Dari gambar (a) adalah kotak yang dicat putih dan dinding depan kotak
dilubangi, ketika kotak penutupnya ditutup, maka lubang pada dinding akan
tampak hitam disiang hari seperti pada gamabar (b). Mengapa demikian ?
Ketika kalor radiasi dari cahaya matahari memasuki lubang kotak, kalor
radiasi dipantulkan berulang-ulang (beberapa kali oleh dinding kotak dan setelah
pemantulan ini hampir dapat dikatakan tidak ada lagi kalor radiasi yang tersisa
(semua kalor radiasi telah diserap di dalam kotak ) seperti pada gambar (c).
Dengan kata lain, lubang telah berfungsi menyerap semua radiasi kalor yang
dating padanya. Akibatnya lubang akan tampak hitam.
Dalam kehidupan sehari-hari benda hitam dapat dilihat pada lubang udara
ventilasi yang terdapat pada dinding rumah. Lubang udara tersebut tampak gelap
(hitam) dari kejauhan. Lubang seperti ini pun mendekati kriteria benda hitam.
Emisitas diberi lambing (e) adalah koefisien yang disebut emisivitas.
Emisivitas adalah ukuran seberapa besar pemancaran radiasi kalor suatu benda
dibandingkan dengan benda hitam. Nilai emisivitas (e) bergantung pada jenis
permukaan benda. Pemantul sempurna (penyerap paling jelek nilai e = 0,
sedangkan benda hitam sempurna dengan nilai e = 1 adalah benda penyerap
sempurna sekaligus pemancar sempurna radiasi kalor. Sedangkan nilai 0 < e < 1,
benda yang dapat menyerap dan pemancarkan radiasi
2.2. Intensitas Radiasi Benda Hitam
Radiasi benda hitam adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh
sebuah benda hitam. Radiasi ini menjangkau seluruh daerah panjang gelombang.
Distribusi energi pada daerah panjang gelombang ini memiliki ciri khusus, yaitu
suatu nilai maksimum pada panjang gelombang tertentu. Letak nilai maksimum
tergantung pada temperatur, yang akan bergeser ke arah panjang gelombang
pendek seiring dengan meningkatnya temperatur.
Adapun hukum-hukum yang terkait dari praktikum yang dilakukan yaitu:
1. Hukum Steffan-Boltzmann
Pada tahun 1879 seorang ahli fisika dari Austria, Josef Steffan melakukan
eksperimen untuk mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam. Ia
menemukan bahwa daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua
frekuensi oleh suatu benda hitam panas (intensitas total) adalah sebanding dengan
pangkat empat dari suhu mutlaknya. Sehingga dapat dirumuskan: 𝐼 = 𝜎𝑇 4 . (1)
Dengan, I = intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada semua
frekuensi, T = suhu mutlak benda (K), σ = tetapan Steffan-Boltzman, yang
bernilai 5,67 × 10-8 Wm-2K-4.
Total energi tiap satuan volume suatu lingkungan tertutup dengan
temperatur tetap diperoleh dengan melakukan integrasi .
∞ ∞ 8𝜋ℎ𝑐 𝑑𝜆
𝐸 = ∫0 𝐸 ( 𝜆 )𝑑𝜆 = ∫0 (2)
𝜆5 (𝑒 ℎ𝑐/𝜆𝑘𝑇 − 1 )
8𝜋ℎ 𝑘𝑇 4 ∞ 𝑡 3 𝑑𝑡 8𝜋 5 𝑘 4
= ( ) ∫0 = ( ) 𝑇4 (3)
𝑐3 ℎ 𝑒 𝑡 −1 15ℎ3 𝑐 3
∞ 𝑡 3 𝑑𝑡 1 𝜋4
∫0 = 6 ∑∞
𝑛=1 𝑛4 = (4)
𝑒 𝑡 −1 15
𝑐
𝐸𝑟𝑎𝑑 = 𝐸 = 𝜎𝑇 4 (5)
4
2𝜋 5 𝑘4
𝜎= (6)
15ℎ3 𝑐 2
Gambar 2.1 Grafik antara intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda
hitam terhadap panjang gelombang pada berbagai suhu.
Total energi kalor radiasi yang dipancarkan adalah sebanding dengan luas di
bawah grafik. Tampak bahwa total energi kalor radiasi radiasi meningkat dengan
meningkatnya suhu ( menurut Hukum Stefan- Bolztman). Energi kalor sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlak. Untuk kasus benda panas yang bukan benda
hitam, akan memenuhi hukum yang sama, hanya diberi tambahan koefisien
emisivitas yang lebih kecil daripada 1, sehingga : 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑒 . 𝜎. 𝑇 4 (7)
Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan diatas dapat
𝑃
ditulis sebagai:𝐴 = 𝑒𝜎𝑇 4 (8)
Dengan h = 6,6 × 10-34 J s adalah tetapan Planck, c = 3,0 × 108 m/s adalah
cepat rambat cahaya, kB = 1,38 × 10-23 J/K adalah tetapan Boltzman, dan T adalah
suhu mutlak benda hitam.
BAB III
METODE EKSPERIMEN
3.1. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada eksperimen yaitu sebagai berikut:
1. Thermometer
2. kayu triplek
3. Gergaji
4. Penggaris
5. Pensil
6. Kuas
Adapun bahan yang digunakan pada eksperimen yaitu sebagai berikut:
1. Lem kayu
2. Cat warna putih dan hitam
3. Plastisin
3.2. Metode Praktikum
Adapun metode praktikum untuk melakukan eksperimen yaitu sebagai
berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan. Untuk membuat kubus menggunakan kayu
triplek (setelah mengukur panjang kayu triplek menggunakan penggaris).
2. Kemudian membentuk kayu triplek menjadi bentuk kubus dengan
menggunkan lem kayu.
3. Mengecat semua permukaan kubus pada dalam permukaan kubus
menggunakan cat putih, sedangkan diluar kubus menggunakan cat hitam.
4. Melubangi kubus pada bagian tengah kubus.
5. Mengarahkan lubang pada kubus tepat menghadap arah matahari.
6. Memperhatikan suhu yang ditunjukkan pada thermometer setelah 900 sekon
kemudian kurangi dengan suhu awal dan mencatat sebagai nilai T1.
7. Selanjutnya, mengulangi tahap ke enam sampai 1800, 2700, 3600, hingga
4500 sekon, dan catat sebagai nilai T2, T3, T4, dan T5.