Anda di halaman 1dari 7

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

KLB LEPTOSPIROSIS

No.
:
Dokumen
No.
:
SOP Revisi
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
Nama Kapus
PUSKESMAS
ttd
ABCD NIP.0000000000

1. Pengertian Suatu Penyakit menular sporadis akibat bakteri Leptospira


yang berada dalam urin tikus. Resiko tertular semakin tinggi
di wilayah pedesaan dimana sebagian besar masyarakat
merupakan petani atau peternak dengan adanya peningkatan
curah hujan atau temperatur.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam :

1. Menurunkan angka fatalitas kasus (CFR) Leptospirosis

2. Menurunkan jumlah kasus (angka kesakitan)


Leptospirosis

3. Meningkatnya pengetahuan dan perilaku masyarkaat


di daerah endemis dan terancam dalam pencegahan
Leptospirosis

4. Tersedianya data epidemiologi dan data klinis


leptospirosis untuk penentuan kebijakan dan strategi
pengendalian

3. Kebijakan Keputusan Kepala Pukesmas Nomor

4. Referensi Petunjuk Teknis Pengendalian Leptospirosis Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun
2014
1. Petugas melakukan penyelidikan epidemiologi
5. Prosedur /
terhadap semua kasus yang menunjukkan probabel
Langkah-
leptospirosis dan kasus leptospirosisnpositif minimal
langkah
dengan RDT.
2. Petugas menerima laporan adanya kasus suspek
leptospirosis atau, maka segera dilakukan pencatatan
di buku catatan harian penderita leptospirosis dan
buku laporan kasus rutin mingguan diteruskan untuk
laporan bulanan ke kabupaten.
3. Petugas menyiapkan peralatan dan logistik PE seperti
masker, sarung tangan, dan lain-lain.
4. Petugas Memberitahukan kepada kades/lurah dan
ketua RT/RW setempat bahwa wilayahnya ada
penderita Leptospirosis dan akan dilaksanakan PE.
5. Petugas puskesmas melakukan pencarian penderita
baru dengan pencarian aktif kasus di wilayah yang ada
kasus leptospirosis. Pencarian penderita baru dari
rumah ke rumah, apabila ditemukan suspek dengan
gejala klinis leptospirosis lakukan wawancara dengan
keluarga terdekat penderita yang mengetahui
perjalanan penyakit penderita, isi formulir penyelidikan
epidemiologi lapangan dengan lengkap
6. Petugas mengidenifikasi adanya kasus lain yang
menunjukkan suspek yang sama dengan kasus
leptospirosis positif yang dirawat. Catat nama, alamat
dan kapan mulai sakit serta keadaan pada saat
wawancara dilakukan.Apabila diantara kontak ada
yang menderita sakit demam, nyeri kepala, myalgia,
malaise dan conjuctival suffusion lakukan pengambilan
serum darah untuk dilakukan pemeriksaan RDT atau
PCR dan segera mendapatkan pengobatan doxyciklin
dan rujuk ke RS apabila menunjukkan probable
dengan pendarahan dan gagal ginjal.
7. Petugas melakukan Identifikasi orang-orang yang
mempunyai keterpaparan faktor risiko yang sama
dengan penderita terutama yang tinggal serumah,
teman bermain, tetangga terdekat dan lingkungan
sekitar. Catat nama-nama suspek tersebut dalam
formulir pelacakan kasus tambahan.
8. Petugas Memberikan penjelasan kepada semua
masyarakat di lingkungan kasus leptospirosis
memantau kondisi diri sendiri jika menunjukkan gejala
dengan demam atau sama dengan kasus suspek
leptospirosis segera ke puskesmas terdekat untuk
dilakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.
9. Petugas melakukan koordinasi dengan Tim
puskesmas agar melakukan pemantauan wilayah
setempat di daerah terjadinya kasus untuk mencari
kasus tambahan dan catat hasilnya dalam formulir
dan apabila ditemukan suspek leptospirosis segara
melaporkan ke dinas kesehatan kabupaten untuk
diambil spesimennya dan dilakukan pengobatan
10. Petugas mencatat nama dan nomor telepon kontak
person dari keluaraga penderita serta tim puskesmas
dan kabupaten.
11. Petugas melakukan Observasi lingkungan sekitar
tempat tinggal adakah faktor risiko seperti banjir,
daerah kumuh dengan banyak genangan air, daerah
pertanuian, perkebunan dan banyak populasi tikus,
sanitasi lingkungan jelek dll. Ambil foto yang dianggap
penting. Jika disekitar rumah tidak ditemukan adanya
faktor risiko, tanyakan lebih jauh tempat penderita
bermain/pergi dalam 2 minggu terakhir.
12. Petugas berkoordinasi dengan petugas Laboratorium
untuk Dilakukan pengambilan spesimen tikus, air dan
tanah untuk dilakukan pemeriksaan PCR dan MAT
13. Puskesmas melakukan pemantauan 2 kali masa
inkubasi kasus leptospirosis dari terjadinya puncak
kasus dan apabila ada yang menunjukkan gejala
suspek untuk segera dilakukan pengobatan.
6. Bagan Alir Penderita atau Tersangka Lepto

Penyelidikan Epidemiologi
Ada penderita Lepto lain dan dilihat dari
lingkungan, resiko kontak, riwayat serta
Keberadaan tikus

YA TIDAK
Penyuluhan, Penyuluhan
ambil spesimen pencegahan
kontak lain

7. Hal-hal yang 1. Keadaan lingkungan fisik dan keberadaan tikus maupun


perlu hewan mamalia di lingkungan penderita
diperhatikan
2. Riwayat klinis penderita

3. Riwayat pekerjaan dan kegiatan penderita sebelum


demam

4. Pencarian penderita lain dengan gejala yang mirip

5. Pelaksana pengendalian leptospirosis dilakukan dengan


memperkuat kerjasama lintas program dan listas sektor

6. Pengendalian leptospirosis mengikutsertakan peran


serta aktif semua komponen masyarakat terutama
didaerah endemis dan masyarakat lain termasuk
organisasi masyarakat dan swasta

7. Penatalaksanaan kasus dilaksanakan secara dini sejak


diagnosa klinis suspek ditegakkan dengan pemberian
pengobatan antibiotik sesuai petunjuk tekni

8. Melaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil

8. Unit Terkait Lintas sektor ,Petugas Survailasns, Lintas program


9. Dokumen 1. Buku pedoman penatalaksanaan kasus Leptospirosis
Terkait
2. Surat tugas

3. Formulir PE Leptospirosis

4. Buku register Leptospirosis

Tanggal mulai
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
historis

Perubahan

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB


LEPTOSPIROSIS

DAFTAR No. Dokumen :


TILIK No. Revisi :
PUSKESMAS Tanggal Terbit :
RAWALO
Halaman : 1/2
Unit : …………………….............................................
Nama Petugas : …………………….............................................
Tanggal Pelaksanaan : …………………….............................................

No Kegiatan Ya Tidak
1. Apakah Petugas melakukan penyelidikan
epidemiologi terhadap semua kasus yang
menunjukkan probabel leptospirosis dan kasus
leptospirosisnpositif minimal dengan RDT?
2. Apakah petugas menerima laporan adanya
kasus suspek leptospirosis atau, maka segera
dilakukan pencatatan di buku catatan harian
penderita leptospirosis dan buku laporan kasus
rutin mingguan diteruskan untuk laporan
bulanan ke kabupaten?

3. Apakah Petugas menyiapkan peralatan dan


logistik PE seperti masker, sarung tangan, dan
lain-lain?

4. Apakah petugas Memberitahukan kepada


kades/lurah dan ketua RT/RW setempat bahwa
wilayahnya ada penderita Leptospirosis dan
akan dilaksanakan PE?
5. Apakah petugas puskesmas melakukan
pencarian penderita baru dengan pencarian
aktif kasus di wilayah yang ada kasus
leptospirosis?
6. Apakah Petugas mengidenifikasi adanya kasus
lain yang menunjukkan suspek yang sama
dengan kasus leptospirosis positif yang dirawat?
7. Apakah Petugas melakukan Identifikasi orang-
orang yang mempunyai keterpaparan faktor
risiko yang sama dengan penderita?
8. Apakah Petugas Memberikan penjelasan
kepada semua masyarakat di lingkungan kasus
leptospirosis?
9. Apakah Petugas melakukan koordinasi dengan
Tim puskesmas agar melakukan pemantauan
wilayah setempat di daerah terjadinya kasus?

10. Apakah Petugas mencatat nama dan nomor


telepon kontak person dari keluaraga penderita?
11. Apakah Petugas melakukan Observasi
lingkungan sekitar tempat tinggal adakah faktor
risiko?
12. Apakah Petugas berkoordinasi dengan petugas
Laboratorium untuk Dilakukan pengambilan
spesimen?
13. Apakah Puskesmas melakukan pemantauan 2
kali masa inkubasi kasus leptospirosis dari
terjadinya puncak kasus?
JUMLAH

Compliance rate (CR) : …………………………………………%

Rawalo,
Pelaksana / Auditor

...................................................
NIP.

Anda mungkin juga menyukai