Uk 2281130980 390000924 311023205525
Uk 2281130980 390000924 311023205525
NAMA :. SARINI
NIM : 2281130990
MK : ILMU TAUHID
DOSEN. : Mahathir Akbar, S.Pd.,M.Pd
1. Jelasksm makna dan isi kandungan tentang sebuah hadits qudsi dibawah ini, kemudian
Kembangkan relasinya dengan ilmu tauhid!
َ نَا ِعنْ َد
َ ظ ِِّن
عبْدِي بِي
2. Apa yang membedakan antara ajaran tauhid Nabi Muhammad SAW dengan Nabi-Nabi
Sebelumnya? Bagaimana bentuk ajarannya (masa sebelum Nabi SAW)?
3. Bagaimana Bapak/Ibu berpendapat dan menilai tentang konsep Tabarruk dan Tawassul?
(Jelaskan melalui pendekatan ayat al-Qur’an, hadits, ijma’ maupun qiyash (pendapat para
Ulama).
Soal :
1. Jelasksm makna dan isi kandungan tentang sebuah hadits qudsi dibawah ini, kemudian
Kembangkan relasinya dengan ilmu tauhid!
َ أَنَا ِعنْ َد
َ ظ ِِّن
عبْدِي بِي
Jawaban :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Nabi bersabda:
ٍ َو ِإ ْن ذَك ََرنِي فِي َم، َفإِ ْن َذك ََرنِي فِي نَ ْف ِس ِه َذ َكرْ تُهُ فِي نَفْسِي، َوأَنَا َم َعهُ ِإذَا ذَك ََرنِي،عبْدِي ِبي
أل َ َّللا تَ َعالَى أَنَا ِعنْ َد
َ ظ ِِّن ُ َيقُو ُل ه
َ َ
ُ َوإِ ْن أتَانِي يَ ْمشِي أتَيْتُه،ى ذ َِراعًا تَق هَربْتُ إِلَيْ ِه بَاعًا
ب إِلَ ه
َ َوإِ ْن تَق هَر،ى بِ ِشب ٍْر تَق هَربْتُ إِلَيْ ِه ذ َِراعًا
ب إِلَ ه ٍ ذَ َكرْ تُهُ فِي َم
َ َوإِ ْن تَق هَر،أل َخي ٍْر ِمنْ ُه ْم
ًهَرْ َولَة
Allah berfirman, “Aku sesuai persangkaan hamba-Ku pada-Ku (maksudnya, Aku bisa
melakukan untuknya apa yang menurutnya bisa Aku lakukan). Aku bersamanya apabila dia
mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku sendiri, Aku mengingatnya sendiri. Jika dia mengingat-Ku
dalam keramaian, Aku mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik dari mereka. Jika dia
mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepada-Nya sehasta. Jika dia mendekat kepada-
Ku sehasta, Aku akan mendekat kepada-Nya sedepa. Jika dia mendatangi-Ku berjalan, Aku akan
mendatanginya berlari.”
حيث يؤكد على أن هللا تعالى يقترب من عباده،عبْدِي ِبي" يشير إلى تعمق المفهوم التوحيدي َ "وأَنَا ِعنْ َد
َ ِِ ظ ِِّن َ الحديث القدسي
ً
مما يظهر مدى العالقة القريبة، يوضح الحديث القدسي هذه الفكرة بأن هللا يعامل الناس وفقا لما يتوقعونه منه.بالشكل الذي يظنون به
يعزز الحديث فهمنا للطريقة التي يمكن أن نتقرب بها من هللا ونتفاعل معه عبر تقوية إيماننا وثقتنا فيه، وهكذا.بين اإليمان والتوحيد
Artinya, “Aku bersama dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku.” Hadis ini menunjukkan
bahwa Allah akan mendekati atau memperlakukan hamba-Nya sesuai dengan prasangka baik yang
mereka miliki terhadap-Nya. Dengan kata lain, kepercayaan seseorang terhadap Allah akan
mempengaruhi hubungan mereka dengan-Nya.
Sebagai hamba allah, ada beberapa tindakan yang dapat kita lakukan untuk selalu mendekatkan diri
kepada-nya. Beberapa di antaranya adalah memperbanyak ibadah seperti shalat, membaca al-
qur’an, bersedekah kepada yang membutuhkan, berbuat baik kepada sesama, mengingat dan
bersyukur kepada allah, serta memperbaiki perilaku dan akhlak secara keseluruhan. Selain itu,
penting juga untuk senantiasa memohon ampunan-nya dan berdoa agar diberi petunjuk serta
kekuatan untuk tetap taat kepada-nya.
2. Apa yang membedakan antara ajaran tauhid Nabi Muhammad SAW dengan Nabi-Nabi
Sebelumnya? Bagaimana bentuk ajarannya (masa sebelum Nabi SAW)?
Jawaban :
Tafsir Surah Al Baqarah Ayat 163
الرحْمٰ ُن ه
ࣖ الرحِ يْ ُم ٓ َ ٌَوا ِٰل ُهكُ ْم ا ِٰلهٌ هواحِ ٌۚد
َلا ِٰلهَ ا هَِل ه َُو ه
Artinya: “Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada
tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS Al
Baqarah: 163)
1. Ibnu Katsir menafsirkan lebih lanjut, dalam surah Al Baqarah ayat 163 ini dijelaskan, Dia
adalah Allah Yang Maha Esa yang menjadi tempat bergantungnya segala sesuatu. Tidak ada
Tuhan yang wajib disembah dan bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. Disebutkan dalam Tafsir Jalalain, “(Dan Tuhanmu) yang patut menjadi sembahanmu, (adalah
Tuhan Yang Maha Esa) yang tiada bandingan-Nya, baik dalam zat maupun sifat, (tiada Tuhan
melainkan Dia) (Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
3. Menurut Tafsir Tahlili Kementerian Agama RI, surah Al Baqarah ayat 163 menjelaskan bahwa
Allah Tuhan yang Maha Esa, yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Dialah yang berhak
disembah dan tidak boleh mempersekutukan-Nya dengan menyembah berhala-berhala dan
lain sebagainya.
4. Buya Hamka menjelaskan dalam Tafsir al-Azhar, maksud dari, “Dan Tuhan kamu adalah
Tuhan Yang Maha Esa” adalah dalam menciptakan alam ini Dia tidak bersekutu dengan yang
lain. Tidak ada Tuhan melainkan Dia sendirinya.
5. Jalaluddin as-Suyuthi mengatakan dalam Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, hadits
tersebut adalah mu’dhal. Akan tetapi, katanya, aa riwayat lain yang menguatkannya yaitu
yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abusy Syekh di dalam kitab al-Azhamah dari
Atha’, dia berkata,
Tafsir Surat Al Ikhlas Ayat 1
َّللا اَ َح ٌۚ ٌد
ُ ُقلْ ه َُو ه
Wahai Nabi Muhammad, Katakanlah kepada kaum musyrik yang menanyakan sifat dan
nasab Allah dengan tujuan mengejek, “Dia lah Allah, Yang Maha Esa. Tidak ada sekutu bagi-
Nya. Dia tidak berbilang dalam nama, sifat, dan ketuhanan-Nya.
Perbedaan antara ajaran Tauhid Nabi Muhammad .SAW dengan Nabi nabi sebelumnya
adalah:
1. Sebelum masa Nabi Muhammad, konsep Tauhid atau keesaan Allah juga diajarkan oleh
para nabi sebelumnya, termasuk Nabi Ibrahim , Nabi Musa dan Nabi Isa dalam ajaran
agama-agama samawi sebelumnya. Konsep ini menekankan keyakinan akan keesaan
Tuhan dan penolakan terhadap penyembahan terhadap selain Dia. Dalam agama-agama
sebelum Islam, seperti Yahudi dan Kristen, prinsip Tauhid juga merupakan bagian
integral dari ajaran agama mereka.
Selain ajaran Tauhid yang terdapat dalam agama-agama Samawi sebelumnya, pada
masa sebelum Nabi Muhammad, konsep-konsep sejenis keesaan Allah atau Tauhid juga
terdapat dalam beberapa agama lain di berbagai peradaban kuno, meskipun dengan
beragam interpretasi dan bentuk yang berbeda. Misalnya, dalam beberapa agama kuno
seperti Zoroastrianisme, Hinduisme, dan beberapa bentuk kepercayaan pagan lainnya,
terdapat elemen-elemen yang menyerupai konsep keesaan Tuhan atau adanya entitas
tunggal yang dianggap sebagai pencipta alam semesta. Meskipun ada perbedaan dalam
pemahaman dan prakteknya, elemen-elemen semacam ini menunjukkan adanya
keyakinan pada keesaan Tuhan yang ada di berbagai peradaban sebelum munculnya
Islam.
Contoh ajaran Tauhid sebelum Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam agama
Yahudi, di mana Taurat mengajarkan konsep keesaan Allah. Dalam ajaran Yahudi, Taurat
menegaskan bahwa hanya ada satu Allah yang harus disembah, dan tidak boleh ada
penyembahan terhadap berhala atau dewa-dewa lain. Selain itu, dalam ajaran Kristen,
konsep keesaan Allah juga terdapat dalam ajaran Alkitab, dengan penekanan pada
kepercayaan akan satu Allah yang merupakan pencipta alam semesta. Bagi umat
Kristen, keesaan Allah ditunjukkan melalui konsep Tritunggal, yang menegaskan
keesaan Allah dalam tiga pribadi ilahi, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dengan
demikian, kedua agama ini menunjukkan contoh konkret dari ajaran Tauhid yang ada
sebelum masa Nabi Muhammad.
A. Tabarruk
Di antara sekian banyak hal yang Allah jadikan sebab bagi seseorang untuk memperoleh
barakah dari-Nya adalah bertabarruk dengan para Nabi, para wali, dan dengan para ulama yang
mengamalkan ilmu-ilmunya (al-‘Ulama al-Amilin), serta dengan orang-orang saleh.
Adapun diantara dalil/hujjah yang menjadi landasan praktek Tabarruk tersebut adalah :
1. Firman Allah
سى َ وقَا َل لَ ُه ْم نَ ِبيُّ ُهم أَ ْن آ َيةً ُملْ ِك ِه أَن َيأْتِ َيكُ ُم التهابُوتُ فِي ِه سكين ُة م ِْن َر ِبِّ ُكم وبقية ِم هما ت ََركَ آ ُل ُمو
. ََارونَ تحملة المالئكة إن في ذلك آليَةً لَكُ ْم إِن كُنتُ ْم ُمؤْ ِمنِين ُ َوآ ُل ه
93 :يرا (يوسف
ً ص ِ ْعلَى َو ْج ِه أَ ِبي َيأ
ِ ت َب َ ِيصي هَذَا فَأَلْقُو ُه
ِ ا ْذهَبُوا ِبقَم
Pergilah kalian dengan membawa gamisku ini, lalu letakkanlah ke wajah ayahku, maka ia akan
dapat melihat kembali”. (QS. Yusuf: 93)
2. Para sahabat juga bertabarruk dengan jubah Rasulullah, sebagaimana diriwayatkan oleh al-
Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya. Sebagai berikut:
ه ِذ ِه ُجبِّةُ َرس ُْو ِل: ْ َوقَالَت،َانِ اج َوفَرْ َجاهَا َم ْكفُ ْوف ٍ سةً َكس َْر َوانِيِّةً لَ َها لَ ِبنَةُ ِديْ َب َ ً أ ْخ َر َجتْ إليْنَا ُجبِّة:َ قَال،ت أ ِبي َب ْكر
َ ط َيا ِل ِ ْع ْن َم ْولَى أ ْس َما َء ِبن
َ
ضى ْ ُ ْ
َ ْسل َم يَلبِسُ َها فَنَ ْح ُن نَغ ِسل َها لِل َمرِّ َ علي ِه َو
َ ُصلى هللا ِّ َ ي ِّ َوكَانَ النِّب،ضتُ َها ْ َضتْ قَب ُ َ َ
َ ِ فَل هما قب،شة ِّ
َ سل َم كَانَتْ ِعنْ َد
َ ِعائ َ ُصلِّى هللا
َ عليْ ِه َو َ ِهللا
(رواه َ ْض ِمنها ِ نَغْ ِسلُ َها لل َم ِري:رواية َ َوفي،نَ ْستَ ْش ِف ْي بِ َها
).ُمسْلم
“Dari hamba sahaya Asma’ binti Abi Bakar ash-Shiddiq, bahwa ia berkata: “Asma’ binti Abi Bakar
mengeluarkan jubah –dengan motif– thayalisi dan kasrawani (semacam jubah kaisar) berkerah
sutera yang kedua lobangnya tertutup. Asma’ berkata: “Ini adalah jubah Rasulullah. Semula ia
berada di tangan ‘Aisyah. Ketika ‘Aisyah wafat maka aku mengambilnya. Dahulu jubah ini dipakai
Rasulullah, oleh karenanya kita mencucinya agar diambil berkahnya sebagai obat bagi orang-orang
yang sakit”. Dalam riwayat lain: “Kita mencuci (mencelupkan)-nya di air dan air tersebut menjadi
obat bagi orang yang sakit di antara kita”.
3. Para Tabi’in melakukan tabarruk dengan kemuliaan mata sahabat Rasulullah yang pernah
melihat Rasulullah, dan bertabarruk dengan tangan yang telah menyentuh Rasulullah di
masa hidupnya. Perlakuan kaum Tabi’in ini sedikitpun tidak diingkari oleh para sahabat Nabi,
sebaliknya mereka menyetujui perlakuan tersebut. Dalam sebuah hadits diriwayatkan
sebagai berikut:
صلِّى ِ َبأ ِبي هَات:ُعلَيْ ِه فَآ ُخذُ ب َي َديْ ِه فَأُقَ ِبِّلُ ُه َما َوأقُ ْول
َ َِان ال َيداَ ِن اللهتا َ ِن َمسِّتَا َرس ُْو َل هللا ُ ُك ْنتُ إ َذا أَتَيْتُ أنَسًا يُ ْخ:َت َقال
َ بر ِب َمكَانِي فَأ ْد ُخ ُل ٍ ع ْن ثَا ِب
َ
َ
(ر َواهُ أبُو يَعْلى َو ِر َجالهُ ر َجا ُل ِّ
َ سل َم َ عليْه َو ِّ
َ ُصلى هللا َ َِان َرأتَا َرس ُْو َل هللا ِّ
ِ َان اللت ِ َان العَيْن ُ َ ُ ِّ
َ َوأقبِّ ُل،سل َم
ِ بِأبِي هَات:ُعيْنَيْ ِه َوأق ْول َ علَيْ ِه َو
َ ُهللا
)ٌي َوه َُو ثِقَةِّ بن أبِي بَ ْكر ال َمقْدم ِ ِعبْ ِد هللاَ غي ُْر َ ْحِ الصِّحِ ي
“Dari Tsabit al-Bunani -Salah seorang dari Tabi’in ternama, murid Anas ibn Malik- berkata: “Apabila
aku mendatangi Anas ibn Malik, ia (Anas) –selalu– diberitahu tentang kedatanganku, maka aku
menemuinya dan meraih kedua tangannya untuk aku cium. Aku berkata: “Sungguh, kedua tangan
inilah yang telah menyentuh jasad Rasulullah”, kemudian juga aku cium kedua matanya, aku
berkata: “Sungguh, kedua mata inilah yang telah melihat Rasulullah”. (Hadits ini diriwayatkan oleh
Abu Ya’la dan para perawinya adalah para perawi Shahih selain ‘Abdullah ibn Abu Bakar al-Maqdimi
dan dia adalah perawi yang terpercaya (Tsiqah).
4. Al-Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak, dan al-Hafizh al-Baihaqi dalam kitab Dala-il an-
Nubuwwah, dan lainnya meriwayatkan dengan sanad-nya dari sahabat Khalid ibn al-Walid,
bahwa di perang Yarmuk beliau kehilangan pecinya. Khalid berkata -kepada prajuritnya-:
“Carilah peci saya!”. Mereka mencari-cari namun mereka tidak menemukannya. Setelah
dicari-cari kembali akhirnya mereka menemukannya dan ternyata peci tersebut adalah peci
yang sudah sangat lusuh. Khalid berkata:
“Ketika Rasulullah melakukan umrah (Ji’ranah) dan memotong rambutnya, banyak orang memburu
bagian pinggir rambutnya. Namun aku berhasil mendahului mereka meraih rambut dari ubun-
ubunnya dan aku letakan di peci ini, hingga tidak ada satu peperanganpun yang aku ikuti dan rambut
itu bersama-ku kecuali aku diberi kemenangan”.
Agar mendapat keberkahan bisa dilakukan dengan cara tabarruk sesuai dengan Ajaran yang telah
ditentukan dalam hadis. Dengan catatan bahwa tabarruk Bukanlah menyembah objek yang dimintai
berkah. Akan tetapi, tabarruk Dengan sesuatu bukan karena yang ditabarruki dapat mendatangkan
maslahat atau yang lainnya, melainkan karena Allah telah menurunkan Berkah pada sesuatu itu
sehingga berharap akan terkena percikan berkah Allah yang diturunkan tersebut. Dengan pandangan
Ahlussunnah cara bertabarruk dapat dilakukan terhadap orang-orang shalih, benda dan Tempat
yang dimuliakan Allah SWT. Penelitian ini berbeda dengan Penelitian-penelitian pada umumnya.
Yang hanya membahas kegiatan tabarruk secara umum dan tidak melalui perspektif Ahlussunnah.
hal ini Tentu saja sangat berguna untuk memberikan tambahan wawasan bagi Masyarakat awam
pada umumnya. Sehingga mereka tidak salah langkah dalam memaknai hakikat dari tabarruk.
Penelitian ini hanya terbatas pada Perilaku tabarruk secar umum terhadap orang shalih, benda dan
tempat Yang dimuliakan. Penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukan Penelitian lebih lanjut
secara lebih mendalam dari perilaku-perilaku apa saja yang bisa digunakan dalam hal tabarruk.
A. Pengertian Tawassul
Tawasul adalah salah satu cara doa dan salah satu pintu tawajuh kepada Allah SWT. Tujuan hakiki
tawasul adalah Allah SWT. Sementara sesuatu yang dijadikan tawasul adalah hanya bermakna
jembatan dan wasilah untuk taqarrub kepada-Nya. Siapa saja yang meyakini di luar pengertian ini
tentu jatuh dalam kemusyrikan
Berikut dalil tentang tawasul yang perlu diketahui:
1. Surat Al Maidah ayat 35.
َسبِي ِلهِۦ لَعَلهكُ ْم تُفْ ِلحُون ۟ ٱَّلل َوٱبْتَغ ُٓو ۟ا إِلَيْ ِه ٱلْ َوسِيلَةَ َو ٰ َج ِهد
َ ُوا فِى َ وا ه ۟ ٰيَٓأَيُّ َها ٱلهذِينَ َءا َمن
۟ ُُوا ٱتهق
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan
yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan.
Dari ayat tersebut, ulama memutuskan bahwa tawasul adalah sesuatu yang disyariatkan oleh
Islam. Ayat ini dengan jelas meminta kita untuk membuat anak tangga yang menghubungkan
seseorang dan Allah. Ulama dari pelbagai madzhab sepakat bahwa tawasul yang dimaksud adalah
amal saleh sebagai jalan yang menyertai seseorang dalam doanya. Amal saleh dapat mendekatkan
seseorang kepada-Nya. Amal saleh ini yang dijadikan tawasul agar hajat-hajat orang tersebut dalam
doanya terkabu
َ اَل ْس َم ۤا ُء ْال ُح ْس ٰنى فَا ْدع ُْو ُه ِب َه ۖا َو َذ ُروا ا هل ِذيْنَ ي ُْلحِ د ُْونَ ِف ْٓي اَ ْس َم ۤا ِٕى ٖۗه
ۖ َس ُي ْجزَ ْونَ َما كَان ُْوا َي ْع َملُ ْون َ ْ َّلل
ِ َو ِ ه
Terjemahan
Dan Allah memiliki Asma’ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebutnya Asma’ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan
nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan
• Orang yang tawasul adalah takkan menyertakan wasilahnya dalam doa kecuali karena rasa
cintanya kepada wasilah tersebut dan karena keyakinannya bahwa Allah juga mencintainya.
Kalau yang muncul berlainan dengan pengertian ini, niscaya ia adalah orang yang paling jauh
dan paling benci dengan wasilahnya.
• Ketika meyakini bahwa orang yang dijadikan wasilah kepada Allah SWT dapat mendatangkan
mashalat dan mafsadat dengan sendirinya setara atau lebih rendah sedikit dari Allah SWT,
maka orang yang tawasul adalah jatuh dalam kemusyrikan.
• Praktik tawasul adalah bukan sesuatu yang mengikat dan bersifat memaksa. Ijabah doa tidak
bergantung pada tawasul, tetapi pada prinsipnya mutlak sekadar permohonan kepada Allah
sebagai firman-Nya, ‘Jika hamba-Ku bertanya tentang-Ku kepadamu (hai Muhammad),
sungguh Aku sangat dekat,’ atau ayat lainnya, ‘Katakanlah hai Muhammad, ‘Serulah Allah
atau serulah Yang Maha Penyayang’. Panggilan mana saja yang kalian gunakan itu, sungguh
Allah memiliki nama-nama yang bagus.
kedua konsep tersebut dapat memiliki arti yang berbeda bagi setiap individu, tergantung
pada keyakinan . Namun, dalam penting untuk memahami bahwa keberkahan sejati berasal
dari kebaikan dan ketulusan hati, serta usaha yang sungguh-sungguh dalam berbuat baik
dan menghormati nilai-nilai agama. Dalam hal ini, mengutamakan keikhlasan dan kebajikan
dalam tindakan sehari-hari mungkin lebih penting daripada mengandalkan objek atau
perantara tertentu.
Sekian terima kasih