𝑆𝐷2 = 0,15𝑁/𝑚
 Persentase error
𝑆𝐷2
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√𝑛
0,15
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 4,7%
 Rentang nilai konstanta pegas
𝑘 = ̅̅̅
𝑘2 ± 𝑆𝐷2
𝑘 = (6,56 ± 0,15)𝑁/𝑚

22
 Standar deviasi (SD) untuk massa beban ketiga
2
𝛴(𝑘𝑖 − 𝑘̅ )
𝑆𝐷3 = √
(𝑛 − 1)
2
0,00844 𝑁 ⁄𝑚2
𝑆𝐷3 = √
(10 − 1)
𝑆𝐷3 = 0,031𝑁/𝑚
 Persentase error
𝑆𝐷3
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√𝑛
0,031𝑁/𝑚
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 0,97%
 Rentang nilai konstanta pegas
𝑘 = ̅̅̅
𝑘3 ± 𝑆𝐷3
𝑘 = (6,27 ± 0,031)𝑁/𝑚
 Besarnya konstanta pegas rata-rata

̅̅̅
𝑘1 + ̅̅̅
𝑘2 + ̅̅̅
𝑘3
𝑘̅ =
3

(6,41 + 6,56 + 6,27)𝑁/𝑚


𝑘̅ =
3

𝑘̅ = 6,41𝑁/𝑚

 Standar deviasi rata-rata


̅̅̅̅̅
𝑆𝐷1 + ̅̅̅̅̅
𝑆𝐷2 + ̅̅̅̅̅
𝑆𝐷3
̅̅̅̅ =
𝑆𝐷
3
(0,049 + 0,15 + 0,031)𝑁/𝑚
̅̅̅̅ =
𝑆𝐷
3

̅̅̅̅ = 0,076𝑁/𝑚
𝑆𝐷

 Nilai konstanta pegas


𝑘 = 𝑘̅ ± 𝑆𝐷
̅̅̅̅
𝑘 = (6,41 ± 0,076)𝑁/𝑚

23
2. Menggunakan Penggaris
a. Untuk massa beban pertama
Digunakan persamaan 3.2 yaitu
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑥
 Pengulangan 1
Diketahui : 𝑚1 = 50,6 𝑔𝑟
= 0,0506 𝑘𝑔
𝑔 = 9,80 𝑚/𝑠 2
∆𝑥1 = 7,40 𝑐𝑚
= 0,074 𝑚
Ditanya : 𝑘 = ⋯?
Penyelesaian

𝑚1 𝑔
𝑘1 =
∆𝑥1

0,0506 𝑘𝑔 × 9,80𝑚/𝑠 2
𝑘1 =
0,074 𝑚
𝑘1 = 6,70 𝑁/𝑚

Konstanta rata-rata

∑10
1 𝑘𝑖
̅̅̅
𝑘1 =
𝑛
(6,70 + 6,54 + 6,90 + ⋯ + 6,98)𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘1 =
10
67,38
̅̅̅
𝑘1 = 𝑁/𝑚
10
̅̅̅
𝑘1 = 6,74 𝑁/𝑚
b. Untuk massa beban kedua
Digunakan persamaan 3.2 yaitu
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑥
 Pengulangan 1
Diketahui : 𝑚1 = 61,1 𝑔𝑟
= 0,0611 𝑘𝑔
𝑔 = 9,80 𝑚/𝑠 2

24
∆𝑥1 = 9,0 𝑐𝑚
= 0,090 𝑚
Ditanya : 𝑘 = ⋯?
Penyelesaian

𝑚1 𝑔
𝑘1 =
∆𝑥1

0,0611 𝑘𝑔 × 9,80𝑚/𝑠 2
𝑘1 =
0,090 𝑚
𝑘1 = 6,65 𝑁/𝑚
Konstanta rata-rata
∑10
1 𝑘𝑖
𝑘̅ =
𝑛
(6,65 + 6,65 + 6,51 + ⋯ + 6,73)𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘2 =
10
66,53
̅̅̅
𝑘2 = 𝑁/𝑚
10
̅̅̅
𝑘2 = 6,65 𝑁/𝑚
c. Untuk massa beban ketiga
Digunakan persamaan 3.2 yaitu
𝑚𝑔
𝑘=
∆𝑥
 Pengulangan 1
Diketahui : 𝑚1 = 70,6 𝑔𝑟
= 0,0706 𝑘𝑔
𝑔 = 9,80 𝑚/𝑠 2
∆𝑥1 = 10,80 𝑐𝑚
= 0,108 𝑚
Ditanya : 𝑘 = ⋯?
Penyelesaian

𝑚1 𝑔
𝑘1 =
∆𝑥1

0,0706 𝑘𝑔 × 9,80𝑚/𝑠 2
𝑘1 =
0,108 𝑚
𝑘1 = 6,41 𝑁/𝑚

25
Konstanta rata-rata
∑10
1 𝑘𝑖
𝑘̅ =
𝑛
(6,41 + 6,18 + 6,35 + ⋯ + 6,47)𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘3 =
10
64,44𝑁/𝑚
̅̅̅
𝑘3 =
10
̅̅̅
𝑘3 = 6,44𝑁/𝑚

Penentuan konstanta pegas dengan penggaris dapat dilihat pada tabel 6.4.

 Standar deviasi (SD) untuk massa beban pertama


2
𝛴(𝑘𝑖 − 𝑘̅ )
𝑆𝐷1 = √
(𝑛 − 1)
2
0,27984 𝑁 ⁄𝑚2
𝑆𝐷1 = √
(10 − 1)
𝑆𝐷1 = 0,18 𝑁/𝑚
 Persentase error
𝑆𝐷1
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√𝑛
0,18𝑁/𝑚
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 5,6%
 Rentang nilai konstanta pegas
𝑘 = ̅̅̅
𝑘1 ± 𝑆𝐷1
𝑘 = (6,74 ± 0,18)𝑁/𝑚

26
Tabel 6.4 Penentuan Konstanta Pegas dengan Penggaris
No. 𝑚𝑖 (kg) ∆𝑥(m) 𝑘𝑖 (N/m) 𝑘̅ (N/m) 𝑘𝑖 − 𝑘̅ (N/m) (𝑘𝑖
2 2
− 𝑘̅ ) 𝑁 ⁄𝑚2
Massa 1. 0.0506 7.40 6.70 -0.0368 0.00135
benda 2. 0.0507 7.60 6.54 -0.2002 0.04009
Pertama 3. 0.0507 7.20 6.90 0.1630 0.02656
4. 0.0506 7.10 6.98 0.2464 0.06069
5. 0.0506 7.30 6.79 6,74 0.0550 0.00303
6. 0.0507 7.60 6.54 -0.2002 0.04009
7. 0.0506 7.40 6.70 -0.0368 0.00135
8. 0.0507 7.40 6.71 -0.0235 0.00055
9. 0.0506 7.60 6.52 -0.2131 0.04542
10 0.0506 7.10 6.98 0.2464 0.06069
𝛴 −9,77
0.5064 73.70 67.38 × 10−15 0.27984
Massa 1 0.0611 0.090 6.65 -0.0002 4.8556E-08
benda 2. 0.0611 0.090 6.65 -0.0002 4.8556E-08
kedua 3. 0.0611 0.092 6.51 -0.1449 0.02098
4. 0.0610 0.090 6.64 -0.0111 0.00012
5. 0.0611 0.092 6.51 6,65 -0.1449 0.02098
6. 0.0611 0.089 6.73 0.0745 0.00556
7. 0.0611 0.088 6.80 0.1510 0.02280
8. 0.0611 0.089 6.73 0.0745 0.00556
9. 0.0611 0.091 6.58 -0.0733 0.00538
10. 0.0611 0.089 6.73 0.0745 0.00556
𝛴 −1,78
0.6109 0.900 66.53 × 10−15 0.08693
Massa 1 0.0706 0.108 6.41 -0.0377 0.00142
benda 2. 0.0706 0.112 6.18 -0.2665 0.07100
ketiga 3. 0.0706 0.109 6.35 -0.0964 0.00930
4. 0.0706 0.107 6.47 0.0222 0.00049
5. 0.0706 0.105 6.59 6,44 0.1454 0.02113
6. 0.0706 0.106 6.53 0.0832 0.00692
7. 0.0706 0.106 6.53 0.0832 0.00692
8. 0.0706 0.107 6.47 0.0222 0.00049
9. 0.0706 0.107 6.47 0.0222 0.00049
10. 0.0706 0.107 6.47 0.0222 0.00049
𝛴 0,706 1.074 64.44 0,0000 0.11867

27
 Standar deviasi (SD) untuk massa beban kedua
2
𝛴(𝑘𝑖 − 𝑘̅ )
𝑆𝐷2 = √
(𝑛 − 1)
2
0,08693 𝑁 ⁄𝑚2
𝑆𝐷2 = √
(10 − 1)
𝑆𝐷2 = 0,098 𝑁/𝑚
 Persentase error
𝑆𝐷2
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
0,098𝑁/𝑚
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 1,1%
 Rentang nilai konstanta pegas
𝑘 = ̅̅̅
𝑘2 ± 𝑆𝐷2
𝑘 = (6,65 ± 0,098)𝑁/𝑚
 Standar deviasi (SD) untuk massa beban ketiga
2
𝛴(𝑘𝑖 − 𝑘̅ )
𝑆𝐷3 = √
(𝑛 − 1)
2
0,11867 𝑁 ⁄ 2
𝑆𝐷3 = √ 𝑚
(10 − 1)
𝑆𝐷3 = 0,11𝑁/𝑚
 Persentase error
𝑆𝐷3
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√𝑛
0,11𝑁/𝑚
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
√10
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 3,6%
 Rentang nilai konstanta pegas
𝑘 = ̅̅̅
𝑘3 ± 𝑆𝐷3
𝑘 = (6,44 ± 0,11)𝑁/𝑚

28
 Besarnya konstanta pegas rata-rata

̅̅̅
𝑘1 + ̅̅̅
𝑘2 + ̅̅̅
𝑘3
𝑘̅ =
3

(6,74 + 6,65 + 6,44)𝑁/𝑚


𝑘̅ =
3

𝑘̅ = 6,61𝑁/𝑚

 Standar deviasi rata-rata


̅̅̅̅̅
𝑆𝐷1 + ̅̅̅̅̅
𝑆𝐷2 + ̅̅̅̅̅
𝑆𝐷3
̅̅̅̅ =
𝑆𝐷
3
(0,18 + 0,098 + 0,11)𝑁/𝑚
̅̅̅̅ =
𝑆𝐷
3

̅̅̅̅ = 0,13𝑁/𝑚
𝑆𝐷

 Nilai konstanta pegas


𝑘 = 𝑘̅ ± 𝑆𝐷
̅̅̅̅
𝑘 = (6,61 ± 0,13)𝑁/𝑚

29
SRF05 Technical Documentation Page 1 of 4

Lampiran 5. Datasheet Sensor HY-SRF05

SRF05 - Ultra-Sonic Ranger


Technical Specification
www.DataSheet4U.com

Introduction
The SRF05 is an evolutionary step from the SRF04, and has been designed to increase flexibility, increase
range, and to reduce costs still further. As such, the SRF05 is fully compatible with the SRF04. Range is
increased from 3 meters to 4 meters. A new operating mode (tying the mode pin to ground) allows the SRF05
to use a single pin for both trigger and echo, thereby saving valuable pins on your controller. When the mode
pin is left unconnected, the SRF05 operates with separate trigger and echo pins, like the SRF04. The SRF05
includes a small delay before the echo pulse to give slower controllers such as the Basic Stamp and Picaxe
time to execute their pulse in commands.

Mode 1 - SRF04 compatible - Separate Trigger and Echo


This mode uses separate trigger and echo pins, and is the simplest mode to use. All code examples for the
SRF04 will work for the SRF05 in this mode. To use this mode, just leave the mode pin unconnected - the
SRF05 has an internal pull up resistor on this pin.

30
file://D:\shared folders servidor\PDF\Organizada\Sensores\Distancia\SRF05
Technica... 29/05/2008 PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
SRF05 Technical Documentation Page 2 of 4

www.DataSheet4U.com

Mode 2 - Single pin for both Trigger and Echo


This mode uses a single pin for both Trigger and Echo signals, and is designed to save valuable pins on
embedded controllers. To use this mode, connect the mode pin to the 0v Ground pin. The echo signal will
appear on the same pin as the trigger signal. The SRF05 will not raise the echo line until 700uS after the end
of the trigger signal. You have that long to turn the trigger pin around and make it an input and to have your
pulse measuring code ready. The PULSIN command found on many popular controllers does this
automatically.

31
file://D:\shared folders servidor\PDF\Organizada\Sensores\Distancia\SRF05
Technica... 29/05/2008 PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
SRF05 Technical Documentation Page 3 of 4

www.DataSheet4U.com

To use mode 2 with the Basic Stamp BS2, you simply use PULSOUT and PULSIN on the same pin, like this:

SRF05 PIN 15 ' use any pin for both trigger and echo
Range VAR Word ' define the 16 bit range variable

SRF05 = 0 ' start with pin low


PULSOUT SRF05, 5 ' issue 10uS trigger pulse (5 x 2uS)
PULSIN SRF05, 1, Range ' measure echo time
Range = Range/29 ' convert to cm (divide by 74 for inches)

Calculating the Distance


The SRF05 Timing diagrams are shown above for each mode. You only need to supply a short 10uS pulse to
the trigger input to start the ranging. The SRF05 will send out an 8 cycle burst of ultrasound at 40khz and
raise its echo line high (or trigger line in mode 2). It then listens for an echo, and as soon as it detects one it
lowers the echo line again. The echo line is therefore a pulse whose width is proportional to the distance to the
object. By timing the pulse it is possible to calculate the range in inches/centimeters or anything else. If
nothing is detected then the SRF05 will lower its echo line anyway after about 30mS.

The SRF04 provides an echo pulse proportional to distance. If the width of the pulse is measured in uS, then
dividing by 58 will give you the distance in cm, or dividing by 148 will give the distance in inches. uS/58=cm
or uS/148=inches.

The SRF05 can be triggered as fast as every 50mS, or 20 times each second. You should wait 50ms before the
next trigger, even if the SRF05 detects a close object and the echo pulse is shorter. This is to ensure the
ultrasonic "beep" has faded away and will not cause a false echo on the next ranging.

The other set of 5 pins


The 5 pins marked "programming pins" are used once only during manufacture to program the Flash memory
on the PIC16F630 chip. The PIC16F630's programming pins are also used for other functions on the SRF05,
so make sure you don't connect anything to these pins, or you will disrupt the modules operation.

Changing beam pattern and beam width


You can't! This is a question which crops up regularly, however there is no easy way to reduce or change the
beam width that I'm aware of. The beam pattern of the SRF05 is conical with the width of the beam being a
function of the surface area of the transducers and is fixed. The beam pattern of the transducers used on the
SRF05, taken from the manufacturers data sheet, is shown below.

32
file://D:\shared folders servidor\PDF\Organizada\Sensores\Distancia\SRF05
Technica... 29/05/2008 PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
SRF05 Technical Documentation Page 4 of 4

www.DataSheet4U.com

There is more information in the sonar faq.

33
file://D:\shared folders servidor\PDF\Organizada\Sensores\Distancia\SRF05
Technica... 29/05/2008 PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com

Anda mungkin juga menyukai