Anda di halaman 1dari 13

Tugas resume kuliah umum pemuliaan ternak

Nama: Fabian Zahran yudiawinata

Npm:200610220026

Kelas: Psdku

Pembicara: Ir.SAHRUL BOSANG.

SUMBAWA BESAR - NTB, 30 AGUSTUS 1960

TH1986 : INSINYUR PETERNAKAN, ALUMNI FAKULTAS PETERNAKAN UGM TH1986 : PT


CHAROEN POKPHND INDONESIA@CPJF GPS FARM PRODUCTION SUPERVISOR TH1989 :
GPS FARM TECHNICAL ADVISOR@AVIAN GPS FARM, CP MALAYSIA SDN BHD.

TH1991 : BREEDER TECHNICAL ADVISOR + PS SALES@CHAROEN POKPAHAND INDONESIA


TH1993 : BREEDER MANAGER@PT. KERTA MOLYA SEJAHTERA, RUMPIN-BOGOR JAWA
BARAT TH1994 : PRODUCTION MANAGER@PT. SURYA TEGAL SARI, PURWAKARTA, JAWA
BARAT TH1998 : PT. MULTI BREEDER ADIRAMA INDONESIA, BREEDING
MANAGER@SUBANG AREA TH2002 : BREEDING TECHNICAL
CONSULTANT@MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA TH2004 : OUTSTANDING
TECHNICAL MANAGER, AVIAGEN LTD. SCOTLAND THE UK.

TH2007 : BREEDING MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM@PPIC, PT. MBAI JAPFA


COMFEED TH2008 : AVIAGEN SCHOOL@HUNTSVILLE-ALABAMA, USA.

TH2011 : BREEDING TECHNICAL CONSULTANT. TANJUNG MOLYA - CIAMIS. JAWA BARAT.

TH2012 : FOUNDER BERKAH BREEDING FARM. BEKAST- JAWA BARAT.

TH2015 : GPS TECHNICAL CONSULTANT ACOLID, JORDAN TH2016 : ADVISOR KOMISI


PENGAWAS PERSINGAN USHA (KPU).

TH2017 : KETUA TIM SUPPLY, KOMISI AHLI PERUNGGASAN@DITJEN PKH. KEMENTAN RI


TH2018 : PB ISPI BIDANG 1 KAJIAN ILMIAH + PEMBINAAN PROFESI.

TH2019 : GPS TECHNICAL CONSULTANT PT. JANUPUTRS. WONOSARI - YOGYAKARTA


TH2023 : DPN APINDO - KOMITE PETERNAKAN AYAM

Memahami efisiensi kerja breeding management


BEGIN FROM THE END OF MIND

APA YANG HENDAK DICAPAI DALAM PROSES

OPERASIONAL BREEDING FARM :

Sign in

GOAL: AYAM SEHAT PRODUKTuF

1)

PRIORITAS UTAMA ADALAH AYAM HARUS SHAT PRODUKTIF

2)

GENETIC ENGINEERING X GENETIC SELECTION

3)

BODY WEIGHT HANYA SATV & % UNIFORMITY TERHADAP STD.BW

4) FEATHER MOVEMENT / FEATHER DROP ATTN.SB FORMULA

5) POINT NO RETURN@15 MINNGU

6}

FATS LIVER RATIO@2%

7)

FATS BODY WEIGHT RATIO@2%

8) MALE & FEMALE SEX RATIO@10-12%

91

PHOTOSTIMULASI@1-2 SB

10) PROLAPSUS & YOLK PERITONITIS@PIN BONE FATS

11) SINKRONISASI SEXUAL MATURITY@AGRESIVE MALE

12) BODY WEIGHT MATURITY & EGG MASS@34WOA

13) LITTER MANAGEMENT@FERTILITY, HATCHABILITY & STATUS KESWAN


14) CHICKS QUALITY @ SALEABLE CHICKS & FLUFF TEST

15) KEBERLANJUTAN (SDGs)@FLOCK REPLACEMENT

PERFORMANCE

1. PRIORITAS UTAMA ADALAH AYAM HARUS SHAT PRODUKTIF: Poin ini tampaknya
mengacu pada pentingnya produktivitas ayam. Prioritas utama adalah memastikan bahwa ayam-
ayam yang dipelihara atau dibudidayakan harus mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, yang
mungkin mengacu pada produksi telur atau daging.
2. GENETIC ENGINEERING X GENETIC SELECTION: Poin ini mengacu pada dua
pendekatan dalam mengembangkan ayam yang lebih produktif. "Genetic engineering" mengacu
pada manipulasi genetik untuk menciptakan ayam dengan karakteristik tertentu, sedangkan
"genetic selection" mungkin berarti memilih ayam berdasarkan karakteristik genetik tertentu
untuk reproduksi.
3. BODY WEIGHT HANYA SATV & % UNIFORMITY TERHADAP STD.BW: Ini mungkin
berkaitan dengan mengawasi berat badan ayam untuk memastikan bahwa setiap ayam memiliki
berat yang sesuai dengan standar tertentu (STD.BW) dan tingkat keseragaman berat badan di
antara ayam-ayam dalam populasi.
4. FEATHER MOVEMENT / FEATHER DROP ATTN.SB FORMULA: Ini mungkin
berhubungan dengan memantau perilaku bulu pada ayam, seperti pergerakan bulu atau penurunan
bulu, dan dapat juga terkait dengan formula pakan atau nutrisi.
5. POINT NO RETURN@15 MINNGU: "Point of no return" dapat mengacu pada titik di mana
tindakan tertentu tidak dapat diubah lagi. Dalam konteks ini, "15 minngu" mungkin mengacu
pada waktu yang diberikan untuk mengambil tindakan tertentu sebelum mencapai titik di mana
tindakan tersebut tidak efektif atau berubah.
6. FATS LIVER RATIO@2%: Ini mungkin mengacu pada rasio lemak dalam hati ayam, yang
penting untuk kesehatan dan produksi yang baik. Rasio 2% mungkin menjadi target kesehatan
yang diinginkan.
7. FATS BODY WEIGHT RATIO@2%: Seperti poin sebelumnya, ini mungkin mengacu pada
rasio lemak tubuh terhadap berat badan total ayam, dengan target rasio 2% untuk kesehatan dan
produktivitas yang baik.
8. MALE & FEMALE SEX RATIO@10-12%: Ini mungkin berkaitan dengan mengatur
perbandingan antara jumlah ayam jantan dan betina dalam populasi, dengan target perbandingan
10-12%.
9. PHOTOSTIMULASI@1-2 SB: "Photostimulasi" adalah praktik yang digunakan dalam
budidaya unggas untuk mempengaruhi pola berproduksi mereka melalui pencahayaan buatan. "1-
2 SB" mungkin mengacu pada jumlah jam pencahayaan yang diberikan per hari.
10. PROLAPSUS & YOLK PERITONITIS@PIN BONE FATS: Ini mungkin terkait dengan
masalah kesehatan yang mempengaruhi ayam, seperti prolapsus (keluarnya organ dalam) dan
peritonitis yolk (radang pada selaput perut akibat penumpukan telur). "PIN BONE FATS"
mungkin menjadi faktor yang memengaruhi risiko masalah ini.
11. SINKRONISASI SEXUAL MATURITY@AGRESIVE MALE: Ini mungkin mengacu pada
praktik untuk mengkoordinasikan perkembangan kematangan seksual antara ayam dengan
menggunakan jantan yang agresif.
12. BODY WEIGHT MATURITY & EGG MASS@34WOA: Ini mungkin menunjukkan bahwa
berat badan ayam dan produksi telur terkait dengan perkembangan yang tepat pada usia 34
minggu (WOA: Weeks of Age).
13. LITTER MANAGEMENT@FERTILITY, HATCHABILITY & STATUS KESWAN: Ini
mungkin mengacu pada pengelolaan kondisi tempat ayam diternakkan (litter) yang dapat
mempengaruhi tingkat kesuburan, tingkat penetasan telur (hatchability), dan kondisi
kesejahteraan ayam (status keswan).
14. CHICKS QUALITY @ SALEABLE CHICKS & FLUFF TEST: Ini mungkin berhubungan
dengan memastikan kualitas anak ayam yang dapat dijual dan mungkin termasuk pengujian
"fluff" (bulu anak ayam) untuk menilai kesehatan dan kualitas mereka.
15. KEBERLANJUTAN (SDGs)@FLOCK REPLACEMENT Mungkin mengacu pada upaya
untuk mencapai keberlanjutan (Sustainable Development Goals - SDGs) dalam pengelolaan
produksi unggas, terutama dalam hal kinerja penggantian populasi ayam.

Poin-poin ini tampaknya terkait dengan manajemen produksi ayam atau unggas dalam konteks budidaya
yang efisien, produktif, dan berkelanjutan.

Performance = (GENETIC+ENVIRONMENT+FEED+HEALTH) X

MANAGEMENT

"Performance = (GENETIC+ENVIRONMENT+FEED+HEALTH) X management," menggambarkan


bagaimana kinerja atau produktivitas hewan ternak, dalam hal ini ayam atau unggas, dipengaruhi oleh
beberapa faktor utama. Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing komponen dalam rumus tersebut:
1. GENETIC (Genetik): Komponen genetik merujuk pada warisan genetik atau materi genetik
yang dimiliki oleh ayam. Faktor-faktor genetik ini mencakup sifat-sifat yang diwariskan dari
induk kepada keturunan, seperti potensi produksi telur atau daging, ketahanan terhadap penyakit,
dan karakteristik genetik lainnya. Genetik berperan penting dalam menentukan potensi maksimal
ayam dalam mencapai tingkat produktivitas tertentu.
2. ENVIRONMENT (Lingkungan): Lingkungan adalah faktor eksternal yang memengaruhi ayam.
Ini mencakup kondisi lingkungan fisik seperti suhu, kelembaban udara, pencahayaan, ventilasi,
dan kualitas air dan udara. Kualitas lingkungan yang baik dapat memungkinkan ayam untuk
mencapai potensi genetik mereka dengan baik.
3. FEED (Pakan): Pakan yang disediakan kepada ayam memiliki dampak signifikan terhadap
kinerja mereka. Kualitas, komposisi, dan ketersediaan nutrisi dalam pakan sangat penting. Pakan
yang seimbang dan kaya nutrisi mendukung pertumbuhan, reproduksi, dan kesehatan yang baik.
4. HEALTH (Kesehatan): Kesehatan ayam adalah faktor penting dalam mencapai kinerja yang
baik. Ini mencakup pencegahan penyakit, manajemen vaksinasi, pengendalian parasit, dan aspek-
aspek kesehatan lainnya. Ayam yang sehat lebih cenderung mencapai potensi genetik mereka dan
menghasilkan secara efisien.
5. Management (Manajemen): Manajemen mencakup praktik-praktik yang digunakan untuk
mengelola ayam secara keseluruhan, termasuk pemilihan, perawatan harian, pengawasan, dan
keputusan manajerial yang diambil oleh peternak. Manajemen yang baik mencakup pengaturan
lingkungan yang optimal, manajemen pakan yang cermat, perawatan kesehatan yang tepat, serta
pemantauan terhadap ayam. Manajemen yang efisien dan terampil dapat memaksimalkan hasil
yang dihasilkan dari faktor-faktor lainnya.

Rumus ini mencerminkan bahwa kinerja ayam adalah hasil dari interaksi kompleks antara faktor-faktor
genetik, lingkungan, pakan, dan kesehatan yang diatur dan dikelola dengan baik melalui praktik
manajemen yang tepat. Dengan mengoptimalkan semua komponen ini, peternak dapat mencapai
produktivitas yang lebih tinggi dan menjaga kesejahteraan hewan secara efisien.

Sperm in deposted in vaginal ansa must reactinfuncibalum area of the oriductior lanilization in the hen

Infundibulum: Sperma yang ditampung di ansa vagina harus bereaksi di daerah fungsibalum saluran
lanilisasi oriductior pada ayam.

infundibulum

FROM 9 / CHICKS
NO n

BREEDING

MANAGEMENT

GP, 50-55 PS CHICKS PS, 145-155 BRO CHICKS

13 KUNCI SUKSES MENGELOLA

BREEDING FARM

1- PENGETAHUAN TENTANG BREEDING FARM

2- PENGETAHUAN TENTANG SANITASI & BIOSECURITY

3- TATALAKSANA VENTILASI DAN SIRKULASI UDARA

4- TATALAKSANA PEMBERIAN AIRMINUM & TEMPAT AIRMINUM

5-

TATALAKSANA PEMBERIAN PAKAN & TEMPAT PAKAN

6- PROGRAM BERAT BADAN & KESERAGAMAN BERAT BADAN

7- PROGRAM VAKSINASI, CACING, KUTU & TIKUS

8- PROGRAM STIMULASI CAHAYA

9- TATALAKSANA AYAM JANTAN

10- INTRODUKSI SANGKAR & TATALAKSANA SANGKAR

11- PENANGANAN TELUR TETAS

12- TATALAKSANA LITTER

13- PERENCANAAN, PEMANTAVAN & PENCATATAN

1. PENGETAHUAN TENTANG BREEDING FARM: Ini merujuk pada pengetahuan yang


diperlukan tentang operasi peternakan pembiakan, yang melibatkan pemilihan, pemeliharaan, dan
manajemen induk ayam dengan tujuan menghasilkan keturunan dengan karakteristik genetik yang
diinginkan.
2. PENGETAHUAN TENTANG SANITASI & BIOSECURITY: Ini berkaitan dengan praktik
menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan peternakan untuk mencegah penyakit masuk dan
menyebar di antara ayam. Biosecurity mencakup langkah-langkah untuk melindungi peternakan
dari ancaman penyakit yang mungkin dibawa oleh manusia, hewan, atau barang.
3. TATALAKSANA VENTILASI DAN SIRKULASI UDARA: Ini melibatkan pengaturan
sistem ventilasi dalam bangunan peternakan dan sirkulasi udara untuk menjaga suhu,
kelembaban, dan kualitas udara yang sesuai agar ayam nyaman dan sehat.
4. TATALAKSANA PEMBERIAN AIRMINUM & TEMPAT AIRMINUM: Ini mencakup cara
memberikan air minum kepada ayam dan menjaga kebersihan dan ketersediaan air minum yang
cukup untuk kebutuhan ayam.
5. TATALAKSANA PEMBERIAN PAKAN & TEMPAT PAKAN: Ini berkaitan dengan
pemilihan, penyediaan, dan manajemen pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam serta
menjaga kualitas pakan dan tempat pakan agar tetap bersih.
6. PROGRAM BERAT BADAN & KESERAGAMAN BERAT BADAN: Ini mencakup program
untuk mengawasi dan mengatur berat badan ayam agar mencapai berat yang diinginkan dan
tingkat keseragaman berat badan yang konsisten dalam populasi ayam.
7. PROGRAM VAKSINASI, CACING, KUTU & TIKUS: Ini mencakup jadwal dan metode
pemberian vaksinasi kepada ayam untuk melindungi mereka dari penyakit tertentu, serta
manajemen kontrol parasit seperti cacing, kutu, dan tikus.
8. PROGRAM STIMULASI CAHAYA: Ini berkaitan dengan penggunaan pencahayaan buatan
untuk mengatur siklus cahaya alami ayam, yang dapat mempengaruhi produksi telur atau
pertumbuhan ayam.
9. TATALAKSANA AYAM JANTAN: Ini melibatkan manajemen ayam jantan, termasuk
pemeliharaan dan pengelolaan mereka dalam konteks pembiakan dan reproduksi.
10. INTRODUKSI SANGKAR & TATALAKSANA SANGKAR: Ini mencakup pengenalan ayam
ke sangkar tempat mereka akan tinggal, serta pengelolaan sangkar untuk memastikan
kenyamanan dan keamanan ayam.
11. PENANGANAN TELUR TETAS: Ini mencakup penanganan telur yang akan menetas,
termasuk perawatan dan pengaturan yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup dan
kesehatan anak ayam.
12. TATALAKSANA LITTER: Ini berhubungan dengan manajemen material penutup lantai (litter)
dalam kandang ayam, yang mencakup pemeliharaan dan penggantian litter untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan ayam.
13. PERENCANAAN, PEMANTAVAN & PENCATATAN: Ini mencakup proses perencanaan
operasi peternakan, pemantauan berbagai parameter kinerja ayam, dan pencatatan data yang
berkaitan dengan kesehatan, produksi, dan manajemen.

Semua poin-poin ini merupakan komponen penting dalam manajemen peternakan ayam yang efektif dan
produktif. Dengan pemahaman dan implementasi yang baik, peternakan dapat mencapai hasil yang lebih
baik dalam hal produksi telur atau daging serta kesejahteraan ayam.

Pak Sahrul Bosang bersama Prof Frank Robinson

Universitas Alberta Kanada:

Jangan lupa Anda sedang mengelola

Sesuatu yang tidak dapat Anda lihat

Konsekuensi Alokasi Nutrisi:

1- Sebelum kematangan seksual.

Ada peningkatan besar dalam berat badan.

2- Ayam dara yang belum dewasa akan menambah massa tubuhnya.

3- Ayam dara dewasa akan berkembang secara seksual

4- Keseragaman kawanan dapat mempengaruhi pematangan seksual

1. Sebelum kematangan seksual, ada peningkatan besar dalam berat badan: Ini adalah
pernyataan yang tepat. Pada fase pertumbuhan awal sebelum mencapai kematangan seksual,
ayam biasanya mengalami pertumbuhan berat badan yang signifikan. Ini adalah fase
pertumbuhan utama ketika ayam tumbuh dan mengembangkan jaringan otot dan lemak untuk
mencapai berat badan yang sesuai dengan jenis dan tujuan produksinya.
2. Ayam dara yang belum dewasa akan menambah massa tubuhnya: Pernyataan ini juga benar.
Ayam dara (betina) yang belum mencapai kematangan seksual akan terus menambah massa
tubuhnya selama fase pertumbuhan. Pada fase ini, mereka akan terus tumbuh sampai mencapai
kematangan seksual, di mana pertumbuhan berat badan biasanya melambat.
3. Ayam dara dewasa akan berkembang secara seksual: Ini benar. Setelah mencapai kematangan
seksual, ayam dara akan memasuki fase reproduksi. Pada titik ini, mereka akan mulai
menghasilkan telur secara teratur dan menjadi lebih fokus pada reproduksi.
4. Keseragaman kawanan dapat mempengaruhi pematangan seksual: Ini juga benar.
Keseragaman kawanan mengacu pada sejauh mana ayam dalam populasi memiliki karakteristik
yang seragam, termasuk berat badan. Keseragaman ini dapat memengaruhi kematangan seksual
karena faktor-faktor seperti nutrisi dan lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan dan
kematangan seksual ayam. Populasi yang seragam dapat memiliki tingkat kematangan seksual
yang lebih konsisten.

Pemahaman tentang perubahan berat badan dan perkembangan seksual adalah penting dalam manajemen
ayam dan unggas untuk mencapai hasil produksi yang diinginkan dan menjaga kesejahteraan ayam.

SB FORMULA

=(WOA-9) /2 -(9)

15WOA = (15 - 9) / 2 - (9) = (-) 6.0

22WOA = (22 - 9) / 2 - (9) = (3) 2.5

23WOA = (23 - 9) / 2 - (9) = (-) 2.0

Penitrasi vs Panjang shank Jantan

“sperma harus disemprotkan kedalam vagina bukan di semprotkan kedalam cloaca’

1. Penetrasi vs. Panjang Shank Jantan: Dalam dunia unggas, jantan biasanya memiliki organ
reproduksi yang disebut "shank" atau "kaki." "Penetrasi" merujuk pada kemampuan jantan untuk
melakukan kopulasi atau menyuntikkan sperma ke dalam betina, dalam hal ini ayam betina.
"Panjang shank" mengacu pada panjang bagian kaki jantan. Panjang shank bisa menjadi faktor
penting dalam kemampuan jantan untuk mencapai penetrasi yang efektif saat melakukan
kopulasi.
2. Sperma harus disemprotkan ke dalam vagina bukan di semprotkan ke dalam cloaca: Ayam
memiliki dua lubang pada area panggul mereka: cloaca dan vagina. Cloaca adalah lubang umum
yang digunakan untuk pelepasan kotoran, telur, dan sperma. Vagina adalah bagian khusus dari
saluran reproduksi betina.

SB Male Management

1- Male Density in Growing

2- Shank Length

3- Mixing Time

4- Male / Female Sex Ratio

5- Male / Female BW Ratio

6- Light Intensity

7- Litter Quality

1. Male Density in Growing (Kepadatan Jantan saat Pertumbuhan): Ini merujuk pada jumlah
jantan ayam yang ditempatkan dalam satu ruang atau kandang selama periode pertumbuhan
mereka. Menjaga kepadatan yang sesuai penting untuk kesejahteraan ayam dan untuk mencegah
stres yang dapat terjadi jika terlalu banyak jantan ditempatkan dalam ruang yang terlalu kecil.
2. Shank Length (Panjang Shang atau Kaki): Panjang shang atau kaki adalah ukuran panjang
bagian kaki pada ayam jantan. Ini bisa menjadi faktor penting dalam kemampuan ayam jantan
untuk melakukan kopulasi atau hubungan seksual dengan betina. Jika kaki terlalu pendek atau
bermasalah, hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk membuahi telur.
3. Mixing Time (Waktu Pencampuran): Waktu pencampuran mengacu pada periode ketika ayam
jantan diperkenalkan atau dicampur dengan ayam jantan atau betina lain. Cara dan waktu
pencampuran dapat memengaruhi perilaku ayam, terutama dalam menghindari konflik dan
perilaku agresif antara jantan.
4. Male / Female Sex Ratio (Rasio Jantan / Betina): Ini mengacu pada perbandingan jumlah
jantan dan betina dalam populasi ayam. Memelihara rasio jantan/betina yang tepat penting untuk
memastikan bahwa proses reproduksi berjalan dengan baik dan untuk menghindari konflik antara
jantan.
5. Male / Female BW Ratio (Rasio Berat Badan Jantan / Betina): Rasio berat badan antara
jantan dan betina dapat menjadi faktor penting dalam manajemen reproduksi dan kesejahteraan
ayam. Pengaturan berat badan jantan dan betina dalam hubungan yang seimbang bisa penting
untuk menghindari masalah reproduksi dan kesehatan.
6. Light Intensity (Intensitas Cahaya): Intensitas cahaya merujuk pada tingkat pencahayaan yang
disediakan dalam kandang atau tempat ayam ditempatkan. Intensitas cahaya yang tepat dapat
memengaruhi perilaku ayam, terutama dalam merangsang aktivitas reproduksi dan perkawinan.
7. Litter Quality (Kualitas Litter): Kualitas litter mengacu pada kondisi bahan penutup lantai
dalam kandang atau kandang di mana ayam ditempatkan. Memastikan kualitas litter yang baik
sangat penting untuk menjaga kebersihan, kesehatan, dan kenyamanan ayam. Litter yang buruk
dapat menyebabkan masalah kesehatan dan sanitasi.

Semua faktor ini merupakan bagian dari manajemen ayam jantan yang efektif dalam konteks produksi
unggas. Dengan memahami dan mengelola faktor-faktor ini dengan baik, peternak dapat memaksimalkan
kesejahteraan ayam dan hasil produksi yang baik.

Aspek penting dalam peternakn yang di sampaikan salah satunya biosecurity

Biosecurity: Isolasi, Sanitasi, Vaksinasi

Biosecurity adalah serangkaian praktik dan tindakan yang dirancang untuk mencegah masuknya penyakit
atau organisme patogen ke dalam peternakan dan menjaga kesehatan hewan-hewan yang ada di
dalamnya. Tiga komponen utama dalam biosecurity adalah isolasi, sanitasi, dan vaksinasi. Berikut
penjelasan untuk masing-masing poin:

1. Isolasi: Isolasi adalah tindakan memisahkan hewan baru atau hewan yang baru datang ke
peternakan dari populasi yang ada untuk mencegah penyebaran penyakit. Ini dilakukan untuk
memastikan bahwa hewan baru atau hewan yang telah terpapar penyakit tidak berinteraksi
dengan hewan yang sehat. Isolasi dapat berupa isolasi fisik, di mana hewan ditempatkan dalam
kandang atau fasilitas terpisah, atau isolasi temporal, di mana hewan baru atau hewan yang telah
terpapar ditahan untuk jangka waktu tertentu sebelum diperkenalkan ke dalam populasi utama. Ini
membantu mencegah penularan penyakit dari hewan baru ke hewan yang ada.
2. Sanitasi: Sanitasi adalah praktik menjaga kebersihan dan kebersihan lingkungan peternakan,
termasuk fasilitas, peralatan, dan perlengkapan. Ini mencakup pembersihan dan desinfeksi secara
teratur, pengelolaan kotoran dan limbah, serta pemantauan kualitas air dan pakan. Sanitasi yang
baik membantu menghilangkan tempat-tempat potensial untuk penyakit dan organisme patogen
berkembang biak, sehingga dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit.
3. Vaksinasi: Vaksinasi adalah pemberian vaksin kepada hewan dengan tujuan menghasilkan
kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksin digunakan untuk melindungi hewan dari penyakit
yang dapat menjadi ancaman terhadap populasi peternakan. Vaksinasi adalah komponen penting
dari biosecurity karena dapat membantu mencegah penyakit sebelum mereka menyebar di antara
hewan. Dengan memberikan vaksin yang tepat pada waktu yang tepat, peternakan dapat
meningkatkan tingkat kekebalan hewan dan mengurangi risiko penyakit yang potensial.

Ketiga komponen ini, isolasi, sanitasi, dan vaksinasi, adalah langkah-langkah yang sangat penting dalam
menjaga kesehatan hewan di peternakan dan mencegah potensi ancaman penyakit. Menerapkan
biosecurity dengan baik adalah kunci untuk menjaga produktivitas dan kesejahteraan hewan-hewan di
peternakan serta untuk melindungi investasi peternak.

Dan terakhir yang di sampaikan adalah

HARGA LB + TELUR ON FARM PETERNAK RAKYAT MASTH

BERFLUKTUASI DIBAWAH HPP SEHINGGA PETERNAK

TERANCAM BANGKRUT.

• DOMESTIC (CUTTING) POLICY MENCERMINKAN BAHWA

GENETIC CAPACITY MENJADI TIDAK PENTING LAGI KARENA

SECARA BISNIS AYAM RAS MENIMBULKAN KERUGIAN.

• SOLUSI MODEL BISNIS EXISTING PERLU SEGERA DIKOREKSI DARI MODEL BISNIS
SEGMENTED MENJADI CLOSED LOOP END TO ENDI YAITO SEMUA PERUSAHAAN
IMPORTIR GPS

WAJIB KELOLA HILIRISAST.

1. Harga LB + Telur On Farm Peternak Rakyat Masth: Ini mungkin mengacu pada harga beli
(LB) ayam atau daging ayam, serta harga telur yang diperoleh oleh peternak rakyat di tingkat
peternakan mereka. Harga ini disebut "On Farm" karena itu merujuk pada harga yang diterima
oleh peternak sebelum distribusi lebih lanjut.
2. Fluktuasi di Bawah HPP (Harga Pokok Produksi): Pernyataan menyebutkan bahwa harga-
harga ini berfluktuasi dan seringkali turun di bawah HPP, yang merupakan biaya produksi untuk
peternakan tersebut. Ini berarti peternak seringkali menjual produk mereka dengan harga yang
lebih rendah daripada biaya produksi, yang dapat berpotensi mengakibatkan kerugian finansial.
3. Domestic (Cutting) Policy: Ini mungkin merujuk pada kebijakan domestik atau kebijakan dalam
negeri yang diterapkan oleh pemerintah. "Cutting" mungkin mengacu pada pemangkasan atau
pengurangan dukungan atau insentif bagi peternak ayam ras dalam negeri.
4. Genetic Capacity Tidak Penting Lagi: Pernyataan ini menyiratkan bahwa kemampuan genetik
ayam ras tidak lagi menjadi fokus utama karena bisnis ayam ras berdampak pada kerugian. Hal
ini mungkin berarti peternak lebih mempertimbangkan aspek bisnis dan keuntungan daripada
meningkatkan kualitas genetik ayam ras.
5. Solusi Model Bisnis Existing (Model Bisnis yang Ada): Pernyataan ini menyatakan bahwa
model bisnis yang ada perlu direvisi. Ini mungkin mengacu pada perlunya perubahan dalam cara
bisnis di dalam industri ayam ras diatur dan dioperasikan.
6. Model Bisnis Segmented Menjadi Closed Loop End to End: Pernyataan ini menyarankan
perubahan dari model bisnis yang tersegmentasi (terbagi-bagi) menjadi model bisnis yang lebih
terintegrasi atau berkelanjutan (closed loop end to end). Ini mungkin mencerminkan kebutuhan
untuk lebih mengontrol seluruh rantai pasokan, mulai dari impor hingga distribusi, untuk menjaga
harga dan keuntungan peternak.

Anda mungkin juga menyukai