Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN 8:

KEWIRAUSAHAAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
8.1 Mengetahui Pengertian Kewirausahaan
8.2 Memahami Karakteristik Kewirausahaan
8.3 Memahami Keuntungan & Kerugian Kewirausahaan

B. URAIAN MATERI
8.1 Mengetahui Pengertian Kewirausahaan
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di
dunia, yaitu setelah China, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia
yang besar tersebut, tidak diimbangi dengan jumlah wirausahawan. Sebuah surat kabar
nasional edisi 8 Juni 2012 menyampaikan berita bahwa jumlah wirausahawan kita baru
mencapai 1,56% dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah ini relatif kecil jika kita
membandingkan dengan jumlah wirausahawan Singapura yang mencapai 7%. Jepang
10%, dan Amerika mencapai 12% dari jumlah penduduk mereka. Maka dapat dipastikan
bahwa dalam upaya memperkuat perekonomian nasional sangat diperlukan
bermunculannya para wirausahawan muda berkualitas. Berdasarkan teori, suatu negara
harus memiliki jumlah wirausahawan lebih dari 2% agar dapat memperkuat ekonomi
negara tersebut.
Dalam bahasa sederhananya wirausaha adalah orang yang menjalankan bidang
usaha itu sendiri. Para ahli mempunyai tiga tanggapan tentang pengertian wirausaha
“entrepreneur” yaitu Wirausaha atau enterpreneur adalah orang yang memiliki
kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis dan mengumpulkan sumber daya
yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya serta mengambil tindakan
yang tepat, guna memastikan kesuksesan (Geoffrey G. Meredit et ak, 1995).
Enterpreneur atau wirausaha adalah seseorang yang mengambil risiko yang diperlukan
untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis menerima imbalan jasa berupa
profit nonfinancial (Skinner, 1992). Wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang
memiliki kemampuan untuk melakukan koordinasi, organisasi dan pengawasan.

69
Wirausaha memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan dan membuat
keputusan keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola sejumlah modal dan
menghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan (Say, 1996).
Peter F. Drucker mendefinisikan wirausahawan adalah orang yang mencari
perubahan, menanggapi, dan memanfaatkannya sebagai peluang. Sementara itu,
William D. Bygrave pengertian wirausahawan adalah yang mencari peluang dan
menciptakan organisasi untuk mengerjarnya. Berdasarkan pengertian yang
diungkapkan oleh kedua tokoh tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa wira-
usahawan merupakan orang yang dinamis, senantiasa mencari peluang dan
memanfaatkannya untuk menghasilkan sesuatu yang mempunyai nilai tambah.
William D. Bygrave menegaskan untuk memanfaatkan peluang tersebut harus
menciptakan organisasi. Maknanya adalah seseorang akan menemukan kesulitan dalam
upaya mencapai kesuksesan berwirausaha jika hanya mengandalkan kemampuan diri
sendiri, tanpa melibatkan potensi yang terdapat pada diri orang lain. Keberadaan rim
menjadi sangat penting peranannya. Tidak mungkin seseorang akan mahir mengerjakan
segala urusan sendirian. Pada sisi lain pasti orang lain akan lebih ahli mengerjakan jenis
pekerjaan tertentu.
Motivasi yang dirniliki oleh sebagian besar penduduk Indonesia untuk
berwirausaha relatif rendah. Memiliki profesi menjadi seorang wirausahawan umumnya
merupakan "pilihan sisa", yang bersifat "sementara". Dikatakan pilihan sisa karena
sebelum seseorang mengambil keputusan berwirausaha, mereka telah menemukan
berbagai kesulitan pada semua pilihan lainnya. Dikatakan sementara karena mereka
akan meninggalkan aktivitas usahanya pada saat mendapatkan pekerjaan lain yang
dianggapnya layak. Kesulitan yang dihadapi sebelum mengambil keputusan untuk
berwirausaha, antara lain:
2. Kegagalan Dalam Mendapatkan Pekerjaan
Sebenarnya mereka ingin bekerja di perusahaan atau tempat lainnya tetapi
menemukan kegagalan setiap kali mengikuti seleksi penerima karyawan baru.
Tidak jarang mereka yang tidak mendapat panggilan setelah menyampaikan
sekian banyak aplikasi lamaran pekerjaan. Hal tersebut telah menimbulkan frustasi,
sehingga untuk memulihkan kembali kejernihan berpikirnya, mereka mengambil
langkah untuk berwisausaha terlebih dahulu sampai mendapatkan pekerjaan yang
layak. Kebijakan terlebih dahulu sampai mendapatkan pekerjaan yang layak.

70
Kebijakan ini juga ditempuh untuk menghindari perkataan orang lain sebagai seorang
pengangguran.
3. Kesulitan Untuk Melanjutkan Pendidikan
Sebenarnya mereka ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Niat
tersebut rata-rata terkendala karena faktor biaya. Akhirnya mereka memutuskan untuk
bekerja atau berwirausaha terlebih dahulu agar memiliki dana yang cukup untuk
melanjutkan pendidikannya.
4. Kontrak Kerja Tidak Diperpanjang
Masih banyak perusahaan yang menerapkan sistem kerja secara kontrak kepada
karyawannya. Pada kondisi di mana masa kontrak kerja di perusahaan sebelumnya
telah berakhir dan oleh pihak perusahaan tidak diperpanjang lagi. Pada sisi lainnya,
mendapatkan pekerjaan baru relatif sulit, maka sebagian dari mereka akhirnya
memutuskan untuk berwirausaha.
5. Wirausaha Dijadikan Sebagai Batu Loncatan
Berwirausaha tidak dijalankan dengan sepenuh hati. Mereka tidak tertarik
membesarkan usaha tersebut dengan mengerahkan segenap kemampuan yang
dinulikinya. Pada akhirnya mereka memilih untuk meninggalkan usaha tersebut saat
mendapatkan pekerjaan baru karena wirausaha hanya dijadikan sebagai batu loncatan
yang siap ditinggalkannya kapan pun setelah mereka mendapatkan pekerjaan yang
dinilainya layak.
6. Tekanan dari Pihak Lain
Banyak orang yang pada akhirnya berwirausaha atas dasar desakan dari pihak lain,
termasuk orang tua. Misalnya orang tua dan leluhurnya sudah mengelola usaha
tertentu secara turun temurun. Mereka menghendaki anaknya akan meneruskan usaha
itu. Jika usaha tersebut tidak sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan maka
motivasi berwirausaha akan menjadi kurang. Pada akhirnya kreativitas dalam
berwirausaha tidak muncul, pada akhirnya usaha tersebut bagai kerakak tumbuh di
batu hidup enggan mati tak mau.
8.2 Memahami Karakteristik Kewirausahaan
Wirausahawan harus jeli memanfaatkan potensi yang ada pada orang lain, Mark
Victor Hansen dan Robert G. Allen mengungkapkan tidak menutup kemungkinan lima
potensi yang ada pada orang lain dimanfaatkan oleh kita. Potensi yang ada pada
orang lain, yaitu:

71
1. Other People Idea
Bagi sebagian orang untuk menciptakan ide usaha yang baik dirasakan sangat sulit.
Bagi sebagian orang lainnya ide usaha yang cemerlang sering muncul baik disadari
maupun tanpa disadarinya. Tidak sedikit orang yang mampu memunculkan ide
usaha tersebut yang memang dapat mengaplikasikan ke dalam realita. Sementara itu
ada juga orang yang piawai dalam menciptakan ide usaha yang bagus tetapi tidak
mampu mengaplikasikan ide usaha tersebut karena berbagai kendala. Maka orang
yang sulit memunculkan ide usaha dapat memanfaatkan potensi dari orang yang
mudah memunculkan ide usaha yang bagus tetapi tidak dapat merealisasikan ide
tersebut. Dengan demikian akan terbuka peluang bagi orang yang berminat
memanfaatkan ide usaha tersebut.
2. Other People Experience
Banyak orang yang berminat untuk berwirausaha pada suatu bidang tertentu. Sangat
disayangkan kadang tidak memiliki pengalaman usaha pada bidang tersebut. Orang
yang demikian dapat menempuh beberap alternatif sebagai berikut:
a. Bekerja atau magang terlebih dahulu pada bidang yang sest dengan minat usaha.
Misalnya seseorang yang berminat membuka usaha pangkas rambut dapat
mencari pengalaman dengan beker dahulu di tempat usaha pangkas rambut
milik orang lain.
b. Mengajak orang lain yang sudah berpengalaman. Orang yang diajak bukan
hanya berpengalaman, tapi terbukti sukses pada bidang usaha tersebut.
c. Menggali ilmu pengetahuan sebanyak mungkin dari orang ya sudah
berpengalaman dan sukses. Banyak cara yang dapat ditempuh, misalnya
membaca bukunya, mengikuti seminarnya mewawancarai tokoh tersebut serta
orang dekatnya, menonton penayangan DVDnya, mempelajari auto biografinya,
dan lain-lain.
3. Other People Money
Seorang wirausahawan dapat rnemiliki satu atau beberapa ide usaha. Tidak
menutup kemungkinan dia rnemiliki keterbatasan dari sisi modal berupa uang.
Wirausahawan dapat mengajak bekerja sama pihak yang memiliki uang agar
peluang usaha tersebut dapat diwujudkan. Wirausahawan dapat mengajukan studi
kelayakan bisnis kepada calon investornya. Jika calon investor tersebut tertarik
maka akan membiayai usaha tersebut.

72
4. Other People Time
Orang Barat mempunyai slogan "time is money". Waktu merupakan aset yang harus
dikelola secara optimum. Time Management dijadikan sebagai salah satu mata
kuliah di berbagai perguruan tinggi baik perguruan tinggi negeri maupun swasta,
baik di dalam maupun di luar negeri karena pentingnya waktu bagi setiap orang.
Setinggi apa pun jabatan seseorang, setinggi apa pun tingkat pendidikan seseorang,
dan sebesar apa pun perusahaan yang dimiliki seseorang, jika dia tidak mampu
mengatur waktu secara profesional maka semua potensi yang tidak akan
memberikan hasil yang optimum.
Seorang pelaku bisnis tidak akan melakukan semua aktivitas bisnis oleh dirinya
sendiri. Sehari semalam hanya 24 jam, tidak mungkin keseluruhan waktu
tersebut dihabiskan di tempat usaha. Dia mendelegasikan sebagian dari tugas
tertentu kepada orang lain.
5. Other People Work
Banyak orang yang sukses dari pekerjaan yang sebenarnya milik orang lain.
Keahlian mereka untuk membantu dan memberikan nilai tambah atas pekerjaan
orang lain akan dihargai dengan nominal yang tinggi. Pada umumnya orang yang
memiliki tipe ini bersifat kreatif. Contohnya: event organizer, promotor olah raga
dan musik, distributor, pelaku bisnis periklanan, pelaku bisnis jaringan, perantara
bisnis jual-beli dan bangunan. Mereka membantu pemilik produk agar mudah cepat
terjual, mudah sampai ke tangan konsumen, meningkatkan tambah bagi konsumen,
dan lain-lain.
Para wirausahawan sukses di berbagai negara pada umumnya memiliki
karakteristik yang relatif mirip. William D. Bygrave dalam The Ten-D
Character of Entrepreneur, yaitu:
1. D1: Dreams (Mimpi)
Visi tentang masa depan seseorang serta kemampuan untuk mengimplementasikan
mimpi tersebut. Visi masa depan menjadi haluan dalam berbagai sikap dan
perilakunya.
2. D2: Dicisiveness (Ketegasan)
Tidak mengulur-ulur waktu dalam mengambil keputusan, kecepatan dianggap
sebagai kunci kesuksesan. Mengerjakan segala yang dapat dikerjakan saat ini dan
tidak mengulur waktu.

73
3. D3: Doers (Pelaku)
Menentukan tindakan dan melakukannya secara cepat dan tepat. Keputusan yang
diambil dan sudah dianggap tepat akan dilakukannya secara profesional.
4. D4: Determination (Ketetapan Hati)
Mengimplementasikan usaha dengan komitmen total, tidak menyerah saat
mengalami kesulitan.
5. D5: Dedication (Berbedikasi)
Memiliki dedikasi total terhadap usahanya. Bila dianggap perlu akan
mengesampingkan hubungan dengan keluarga dan temannya.
6. D6: Devotion (Kesetiaan)
Mencintai usaha mereka sehingga efektif dalam menjual produk bagi kemajuan
usahanya.
7. D7: Details (Rinci)
Bersifat kritis dan melakukan perincian terhadap berbagai hal yang menyangkut
usahanya.
8. D8: Destiny (Nasib)
Bertanggungjawab atas nasib dirinya dan tidak tergantung kepada orang lain.
9. D9: Dollars (Uang)
Menjadikan uang sebagai salah satu ukuran kesuksesan. Jika sukses akan
mendapatkan uang banyak.
10. D10: Distribute (Distribusi)
Mendistribusikan atau mendelegasikan sebagian dari tugas wewenang, dan
tanggung-jawab kepada orang lain.
Sementara itu Angelita S. Bajaro mengungkapkan wirausahawan sukses umumnya
memiliki karakter sebagai berikut:
1. Berani menanggung risiko yang dipertimbangkan,
2. Mencurahkan segenap perhatian dalam pencapaian tujuan
3. Gigih dan Bekerja Keras
4. Bersemangat
5. Mampu memanfaatkan umpan balik
6. Bertanggung jawab
7. Percaya diri
8. Berpengetahuan
9. Mampu meyakinkan orang lain
74
10. Memiliki kemampuan manajerial
11. Inovatif dan
12. Berorientasi pada tujuan
Ciri-Ciri Wirausaha memiliki keberanian mempunyai daya kreasi seorang
wirausaha haruslah memiliki keberanian dalam memiliki daya kreasi atau tidak takut
untuk bermimpi dan berencana.Berani mengambil risiko wirausaha orang yang lebih
menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan seorang
wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Tidak
konsumtif ini adalah penyakit untuk masa sekarang. seorang wirausaha haruslah tidak
konsumtif atau setidaknya, konsumsinya jauh lebih sedikit dari penghasilannya
berorientasi ke masa depan wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa
depan, kuncinya dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
dari yang ada sekarang. Memiliki semangat dan kemauan keras seorang dapat dikatakan
wirausaha selain berani mengambil risiko haruslah memiliki semangat dan kemauan
yang keras untuk sukses memiliki keberanian mempunyai daya kreasi seorang wirausaha
haruslah memiliki keberanian dalam memiliki daya kreasi atau tidak takut untuk
bermimpi dan berencana. Seorang dapat dikatakan wirausaha selain berani mengambil
risiko haruslah memiliki semangat dan kemauan yang keras untuk sukses.

8.3 Memahami Keuntungan dan Kerugian Kewirausahaan


Apapun yang menjadi pilihan profesi seseorang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya akan dihadapkan dengan dua sisi yang saling bertentangan yaitu berupa
keuntungan dan kerugian masing-masing. Bagi yang menjadi seorang karyawan akan
mendapatkan keuntungan dan kerugian. Demikian juga jika bagi memilih untuk
menjadi seorang wirausahawan akan menemukan keuntungan dan kerugian pula.
Keuntungan menjadi wirausahawan:
1. Keuntungan Usaha Menjadi Milik Sendiri
Sebagai seorang wirausahawan dapat memiliki posisi ganda, yaitu sebagai pemilik
perusahaan dan sebagai direktur perusahaan tersebut. Sehubungan dengan itu maka
pendapatan secara finansial akan memperoleh dua sumber juga, yaitu baik
keuntungan perusahaan maupun gaji sebagai direktur yang bertanggungjawab atas
aktivitas usaha dan kesinambungan perusahaan.

75
2. Memperoleh Status dan Kepuasan
Status sebagai seorang pemilik perusahaan tentunya akan memberikan
kebanggaan tersendiri yang tidak dirasakan jika dia bekerja kepada orang lain
sebagai karyawan. Rasa bangga yang tidak berlebihan akan memotivasi aktivitas
usaha agar lebih maju. Motivasi kuat akan memunculkan berbagai ide baru dan
strategi jitu. Ide usaha cemerlang yang dirangkai dengan strategi unggulan akan
melahirkan kesuksesan usaha dan terjaganya kesinambungan hidup perusahaan.
Kesuksesan pada akhirnya meningkatkan rasa puas kepada pengusaha tersebut.
Kepuasan akan menjadi pemicu pemilik dan direktur perusahaan untuk mencapai
kesuksesan lebih tinggi.
3. Tidak Diperintah Orang Lain
Sehubungan dengan posisinya sebagai pemilik sekaligus direktur perusahaan, maka
tidak ada orang lain yang akan memerintahn Sebaliknya justru dia dapat
mengendalikan semua karyawann Tidak jarang kita mendengar keluhan bahwa
karyawan yang merasa sakit hati karena disuruh oleh atasannya dengan cara yang
kurang berkenan di hatinya. Hal itu tidak akan dialami oleh seorang wirausahawan.
Walaupun demikian dia harus bijaksana saat memberikan perintah kepada
karyawannya supaya dihormati .mpinan kharismatik dan mengayomi.
4. Berhak Mengambil Keputusan
Kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan adalah suatu hal yang penting bagi
perusahaan. Kecepatan pengambilan keputusan akan lebih mudah diambil, jika tidak
banyak keterlibatan orang lain. Wirausahawan dapat meminta pendapat atau
pertimbangan dari konsultan sebelum mengambil keputusan penting. Itu semata-
mata dilakukan bukan karena keharusan tapi agar keputusan yang pkannya
merupakan keputusan yang paling baik. Semua masukan pihak lain merupakan
bahan pertimbangan yang pada wirausahawan sendiri yang berhak mengambil
keputusan.
5. Dapat Memilih Jenis Usaha Sendiri
Seorang wirausahawan mempunyai wewenang untuk memilih jenis usaha.
Pertimbangan untuk memilih jenis usaha muncul baik dari luar maupun dari dalam
diri wirausahawan tersebut. Pertimbangan dari luar terutama jenis usaha mana yang
dibutuhkan masyarakat, sehingga pada saat usaha tersebut digulirkan akan
booming. Pertimbangan dari diri wirausahawan sendiri tentunya dia dapat memilih
jenis usaha yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan. Jika jenis
76
usaha yang dijalankan sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan maka akan
berpengaruh terhadap rasa memiliki dan kecintaan wirausahawan terhadap usaha
tersebut. Jika wirausahawan mencintai usahanya maka akan timbul motivasi yang
kuat untuk kemajuan usahanya. Dia akan menciptakan berbagai strategi agar barang
dan jasa yang dihasilkan disukai oleh para pelanggan. Jika pelanggan loyal terhadap
produk dan perusahaan maka keuntungan pun akan diperoleh perusahaan
sehingga kesinambungan dari perusahaan akan lebih terjaga.
6. Mempunyai Kesempatan Berjiwa Sosial
Sebagai pemilik dan direktur perusahaan maka seorang wirausahawan mempunyai
banyak peluang untuk hidup bermasyarakat. Wirausahawan sebagai makhluk
sosial dapat turut memperhatikan lingkungan sekitarnya. Dia dapat membantu
masyarakat di sekitar perusahaan. Dia dapat merekrut dan mempekerjakan anggota
masyarakat dengan tetap memperhatikan spesifikasi jabatan yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Spesifikasi jabatan ini penting agar setiap karyawan baru
yang direkrut memiliki kemampuan untuk bekerja dengan baik sesuai dengan
tugasnya masing-masing. Sebaliknya jika pihak perusahaan mengabaikan spesifikasi
jabatan, maka tidak menutup kemungkinan perusahaan telah mempekerjakan orang
yang tidak tepat sehingga output yang dihasilkan menjadi tidak memenuhi standard.
Kerugian menjadi wirausahawan:
1. Jam Kerja Panjang dan Tidak pasti
Salah satu kerugian yang dapat dialami oleh wirausahawan adalah harus bekerja di
perusahaan sendiri dengan jam kerja panjang. Pada saat sebagian besar orang telah
tidur lelap di malam hari, seorang wirausahawan kadang masih harus bergelut
dengan aktivitasnya. Hal ini semata-mata dilakukan agar pada keesokan harinya
dapat berbisnis dengan mitranya atau melayani para pelanggan dengan baik. Di
samping jam kerja panjang, jam kerja wirausahawan juga cenderung tidak pasti.
Seorang wirausahawan tidak jarang mengisi jam makan siangnya untuk berbincang
masalah bisnis dengan mitranya. Wirausahawan kadang harus mengantarkan
pesanan ke tempat pelanggan pada malam hari walaupun toko atau show room sudah
tutup. Ini dilakukan agar dapat memberikan pelayanan yang kepada pelanggan. Pada
waktu tertentu seorang wirausahawan sangat sibuk dengan berbagai aktivitas
bisnis, tetapi pada waktu lainnya dia memiliki waktu luang dan tidak banyak yang
dapat dikerjakannya.

77
2. Pendapatan Tidak Stabil
Pada umumnya karyawan akan mendapatkan gaji secara rutin jumlah yang relatif
pasti. Jumlah uang yang akan diterima dan jadwal penerimaannya relatif sudah
diketahui sebelumnya. Berbeda dengan seorang wirausahawan karena akan
memperoleh pendapatan yang berbeda dari waktu ke waktu. Pada saat tertentu
wirausahawan akan memperoleh pendapatan yang besar, tetapi pada waktu lainnya
akan memperoleh pendapatan relatif kecil. Tidak menutup kemungkinan pula suatu
ketika akan menderita kerugian usaha
3. Menanggung Risiko
Keberhasilan dan kegagalan perusahaan sangat dipengaruhi oleh wirausahawan. Jika
wirausahawan sebagai pemilik yang juga sebagai direktur perusahaan mengambil
keputusan yang tidak tepat dapat berakibat kerugian bagi perusahaan tersebut. Pada
bentuk badan usaha tertentu seperti perseorangan, dan firma, tanggung-jawab
wirausahawan menjadi tidak terbatas. Hal ini sangat berisiko jika perusahaan
memiliki masalah dengan pihak ke-3. Wirausahawan harus memenuhi kewajiban
kepada pihak ke-3 yang jatuh tempo atau pun pada saat perusahaan dilikuidasi. Jika
harta yang ada di perusahaan belum dapat memenuhi semua kewajiban finansialnya
maka harta yang di luar perusahaan juga harus digunakan untuk menyelesaikan
semua kewajiban tersebut.
4. Belajar Tak Ada Akhir
Seorang wirausahawan dituntut untuk mampu meningkatkan pangsa pasar, profit
yang tinggi, dan mempertahankan kesinambungan usaha. Hal ini juga yang
mendorong para pengusaha muda untuk terus mencari strategi yang dapat diterapkan
di perusa-hannya. Strategi jitu tidak datang dengan sendirinya melainkan harus
digali melalui proses belajar. Maksud belajar di sini bukan berarti harus tatap muka
dengan sang pengusaha sukses maupun konsultan bisnis. Belajar dapat dilakukan
dengan menonton tayangan pengusaha sukses di televisi atau DVD. Belajar dapat
dilakukan dengan membaca auto biografi pengusaha sukses. Dapat juga mengikuti
seminar atau lokakarya yang dibawakan oleh pengusaha sukses. Cara lainnya
mewawancarai orang sukses, keluarganya, mitra bisnisnya, bank rekanannya, dan
Iain-lain. Prinsipnya selama hayat masih dikandung badan seorang pengusaha tidak
boleh berhenti belajar.

78
5. Sering Terlibat Masalah Keuangan
Seorang wirausahaan harus selalu memutar otak. Banyak masalah yang dihadapi
dalam operasi perusahaan. Masalah keuangan kerap kali muncul di perusahaan.
Wirausahawan harus mampu mengalokasi uang yang ada untuk berbagai
kepentingan. Besarnya uang dan jadwal pengeluaran harus diperhitungkan secara
cermat. Kapan saatnya untuk membeli bahan baku, kapan saatnya membayar biaya
promosi, distribusi dan angsuran ke bank. Gaji karyawan merupakan salah satu
pengeluaran yang harus dibayarkan tepat waktu. Pembayaran gaji yang mundur dari
jadwalnya akan berpengaruh negatif, yang pada akhirnya akan membahayakan
perusahaan. Setiap masalah keuangan harus diselesaikan secara baik. Adanya
keterlambatan pembayaran akan berimbas kepada jenis pengeluaran yang lainnya.
Jika tidak diselesaikan satu per satu maka masalahnya akan menumpuk. Pada
akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Perusahaan tidak menutup
kemungkinan akan kehilangan kepercayaan dari berbagai pihak, termasuk dari pihak
investor dan perbankan.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan kewirausahaan, jelaskan menurut pendapat
anda mengenai hal tersebut!
2. Bagaimana menurut pendapat anda terdapat karakteristik kewirausahaan yang baik!
3. Sebagai wirausahawan sudah tentu akan mengalami hal yang berbeda dengan
karyawan,jelaskan keuntungan dan kerugian ketika kita berprofesi wirausahaan!

D. DAFTAR PUSTAKA
Griffin, Ricky dan J. Ebert, Ronald. 2007. Bisnis Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Solihin, Ismail. 2014. Pengantar Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Suparyanto dan Bari, Abdul. 2014. Pengantar Bisnis: Konsep, Realita, dan Aplikasi pada
Usaha Kecil. Tangerang: Pustaka Mandiri.

79

Anda mungkin juga menyukai