Anda di halaman 1dari 2

Nama= Amelia Rahmalianti

Kelas= XI MIPA 2
Tema= Hikmah Ramadhan Bagiku, Aku dan Tuhanku.

Syukur

"Jaegar! Salat nak, buat apa kamu puasa tapi salat masih bolong!" Teriak Ibu
membuatku malu didepan teman-temanku, lagi asyik bermain tapi sudah dipergoki
ibu, bikin repot saja. Bulan Ramadhan memang bulan penuh keberkahan, dimana
kita saling bermaaf-maafan dan berlomba dalam mendapat pahala. Namun, aku
tidak melakukan hal itu, karena aku malas.

"Hey Bro, gimana, puasa lancar?" Yang sedang berbicara ini adalah temanku
Azzam, Azzam anaknya rajin beribadah, sering kali yang menasihatiku adalah
Azzam, "nanti malam jangan lupa ikut taraweh, masa kemarin gak teraweh." Ajak
Azzam padaku, seketika membuatku malas sekaligus malu, orang-orang saja
berlomba mengerjakan kebaikan, sedangkan aku yang hanya ikut-ikutan puasa,
biasa saja. "Malas ah, malam nanti ada film bagus di TV, gak ikut dulu deh."
Jawabku pada Azzam, walau ajakan Azzam sudah kutolak beberapa kali namun ia
tetap gigih mengajakku, aduh Azzam aku malu padamu. "Haduh, semoga Allah
memberikanmu hidayah.", Itu ejekan atau bagaimana? "Ya ya, sudah ya mau pulang
"aku pergi meninggalkan Azzam, rasanya malas jika jarus mendengarkan Azzam
berbicara lagi, begitu batinku.

Perjalanan pulang kali ini terasa lebih melelahkan dari biasanya, rasanya aku sudah
tidak kuat untuk berjalan, aku ingin segera minum. Ditengah jalan pun ada pedagang
yang menjual minuman, dari tampaknya saja sudah membuatku tidak tahan ingin
meminumnya, kubelilah satu jus jeruk, namun karena takut ketahuan batal puasa
oleh orang yang kukenal, aku bersembunyi di belakang sebuah mobil, tanpa
menyadari diseberang sana ada sosok yang sedang melihatku.

"Dek, kok minum disini?" Seorang pria paruh baya menghampiriku, aku seketika
panik, "eh, i-iya pak." Untungnya bukan orang yang aku kenal, "sudah salat ashar
belum dek?" Tanya kakek itu padaku, entah bagaimana beliau tahu aku adalah
seorang muslim, "belum, pak…" kuperhatikan sekali lagi kakek itu, ternyata ia
sedang mengenakan kaki palsu, "kakek puasa?" Tanyaku penasaran, "iya dek,
puasa satu hari penuh." Jawaban kakek membuatku terenyuh, "tidak haus kek?",
"Tidak dek, karna kakek puasa karena Allah." Jawaban kakek membuatku bertanya
lagi, "karena Allah?", "Iya dek, apapun yang kita lakukan semata karena Allah, pasti
Allah akan melancarkan segala urusan kita, selain itu dengan puasa, kakek jadi lebih
dekat sama Allah, kakek jadi bersyukur, banyak orang diluar sana tidak dapat
makan, tapi Alhamdulillah Allah masih memberikan kakek rezeki." Jawaban kakek
membuatku terhenti sejenak, "bahkan seseorang yang fisiknya kurang tetap
menjalankan kewajibannya sebagai hamba Allah, rasanya aku sangat malu" begitu
batinku, sambil melihat jus jerukku, aku berfikir, aku saja yang sudah diberikan
kelebihan oleh Allah, masih lalai dalam kewajibannya, bukankah aku termasuk orang
yang beruntung?. Membulatkan tekad, aku memutuskan untuk berhenti meminum
jus jerukku.

Waktu teraweh pun tiba, Azzam berfikir Jaegar tidak akan datang ke masjid kali ini,
namun Azzam salah, "Alhamdulillah Jaegar, kamu ikut teraweh." Ucap Azzam
kegirangan, "iya, sudah dapat hidayah, Jaegar sadar kalau Allah itu maha baik dan
penyayang, Allah berikan raga ini dengan fisik sempurna, Jaegar pun harus
bersyukur kan, bentuk syukur Jaegar dimulai dari ikut teraweh malam ini." Ucap
Jaegar pada Azzam, Azzam tahu perkataan Jaegar tidaklah satupun bohong,
Azzampun merangkul Jaegar, menuntunnya ke masjid bersama.

Bulan Ramadhan adalah bulan keberkahan untuk semua orang, bahkan juga bulan
penuh pembelajaran bagi kita, bahwa di bulan ini kita diajarkan sabar serta
bersyukur dengan apa yang kita miliki, karna yang kita miliki adalah pemberian Allah
SWT, dan kita hambanya sudah seharusnya menunjukkan rasa syukur kita kepada
Nya.

Anda mungkin juga menyukai