Anda di halaman 1dari 4

Nama : Izzudin Ali Yafi

NRP : 5001211026
Kelompok : FL2-06

TUGAS PRE LAB PERCOBAAN MP5: PLASMA DAN SPEKTROMETRI CAHAYA

1. Soal: Jelaskan tentang wujud zat plasma!


Jawab: Plasma merupakan salah satu jenis wujud zat selain padatan, cairan, dan gas. Plasma mengisi sebagian
besar materi di alam semesta seperti Matahari, nebula, pembentukan aurora, dan sebagainya. Secara sederhana,
plasma merupakan gas yang terionisasi. Hal yang membedakan plasma dengan wujud yang lain adalah keberadaan
dari partikel bermuatan (terkomposisi dari elektron maupun ion) di dalam materinya. Plasma dapat dihasilkan
dari memanaskan gas pada suhu sangat tinggi (berdasarkan eksperimen dan teori dibutuhkan temperatur sekitar
6000 K sampai 104 K untuk merubah wujud gas menjadi plasma) ataupun menggunakan medan elektromagnetik
yang sangat kuat. Saat suatu gas dipanaskan atau dikenakan medan yang sangat kuat, elektron-elektron dalam
atom dapat terionisasi sehingga lepas dari atom. Dengan keberadaan elektron dan ion ini, plasma dapat dengan
mudah menghantarkan arus listrik. Dalam praktikum ini, wujud plasma dapat ditemui pada gas yang terionisasi
di dalam tabung lampu gas. Lampu gas akan dikenai tegangan yang sangat tinggi sehingga terdapat medan listrik
yang sangat kuat di dalamnya. Medan listrik yang sangat kuat ini serta elektron yang terlepas dari katoda dan
menumbuk atom gas membuat atom gas melepaskan elektron dan terionisasi sehingga membuatnya berubah
menjadi wujud zat plasma.

2. Soal: Bagaimana pembentukan sumber cahaya pada lampu gas neon dan lampu gas helium?
Jawab:

Neon Gas

Gambar 1. Ilustasi lampu gas neon.

Dalam lampu gas, terdapat elektrode berupa katode dan anode serta tabung lampu tersebut terisi atom-atom
gas. Ketika tegangan listrik yang diterapkan pada tabung lampu cukup tinggi, filamen yang merupakan katode
dapat melepaskan elektron-elektron. Elektron-elektron yang dilepaskan dapat menumbuk atom gas. Energi
elektron cukup tinggi sehingga apabila menumbuk atom gas yang lebih masif, maka aelektron mentransfer
sebagian besar energinya ke atom. Energi yang diterima oleh atom-atom ini digunakan untuk mengeksitasi
elektron di dalam atom dari ground state. Elektron atom akan tereksitasi, namun karena secara alamiah atom
“mencari” keadaan keseimbangan, maka elektron yang tereksitasi kembali ke ground state. Elektron yang kembali
ke ground state ini dikatakan mengalami deeksitasi dan melepaskan energi. Energi yang dilepas elektron yang
terdeeksitasi ini berupa gelombang elektromagnetik. Sehingga energi yang dilepas tersebut akan terlihat sebagai
cahaya yang dihasilkan oleh lampu gas.

3. Soal: Jelaskan proses dispersi cahaya melalui prisma!


Jawab: Dispersi cahaya merupakan fenomena yang terjadi apabila indeksi bias suatu benda (dalam hal ini prisma)
bervariasi terhadap panjang gelombang datang. Fenomena dispersi dikarakteristik oleh suatu relasi dispersi, yakni
persamaan yang menghunungkan indeks bias dengan panjang gelombang suatu cahaya. Seperti yang ditunjukkan
Gambar 2a, indeks bias bervariasi terhadap panjang gelombang. Karena indeks biasnya merupakan fungsi panjang
gelombang, maka Hukum Sellius menunjukkan bahwa cahaya dengan panjang gelombang berbeda akan dibiaskan
pada sudut yang berbeda-beda. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa secara umum, indeks bias berkurang
dengan bertambahnya panjang gelombang. Sinar dengan panjang gelombang ungu dibiaskan lebih tajam (karena
menghasilkan indeks bias lebih besar) daripada panjang gelombang lain.
Ketika cahaya putih (white light) melewati suatu prisma, maka ia akan didispersikan. Dalam artian cahaya
putih yang datang ke prisma akan menghasilkan cahaya yang warnanya “tersebar” menjadi beberapa macam
warna saat keluar prisma, seperti yang ditunjukkan Gambar 2b. Hal ini dapat terjadi melalui hubungan indeks bias
dengan panjang gelombang sebelumnya. Cahaya putih terusun atas semua warna di dalam spektrum cahaya
tampak. Ketika cahaya putih datang ke prisma, sudut bias masing-masing spektrum warna berbeda berdasarkan
variasi panjang gelombangnya. Karena setiap spektrum warna dibiaskan dengan sudut berbeda, maka cahaya yang
keluar dari prisma akan tampak “tersebar” dengan berbagai macam warna.

Gambar 2b. Dispersi cahaya melalui prisma.


Gambar 2a. Variasi indeks bias suatu bahan
terhadap panjang gelombang cahaya datang.

4. Soal: Bagaimana cara menentukan indeks bias suatu prisma?


Jawab: Indeks bias prisma dapat ditentukan dengan persamaan yang dapat dicari dengan cara berikut.

Gambar 3. Ilustrasi proses dispersi pada prisma.

Sudut deviasi (𝛿𝑚𝑖𝑛 ) terjadi ketika sinar datang membentuk sudut dengan garis normal permukaan yang sama
dengan sudut yang dibentuk oleh sinar bias keluar prisma dengan garis normal permukaan yang lain, yakni (𝜃1 ).
Dari geometri, sudut α (sudut antara sinar dibiaskan di dalam prisma dengan arah sinar datang) adalah
2𝛼 = 𝛿𝑚𝑖𝑛
Selain itu
𝜃1 = 𝜃2 + 𝛼
Ф
Dimana 𝜃2 = 2
sehingga
Ф 𝛿𝑚𝑖𝑛
𝜃1 = +
2 2

Hukum Snellius memberikan


𝑛𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑠𝑖𝑛(𝜃1 ) = 𝑛𝑝𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎 𝑠𝑖𝑛(𝜃2 )
𝑠𝑖𝑛(𝜃1 ) = 𝑛 𝑠𝑖𝑛(𝜃2 )
𝑠𝑖𝑛(𝜃2 + 𝛼) = 𝑛 𝑠𝑖𝑛( 𝜃2 )
Ф 𝛿
𝑠𝑖𝑛 ( + 𝑚𝑖𝑛 )
2 2
𝑛=
Ф
𝑠𝑖𝑛 ( 2 )
Jadi
Ф + 𝛿𝑚𝑖𝑛
𝑠𝑖𝑛 ( )
2
𝑛=
Ф
𝑠𝑖𝑛 ( 2 )
Dimana 𝑛 adalah indeks bias prisma, Ф adalah sudut pembias yakni sudut yang dibentuk oleh dua sisi prisma
yang berdekatan (Ф = 𝜋/3 jika permukaan prisma berbentuk segitiga sama sisi), dan 𝛿𝑚𝑖𝑛 adalah sudut deviasi.

5. Soal: Jelaskan mengenai spektrum cahaya beserta properti fisiknya!


Jawab:

Gambar 4. Spektrum emisi dan absorpsi cahaya serta spektrum kontinu.

Sejarah spektroskopi cahaya: Pada tahun 1666, Sir Isaac Newton melakukan eksperimen menggunakan
prisma. Newton melakukan eksperimen dengan membuat lubang kecil pada tirai sehingga cahaya matahari
melalui tirai tersebut keluar sebagai sinar dan melalui prisma. Newton menemukan bahwa cahaya putih (cahaya
matahari) akan menjadi “tersebar” menjadi beberapa warna setelah melewati prisma. Fenomena ini merupakan
dispersi cahaya oleh suatu prisma. Hasil ini juga menunjukkan bahwa cahaya putih sebenarnya terkomposisi oleh
cahaya dengan berbagai macam spektrum warna. Pada tahun 1814, Joseph von Fraunhofer melakukan eksperimen
untuk menghasilkan spektrum matahari. Fraunhofer melewatkan cahaya melalui celah sempit dan kemudian
melewatkannya ke prisma. Matahari yang merupakan objek paling mendekati “benda hitam” diharapkan memiliki
spektrum yang kontinu. Namun ternyata berdasarkan hasil eksperimen, terdapat gap-gap berupa garis berwarna
hitam di dalam spektrum warna. Garis hitam ini menunjukkan adanya sebagian energi matahari yang diabsorpsi
oleh elemen-elemen di atmosfer Bumi. Pada tahun 1859-1860, Gustav Robert Kirchoff dan Robert Wilhelm von
Bunsen memberikan penjelasan mengenai garis hitam yang ditemukan pada eksperimen oleh Fraunhofer. Selain
itu Kirchoff dan Bunsen juga dapat menemukan dua elemen baru yakni rubidium dan cesium dengan mengamati
spektrum garis dari suatu sampel mineral. Eksperimen yang dilakukan oleh Kirchoff ini memberikan kontribusi
sangat besar pada penggunaan spektroskopi untuk menentukan jenis elemen dengan mengamati spektrum
warnanya.
Spektrum cahaya merupakan deret warna yang dapat diamati ketika suatu objek mengemisikan atau
mengasorpsi energi dengan variasi panjang gelombang (juga frekuensi). Deret warna ini menunjukkan variasi
panjang gelombang dari cahaya tampak dari panjang gelombang sekitar 400 nm (warna merah) sampai sekitar
750 nm (warna biru keunguan). Secara umum spektrum garis dibagi menjadi spektrum kontinu dan spektrum garis
atau diskrit. Pada spektrum kontinu, deret warna bervariasi secara kontinu tanpa ada gap. Dalam spektrum garis,
terdapat gap warna berupa garis. Spektrum kontinu dapat ditemui pada spektrum energi yang diemisikan oleh
padatan dan cairan pada suhu tinggi maupun gas pada tekanan tinggi. Spektrum garis emisi dapat dihasilkan oleh
gas yang dipanaskan sehingga mengemisikan energi sedangkan spektrum garis absorpsi dihasilkan oleh gas
dengan temperatur rendah yang diberi panas sehingga menyerap energi.Spektrum diskrit ditemui pada spektrum
absorpsi ataupun emisi gas pada tekanan rendah. Spektrum garis memilki beberapa properti seperti berikut.
• Variasi warna menunjukkan variasi panjang gelombang (juga frekuensi) dari energi yang yang
diemisikan atau diabsorpsi.
• Garis pada spektrum emisi adalah garis berwarna sedangkan garis pada spektrum absorpsi adalah garis
hitam. Garis warna pada spektrum emisi menunjukkan adanya energi dengan panjang gelombang tertentu
(yang sesuai dengan warnanya) yang diemisikan. Garis hitam pada spektrum absorpsi menunjukkan
adanya energi yang diserap pada panjang gelombang garis hitam tersebut.
• Tidak ada elemen yang akan menghasilkan spektrum warna yang sama. Setiap elemen pada tabel
periodik memiliki spektrum warna (baik absorpsi dan emisi) yang berbeda. Properti ini memberikan
manfaat praktis untuk menentukan jenis elemen yang belum diketahui dari sampel.

Anda mungkin juga menyukai