Anda di halaman 1dari 19

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 1

Infeksi Parasit pada


Otot
● Beberapa parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada otot manusia,
beragam dari golongan helminths (nematoda, cestoda, trematoda),
protozoa, dan artropoda.

● Pada modul muskuloskeletal, fokus yang akan dibahas hanyalah 2 spesies,


yaitu:
○ Sarcocystis spp. (penyebab sarcocystosis)
○ Trichinella spp. (penyebab trichinellosis)
● Beberapa infeksi parasit lainnya yang sering dijumpai di Indonesia adalah:
○ Toxocara spp. (penyebab toxocariasis)
○ Onchocerca volvulus (penyebab onchocerciasis)
○ Taenia solium (penyebab cysticercosis, pada yang sering
mengonsumsi daging babi)

Sarcocystosis
● Berasal dari Sarcocystis spp., filum Apicomplexa. Bersaudara dengan:
○ Plasmodium - penyebab malaria
○ Toxoplasma - penyebab toxoplasmosis
○ Cystoisospora - penyebab penyakit gastrointestinal
● Banyak dijumpai di seluruh dunia (kosmopolitan)

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 2


● Manusia berperan sebagai hospes
○ Hospes intermediate: manifestasi klinisnya berupa larva/sarcocyst
pada otot → disebabkan oleh S. nesbitt
○ Hospes definitif: manifestasi klinisnya pada gastrointestinal →
disebabkan oleh S. hominis & S. suihominis
● Manusia bisa berperan sebagai final host (hospes yang terakhir, setelah itu
parasit tidak berkembang lagi) jika manusia memakan daging sapi atau babi
yang kurang matang → di dalam dagingnya terdapat sarcocyst S. hominis &
S. suihominis yang sudah matur
● Selain ditemukan pada berbagai hewan yang dipelihara manusia, jaringan
yang mengandung sarcocyst ini dapat ditemukan pula pada hewan liar,
burung, dan reptil. Jika daging ini dimakan oleh manusia, bisa menular pada
manusia/hospes yang memakannya.
● Terdapat banyak sekali kasus muscular sarcocystosis pada manusia yang
terjadi karena memakan daging yang mengandung sarcocyst
● Terkenal sebagai salah satu neglected disease oleh WHO yang disebarkan
melalui meat-borne hewan ternak yg mengandung sarcocyst
● Hewan ternak merupakan salah satu sumber infeksi dengan prevalensi yang
cukup tinggi (62,7%) di negara-negara yang produksi hewan ternaknya
banyak
○ Juga memainkan peran penting dalam penyebaran spesies zoonosis
(S. hominis dan S. heydorni) ke manusia dan non-zoonosis ke hewan
ternak lainnya
● Secara global, sarcocyst pada hewan ternak yang paling prevalen adalah:
○ S. cruzi (76,4%)
○ S. hominis (30,2%)
○ Kasus-kasus sarcocystosis dilaporkan banyak terjadi di negara negara
di dunia, diantaranya di Eropa dan di Asia (China, Tibet, Laos, dan
Thailand).
○ serta beberapa kasus dilaporkan terjadi di negara Argentina, Australia,
dan Brazil.

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 3


● Siklus Hidup Sarcocystosis sp.

- Manusia bisa berperan sebagai host definitif dan host intermediet.


Host definitif
- Host definitif memiliki manifestasi klinis gastrointestinal.
- Stadium infektif dari host definitif adalah sarkosis atau kista
sarkositis→ terdapat pada daging yang diolah undercook/setengah
matang atau mentah yang tertelan oleh manusia
- Lalu larva atau kista sarkositis pada daging yang tertelan oleh manusia
→ masuk saluran gastrointestinal → dicerna → kemudian larva atau
kistanya akan berkembang menjadi gamet → oocyst → sporocyst.
Sporocyst nantinya akan keluar bersama feses manusia dan bisa
menjadi sumber penyakit bagi hewan di sekitarnya.
Host intermediet
- Tanda infektifnya adalah sporocyst
- Sporocyst ditemukan di lingkungan seperti di air, debu, tanah, dll yang
tidak sengaja tertelan oleh manusia bersama makanan atau air
- Sporocyst bisa diekskresikan dari hewan yang mengandung
sporocyst
- Sporocyst yang tertelan oleh manusia → masuk ke saluran
gastrointestinal → sporocyst akan pecah → kemudian mengalami
eksitasi → mengeluarkan sporozoit → sporozoit akan berubah
menjadi skizon → skizon akan berkembang masuk ke ekstraseluler →
kemudian masuk ke pembuluh darah → kemudian menginvasi sel sel
otot di tubuh manusia
- Umumnya sel otot yang diinvasi yaitu sel otot lurik (otot skeletal dan
otot jantung)

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 4


Intestinal Sarcocystosis
- Tergantung peran manusianya, apakah manusia sebagai host definitif
atau manusia sebagai host intermediet.
- Jika manusia sebagai host definitif maka manifestasi klinisnya ke arah
intestinal (sarcosis intestinal) → disebabkan dari mengonsumsi daging
yang kurang matang
- Menelan sarcocyst (muscle cysts) yang mengandung
bradyzoite infektif yang mempenetrasi epitel intestinal dan
berkembang sebagai sexual stages (micro dan
macrogametocye) di sel pada lamina propria intestine →
fertilisasi → oocyst
- Periode pre-patent (waktu antara menelan sarcocyst hingga
sporocyst-nya diekskresikan bersama feses): 8-39 hari
- makan daging sapi (14-18 hari)
- makan daging babi (11-13 hari)
- Periode infeksi patent bisa sampai berbulan-bulan hingga satu
setengah tahun (18 bulan)
- Umumnya, infeksinya asimtomatik atau gejala sangat ringan dan
kalaupun ada gejala, gejalanya itu mirip dengan maag.
- Gejala yang mungkin: nausea, muntah, nyeri abdominal, diare akut
atau kronis, demam ringan
- Keparahan/severity manifestasi klinisnya akan bergantung pada
berapa jumlah dan spesies dari sarcocyst apa yang tertelan

Muscular Sarcocystosis
● Manusia sebagai Hospes perantara/intermediet yang tidak sengaja atau
accidental
● Infeksi didapatkan dengan menelan makanan terkontaminasi atau air yang
mengandung Sarcocystis spp. Oocysts/Sporocysts yang diekskresi oleh
karnivora yang terinfeksi
● Periode Pre-Paten lebih pendek: 9-10 hari
○ Waktu Pre-Paten adalah waktu sejak Sporozoit masuk ke tubuh
manusia sampai parasit dapat dideteksi dalam sel darah merah
dengan pemeriksaan Mikroskopik. (Source: Kemhan.go.id)
● Biasanya terjadi reproduksi aseksual → mengeluarkan merozoit → merozoit
bermigrasi ke endotelium vaskular → diikuti perkembangan sarcocyst otot

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 5


skeletal, otot jantung, otot halus. Kalau pada otot laring, faring, dan upper
esophagus bisa menyebabkan bronkospasme.
● Pada stadium lanjut Sarcocystis → ruptur → melepaskan bradyzoite
(bradyzoite ini bisa mati atau bisa juga menimbulkan auto infeksi)
● Kalau terjadi inflamasi, sel-sel imun akan mencoba mengeliminasii
Cysts/Kista dari otot. Bradyzoite juga akan mati.
● Vasculitis dapat dilihat di otot dan jaringan subkutan.
○ Vaskulitis: merupakan kumpulan kelainan yang menghancurkan
pembuluh darah melalui Inflamasi.
● Anamnesis: Dapat dicurigai ketika ada riwayat perjalanan atau bertempat
tinggal di negara tropis, terutama di Asia Tenggara, dan dengan bermacam
kombinasi dari Demam, Myalgia (nyeri otot), Kelemahan atau Fatigue
Episodik, Arthralgia (nyeri sendi), dan Nodul-nodul Subkutan (nodul
subkutan bisa menjadi clue ke arah sarcocystosis muskular)
● Gejalanya dapat bertahan 2 hari hingga 2 minggu.
● Pada tahun 2012, terjadi peningkatan kasus pasien-pasien luar negeri yang
bepergian ke Malaysia akibat ada satu daerahnya yang terjadi wabah
Sarcocystis.

Diagnosis of Muscular Sarcocystosis


● Diagnosis pada periode awal menuju infeksi muscular tergolong sulit →
karena termasuk Penyakit Langka, biasanya Asymptomatic, dan jika ada
gejalanya nonspesifik.
○ Kalo gada gejala spesifik → khawatir Misdiagnosis
● Pada fase awal penyakit, abnormalitas hasil lab dapat ditemukan oleh
meningkatnya
○ Hepatic Enzymes
■ Aspartate Aminotransferase (AST)
■ Alanine Aminotransferase (ALT)
■ Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT)
■ Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
○ Inflammatory Markers
■ C Reactive Protein
■ Erythrocyte Sedimentation Rate / Laju Endap Darah (LED)
○ Markers of General Cell Damage
■ Lactic Dehydrogenase (LDH) → meningkat pada kerusakan
otot

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 6


● Pada fase lanjut dengan Onset dari Myositis, dapat ditemukan Nyeri Otot
(Muscle Tenderness) pada saat Pemeriksaan Fisik, kemungkinan ada
Peningkatan Level Serum Creatinine Phosphokinase (CK) dan
Eosinophils.
○ Pada fase awal belum ditemukan peningkatan CK dan Eosinophils
● Hasil tes negatif terhadap Toxoplasma dan Trichinella → Eliminasi Diagnosis
banding
● Konfirmasi Diagnosis dapat dilakukan dengan deteksi Sarcocystis pada
Spesimen Biopsi Otot / Muscle Biopsy Specimen.
○ Biopsi Otot jarang dilakukan karena bersifat Invasif.
○ Agak sulit Biopsi Otot karena distribusi parasit sangat luas dan sulit
ditemukan
● Biopsi Otot dapat dibantu dengan temuan Pemeriksaan Fisik untuk
menentukan tempat biopsi otot yang tepat, seperti
○ Palpasi untuk menemukan poin dari Nyeri Otot Maksimal,
○ Observasi Visual untuk identifikasi regio-regio yang bengkak,
○ atau Sentuhan untuk mengidentifikasi dari area-area yang
kehangatannya/panasnya meningkat.
● Pemeriksaan Light Microscopy (LM) dari bagian Histopatologi yang
terwarnai (stained):
○ Hematoxylin and Eosin (H&E) Staining
○ atau Reaksi positif Periodic Acid-Schiff dari Sarcocystis

Tahapan (Stadium) Sarcocystis pada jaringan Hospes perantara


(Intermediate hosts)

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 7


(E) Otot Rangka pada persilangan (cross section) dari Sarcocystis Dewasa dengan
Dinding Lurik (berstriata) yang tebal dikelilingi oleh infiltrasi Mononuclear Cell.

(F) Otot Rangka pada potongan membujur (longitudinal) dan persilangan dari
Sarcocystis. Tidak ada respons Inflamasi seperti sel-sel radang → Infeksi Kronis

Sarcocystis Myopathy pada pasien HIV-AIDS

Keluhan: Riwayat progresif kelemahan selama 2-3 tahun, sebagian besar


memengaruhi kaki secara Bilateral, tanpa Myalgia atau gejala lain dari Muscular
Sarcocystis Akut.

(a) Pewarnaan Biopsi Otot dengan Hematoxyline dan Eosin (H&E)


(b)Pewarnaan dengan Periodic Acid-Schiff (PAS)

Adanya perubahan myopathic dengan nekrosis jaringan dan timbul fibrosis. Ada
juga atrofi persarafan di otot (tidak terlalu jelas). Ada juga parasit (sporocyst) yang
bentuknya bulat.

Gambaran sporokista yang ditemukan pada feses hospes definitif. Ukurannya oval
dan mengandung 4 sporozoit matur.

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 8


● Standardized serological tes belum tersedia
● Spesifisitas tes serologi untuk sarcocystosis muscular vs intestinal sangat
bervariasi dan belum dapat dibuktikan, dan cross-reactivity dengan
apikompleks lain dapat menjadi suatu masalah.
● PCR telah diterapkan untuk tes darah diagnostik pada hewan dan mungkin
memiliki kemampuan mendeteksi jumlah parasit yang bersirkulasi rendah
pada tahap awal infeksi , selama merogony , pada titik sebelum masuknya
organisme ke dalam otot
● Kalau organisme sudah masuk ke dalam otot, susah-susah gampang untuk
melakukan tes, harus dengan tes serologi

Treatment Sarcocystosis Muscular


● Bisa diberikan obat antiparasit, seperti:
- albendazole
- cotrimoxazole
- corticosteroid (prednisone) dapat diberikan ketika gejala myalgia
meningkat untuk menurunkan respon inflamasi

Pencegahan
● Sarcocystosis Muscular: minum air yang bersih atau air yang sudah direbus,
makanan dicuci dengan air bersih dan dimasak dengan matang
● Disinfeksi kimia dengan chlorine tidak efektif membunuh sporocyst karena
dindingnya yang cukup tebal. Paling baik menggunakan UV
● Sarcocystosis intestinal: daging dimasak dengan matang atau dibekukan jika
belum dimasak untuk membunuh bradyzoit pada sarcocyst.

Trichinellosis
Overview
● Suatu penyakit parasit yang disebabkan oleh spesies parasit helminth dari
genus Trichinella
○ Bersifat zoonotik karena penyakit ini disebabkan karena konsumsi
daging hewan yang terinfeksi
● Ada 12 spesies yang sudah diidentifikasi dan terbagi menjadi dua clades:
○ Spesies berkapsul: T. spiralis (ditemukan banyak pada hewan
karnivora dan omnivora), T. nativa (beruang kutub), T. britovi

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 9


(karnivora di Eropa dan Asia Barat), T. nelsoni (predator dan pemakan
bangkai di Afrika), T. murrelli, dan T. patagoniensis, T6, T8, dan T9
○ Spesies tak berkapsul: T. pseudospiralis (ditemukan banyak pada
karnivora dan mamalia), T. papuae (babi di Papua New Guinea dan
Thailand), dan T. zimbabwensis (buaya di Afrika)

Gambar di atas merupakan suatu gambaran infektif larva dari T. spiralis

Epidemiologi
● Memiliki hospes yang luas, termasuk manusia, mamalia, dan burung
● Distribusi geografis dari infeksinya yaitu saat ini sekitar 11 juta manusia di
dunia yang telah terinfeksi, utamanya oleh T. spiralis
● Menurut WHO (hingga tahun 2009), sekitar >65.000 kasus terjadi di dunia,
dengan lebih dari 42 kasus fatal terjadi di wilayah Afrika, Asia Selatan, Eropa,
dan Amerika, utamanya di US, Meksiko, Chile, dan Argentina
● Pada 2014, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO),
bersama dengan WHO, mempublikasikan list top 10 food-borne parasites
yang dapat berdampak terhadap kesehatan jutaan orang setiap tahunnya,
yang dapat menginfeksi jaringan otot dan organ, dan menyebabkan masalah
kesehatan yang serius (di antaranya si Trichella ini)

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 10


Siklus Hidup (T. spiralis)
● Di awali dari terjadinya infeksi karena memakan daging yang kurang matang
(kebanyakan daging babi yang mengandung kista)
● Kista tersebut melepaskan larva L1 di lambung setelah kena paparan asam
lambung dan pepsin
● Larva ini kemudian bermigrasi menuju usus halus dan berkembang menjadi
larva/cacing dewasa
● Cacing dewasa jantan dan betina akan kawin dan menghasilkan newborn
larvae (NBL)
● NBL kemudian bermigrasi untuk menginvasi otot rangka dan berkembang
menjadi tahap infektif membentuk kompleks nurse cell dan larva L1

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 11


*catatan dari CDC
● Cacing dewasa dan kista larva berkembang di dalam satu individu
● Hewan yang terinfeksi dapat menjadi hospes definitif dan potensial menjadi
hospes intermediet
● Biasanya, Trichinella akan bertahan dan terus melakukan siklus hidupnya di
dalam hospes yang kedua
● Siklus domestik melibatkan babi dan hewan pengerat, bisa juga kuda
● Siklus sylvatic (transmisinya dari hewan liar ke hewan liar gitu) melibatkan
banyak hewan liar, tapi biasanya yaitu beruang, rusa, dan babi hutan

Manifestasi Klinis
● Keparahan tergantung berapa larva yang ditelan, umur pasien, jenis kelamin,
jaringan yang terinvasi, status nutrisi, hormon, dan status imun dari pasien.
● Gejalanya dapat bervariasi:
○ Asimptomatik (jika jumlah sedikit; low burden)
○ Menyebabkan gastroenteritis yang terkait dengan diare dan nyeri
perut (high burden; dapat berlangsung dalam waktu 24-48 jam dari
awal infeksi)
○ Kematian

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 12


● Manifestasi dapat dibagi berdasarkan fase dari T. spiralis:
○ Fase intestinal
■ Selain diare dan nyeri perut, dapat disertai malaise, muntah,
demam menggigil akibat invasi L1-T.spiralis dan cacing dewasa
yang ada di mukosa intestinal
■ Gejala dapat bertahan dari 1-3 minggu pada masa paten
tergantung seberapa banyak larva yang masuk ke dalam tubuh
dan faktor risiko lainnya
■ Minggu ke 2-6: fase intestinal akan terus berlanjut, namun
perlahan-lahan gejala yang berhubungan dengan
gastrointestinal berkurang lalu muncul fase migrasi
○ Fase Migrasi
■ Mulai 1 minggu post-infection dan dapat bertahan selama
beberapa minggu
■ Gejala: myalgia, demam tinggi disertai menggigil, paralysis,
edema sekitar mata/ wajah, konjunktivitis (dapat disertai
pendarahan: subconjunctival hemorrhages), nyeri, skin rash,
sakit kepala, batuk kering, petechial hemorrhage, dan rasa nyeri
ketika otot pada mata digerakkan.
■ Beberapa pasien juga dapat mengalami: urticaria,
maculopapular rash, subungual hemorrhages yang diakibatkan
oleh vasculitis (ini uda mulai perubahan dari fase migrasi ke
muskular)
■ Pemeriksaan lab: leukositosis dan circulating eosinophilia
meningkat (ranging from 5%-50%)
○ Fase di otot
■ Menyebabkan manifestasi klinis muscular trichinellosis
■ Gejala: myalgias, arthralgia, sakit kepala, edema periorbital
dan/ wajah → mulai menghilang
■ Kerusakan pada sel otot yang distimulasi karena ada infiltrasi sel
radang (eosinofil)
■ Beberapa indikator pada kerusakan otot: naiknya jumlah
eosinofil, lactate dehydrogenase (LDH), dan creatine
phosphokinase (CPK) → diakibatkan oleh kerusakan otot yang
dimediasi aktivasi granulosit
■ Adanya eosinophilia ini merupakan clue ke arah infeksi parasit
■ Progressive eosinophilia → most relevant clinical finding

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 13


■ Dyspnea (sesak nafas) → invasi ke diafragma dan otot aksesori
pernafasan
■ Fase kronik: setelah 4 minggu → muncul komplikasi seperti
encephalitis, bronchopneumonia, dan sepsis
● Dapat juga menyebabkan beberapa gejala pada otot
kesemutan yang terus-menerus (persistent tingling),
mati rasa (baal), keringat berlebihan, penurunan
kekuatan otot, konjungtivitis → jika tidak diobati/
ditangani dari fase akut, dapat bertahan hingga 10 tahun

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 14


Respon Imun

● Antigen yang menginduksi respon imun terhadap trichinella spiralis adalah


TSL-1 (menginduksi sel dendritik yang ada di otot)
● Kemudian mengalami maturasi dan polarisasi sehingga mencetuskan respon
imun T helper 1 yang karakteristiknya adalah pengeluaran sitokin-sitokin pro
inflamasi (IF-gamma, IL-12 → aktivasi leukosit/makrofag, NO, IL-1,
TNF-alpha)
● Karena adanya respon inflamasi tersebut, terjadilah keluhan-keluhan di
saluran cerna (gastrointestinal trichinellosis).
● Antigen TSL-1 juga bisa menginduksi T helper 2 yang dikarakterisasi dengan
pelepasan sitokin-sitokin T helper 2 (IL-4, IL-5, IL-10, dan IL-13, eosinophil,
sel mast). Efeknya adalah supresi → eksklusi trichinella spiralis keluar dari
saluran gastrointestinal yang kemudian akan bermigrasi ke pembuluh darah,
lalu ke otot.

Diagnosis
● Pada fase awal, sangat sulit ditegakkan diagnosis karena gejala dan
tanda-tanda pathognomonicnya masih sangat minim.
● Pada kondisi kronis, kalau anamnesinya tidak dilakukan baik, bisa terjadi
misdiagnosis apalagi kalau terjadi pada daerah-daerah non endemik yang
kasusnya sporadis
● Ada 3 kriteria yang perlu diperhatikan untuk penegakan diagnosis:
○ Clinical finding: tanda dan gejala
○ Laboratory parameter: eosinofilia yang signifikan, peningkatan
enzim-enzim pada otot seperti LDH dan CTK, terdeteksinya
antibodi/antigen L1-T.spiralis dari biopsi otot

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 15


○ Anamnesis riset epidemiologis: adanya paparan atau riwayat
bepergian ke daerah-daerah yang endemis (kasus wabah)
● Diagnosis laboratorium dibagi 2, direct dan indirect
○ Direct: parasit diidentifikasi langsung dengan berbagai cara (biasanya
pada daging hewan yang dicurigai mengandung kista dari trichinella
spiralis):
■ plate compression
■ polymerase chain reaction (PCR)
■ artificial atau enzymatic digestion: dengan bantuan enzim,
biasanya lebih sensitif
■ histopatologi

Sampel dari jaringan otot hewan yang mengandung cacing trichinella (setelah
digestion oleh enzim)

Beberapa gambaran histopatologis dari trichinella spiralis yang ada di otot setelah
pewarnaan H&E. Gambar (a) perbesaran 200x (masih sangat kecil), (b)perbesaran
400x (sudah lebih besar gambaran trichinellanya), (c) perbesaran 400x (terlihat
larva trichinellanya tapi tidak sebesar gambar b), dan gambar (d) juga perbesaran
400x
● Indirect: biasanya lebih sering digunakan untuk mendeteksi adanya
antibodi terhadap antigen
○ indirect immunofluorescence

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 16


○ enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA): paling sering
dan paling mudah dilakukan di lab
○ Western blot
○ micro-immunodiffusion double

Deteksi antibodi
● Antigen yang digunakan untuk ditempelkan pada dasar kit ELISA adalah
crude extract T.spiralis atau produk excretory-secretory dari larva yang
dikultur
● Selain untuk mendeteksi antibodi pada manusia, kit serologi juga dapat
digunakan untuk mendeteksi antibodi pada hewan (tidak hanya IgG, tetapi
juga IgM dan IgE). Yang paling sensitif → IgG
● Reaksi positif biasanya bisa ditemukan sepanjang infeksi pada pasien kurang
lebih 80-100% yang secara klinis gejalanya diduga ke arah trichinellosis
● Terkadang, level antibodi tidak bisa dideteksi 3-5 minggu setelah paparan.
Namun, perlahan dia akan meningkat mencapai puncaknya pada 2 bulan
post infeksi dan menurun setelah beberapa tahun
● Perkembangan antibodi juga dipengaruhi pada tinggi rendahnya infeksi
larva yang masuk ke tubuh manusia. Makin tinggi infeksi larva yang masuk
→respon antibodi makin tinggi
● Terkadang, tidak cukup hanya satu kali pengambilan serum spesimen.

Tatalaksana
● Antihelmintik: Albendazole dan Mebendazole dengan dosis yang hampir
sama dengan infeksi helminth lainnya

Pencegahan
● Makan daging yang matang (dimasak dengan baik)
● Cuci tangan sebelum handling daging mentah
● Pengolahan daging yang baik (salting, drying, smoking, microwaving)
● Membekukan daging selama 20 hari pada suhu 5F untuk membunuh cacing
tersebut
● Cuci barang-barang yang digunakan dalam pengolahan daging

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 17


Referensi
● Kuliah K15 – Infeksi parasit pada jaringan otot
● Current aspects in Trichinellosis.
https://www.intechopen.com/chapters/63554
● Parasites - Trichinellosis.
https://www.cdc.gov/parasites/trichinellosis/biology.html

SIEPEND FKUI 2021 | MUSKULOSKELETAL 18

Anda mungkin juga menyukai