I. Pendahuluan
Organisasi Rumah Sakit merupakan salah satu organisasi pemberi jasa
kemasyarakatan terhadap masyarakat yang semakin dituntut untuk bekerja
secara professional sesuai dengan standar pelayanan yang telah
ditentukan.
Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah training
and development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga Kesehatan
yang bersumber daya manusia yang baik dan tepat sangat perlu pelatihan
dan pengembangan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka rumah sakit menetapkan
suatu upaya Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi segenap staff
yang diidentifikasi mampu untuk mendeteksi perubahan kondisi pasien
memburuk dan mampu melakukan tindakan. Staff yang tidak bekerja di
ruang pelayanan intensif atau kritis mungkin tidak mempunyai pengetahuan
dan pelatihan yang cukup untuk melakukan asesment serta mengetahui
pasien yang akan masuk dalam kondisi kritis.
Early warning system (EWS) adalah sistem peringatan dini yang
dapat diartikan sebagai rangkaian sistem komunikasi informasi yang
dimulai dari deteksi awal, dan pengambilan keputusan selanjutnya.
Penerapan Early Warning System (EWS) membuat staff mampu
mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini-dininya dan bila
perlu mencari bantuan staf yang kompeten. Dengan demikian, hasil
asuhan akan lebih baik. Pelaksanaan Early Warning System (EWS)
dapat dilakukan menggunakan sistem skor.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti evaluasi pelatihan Early Warning System (EWS)
ini diharapkan peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
mengenali pasien yang kondisinya memburuk.
b. Tujuan Khusus
1. Semua Pegawai memahami pelaksanaan Early Warning System
(EWS) di rumah sakit;
2. Meningkatkan pelaksanaan proses Early Warning System (EWS);
3. Meningkatkan pelaksanaan dokumentasi/pencatatan Early Warning
System (EWS).
IV. SASARAN
Pegawai yang berada di lingkungan RSJD Provinsi Lampung 95%
mengikuti pelatihan Early Warning System (EWS).
V. WAKTU PELAKSANAAN
Tanggal : 17 November 2022
Pukul : 08.00 WIB s.d Selesai
Tempat : Aula RSJ Daerah Provinsi Lampung
VII. EVALUASI
a. Evaluasi Pre Test
b. Evaluasi Post Test
VIII. PESERTA
IX. NARASUMBER
Narasumber pelatihan adalah Narasumber yang telah tersertifikasi BTCLS.
X. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
XI. Evaluasi
1. Evaluasi Pretest
2. Pemaparan Materi
3. Evaluasi Post-test
XII. Tempat
Ruang Auditorium Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung.
XIII. Kepanitiaan
Penasehat : Direktur RS. Jiwa Daerah
dr. Nuyen Meutia, Fitri, MARS
Penanggung Jawab : Kepala Bagian Tata Usaha
Deswita, S.Si, Apt, M.Kes
Ketua Diklat : dr. Tendry Septa, Sp.KJ(K)
Ketua Acara : Nita Kesuma, S.H, M.H
Sekretaris : Ns. Noviyanti, S.Kep, M.Kes
Bendahara : Bendahara BLUD
Seksi Acara & Konsumsi : Urusan Umum dan Rumah Tangga
Seksi Dokumentasi : Tim IT
Seksi Teknis & Perlengkapan : Urusan Umum dan Rumah Tangga
1. LCD
2. Layar Presentasi
3. Alat Tulis
4. Sound Sistem
XV. BIAYA
Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Konsumsi
2. Pembuatan sertifikat, banner
3. Honor Narasumber
XVI. PENUTUP
Demikian rencana kegiatan ini disusun untuk menjadi pedoman dalam
pelaksanaan pelatihan Bantuan Hidup Dasar bagi seluruh pegawai RSJD
Provinsi Lampung.
Mengetahui,
Direktur RS. Jiwa Daerah Ketua Diklat
Provinsi Lampung
dr. Nuyen Meutia Fitri, MARS dr. Tendry Septa, Sp.KJ (K)
NIP. 19680101 200212 2 002 NIP. 19660910 200012 1 001