Anda di halaman 1dari 20

TOKSOPLASMOSIS oleh:

Latifatu choirunisa
132011101013

Pembimbing:
dr. Ali Santoso, Sp.PD
KSM ILMU PENYAKIT DALAM
RSD dr. SOEBANDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
2018
DEFINISI
Toksoplasmosis merupakan penyakit zoonosis
(infeksi yang ditularkan di antara hewan dengan
manusia) yang disebabkan oleh Toxoplasma
gondii.

2
Toxoplasma gondii
◦ Toksoplasma = bentuk seperti Klasifikasi ilmiah:
busur Phylum Apicomplexa
◦ Gondii = setelah hewan Class Coccidea
pengerat (rodentia)
Subclass Coccidiasina
◦ Parasit obligat intraselular
Order Eimeriida
◦ Hospes definitif: kucing (famili
Felidae) Suborder Eimeriorina

◦ Hospes perantara: sebagian Family Sarcocystidae


besar hewan berdarah panas, (Sarcocystis)
manusia
Subfamily Toxoplasmatinae
Genus Toxoplasma

3
Toxoplasma gondii
◦ Siklus seksual terjadi di
hospes definitif
◦ Siklus aseksual terjadi di
hospes perantara
◦ Kista jaringan dalam
tubuh hospes definitif
(umumnya didapat
dari rodent)  ookista
dalam feses hospes
definitif tertelan hospes
perantara  sforozoit
 trofozoit  kista tdd
takizoit yang
membelah aktif,
bradizoit yang
membelah lambat
4
Toxoplasma gondii

◦ OOKISTA
Bentuk oval berisi 2
sporosis berdinding,
dengan masing-
masing berisi 4
sporozoit.

◦ Kista jaringan
Dibentuk di usus hospes
definitif keluar
bersama feses.

5
TRANSMISI INFEKSI
1) Secara horizontal
◦ Per oral: mengonsumsi daging binatang yang kurang
matang, padahal mengandung kista jaringan,
mengonsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi kotoran kucing
◦ Parenteral: transfusi darah
◦ Transplantasi
2) Secara vertikal
Transplasental dari ibu ke janin

6
EPIDEMIOLOGI

7
MANIFESTASI KLINIS
◦ Terjadi bila sudah terbentuk antibodi atau kekebalan tubuh
yang merangsang terbentuknya kista jaringan yang bersifat
obligat intraselular.
◦ Kerusakan yg timbul tergantung pada :
 Umur : bayi lebih berat drpd org dewasa
 Virulensi strain toxoplasma
 Jumlah parasit
 Organ yg diserang.

8
MANIFESTASI KLINIS
◦ Toksoplasmosis ◦ Toksoplasmosis
Kongenital Didapat
• Terjadi ketika ibu • Terbagi menjadi
imunodefisiensi,
toksoplasmosis imunokompeten,
saat hamil dan menyerang
menyebabkan okular.
abortus,
• Umumnya
prematur, asimtomatis
maupun tetap sampai
hidup. simtomatis, ex:
limfadenitis, flu-
• Trias klasik: like syndrome,
korioretinitis, sindrom
kalsifikasi neuropsikiatri,
intrakranial, dan miokarditis,
hidrosefalus. pneumonitis,
ensefalitis.

9
TOKSOPLASMOSIS KONGENITAL
◦ Umumnya terjadi pada janin dengan ibu yang terkena infeksi
toksoplasmosis selama kehamilan.
◦ Jika seorang wanita telah terkena toksoplasmosis 4-6 bulan
sebelum kehamilan, akan terbentuk antibodi atau kekebalan
yang cukup untuk melindungi dirinya sendiri dan janin.
◦ Transmisi vertikal ini terjadi secara transplasental selama 1 – 4
bulan yang diikuti kolonisasi takizoit pada plasenta.

10
TOKSOPLASMOSIS KONGENITAL
◦ Pada janin dapat terjadi: eritroblastosis
fetalis (hemolisis akibat perbedaan
golongan darah rhesus dengan ibunya),
hidrops fetalis (masuknya cairan ke >= 2
rongga pada jaringan tubuh janin).
◦ Trias klasik toksoplasmosis kongenital
jarang ditemui langsung saat neonatus.
◦ Manifestasi lain dari toksoplasmosis
kongenital dapat berupa: mikrosefali,
mikroftalmia, hepatosplenomegali,
kejang, ruam kulit, distress nafas, kelainan
darah, miokarditis, pneumonitis.

11
TOKSOPLASMOSIS DIDAPAT
1) IMUNOKOMPETEN
terjadi pada individu yang mampu menghasilkan respon imun.
Umumnya asimtomatis, namun 10-20% pada infeksi akut terjadi
limfadenopati servikal maupun flu-like syndrome yang terjadi minggu-
bulan. Beberapa studi menyebutkan dapat terjadi sindrom
neuropsikiatri seperti skizofrenia, alzheimer, berujung bunuh diri.
2) IMUNODEFISIENSI
biasanya terjadi pada individu yang memiliki kelainan SSP, miokarditis,
pneumonitis. Ensefalitis toksoplasmosis paling sering terjadi karena
adanya lesi massa akibat reaktivasi infeksi kronik.
3) Okular
adanya lesi pada mata akibat kista yang ruptur mengandung takizoit
dan bradizoit menyebabkan korioretinitis, 30-80% terjadi bilateral.

12
DIAGNOSIS
1) Menemukan parasit Toxoplasma gondii dalam sediaan
histologis maupun isolasi parasit
2) Tes serologi
3) Test TORCH pada ibu hamil setiap bulan selama kehamilan
4) Deteksi DNA parasit dgn PCR.

13
HISTOLOGI DAN ISOLASI PARASIT
◦ Sampel didapat dari cairan tubuh (darah, cairan serebrospinal,
cairan amnion, bronchoalveolar lavage), maupun jaringan
tubuh.
◦ Pemeriksaan histologi dengan pewarnaan immunoperoksidase
menunjukkan adanya takizoit atau kista jaringan dengan
adanya peradangan nekrotik di sekitarnya yang menunjukkan
infeksi akut atau reaktivasi infeksi laten.
◦ Isolasi parasit dianggap kurang praktis karena membutuhkan
waktu 6 bulan.

14
TES SEROLOGI
◦ Prinsip: antigen toksoplasma bereaksi dengan antibodi yang
terdapat dalam serum darah penderita
◦ Jenis pemeriksaan: Dye test Sabin Feldman, Complement
Fixation test (CFT), reaksi Fluoresensi antibodi, Indirect
Hemagglutination Test dan enzym linked immunosorben assay
(Elisa).
◦ IgM mencapai puncak setelah 2-4 minggu infeksi, yang akan
menurun dan tidak terdeteksi setelah 6-9 bulan.
◦ IgG mencapai puncak pada 1-2 bulan setelah infeksi dan
menetap selama bertahun-tahun.

15
SKRINING
TOKSOPLASMOSIS KONGENITAL
◦ Pemeriksaan TORCH pada ibu hamil
Terjadi kenaikan 4x jumlah IgG atau terdeteksinya IgM
Dilakukan pada ibu hamil dengan imunokompromais atau HIV (+) karena
dapat meningkatkan risiko ensefalitis toksoplasmosis maupun reaktivasi
◦ USG untuk mendeteksi adanya hidrosefalus (peningkatan ukuran ventrikel
lateral)
◦ Deteksi DNA Toxoplasma gondii pada cairan amnion (amniosintesis)
dengan Polymerase Chain Reaction assay (PCR)
Indikasi: infeksi primer pada ibu hamil terdiagnosis, tes serologi tidak
terkonfirmasi atau tidak termasuk infeksi akut, terdapat kelainan pada
pemeriksaan USG (kalsifikasi intrakranial, mikrosefalus, hidrosefalus, asites,
hepatosplenomegali, ukuran janin yang kecil)
Dilakukan saat usia kehamilan > 18 minggu dan > 4 minggu setelah ibu hamil
terdiagnosis infeksi
16
TATALAKSANA
◦ Kombinasi pirimetamin dengan sulfadiazin (golongan
trisulfapirimidin)
Dosis pirimetamin: 25-50 mg/hari
Dosis sulfadiazin: 2-6 g/hari
Diberikan selama satu bulan
ES: supresi sumsum tulang  (+) asam folat (leucovorin) selama
pengobatan, selain itu dapat menyebabkan acute kidney injury
◦ Golongan macrolide : Spiramisin, klaritromisin, azitromisin,
roxithromisin
Obat pilihan untuk ibu hamil, diberikan meskipun janin belum
tentu terdiagnosa sebagai profilaksis
Dosis spiramisin: 2-4 g/hari terbagi dalam 2-4 dosis

17
PENCEGAHAN
◦ Menjaga kebersihan diri
◦ Mencuci tangan, terutama setelah memegang daging mentah,
membersihkan halaman maupun kontak dengan hewan peliharaan
seperti kucing
◦ Memasak daging hingga matang.
Ookista mati dengan suhu >60C dan dapat hidup di tanah atau
tempat lembab hingga satu tahun.
Daging dapat disimpan pada suhu < -12C selama 24 jam karena dapat
membunuh kista jaringan, namun perlu diingat bahwa ookista dapat
bertahan.
◦ Mencuci buah dan sayur sebelum dimakan
◦ Skrining TORCH mulai trimester I pada ibu hamil

18
PROGNOSIS
◦ Toksoplasmosis immunokompeten biasanya tidak fatal.
◦ Bayi yg dilahirkan dengan toksoplasmosis kongenital yg berat
biasanya meninggal atau tetap hidup dengan infeksi menahun
dan gejala sisa yg sewaktu-waktu dapat mengalami eksaserbasi
akut.
◦ Ibu yang melahirkan anak toksoplasmosis kongenital,
selanjutnya dapat melahirkan anak normal jika tidak terinfeksi
kembali.

19
DAFTAR PUSTAKA
◦ McAuley JB. 2014. Congenital
toxoplasmosis. Journal of the Pediatric
Infectious Diseases Society. 3(1): S30-
S35.
◦ Paquet C, Yudin MH, Toronto, Trois.
2013. Toxoplasmosis in pregnancy:
prevention, screening, and treatment.
J Obstet Gynaecol Can. 35(1): S1-S7.

TERIMAKASIH ◦ Rostami A., Riahi S.M., Fakhri Y., dkk.


2017. The global seroprevalence of
Toxoplasma gondii among wild boars:
a systematic review and meta-
analysis. Veterinary Parasitology.
17:30313-8.
◦ Uttah E, Ogban E, Okonofua C. 2013.
Toxoplasmosis: a global infection, so
widespread, so neglected.
International Journal of Scientific and
Research Publications. 3(6): 1-6.

20

Anda mungkin juga menyukai