Anda di halaman 1dari 12

LK 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Nama Mahasiswa : EVI NOVIANTI, S.Pd


Asal Institusi : SMP ISLAM AL AZHAR 32 PADANG
No UKG : 201502580941

Masalah Kategorisasi Masalah


Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
dalam Penyebab
Pembelajara Masalah metode/
n materi media lainnya
strategi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Masih ada Asesmen - - - asesmen KAJIAN LITERATUR: Jika alternative solusi Jika alternative Berdasarkan
peserta didik yang tertulis https://jurnal.usk.ac.id/JPS yang di tawarkan dapat solusi yang di kajian literatur
yang belum kurang dan sama I/article/view/27496/1726 di laksanakan maka: tawarkan tidak dan wwancara
mencapai berpihak untuk 7 dapat di Mitigasi yang
KKTP pada semua laksanakan dilakukan dari
dalam peserta peserta Katherina Estherika maka: hambatan
menyelesaik didik didik Anggraini dan Rini solusi adalah:
an asesmen Setianingsih: 1. Peserta didik yang 1. Peserta didik
yang di siswa kurang mampu punya kemampuan kemampuan
berikan menyelesaikan soal AKM rendah dan sedang rendah tidak 1. Mengguna
dalam dengan tepat. Soal-soal mampu mencapai mampu proses
proses AKM yang diberikan hasil sesuai KKTP. mencapai pembelajara
pembelajara terdiri dari soal dengan hasil sesuai n yang
n tiga level kognitif KKTP berdiferensia
numerasi matematika si.
yaitu pemahaman,
penerapan, dan penalaran.
Konteks yang digunakan 2. Peserta didik
adalah konteks geometri 2. Peserta didik yang yang punya 2. Menggunak
dan pengukuran, bilangan, punya kemampuan kemampuan an jenis
data dan ketidakpastian, verbal dan gaya verbal dan asessmen
serta aljabar. Jumlah soal belajar kenestetik dan gaya belajar yang
yang berikan ada sepuluh auiditori mampu kenestetik beragam
butir soal terdiri dari menyelesaikan dan auiditori 3. membuat
masing-masing dua butir asessmen sesuai tidak asessmen
soal untuk menjodohkan, KKTP. mampu yang
pilihan ganda, isian menyelesaik menggunaka
singkat, pilihan ganda an asessmen n stimulus
kompleks, dan uraian. sesuai yang
Berdasarkan hasil tes soal KKTP kongkrit dan
AKM dari 15 siswa sesuai
terdapat 11 siswa dengan 3. Peserta didik dengan usia
kemampuan numerasi tidak serta kondisi
rendah, tiga siswa dengan 3. Dengan stimulus mampu peserta didik
kemampuan numerasi yang konstektual dan menyelesaia 4. Mengguna
sedang, dan satu orang dekat dengan kan kan aplikasi
siswa dengan kemampuan kehidupan peserta asessmen asesmen
numerasi tinggi. Menurut didik, peserta didik yang berbasis
hasil penelitian siswa mampu Stimulus digital
lebih lebih siap untuk menyelesaikan tidak
menghadapi AKM asessmen yang konstektual
dibandingkan UN karena diberikan. dan tidak
konteks yang digunakan dekat
dalam soal AKM dengan ,
merupakan konteks kehidupan
dalam kehidupan sehari- peserta didik
hari sehingga siswa lebih
mengeksplor dan lebih 4. Peserta didik
mudah memahami soal. kurang
4. Peserta didik akan antusias
https:// memperoleh dalam
jurnal.ustjogja.ac.id/ kenyamanan karena mengerjakan
index.php/trihayu/article/ media asesmen asesmen
view/725 sesuai dengan
zamannya
Dinar Westri Andini:
Pendidikan yang
bermutu adalah
pendidikan yang bisa
memberikan dan
memfasilitasikebutuhan
dari setiap peserta
didiknya.Berpuluh-puluh
tahun yang lalu sampai
dengan sekarang ini,
pendidikan di Indonesia
masih belum banyak
perubahan, di mana
masih menerapkan
sistem pembelajaran
lama yang menganggap
semua anak adalah
sama, lebih berpusat
pada guru, tanpa
memberikan
kesempatan kepada
setiap peserta didik
untuk berpartisipasi
aktif dalam belajar
Kelas yang ditandai
dengan keanekaragaman
kultur dan bahasa,
menuntut beragam strategi
untuk mendiferensiasikan
pengajaran agar
kebutuhan siswa yang
beragam dan banyak
tersebut akan terpenuhi.
Dalam kelas yang
didiferensiasikan, guru
akan memulai mengajar
berdasarkan kebutuhan,
kesiapan (di mana posisi
siswa), minat dan
kemudian menggunakan
banyak model mengajar
dan penataan
instruksional untuk
memastikan bahwa
siswa meraih
prestasinya. (Arends,
2008:123)
Dalam penjelasan
Tomlinson (2001:1), pada
pembelajaran diferensiasi
berarti mencampurkan
semua perbedaan
untuk mendapatkan
suatu informasi, membuat
ide dan mengekspresikan
apa yang mereka
pelajari. Dengan kata
lain bahwa
pembelajaran
diferensiasi adalah
menciptakan suatu
kelas yang beragam
dengan
memberikan
kesempatan dalam
meraih konten,
memproses suatu ide
dan meningkatkan
hasil setiap murid,
sehingga murid-murid
akan bisa lebih belajar
dengan efektif.
In its simple form,
differentiated instruction
means that you are
consistently and
proactively creating
different pathway to help
all your student to be
succesfull”. Dari
pernyataan tersebut di
atas, dapat dijelaskan
bahwa dalam pembelajaran
diferensiasi seorang
guru harus konsisten dan
proaktif dalam mencari
jalan untuk membantu
murid-muridnya belajar
sehingga akan mencapai
kesuksesan dalam
mencapai atau meraih
proses pembelajaran di
kelas. Sebagai contoh,
apabila guru memberikan
tugas membaca kepada
murid-muridnya, guru
harus mengetahui tingkat
level kemampuan
membaca muridnya
sehingga memberikan tugas
membaca sesuai dengan
tingkat level membaca
murid tersebut dan juga
bisa mengaitkannya
dengan ketertarikan dari
murid tersebut. Sehingga
pembelajaran diferensiasi
tidak menambah beban
murid-murid dalam belajar
tetapi
342Trihayu: Jurnal
Pendidikan Ke-SD-an, Vol.
2, Nomor 3, Mei 2016, hlm.
340-349justru menciptakan
suasana belajar yang
menyenangkan dan
merangsang anak untuk
terus belajar sehingga
akan membantu anak
dalam mencapai
kesuksesan dalam
belajar. (Hollas 2005:3)

http://
www.jiip.stkipyapisdomp
u.ac.id/jiip/index.php/
JIIP/article/view/
1737/1661
Silvia Permatasari1,
Zulhafizh2, Elvrin
Septyanti3, Tria Putri
Mustika4, Oki Rasdana5,
Piki Setri Pernantah6,
Miftah Rizka7:
Dalam
pembelajaran menyimak
juga diperlukan inovasi
melalui asesmen digital
yaitu Kahoot. sebagai
bentuk pemanfaatan
teknologi sehingga
membangkitkan
semangat peserta didik
dalam
mengikuti asesmen.
Asesmen lebih menarik
dan
peserta didik dapat
menerima secara
langsung
umpan balik dari
jawaban mereka sehingga
dapat mengukur
kemampuan peserta
didik.

WAWANCARA
Deskripsi dari hasil
wawancara Wakil Kepala
Sekolah, teman sejawat
solusi untuk peserta didik
yang belum mencapai
KKTP dalam menyelesaikan
asesmen yang di berikan
dalam proses pembelajaran
adalah:

1. Guru harus membuat


asessmen yang
beragam sesuai
kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
2. Guru harus membuat
asessmen yang
menggunakan stimulus
yang kongkrit dan
sesuai dengan usia
serta kondisi peserta
didik.

Peserta stimulus - - - Soal KAJIAN LITERATUR Jika alternative solusi Jika alternative Berdasarka
didik yang yang yang di tawarkan dapat di solusi yang di n kajian
sulit disajikan terlalu https:// laksanakan maka: tawarkan tidak literatur dan
memaha masih panjang journal.unnes.ac.id/sju/ dapat di wwancara
mi soal bersifat dan tidak index.php/prisma/ laksanakan Mitigasi
HOTS abstrak dan beragam article/view/37616 maka: yang
kurang 1. Peserta didik 1. Peserta didik dilakukan
menarik. Dalam penyusunan soal mampu tidak dari
- memahami soal mampu hambatan
soal HOTS, umumnya HOTS memahami solusi
menggunakan stimulus. soal HOTS adalah:
Stimulus merupakan 2. Peserta didik 2. Peserta didik 1. Stimulus
dasar tertantang tidak yang di
untuk membuat menyelesaikan tertantang sajikan
pertanyaan. Dalam soal HOTS menyelesaik bersifat
konteks HOTS, stimulus an soal konstektual.
yang disajikan bersifat HOTS 2. Kreativitas
kontekstua 3. Peserta didik 3. Peserta tidak guru dalam
l dan terlatih untuk didik terlatih mendisain
menarik. Stimulus dapat menyelesaikan untuk soal HOTS
bersumber dari isu soal HOTS menyelesaik 3. Jawaban
- an soal yang di
isu global seperti HOTS sajikan
masalah teknologi dalam soal
informasi, sosial, mempunyai
ekonomi, kesehatan, dan jawaban
pendidikan. Stimulus benar lebih
juga dapat diangkat dari dari satu
persoalan 4. Menggunak
- an asessmen
persoalan yang ada di konstektual
lingkungan sekitar satuan yang
pendidikan seperti buda berbasis
ya, adat, kasus pada
- asessmen
kasus di daerah, atau autentik
berbagai 5. Bentuk-
keunggulan yang terdapat di bentuk soal
daerah tertentu. Kreativitas yang
seorang guru sangat beragam
mempengaruhi kualitas dalam
dan sebuah
variasi stimulus yang perangkat
digunakan dalam penulisan tes
soal HOTS.

https://jurnalfaktarbiyah.iai
nkediri.ac.id/index.php/ed
udeena/article/view/137

Ciri-ciri asesmen
kontekstual yang berbasis
pada asesmen autentik,
adalah sebagai
berikut:a.Peserta didik
mengonstruksi responnya
sendiri, bukan sekadar
memilih jawaban yang
tersedia;b.Tugas-tugas
merupakan tantangan yang
dihadapkan dalam dunia
nyata;c.Tugas-tugas yang
diberikan tidak hanya
memiliki satu jawaban
tertentu yang benar, tetapi
memungkinkan banyak
jawaban benar atau
semua jawaban benar

Bentuk-bentuk soal yang


beragam dalam sebuah
perangkat tes (soal-soal
HOTS) sebagaimana
yang digunakan dalam
PISA, bertujuan agar
dapat memberikan
informasi yang lebih rinci
dan menyeluruh tentang
kemampuan peserta tes.
Hal ini penting
diperhatikan oleh guru
agar penilaian yang
dilakukan dapat
menjamin prinsip
objektif.Artinya hasil
penilaian yang dilakukan
oleh guru dapat
menggambarkan
kemampuan peserta didik
sesuai dengan keadaan
yang
sesungguhnya.Penilaian
yang dilakukan secara
objektif, dapat menjamin
akuntabilitas penilaian

WAWANCARA

Deskripsi dari hasil


wawancara Wakil Kepala
Sekolah, teman sejawat
solusi untuk peserta didik
yang sulit memahami soal
HOTS adalah:
1. Stimulus yang
diberikan pada soal
sesuai dengan kondisi
peserta didik dan
kekinian.
2. Sering memberikan
soal HOTS dalam
asessmen formatif
3. Soal yang diberikan
beragam

Anda mungkin juga menyukai