Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA

“MEDAN MAGNET”

Tanggal Praktikum : Selasa, 17 Oktober 2023

Tanggal Pengumpulan : Selasa, 24 Oktober 2023

Waktu Praktikum : 14.10 - 15.30

Nama Anggota Kelompok : 1. Ammara Fayza Wardana (5)

2. Fatihah Albi Hasanati (12)

3. Mikayla Caesari Azalia (17)

4. Raya Farusya Danni (32)

Kelas : XII IPA 3

LABORATORIUM FISIKA

MAN 4 JAKARTA SELATAN

2023
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah :
1. Menganalisis hubungan antara medan magnet dan arus listrik
2. Membuktikan percobaan Hans Christian Oersted
3. Memahami konsep percobaan Hans Christian Oersted
4. Memahami variabel-variabel yang mempengaruhi besar medan
magnet
5. Mengaplikasikan teori Hans Christian Oersted pada kehidupan
nyata

B. Dasar Teori

Sejarah dari magnet dimulai ribuan tahun yang lalu ketika di


sebuah wilayah kecil di Asia yang dikenal dengan sebutan Magnesiadi.
Di wilayah ini telah ditemukan beberapa batu yang bisa saling menarik
satu sama lain, sehingga batu-batuan tersebut diberi nama “Magnet”.
Penemuan ini diberi nama berdasarkan tempat dimana mereka
ditemukan. Ruangan yang berada di sekitar magnet dapat disebut
dengan medan magnet.
Medan magnet pada dasarnya adalah suatu medan vektor yang
menggambarkan pengaruh magnet terhadap muatan listrik yang
bergerak, arus listrik, dan bahan magnetik lainnya. Cara ini dibentuk
dengan menggerakkan arus listrik sampai memunculkan gaya di
muatan listrik yang bergerak. Singkatnya, medan magnet merupakan
medan gaya yang ada di sekitar benda konduktor atau magnetik.
Teori mengenai medan magnet pertama kali ditemukan oleh
seorang fisikawan dan kimiawan asal Denmark bernama Hans
Christian Oersted. Pada tanggal 21 April 1820, Oersted sedang
memberikan demonstrasi publik mengenai hubungan antara listrik,
panas, dan cahaya. Saat menyiapkan peralatannya, Oersted menyadari
bahwa ketika dia menyalakan arus listrik dengan menghubungkan
kabel ke kedua ujung baterai, jarum kompas yang berada di dekatnya,
yang selalu menunjuk ke utara bumi, justru berbelok menjauhinya.
Pengamatannya terhadap peristiwa ini membawanya pada
kesimpulan bahwa muatan yang bergerak dalam bentuk arus
mempunyai medan magnet dan sebagai hasilnya kawat dapat bertindak
sebagai magnet. Pengaruh yang diamati oleh Oersted dan para
penonton demonstrasinya kecil; tidak ada seorang pun yang terkesan.
Oersted sadar bahwa ilmuwan lain telah menemukan fenomena serupa
yang sulit dipahami, sehingga baru tiga bulan kemudian dia
menghabiskan lebih banyak waktu untuk penemuannya.
Pada bulan Juli 1820, ia mengirimkan makalah 4 halaman yang
menguraikan hasil penelitiannya ke beberapa jurnal ilmiah.
Andre-Marie Ampere, seorang fisikawan Perancis yang menemukan
ilmu elektrodinamika, membaca laporan Oersted dan dalam waktu
seminggu ia mengulangi pengamatan dan mengembangkan teori
matematika yang menggambarkan bagaimana medan magnet
bergantung pada kekuatan arus dan jarak dari kawat.
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan Oersted adalah
yang pertama, arus listrik menghasilkan medan magnet di sekitarnya.
Muatan yang bergerak pada kawat penghantar merupakan sumber
medan magnet. Kedua, arah medan magnet yang dihasilkan arus
adalah arah pembelokan kutub utara jarum magnet.
C. Alat dan Bahan

No Nama Gambar Jumlah

Catu Daya 1 buah


1

Kumparan 1 buah
2
1000 lilitan
Kumparan
3
500 lilitan
1 buah

Multimeter 1 buah
4 digital
Kabel 6 buah
5 Penghubung

Resistor 100 1 buah


6 Ω

Resistor 50 Ω 1 buah
7
Kompas 1 buah
8

Inti Besi 1 buah


9

D. Langkah Kerja

No Langkah Kerja Gambar

Siapkan alat dan bahan yang


1.
diperlukan
Rangkai lah catu daya, resistor, dan
2.
kumparan secara seri

Letakkan kompas sejajar dengan

3. kumparan, kemudian nyalakan catu


daya dengan output daya 12 Volt

Catat hasil percobaan, dan ulangi

4. percobaan sesuai dengan variabel


yang dicari
E. Data Percobaan

Kegiatan 1
Output tegangan catu daya = 12 volt (DC)
Resistor = 100 Ω
Multimeter 20 mA

No Arus Polaritas Kumparan Simpangan/Deflesi


Listrik

A B Jumlah Lilitan Jenis Inti Sudut Arah

1 109,8 Udara 64° SJ


500
2 119,2 Besi 64° SJ
+ -
3 101,6 Udara 64° SJ
1000
4 103,2 Besi 64° SJ

5 -112,6 Udara 64° BJ


500
6 -113,9 Besi 64° BJ
- +
7 -098,4 Udara 64° BJ
1000
8 -098,8 Besi 64° BJ

Rata-Rata

Polaritas Simpangan/
Arus Listrik
A B Deflesi

+ - 108,45 63,5°
- + -105,92 63,75°

Arah Simpangan:
SJ = Searah jarum jam
BJ = Berlawanan arah jarum jam

Kegiatan 2
Output tegangan catu daya = 12 volt (DC)
Resistor = 50 Ω
Multimeter 20 mA

No Arus Polaritas Kumparan Simpangan/Deflesi


Listrik

A B Jumlah Lilitan Jenis Inti Sudut Arah

1 21,46 Udara 63° SJ


500
2 208,0 Besi 63° SJ
+ -
3 174,6 Udara 64° SJ
1000
4 174,2 Besi 64° SJ

5 -021,1 Udara 63° BJ


500
6 -208,1 Besi 64° BJ
- +
7 -175,6 Udara 64° BJ
1000
8 -173,8 Besi 64° BJ
Rata-Rata

Polaritas Simpangan/
Arus Listrik
A B Deflesi

+ - 144,56 64°

- + -144,65 64°

Arah Simpangan:
SJ = Searah jarum jam
BJ = Berlawanan arah jarum jam

Telah dikoreksi dan disetujui,


Jakarta Selatan, 17 Oktober 2023
Laboran Fisika MAN 4 Jakarta

Jihan Dieni Nabilah, S.Si


F. Pembahasan

Berdasarkan praktikum mengenai medan magnet yang telah


kami lakukan, kami dapat membuktikan percobaan Oersted. Percobaan
Oersted menyatakan bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan
magnet. Hal ini dapat dibuktikan dengan jarum kompas yang bergerak
dari posisi awal lalu membuat simpangan, baik searah jarum jam
ataupun berlawanan arah jarum jam ketika kompas didekatkan dengan
kumparan yang terhubung dengan arus listrik.

Percobaan ini juga membuktikan bahwa kuat arus dapat


menentukan besar kecilnya sudut yang terbentuk oleh jarum kompas
yang berada di dekat kumparan. Arus tersebut akan membuat jarum
pada kompas menyimpang. Semakin besar arusnya, semakin besar
pula sudut simpangan yang terbentuk.

Seperti pada percobaan resistor 50 Ω dengan tegangan 12 volt


DC menghasilkan rata-rata arus sebesar 144,56 A dengan rata-rata
sudut simpangan sebesar 64⁰ searah jarum jam. Sedangkan percobaan
resistor 100 Ω dengan tegangan 12 volt DC menghasilkan rata-rata
arus sebesar 108,45 A dengan rata-rata sudut simpangan 63,5⁰ searah
jarum jam. Untuk percobaan yang polaritasnya terbalik dengan resistor
50 Ω serta tegangan 12 volt mengasilkan rata-rata arus sebesar -144,65
A dengan rata-rata sudut simpangan 64⁰ berlawanan arah jarum jam.
Sedangkan resistor 100 Ω dengan tegangan 12 volt, menghasilkan
rata-rata arus sebesar -105,92 A dengan rata-rata sudut simpangan
63,75⁰ berlawanan arah jarum jam. Berdasarkan data diatas, dapat
dilihat bahwa semakin kecil hambatan, besar arus dan sudut
simpangan yang terbentuk akan semakin besar. Selain itu, praktikum
ini dilakukan dengan menggunakan polaritas biasa dan polaritas
terbalik. Pada percobaan dengan polaritas biasa, arus yang dihasilkan
positif. Sedangkan pada percobaan dengan polaritas yang terbalik
menghasilkan arus yang negatif .
G. Kesimpulan

1. Besar medan magnet dipengaruhi oleh besarnya arus listrik.


Semakin besar arus listrik, semakin kuat pula medan magnet yang
dihasilkan. Sebaliknya, jika arus listrik mengecil, akan semakin
lemah medan magnet yang dihasilkan. Arah medan magnet juga
dipengaruhi oleh arah arus listrik. Jika arah arus listrik ke utara,
maka arah medan magnet melawan arah jarum jam. Jika arus
listrik mengarah ke selatan, maka arah medan magnetnya akan
mengikuti arah jarum jam.
2. Melalui praktikum ini, kami membuktikan teori dari percobaan
Hans Christian Oersted, yaitu bahwa arus listrik dapat
menghasilkan medan magnet.
3. Melalui praktikum ini, kami telah memahami konsep dari
percobaan yang dilakukan oleh Hans Christian Oersted.
4. Variabel-variabel yang mempengaruhi besarnya medan magnet
adalah sebagai berikut:
a. Besarnya kuat arus listrik
b. Banyaknya lilitan pada kumparan
5. Melalui praktikum ini, kami telah berhasil dalam mengaplikasikan
teori Hans Christian Oersted pada kehidupan nyata dengan cara
melakukan percobaan yang telah ia lakukan.

H. Komentar

a. Kritik

● Jumlah alat dan bahan yang disediakan laboratorium untuk


praktikum kurang memadai dan siswa harus bergantian
menggunakannya, sehingga penggunaan waktu kurang efektif
dan melewati jam pelajaran yang telah ditentukan
● Alat praktikum yang ditugaskan kepada siswa cukup sulit
untuk dicari
● Tidak ada demonstrasi langkah-langkah pengerjaan praktikum
dan pengisian tabel pengamatan hasil praktikum terlebih
dahulu, sehingga siswa kebingungan dalam proses pengerjaan
dan hasil apa yang seharusnya didapatkan

b. Saran
● Sebelum dilakukan pembagian kelompok, sebaiknya hitung
terlebih dahulu jumlah alat dan bahan yang tersedia di
laboratorium kemudian sesuaikan jumlah kelompok dengan
kuantitas alat dan bahan yang ada
● Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, guru/laboran
memberikan demonstrasi langkah kerja praktikum terlebih
dahulu untuk memudahkan siswa
DAFTAR PUSTAKA

N., K. (2020). Mengenal Sejarah dan Karakteristik Magnet. Diakses pada 22 Oktober 2023, dari
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-dan-karakteristik-magnet/

Rahma, A. A., & Tasya, M. L. (2018). Laporan Praktikum Medan Magnet dan Induksi
Elektromagnetik. Diakses pada 22 Oktober 2023, dari
https://azmiaulia071199.blogspot.com/2018/11/laporan-praktikum-medan-magnet-dan.ht
ml

Sang, D. (2019). Oersted, electric current and magnetism. Diakses pada 22 Oktober 2023, dari
https://spark.iop.org/oersted-electric-current-and-magnetism

Anda mungkin juga menyukai