K15 Tentir
K15 Tentir
Sarcocystosis
● Berasal dari Sarcocystis spp., filum Apicomplexa. Bersaudara dengan:
○ Plasmodium - penyebab malaria
○ Toxoplasma - penyebab toxoplasmosis
○ Cystoisospora - penyebab penyakit gastrointestinal
● Banyak dijumpai di seluruh dunia (kosmopolitan)
Muscular Sarcocystosis
● Manusia sebagai Hospes perantara/intermediet yang tidak sengaja atau
accidental
● Infeksi didapatkan dengan menelan makanan terkontaminasi atau air yang
mengandung Sarcocystis spp. Oocysts/Sporocysts yang diekskresi oleh
karnivora yang terinfeksi
● Periode Pre-Paten lebih pendek: 9-10 hari
○ Waktu Pre-Paten adalah waktu sejak Sporozoit masuk ke tubuh
manusia sampai parasit dapat dideteksi dalam sel darah merah
dengan pemeriksaan Mikroskopik. (Source: Kemhan.go.id)
● Biasanya terjadi reproduksi aseksual → mengeluarkan merozoit → merozoit
bermigrasi ke endotelium vaskular → diikuti perkembangan sarcocyst otot
(F) Otot Rangka pada potongan membujur (longitudinal) dan persilangan dari
Sarcocystis. Tidak ada respons Inflamasi seperti sel-sel radang → Infeksi Kronis
Adanya perubahan myopathic dengan nekrosis jaringan dan timbul fibrosis. Ada
juga atrofi persarafan di otot (tidak terlalu jelas). Ada juga parasit (sporocyst) yang
bentuknya bulat.
Gambaran sporokista yang ditemukan pada feses hospes definitif. Ukurannya oval
dan mengandung 4 sporozoit matur.
Pencegahan
● Sarcocystosis Muscular: minum air yang bersih atau air yang sudah direbus,
makanan dicuci dengan air bersih dan dimasak dengan matang
● Disinfeksi kimia dengan chlorine tidak efektif membunuh sporocyst karena
dindingnya yang cukup tebal. Paling baik menggunakan UV
● Sarcocystosis intestinal: daging dimasak dengan matang atau dibekukan jika
belum dimasak untuk membunuh bradyzoit pada sarcocyst.
Trichinellosis
Overview
● Suatu penyakit parasit yang disebabkan oleh spesies parasit helminth dari
genus Trichinella
○ Bersifat zoonotik karena penyakit ini disebabkan karena konsumsi
daging hewan yang terinfeksi
● Ada 12 spesies yang sudah diidentifikasi dan terbagi menjadi dua clades:
○ Spesies berkapsul: T. spiralis (ditemukan banyak pada hewan
karnivora dan omnivora), T. nativa (beruang kutub), T. britovi
Epidemiologi
● Memiliki hospes yang luas, termasuk manusia, mamalia, dan burung
● Distribusi geografis dari infeksinya yaitu saat ini sekitar 11 juta manusia di
dunia yang telah terinfeksi, utamanya oleh T. spiralis
● Menurut WHO (hingga tahun 2009), sekitar >65.000 kasus terjadi di dunia,
dengan lebih dari 42 kasus fatal terjadi di wilayah Afrika, Asia Selatan, Eropa,
dan Amerika, utamanya di US, Meksiko, Chile, dan Argentina
● Pada 2014, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO),
bersama dengan WHO, mempublikasikan list top 10 food-borne parasites
yang dapat berdampak terhadap kesehatan jutaan orang setiap tahunnya,
yang dapat menginfeksi jaringan otot dan organ, dan menyebabkan masalah
kesehatan yang serius (di antaranya si Trichella ini)
Manifestasi Klinis
● Keparahan tergantung berapa larva yang ditelan, umur pasien, jenis kelamin,
jaringan yang terinvasi, status nutrisi, hormon, dan status imun dari pasien.
● Gejalanya dapat bervariasi:
○ Asimptomatik (jika jumlah sedikit; low burden)
○ Menyebabkan gastroenteritis yang terkait dengan diare dan nyeri
perut (high burden; dapat berlangsung dalam waktu 24-48 jam dari
awal infeksi)
○ Kematian
Diagnosis
● Pada fase awal, sangat sulit ditegakkan diagnosis karena gejala dan
tanda-tanda pathognomonicnya masih sangat minim.
● Pada kondisi kronis, kalau anamnesinya tidak dilakukan baik, bisa terjadi
misdiagnosis apalagi kalau terjadi pada daerah-daerah non endemik yang
kasusnya sporadis
● Ada 3 kriteria yang perlu diperhatikan untuk penegakan diagnosis:
○ Clinical finding: tanda dan gejala
○ Laboratory parameter: eosinofilia yang signifikan, peningkatan
enzim-enzim pada otot seperti LDH dan CTK, terdeteksinya
antibodi/antigen L1-T.spiralis dari biopsi otot
Sampel dari jaringan otot hewan yang mengandung cacing trichinella (setelah
digestion oleh enzim)
Beberapa gambaran histopatologis dari trichinella spiralis yang ada di otot setelah
pewarnaan H&E. Gambar (a) perbesaran 200x (masih sangat kecil), (b)perbesaran
400x (sudah lebih besar gambaran trichinellanya), (c) perbesaran 400x (terlihat
larva trichinellanya tapi tidak sebesar gambar b), dan gambar (d) juga perbesaran
400x
● Indirect: biasanya lebih sering digunakan untuk mendeteksi adanya
antibodi terhadap antigen
○ indirect immunofluorescence
Deteksi antibodi
● Antigen yang digunakan untuk ditempelkan pada dasar kit ELISA adalah
crude extract T.spiralis atau produk excretory-secretory dari larva yang
dikultur
● Selain untuk mendeteksi antibodi pada manusia, kit serologi juga dapat
digunakan untuk mendeteksi antibodi pada hewan (tidak hanya IgG, tetapi
juga IgM dan IgE). Yang paling sensitif → IgG
● Reaksi positif biasanya bisa ditemukan sepanjang infeksi pada pasien kurang
lebih 80-100% yang secara klinis gejalanya diduga ke arah trichinellosis
● Terkadang, level antibodi tidak bisa dideteksi 3-5 minggu setelah paparan.
Namun, perlahan dia akan meningkat mencapai puncaknya pada 2 bulan
post infeksi dan menurun setelah beberapa tahun
● Perkembangan antibodi juga dipengaruhi pada tinggi rendahnya infeksi
larva yang masuk ke tubuh manusia. Makin tinggi infeksi larva yang masuk
→respon antibodi makin tinggi
● Terkadang, tidak cukup hanya satu kali pengambilan serum spesimen.
Tatalaksana
● Antihelmintik: Albendazole dan Mebendazole dengan dosis yang hampir
sama dengan infeksi helminth lainnya
Pencegahan
● Makan daging yang matang (dimasak dengan baik)
● Cuci tangan sebelum handling daging mentah
● Pengolahan daging yang baik (salting, drying, smoking, microwaving)
● Membekukan daging selama 20 hari pada suhu 5F untuk membunuh cacing
tersebut
● Cuci barang-barang yang digunakan dalam pengolahan daging