Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PEMBELAJARAN MENULIS

CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PAINAN

Ermaweni
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta
ermaweni.ew@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Pembelajaran Menulis


Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Painan” dilatarbelakangi oleh adanya beberapa
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sastra. Salah satunya adalah lingkungan belajar
yang kurang kondusif dan monoton sehingga siswa menjadi bosan dan tidak bersemangat untuk
belajar sastra khususnya pembelajaran menulis cerpen. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan bagaimana pengaruh lingkungan belajar terhadap pembelajaran menulis cerpen
siswa kelas XI SMA Negeri 3 Painan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara dan observasi saat
pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lingkungan belajar yang
kondusif berpengaruh terhadap pembelajaran menulis cerpen. Lingkungan belajar yang paling
mempengaruhi yaitu lingkungan fisik seperti taman, lapangan, dan perpustakaan yang sering
digunakan sebagai pengganti ruang kelas saat belajar sastra. Selain itu lingkungan sosial yang
membiasakan penanaman nilai karakter dan budaya 5S juga memberi pengaruh terhadap
kreativitas siswa dalam menulis cerpen. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar yang
nyaman dan kondusif membuat pembelajaran menulis cerpen menjadi menarik dan
menyenangkan bagi siswa.

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dalam

pembelajaran, tugas guru yang utama adalah mengkondisikan lingkungan agar terjadinya

perubahan perilaku bagi peserta didik. Sementara itu, Belajar adalah aktivitas seseorang dalam

rangka memiliki kompetensi dalam bentuk keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.
Belajar dipandang sebagai proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan

individu. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau

kompetensi personal.

Lingkungan merupakan salah satu aspek yang berperan penting terkait dengan

pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, lingkungan dapat mempengaruhi kualitas

belajar peserta didik untuk mencapai proses dan hasil yang optimal. Proses pmbelajaran yang

sering menimbulkan kebosanan pada siswa, maka diadakannya kaitan pembelajaran berbasis

dengan lingkungan yang dapat membantu menghilangkan kebosanan pada siswa saat kegiatan

belajar. Dikaitkannya pembelajaran dengan lingkungan, juga akan membuat siswa tahu keadaan

sebenarnya secara langsung. Basis pembelajaran ini dapat meningkatkan hubungan sosial peserta

didik, membina motivasi siswa, dan melatih kreativitas pada guru maupun siswa. Hal tersebut

mampu membantu siswa memikirkan kembali hubungan atau korelasi antara manusia dengan

lingkungannya.

Lingkungan belajar sangat berpengaruh terhadap proses terjadinya pembelajaran dan hasil

belajar. Lingkungan belajar siswa terbagi menjadi 3, yaitu: pertama, lingkungan keluarga,

contohnya ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi

keluarga. Kedua, lingkungan masyarakat. Dan Ketiga, lingkungan sekolah, contohnya kondisi

dan letak gedung sekolah yang buruk seperti pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang

berkualitas rendah.

Lingkungan sekolah mempengaruhi hasil belajar siswa yang didapatkan anak dari pihak

sekolah seperti interaksi guru dengan baik, cara guru mengajar, penggunaan media yang tersedia,

serta sikap anak terhadap guru dan lingkungan belajarnya. Lingkungan sekolah termasuk

kedalam keterampilan guru untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif, dan


mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Lingkungan belajar kondusif ialah

tulang punggung dan faktor pendorong dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses

pembelajaran, sebaliknya lingkungan belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan

rasa bosan. Jadi, lingkungan belajar yang baik akan meningkatan hasil belajar siswa.

Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang aman secara fisik, psikis, sosial,

dan moral. Lingkungan yang demikian adalah yang mampu menjadikan peserta didik fokus

kepada pelajaran, pembelajaran hidup bersama, terhindar dari hal-hal yang negatif seperti

merokok, narkoba, pergaulan bebas.

Hakikat pengajaran sastra adalah memperkenalkan pada siswa nilai-nilai yang dikandung

dalam karya sastra dan mengajak siswa ikut menghayati pengalaman-pengalaman yang disajikan

dalam karya sastra. Secara lebih khusus pengajaran sastra bertujuan mengembangkan kepekaan

siswa terhadap nilai-nilai indrawi, nilai akali, nilai efektif, nilai keagamaan, dan nilai sosial,

secara sendiri sendiri atau gabungan dari keseluruhan itu sebagaimana yang tercermin dalam

karya sastra, (Bambang, 1999: 59-61).

Dalam pembelajaran menulis cerpen siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan imajinasi

menjadi tulisan fiksi. Imajinasi tersebut dapat ditemukan dari hal-hal kecil yang ada di ligkungan

sekitar. Di lingkungan sekolah banyak hal yang bisa dijadikan imajinasi dalam menulis cerpen.

Lingkungan sekolah yang nyaman dan didukung dengan fasilitas yang lengkap di harapkan dapat

mendukung siswa dalam menulis cerpen.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti pengaruh lingkungan

belajar terhadap pembelajaran menulis cerpen siswa kelas XI di SMA Negeri 3 Painan.
B. KAJIAN TEORI

1. Lingkungan belajar

Lingkungan dapat dengan mudah mempengaruhi manusia dalam semua aspek

kehidupannya, baik itu mengenai tingkah laku, perkembangan jiwa, dan kepribadiannya. Sartain

dalam Purwanto berpendapat bahwa lingkungan meliputi semua kondisi- kondisi dalam dunia ini

yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan-pertumbuhan,

perkembangan atau life process kita kecuali gen-gen.

Dari pengertian tersebut penulis menyimpulkan lingkungan dalam pengetian umum,

berarti situasi yang ada di sekitar manusia. Manusia tidak bisa lepas dari lingkungan tempat

tinggal, baik itu lingkungsn keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Lingkungan tersebut dapat

membawa perubahan tingkah laku manusia. Hal ini karena manusia dapat dengan mudah

dipengaruhi oleh lingkungan.

Lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan

pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. Lingkungan yang merupakan

sumber belajar memiliki pengaruh dalam proses pembelajaran. Lingkungan dalam arti sempit

adalah alam sekitar diluar diri individu atau manusia. Lingkungan itu mencakup segala

material dan stimulus di dalam dan diluar invidu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis,

maupun sosio-kultural. Dari pengertian tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa

lingkungan belajar ialah kegiatan belajar yang dilakukan seorang anak terhadap lingkungan

lainnya dari luar. Lingkungan sangat berperan penting dalam melaksanakan keberlangsungannya

suatupembelajaran. Lingkungan yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik juga.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang memilki makna atau

pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan adalah segala sesuatu yang di kelilingi manusia
yang dapat mempengaruhi tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Jamal (2011:110) lingkungan belajar mencakup 2 hal utama, yaitu lingkungan

fisik dan lingkungan sosial.

1) Lingkungan fisik

Lingkungan fisik adalah lingkungan yang ada disekitar siswa belajar, berupa sarana fisik,

baik yang ada di dalam sekolah maupun disekitar sekolah, termasuk masyarakat. Dalam hal ini

lebih ditekankan pada lingkungan fisik dalam kelas, alat/media belajar yang ada, dan alat/media

belajar.

2) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial berhubungan dengan pola interaksi antar personal yang ada di

lingkungan sekolah secara umum. Kondisi pembelajaran yang kondusif hanya dapat dicapai jika

interaksi sosial ini berlangsung dengan baik.

Dalam hal ini penulis mengambil kesimpulan bahwa di dalam lingkungan belajar ada 2

hal utama yakni dalam segi fisik dan sosial. Yang dimana didalam aspek fisik sendiri

lingkungan belajar dapat dipengaruhi dari sarana dan prasaran yang ada disekolah. Semakin baik

dan lengkap sarana sekolah akan meningkatkan hasil belajar siswanya. Dan didalam aspek sosial

lingkungan belajar terletak pada hubungan sosial yang terjadi selama di sekolah, selama proses

belajar berlangsung.

2. Cerpen

Cerita pendek atau disingkat cerpen adalah sebuah cerita yang selesaidibaca dalam sekali

duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam. Suatu hal yang kiranya tidak mungkin

dilakukan untuk membaca sebuah novel (Poe dalam Nurgiyantoro 2007:10). Semi (1993:34),

mengungkapkan bahwa cerita pendek ialah sebuah karya sastra yang memuat penceritaan secara
memusat kepada suatu peristiwa pokok saja. Semua peristiwa lain yang diceritakan dalam sebuah

cerpen, tanpa kecuali ditujukan untuk mendukung peristiwa pokok. Priyatni (2010:126)

berpendapat bahwa cerpen adalah salah satu bentuk karya fiksi, cerita pendek sesuai dengan

namanya memperlihatkan sifat yang serba pendek, baik peristiwa yang diungkapkan, isi cerita,

jumlah pelaku, dan jumlah kata yang digunakan.

Menurut penulis sendiri, cerita pendek adalah cerita yang diciptakan oleh seorang

pengarang yang ditulis secara singkat dan padat yang biasanya terdiri dari beberapa halaman saja

dan langsung menyasar pada tujuan jalan cerita cerpen itu sendiri, artinya konflik dan dinamika

yang terjadi dan terdapat dalam sebuah cerpen lebih singkat dan tidak sebanyak yang terdapat

dalam novel yang biasanya lebih panjang dan konfliknya lebih beragam.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengunakan metode deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu suatu rumusan

masalah yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang

akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Penelitian ini dilakukan dengan cara

observasi dan wawancara. Langkah penelitian yaitu memilih beberapa siswa untuk

diwawancara. Kemudian guru juga melakukan observasi saat pembelajaran berlangsung.

Penelitian ini akan menguraikan hasil wawancara dan observasi terhadap siswa dalam

pembelajaran sastra khususnya menulis cerpen. Peneliti akan melihat bagaimana pengaruh

lingkungan belajar terhadap pembelajaran menulis cerpen siswa. Hasil wawancara dan

observasi diuraikan dalam bentuk pembahasan.


D. PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini lingkungan belajar yang akan diamati adalah lingkungan fisik dan

sosial. Lingkungan fisik tersebut di antaranya, bangunan sekolah seperti perpustakaan, ruang

kelas, dan lapangan sekolah. Sementara lingkungan sosial adalah budaya dan karakter yang

dibangun di sekolah seperti budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun).

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi didapatkan hasil bahwa siswa sangat

senang belajar sastra khususnya cerpen ketika memanfaatkan lingkungan fisik yang ada di

sekolah misalnya di perpustaan dan lapangan sekolah. Menurut siswa tersebut pembelajaran di

perpustakaan atau lapangan membuat imajinasi mereka lebih keluar di bandingkan di dalam

kelas. Saat menulis cerpen di lapangan terutama di bawah pohon siswa merasa lebih rileks

dalam belajar. Terutama saat jam pelajaran di siang hari atau pada jam-jam terakhir.

Beberapa siswa juga senang belajar di perpustakaan karena tersediannya jaringan wifi

yang dapat diakses dengan gratis. Siswa menjadi lebih mudah dalam mencari referensi untuk

memperkaya imajinasinya dalam menulis cerpen. Di perpustakaan juga tersedia buku bacaan

sastra yang mendukung. Buku-buku tersebut dapat dijadikan siswa sebagai tambahan referensi

siswa dalam menulis cerpen. Selain itu yang peling membuat siswa suka belajar di

perpustakaan adalah mereka bisa membaca karya-karya kakak kelasnya yang sudah dibuat

dalam bentuk antologi cerpen. Mereka senang membaca karya kakak kelasnya karena tema

yang diangkat oleh kakak kelasnya tidak jauh dari permsalahan sekolah dan asrama. Hal

tersebut menjadi menarik bagi mereka.

Sementara itu dalam lingkungan sosial juga memberi pengaruh kepada pembelajaran

sastra khususnya menulis cerpen. Dengan adanya budaya saling mengargai dan sopan santun.

Membuat siswa tidak malu untuk menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Walaupun yang
dituliskan adalah hal yang lucu atau memalukan namun mereka yakin karya mereka tidak akan

diejek oleh guru atau temannya. Di SMA Negeri 3 Painan budaya anti bullying sangat

ditekankan kepada siswa. Sehingga siswa menjadi lebih ekspresif dalam pembelajaran

khususnya pembelajaran sastra.

SMA Negeri 3 Painan juga merupakan sekolah ramah anak. Dimana setiap anak

dihargai berdasarkan bakat dan potensinya masing-masing. Hal ini juga mendukung terciptanya

lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan. Selain itu, kepala sekolah dan komite

SMA Negeri 3 Painan juga mendukung pembelajaran sastra salah satunya dengan mendukung

penyelenggaraan pentas seni dan sastra siswa setiap akhir semester. Pada kegiatan ini siswa

diberikan ruang untuk menampilkan hasil belajar mereka. Dalam pembelajaran sastra yang

sudah pernah ditampilkan adalah antologi cerpen, antologi puisi, dan pementasan drama.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar yang

nyaman dan kondusif akan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Di SMA Negeri 3

Painan ada beberapa lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran sastra yaitu

lingkungan fisik dan lingungan sosial. Dengan adanya dukungan sekolah dan lingkungan

belajar yang baik membuat siswa dapat menciptakan karya cerpen sesuai dengan kreativitas

dan imajinasi mereka.


DAFTAR PUSTAKA

Emilda. 2019. “Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Terhadap Peningkatan


Kemampuan Siswa dalam Menulis Puisi”.
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/article/view/3082.

Fadlilah, Nisa. 2018. “Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
siswa kelas X MAN III Sleman Yogyakarta”. Skripsi.
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/11232.

Hasan, Muhammad, dkk. 2021. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Yayasan Kita Menulis.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=BEpTEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1
&dq=pengaruh+lingkungan+belajar+dalam+pembelajaran+sastra&ots=oTxal5bBz5&si
g=yITPOHaYWVjLxcvA_Bb47vbloq4&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false.

Novitasari, Duwi. 2014. “Pengaruh Lingkungan Belajar Di Sekolah, Media Pembelajaran Dan
Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Kewirausahaan Kelas X Di
Smk Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/41687.

Shakira, Amanda. 2022. “Kaitan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Dengan
Lingkungan.” OSF Preprints. October 22. doi:10.31219/osf.io/wmnax.

Anda mungkin juga menyukai