DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS MALATA
Jl. Malata- Desa Malata- Kec. Tana Righu
No. Hp: 081 315 401 152, Email:malatapuskesmas@yahoo.com
NOMOR :
TANGGAL :
TERBIT
NOMOR REVISI : -
DINAS KESEHATAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami tim manajemen mutu Puskesmas Puskesmas Malata dapat menyelesaikan Pedoman Mutu Puskesmas
Puskesmas Malata. Buku ini kami susun sebagai salah satu upaya dalam memberikan acuan dan kemudahan
dalam pelaksanaan persiapan bagi Puskesmas dalam membangun sistem manajemen mutu baik untuk
penyelenggaraan upaya puskesmas maupun dalam penyelenggaraan pelayanan klinis, serta sebagai acuan
dalam proses kegiatan manajemen mutu yang dapat digunakan oleh pelaksana Mutu dan Puskesmas dalam
menyusun program Puskesmas dan juga digunakan sebagai implementasi dari sistem manajemen mutu
Puskesmas Puskesmas Kemranjen I
Pada kesempatan ini perkenankan kami untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi
kepada semua karyawan dan pendamping Akreditasi, yang telah terlibat dalam proses penyusunan
Pedoman Mutu Puskesmas Puskesmas Malata, sehingga dapat tersusun sebuah buku Pedoman Mutu yang
tentunya masih jauh dari sempurna.
Semoga dengan digunakannya buku ini akan dapat mempermudah bagi karyawan dalam
mempersiapkan dan menyusun dokumen Mutu Puskesmas Puskesmas Malata
C. TUJUAN .......................................................................................... 20
PELAYANAN ........................................................................................ 26
A. UMUM ............................................................................................ 38
C. INFRASTRUKTUR ......................................................................... 40
KLINIS .................................................................................................. 42
A. LATAR BELAKANG
Desa Loko Ry
Dokter
Perawat
Bidan
SKM
VISI
Visi Puskesmas Malata adalah “Mewujudkan Pelayanan puskesmas malata
yang prima: tepat waktu, berkualitas, murah dan penguna/pasien puas dengan
pelayanan puskesmas (Ramah, Indah, Bersih).
MISI
e. Struktur Organisasi
Gambar 1. 3 Struktur Organisasi Puskesmas Malata
(Sumber : Arsip Puskesmas Malata, 2023)
2. Kebijakan Mutu
1) Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
2) Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien.
f) Perkesmas.
3) KIA KB
4) Kegawat daruratan
5) Persalinan
6) Rawat inap
7) Farmasi
8) Laboratorium
9) MTBS
10)Imunisasi
12)Konseling keseling
13)PKPR
14)Kespro Catin
15)Gizi
16)Konseling UBM
d. Indikator Mutu
1. Ruang Lingkup
Seluruh dokumen yang berlaku seusai dengan ruang lingkup sertifikat akreditasi
C. TUJUAN
1. Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun
sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk
penyelenggaraan pelayanan klinis (UKP).
2. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui pelayanan optimal
yang konsisten.
3. Meningkatkan kualitas manajemen melalui kerjasama dan komunikasi yang baik,
system pengendalian yang konsisten dan dokumentasi yang baik.
D. LANDASAN HUKUM DAN ACUAN
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun Pedoman Mutu ini adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
6. Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN tahun 2020 -2024
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis
Pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi Dan Kabupaten/ Kota;
12. Peraturan Menteri Kesehatan No 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien di
fasilitas pelayanan kesehatan;
14. Paraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Imunisasi;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3);
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang kesehatan;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2019 tentang Penerapan Manajemen
Risiko terintegrasi di lingkungan Kementerian Kesehatan;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Puskesmas;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 tahun 2021 tentang Standar Kegiatan
Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Bersaha
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa
Sesudah Melahidkan, Pelayanan Kontrasepsi Dan Pelayanan Kesehatan Seksual;
24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
25. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 252 Tahun 2016 tentang Asosiasi Fasilitas
Kesehatan.
26. Pedoman Tata Kelola mutu di Puskesmas, Kemenkes RI Tahun 2021.
BAB II
A. PERSYARATAN UMUM
Kerangka konsep yang digunakan dalam Pedoman Tata Kelola Mutu di Puskesmas
Malata adalah menggunakan teori Donabedian bahwa sumber daya untuk melakukan
pelayanan kesehatan dibutuhkan komitmen manajemen, kepemimpinan dan
pengorganisasian yang berorientasi pada mutu dan budaya mutu. Selanjutnya pada
pedoman ini agar dapat menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu maka
diperkenalkan suatu Tata Kelola Mutu di Puskesmas yang diawali dengan perencanaan
program mutu dilanjutkan pelaksanaan program mutu yang dilanjutkan pemantauan,
pengendalian dan penilaian serta didukung dengan upaya peningkatan mutu dengan
mengacu kepada siklus peningkatan mutu yaitu Plan (P), Do (D), Study (S), Action (Act)
(PDSA).
1. Pengumpulan data 1. Lakukan pilot project
2. Tetapkan tujuan 2. Dokumentasikan hasil uji
3. Identifikasi akar penyebab coba
masala 3. Lakukan analisa data
4. Rencana pengkajian masala
PLAN DO
ACT STUDY
Standarisasi untuk
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
Kepala Subag Tata Usaha Puskesmas, Penanggung jawab Admen dan Penanggung
Jawab UKM da UKP bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
identifikasi/perubahan serta penyusunan dokumen.
Penyusunan dokumen secara keseluruhan dikoordinir oleh tim mutu/ tim akreditasi
Puskesmas Malata dengan mekanisme sebagai berikut:
a) SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke tim mutu/
tim akreditasi,
b) Fungsi tim mutu/ tim akreditasi Puskesmas di dalam penyusunan dokumen
adalah:
(1) Memberikan tangggapan, mengoreksi dan memperbaiki dokumen yang
telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa maupun
penulisan,
(2) Mengkoordinir proses pembuatan dokumen sehingga tidak terjadi duplikasi/
tumpang tindih dokumen antar unit,
(3) Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang akan ditandatangani oleh
kepala Puskesmas Kemranjen I.
3. Pengesahan Dokumen
Pedoman
3 SOP PJ unit/program (Paraf Ka.
seb kanan) Puskesmas
4 KAK/RUK/RPK PJ unit/program (Paraf Ka.
seb kanan) Puskesmas
4. Sosilasisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumit maka untuk melaksanakan
SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
5. Kepala Puskesmas Kemranjen I menunjuk salah satu anggota Tim Mutu/ tim
Akreditasi sebagau Petugas Pengendali Dokumen.
Petugas tersebut bertanggung jawab atas: a.
Penomoran dokumen
(1) Tata cara penomoran dokumen
(c) Distribusi dokumen bias hanya untuk satu unit kerja tertentu tetapi bias
juga untuk seluruh unit kerja
(d) Bagi Puskesmas yang sudah menggunakan e-file maka distribusi
dokumen bias melalui jejating area local, dan diatur kewenangan otorisasi
di setiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat mengetahui batas
kewenangan dalam membuka dokumen
e. Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah dokumen pengganti serta
mengisi format usulan penambahan/penarikan dokumen.
f. Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku dengan membubuhkan
stempel “Kedaluwarsa” dan kemudian menyimpan dokumen tersebut selama 2
tahun.
g. Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
a) Dokumen asli (master dokumen uang sudah dinomori dan sudah ditandatangani)
agar disimpan di secretariat Tim Akreditasi Puskesmas atau Bagian Tata Usaja
Puskesmas, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di organisasi tersebut tentang
tata cara pengarsipan dokumen yang diatur dalam pedoman/ tata naskah.
Penyimpanan dokumen yang asli harus rapi, sesuai metode pengarsipan
sehingga mudah dicari kembali bila diperlukan.
b) Dokumen fotocopy disimpan di masing-masing unit upaya Puskesmas, dimana
dokumen tersenit dipergunakan. Bila tidak berlaku lagi atau tidak dipergunakan
maka unit kerja wajib mengembalikan dokumen yang sudah tidak berlaku
tersebut ke sekretariat Tim Mutu atau Bagian Tata Usaha sehingga di unit kerja
hanya ada dokumen yang masih berlaku saja. Sekretariat Tim Mutu atau Bagian
Tata Usaha organisasi fapat memusnahkan fotocopy dokumen yang tidak
berlaku tersebut, namun untuk dokuman yang asli agar tetap disimpan, dengan
lama penyimpanan sesuai ketentuan yang berlaku si Puskesmas Kemranjen I
c) Dokumen di unit upaya Puskesmas harus diletakkan di tempat yang mudah
dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.
7. Penataan Dokumen
Dokumen
d) Tanggal terbit pada sudut kanan atas cover merupakan tanggal terbit dokumen
terkini (untuk dokumen selain kebijakan dan SOP)
9. Pencetakan dan Penarikan Dokumen
a) Dokumen induk adalah dokumen asli yang dibubuhi dengan tanda tangan.
Puskesmas
A. KOMITMEN MANAJEMEN
Agar dapat menggalang komitmen pada semua pegawai yang bekerja di Puskesmas
harus diawali terlebih dahulu pada pimpinan puncak, yaitu Kepala Puskesmas, yang
dilanjutkan dengan komitmen pada para penanggung jawab. Kepala Puskesmas
harus mampu untuk menggalang komitmen di antara para penanggung jawab.
2. Ciptakan strategi untuk menyatukan pegawai
Tanpa komunikasi yang jelas, pegawai akan sulit memahami apa yang diharapkan
dari mereka, serta bagaimana mereka bereaksi terhadap perubahan serta kebijakan
yang ditetapkan. Komunikasi yang kurang berpotensi menurunkan komitmen
pegawai. Komunikasi yang kuat memberikan kesempatan pegawai untuk terbuka
tentang keluhan yang dimiliki sehingga tidak meningkat menjadi potensi yang
dapat merusak. Sebagai contoh: 1) kejelasan komunikasi dapat dibangun melalui
standar operasional prosedur, pedoman, maupun standarisasi form (formulir) dan
definisi operasional sehingga membangun kesepahaman, 2) manajemen juga harus
membuka ruang komunikasi setiap kali ada perubahan, dan 3) ketika seorang atasan
menemukan pegawainya melakukan kesalahan, tidak serta merta menyalahkan
pegawainya. Tapi dia akan mengajak pegawainya itu untuk berbicara dari hati ke
hati. Menanyakan, kenapa kesalahan itu bisa terjadi.
Jalur komunikasi dapat melalui media online yang bersifat terbuka (media sosial
dan web), atau khusus seperti jalur komplain, atau jaringan komunikasi resmi
(surat, edaran, pertemuan).
4. Bangun kedekatan team (team bonding)
Kepala Puskesmas dan seluruh pegawai menghabiskan waktu yang cukup banyak
di tempat kerja, yang secara alami membangun hubungan (bonding). Memberikan
kesempatan kepada pegawai untuk membangun ikatan hubungan maka akan
mengembangkan jaringan kuat dan kolaboratif untuk dapat saling mendukung dan
membimbing sehingga menumbuhkan lingkungan kerja yang lebih positif.
5. Membangun kesempatan berkembang untuk pegawai Pegawai termotivasi untuk
bekerja saat diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat serta terlibat dalam
rangkaian kegiatan. Bagi Puskesmas, mekanisme ini akan membantu mencapai
tujuan serta sasarannya. Oleh karena itu maka pegawai harus diberikan ruang untuk
pembelajaran dan berkembang sesuai dengan peran mereka. Sebagai contoh adalah
dengan melibatkan semua pegawai terkait dalam pertemuan seperti penyusunan
perencanaan, pemantauan, audit internal, pertemuan tinjauan manajemen.
Pertemuan tersebut akan memberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi diri,
mengidentifikasi penyebab dan peluang peningkatan mutu. Selain itu, seluruh
pegawai diberi peluang dan kesempatan yang sama untuk mengembangkan
potensinya dengan cara mengikuti pelatihan, seminar dan atau presentasi.
6. Memberikan umpan balik
Pegawai ingin mengetahui saat mereka melakukan kegiatan dengan benar, atau
bagaimana mereka dapat meningkatkan diri untuk meningkatkan kinerjanya.
Pemberian umpan balik yang konsisten juga sekaligus memberikan peluang
komunikasi yang baik dengan pegawai. Hal yang perlu menjadi perhatian saat
memberikan umpan balik adalah harus objektif dan adil.
7. Menghargai pegawai
Mutu, Sekertaris Mutu dan dan Tim Manajemen Puskesmas sebagai berikut
Tanggung jawab:
kesehatan
masyarakat
pelanggan
F. PENANGGUNGJAWAB MUTU
G. KOMUNIKASI INTERNAL
A. UMUM
Masukan yang akan dibahas dalam pertemuan tinjauan manajemen antara lain
adalah:
1. Hasil audit internal.
Tim audit internal menyampaikan laporan audit internal, dan menyampaikan hasil-
hasil audit internal terutama temuan-temuan yang belum dapat diselesaikan.
2. Umpan balik yang disampaikan oleh pelanggan.
Umpan balik pelanggan yang diperoleh antara lain dari kotak saran, keluhan yang
disampaikan oleh pelanggan, hasil temu kader, dan mekanisme yang lain, dibahas
untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan.
3. Kinerja pelayanan, baik kinerja hasil maupun kinerja proses.
Capaian kinerja dibahas pada pertemuan untuk menindaklanjuti kinerja yang belum
mencapai target yang diharapkan.
4. Status tindakan perbaikan maupun pencegahan yang dilakukan.
Tindakan perbaikan maupun pencegahan yang telah dilakukan juga perlu dibahas
baik hasil-hasil yang telah dicapai maupun yang belum tercapai untuk dapat
dilakukan penyelesaian.
5. Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu.
Hasil tinjauan manajemen yang lalu dibahas untuk mengetahui pelaksanaan tindak
lanjut terhadap rekomendasi pertemuan tinjauan manajemen yang lalu. Hambatan
dibahas untuk dilakukan upaya mengatasi hambatan dalam menindaklanjuti
rekomendasi yang lalu.
C. LUARAN TINJAUAN
C. INFRASTRUKTUR
D. LINGKUNGAN KERJA
Proses pengadaan barang dan jasa mengacu pada Perpres 93 tahun 2022 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa.
a. Proses pembelian mengacu pada Perpres 93 tahun 2022 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa.
b. Verifikasi barang yang dibeli dilakukan oleh tim belanja
c. Kontrak dengan pihak ketiga dilakukan pada rekanan yang menang dalam proses
pengadaan barang dan jasa.
4. Penyelenggaraan UKM
a. Umum
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai dilakukan oleh tim manajemen mutu
pelayanan kesehatan masyarakat.
d. Analisis data: dikelompokan menurut capaian hasil kinerja kepuasan pelanggan,
dicari unsur yang penyebab terhadap masalah kepuasan pelanggan
e. Peningkatan berkelanjutan: seluruh petugas upaya kesehatan masyarakat
berkomitmen dalam upaya perbaikan yang berkesinambungan
f. Tindakan korektif: diperlukan agar tidak terjadi pengulangan kesalahan yang sama
g. Tindakan preventif: diperlukan untuk mencegah kesalahan yang dilakukan oleh
petugas upaya puskesmas.
B. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DI PUSKESMAS
Adanya komunikasi dan interaksi yang baik antara petugas dan pelanggan dalam
pemecahan masalah kesehatan yang diderita pelanggan.
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis
c. Kontrak dengan pihak ketiga dilakukan pada rekanan yang menang dalam proses
pengadaan barang dan jasa.
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis
Hak Pasien
4) Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima, kecuali yang mempunyai
asuransi
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (misalnya rekam medis) disimpan pada
tempat yang tidak lembab dan terang.
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien menjadi titik poin dalam
manajemen mutu
a. Umum
PENUTUP
Pedoman mutu ini digunakan sebagai implementasi dari sistem manajemen mutu
akreditasi puskesmas. Dengan mematuhi pedoman ini diharapkan tidak terjadi kesalahan
dalam memberikan pelayanan sehingga mutu pelayanan dapat dioptimalkan, yang pada
akhirnya dapat mencapai kepuasan pelanggan.